Pengaruh Beban Kerja terhadap Kelengkapan Pendokumentasian Keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan

(1)

DI RUANG RAWAT INAP KARDIOVASKULER

RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

SKRIPSI

Oleh

ARISMAN PASARIBU NIM 111121104

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2013


(2)

(3)

PRAKATA

Dengan rasa syukur penulis yang tak terhingga kepada Tuhan Yesus Kristus, karena telah diberikan kesehatan selama mengerjakan penelitian dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Beban Kerja Perawat Terhadap Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan“ hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini bisa terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.

2. dr. Purnamawati, MARS selaku direktur SDM RSUP H. Adam Malik, Medan

3. Erniyati S.Kp, MNS, Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan USU.

4. Salbiah, S.Kp, M.Kep., selaku pembimbing yang dengan sabar membantu

memberikan dukungan dan arahan kepada penulis.

5. Diah Arruum S.Kep., Ns. M.Kep, selaku penguji I dan juga memberikan

referensi pustaka dan arahan yang sangat membantu penyusunan skripsi ini.

6. Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS., selaku penguji II

7. Seluruh dosen di lingkungan Fakultas Keperawatan USU yang telah

memberikan pemahaman atau ilmu untuk dapat menyusun penelitian ini.

8. Zahranur S.Kp selaku Wakil Kepala Instalasi Kardiovaskuler, RSUP H.

Adam Malik Medan

9. Sabarina Sitepu S.Kp selaku Kapokja Instalasi Kardiovaskuler, RSUP H.


(4)

10. Rekan-rekan perawat di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler, RSUP H. Adam Malik Medan yang telah banyak berkontribusi saat penelitian.

11. Rekan-rekan mahasiswa yang dengan tulus memberikan semangat dan

saran-saran yang sangat membantu penyusunan skripsi ini.

Penelitian/penyusunan skripsi ini masih belum sempurna, pada masa mendatang peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan.

Semoga hasil penelitian ini bisa bermanfaat, khususnya bagi lingkungan kerja keperawatan di Instalasi Kardiovaskuler, RSUP H. Adam Malik Medan, dan secara umum untuk kepentingan perkembangan studi ilmu keperawatan.

Medan, Pebruari 2013 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Prakata ... i

Daftar Isi … ... iii

Daftar Skema ... vi

Daftar Tabel ... vii

Abstrak ... ... viii

BAB I Pendahuluan ... 1

1.1Latar Belakang... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 6

BAB II Tinjauan Pustaka ... 8

2.1Beban Kerja Perawat ... 8

2.1.1 Defenisi Beban Kerja Perawat ... 8

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja perawat . 8 2.1.3 Analisis Beban Kerja Perawat... 15

2.1.4 Cara Mengukur Beban Kerja Perawat ... 17

2.1.5 Kategorisasi Kegiatan Perawat ... 21

2.1.6 Kompetensi Perawat Klinik Sesuai Area Kekhususan .... 28

a. Perawat Klinis I ... 29

b. Perawat Klinis II ... 32

c. Perawat Klinis III ... 35

d. Perawat Klinis IV ... 38

e. Perawat Klinis V ... 40

2.2Standar Asuhan keperawatan ... 41

2.2.1 Standar 1 : Pengkajian Keperawatan ... 41

2.2.2 Standar 2 : Diagnosa Keperawatan ... 42

2.2.3 Standar 3 : Perencanaan Keperawatan ... 42

2.2.4 Standar 4 : Implementasi Keperawatan ... 43

2.2.5 Standar 5 : Evaluasi ... 43

2.3Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ... 44

2.3.1 Pengertian Dokumentasi ... 44

2.3.2 Tujuan Dokumentasi Asuhan Keperawatan ... 45

2.3.3 Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi ... 45

2.3.4 Standar Dokumentasi ... 47


(6)

