yang seimbang dan selaras sehingga kerja sama yang terjadi dapat dilakukan atas dasar kebutuhan nyata dari pihak yang bersangkutan dan saling menghormati.
Hubungan kemitraan ini dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis yang sekurang-kurangnya mengatur bentuk dan ruang lingkup kegiatan usaha
kemitraan, hak dan kewajiban masing-masing pihak, serta bentuk pembinaan dan pengembangan.
E. Bentuk Pembinaan yang Dilakukan Bapak Angkat
PTPN II Persero sebagai Bapak Angkat di dalam melakukan pembinaan terhadap pengusaha ekonomi lemah dan koperasi adalah berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan RI No. 1232KMK.0131989 tanggal 11 November 1989. Selanjutnya untuk mendukung Keputusan Menteri Keuangan tersebut di
atas dalam rangka melaksanakan pembinaan terhadap pengusaha ekonomi lemah dan koperasi di PTPN II Persero yang dalam hal ini sebagai Bapak Angkat maka
dikeluarkan Peraturan Menteri BUMN No. PER-05MBU2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Bina
Lingkungan. Pada umumnya industri kecil atau para pengusaha ekonomi lemah
mempunyai kelemahan-kelemahan untuk mengembangkan usahanya, antara lain di bidang permodalan, skill atau keahlian dalam meningkatkan kewirausahaan,
manajemen, keterampilan teknis produksi, serta di bidang pemasaran dan promosi hasil produksi.
Atas dasar inilah PTPN II Persero sebagai Bapak Angkat memberikan pembinaan-pembinaan yang bertujuan untuk meningkatkan usaha dari pengusaha
ekonomi lemah industri kecil menjadi pengusaha yang mandiri. Adapun bentuk-bentuk pembinaan yang telah dilakukan oleh PTPN II
Persero adalah sebagai berikut: 1.
Di bidang permodalan PTPN II Persero memberikan pinjaman lunak berupa bantuan modal kerja sebesar Rp. 15.000.000,- lima belas juta
rupiah yang dipergunakan untuk pengembangan usaha. Pinjaman ini diberikan kepada pengusaha dengan bunga yang cukup ringan yaitu
sebesar 6 enam persen per tahun serta tenggang waktu selama 2 dua tahun. Keringanan-keringanan ini diberikan kepada pengusaha tidak lain
adalah bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada pengusaha untuk mengembangkan usahanya dengan baik tanpa dibebani dengan
pembayaran yang cukup berat sehingga terdapat ketenangan dalam berusaha.
2. Untuk meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran maka
diadakan kursus manajerial dan koperasi. Kursus ini diadakan dalam rangka menanamkan dan mengembangkan jiwa, semangat, serta perilaku
kewirausahaan, yaitu: a.
Kemauan dan kemampuan untuk bekerja dengan semangat kemandirian.
b. Kemauan dan kemampuan memecahkan masalah dan mengambil
keputusan secara sistematis termasuk keberanian mengambil resiko usaha.
c. Kemauan dan kemampuan berpikir dan bertindak secara kreatif dan
inovatif. d.
Kemauan dan kemampuan untuk bekerja secara teliti, tekun dan produktif.
e. Kemauan dan kemampuan untuk bekerja dalam kebersamaan dengan
berlandaskan etika bisnis yang sehat. Dengan demikian para pengusaha ekonomi lemah khususnya DEWI
PERABOT mampu mengelola usahanya dengan baik. 3.
Di bidang pemasaran PTPN II Persero membantu DEWI PERABOT untuk memasarkan hasil produksi. Dengan bantuan pemasaran melalui
koperasi ini diharapkan masyarakat umum dapat lebih mengenal hasil produksi DEWI PERABOT, khususnya pegawai PTPN II Persero.
BAB IV TINJAUAN HUKUM PEMBERIAN BANTUAN MODAL USAHA DI PT.