2.3.6 Format Dokumentasi Asuhan Keperawatan ... 50

2.3.7 Implikasi Legal dalam Dokumentasi ... 52

2.3.8 Penilaian Kelengkapan Pendokumentasian ... 53

BAB III Kerangka Penelitian ... 56

3.1Kerangka Konsep ... 56

3.2Kerangka Penelitian ... 56

3.3Defenisi Operasional ... 57

3.4Hipotesa ... 58

BAB IV Metode Penelitian ... 59

4.1Desain Penelitian ... 59

4.1.1 Populasi Penelitian ... 59

4.1.2 Sampel Penelitian... 59

4.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 60

4.2Pertimbangan Etik ... 61

4.2.1 Beban Kerja... 61

4.2.2 Dokumentasi Asuhan Keperawatan ... 62

4.3Instrumen Penelitian ... 62

4.3.1 Data Demografi... 62

4.3.2 Beban Kerja Perawat... 62

4.3.3 Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan ... 63

4.4Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 63

4.4.1 Data Demografi... 63

4.4.2 Instrumen Beban Kerja ... 63

4.4.3 Instrumen Evaluasi Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ... 63

4.5Proses Pengumpulan Data ... 64

4.5.1 Persiapan Penelitian ... 64

4.5.2 Penelitian Beban Kerja... 64

4.5.3 Penelitian Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ... 66

4.6Analisa Data ... 66

4.6.1 Metode Statistik ... 67

BAB V Hasil Dan Pembahasan ... 69

5.1Hasil Penelitian ... 69

5.1.1 Karakteristik Responden ... 69

5.1.2 Hasil Penelitian Beban Kerja ... 71

5.1.3 Hasil Penelitian Dokumentasi Asuhan Keperawatan ... 79

5.1.4 Pengaruh Beban Kerja Perawat Terhadap Kelengkapan


(7)

5.2Pembahasan ... 82

5.2.1 Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik, Medan ... 82

5.2.2 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik, Medan .... 85

5.2.3 Pengaruh Beban Kerja Perawat Terhadap Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H.Adam Malik, Medan... 88

BAB VI Kesimpulan Dan Rekomendasi ... 91

6.1Kesimpulan ... 91

6.2Rekomenadasi ... 93

Daftar Pustaka ... 94 Lampiran- lampiran

1. Informed Consent

2. Lampiran 1 (Data Demografi)

3. Lampiran 2 (Daily Log)

4. Lampiran 3 (Instrumen Pengamatan Kelengkapan Dokumentasi Kep)

5. Surat Permohonan Pengambilan Data dari Fak. Keperawatan USU

6. Ijin Penelitian dari Kepala Instalasi Litbang RSUP H. Adam Malik, Medan

7. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari RSUP H. Adam Malik, Medan

8. Rincian Dana Penelitian

9. Daftar Kegiatan Skripsi

10.Tabel Tabulasi Beban Kerja

11.Tabel Tabulasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan

12.Lembar Bukti Mengikuti Bimbingan


(8)

DAFTAR SKEMA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.3 Defenisi Operasional ... 62

Tabel 5.1.1 Distribusi frekuensi karakterisktik responden pengaruh beban

kerja perawat terhadap kelengkapan dokumentasi

keperawatan di ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik, Medan ………... ... 76

Tabel 5.1.2.1 Distribusi frekuensi waktu kerja perawat di ruang Rawat

Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik, Medan ... 77

Tabel 5.1.2.2 Distribusi frekuensi beban kerja perawat di ruang Rawat

Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik, Medan ... 77

Tabel 5.1.3.1 Distribusi Frekuensi Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan

Keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik, Medan ... 79

Tabel 5.1.4 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kelengkapan

Dokumentasi Keperawatan di Ruang Rawat Inap


(10)

Nama : Arisman Pasaribu

NIM : 111121104

Judul : Pengaruh Beban Kerja terhadap Kelengkapan

Pendokumentasian Keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan

ABSTRAK

Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui total beban kerja perawat selama 24 jam dan nilai kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler. Desain penelitian deskriptif korelasi, jumlah subyek beban kerja 36 responden, pendokumentasian 134 rekam medis, dengan teknik

pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

ada pengaruh beban kerja dengan kelengkapan pendokumentasian keperawatan p value = 0,000 dan koefisien korelasi r = 0,758. Pengaturan yang lebih baik

terhadap beban kerja perawat diharapkan dapat memperbaiki hasil

pendokumentasian asuhan keperawatan.


(11)

Nama : Arisman Pasaribu

NIM : 111121104

Judul : Pengaruh Beban Kerja terhadap Kelengkapan

Pendokumentasian Keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan

ABSTRAK

Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui total beban kerja perawat selama 24 jam dan nilai kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler. Desain penelitian deskriptif korelasi, jumlah subyek beban kerja 36 responden, pendokumentasian 134 rekam medis, dengan teknik

pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

ada pengaruh beban kerja dengan kelengkapan pendokumentasian keperawatan p value = 0,000 dan koefisien korelasi r = 0,758. Pengaturan yang lebih baik

terhadap beban kerja perawat diharapkan dapat memperbaiki hasil

pendokumentasian asuhan keperawatan.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosa, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan atau implementasi, serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada klien (Hidayat, 2008). Hasil akhir dalam proses ini adalah menuliskan proses asuhan keperawatan tersebut yaitu pendokumentasian.

Pendokumentasian keperawatan akhir-akhir ini disadari merupakan bagian tidak terpisahkan dari perkembangan profesionalisme tenaga keperawatan di berbagai tatanan pelayanan. Pendokumentasian juga merupakan cermin fisik kemampuan tenaga keperawatan yang bekerja di suatu sistem pelayanan kesehatan (Lismindar, 2000).

Dokumentasi keperawatan dalam bentuk dokumen asuhan keperawatan merupakan salah satu alat pembuktian atas perbuatan perawat selama menjalankan tugas pelayanan keperawatan. Dokumentasi asuhan keperawatan menjadi hal ya ng penting sebagai alat bukti tanggung jawab dan tanggung gugat dari perawat dalam menjalankan tugasnya. Perawat profesional dihadapkan pada suatu tuntutan tanggung jawab yang lebih tinggi dan tanggung gugat setiap tindakan yang dilaksanakan. Artinya intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien harus dihindarkan


(13)

terjadinya kesalahan-kesalahan (negligence) dengan melakukan pendekatan proses keperawatan dan pendokumentasian yang akurat dan benar (Nursalam, 2009).

Walaupun dokumen asuhan keperawatan sangat diperlukan untuk kepentingan pasien maupun perawat, akan tetapi pada kenyataannya perlengkapan pengisian dokumen masih kurang perhatian sehingga masih banyak dokumen asuhan keperawatan yang isinya belum lengkap. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen keperawatan yang kurang baik, kurangnya memahami pentingnya fungsi pendokumentasian keperawatan, malas, dan beban kerja yang diterima kurang sesuai dengan insentif (Nursalam, 2009).

Salah satu permasalahan yang sering muncul dirumah sakit adalah beban kerja perawat yang tidak seimbang. Sering kali manejer sulit untuk mengetahui kualitas beban kerja karena informasi yang didapat berasal pada keluhan-keluhan yang bersifat subjektif (Ilyas, 2004).

Analisa beban kerja perawat dapat dilihat berdasarkan aspek-aspek tugas yang dijalankan menurut fungsi utamanya. Beberapa aspek yang berhubungan dengan beban kerja tersebut adalah jumlah pasien yang harus

dirawat, kapasitas kerjanya sesuai dengan pendidikan yang diperoleh, shift

yang digunakan untuk mengerjakan tugasnya yang sesuai dengan jam kerja yang berlangsung setiap hari, serta kelengkapan fasilitas yang dapat membantu perawat menyelesaikan kerjanya dengan baik (Ilyas, 2004).


(14)

Beberapa rumah sakit di Indonesia, rata-rata jumlah tenaga perawat dibanding dengan pasien tidak seimbang, karena pemerintah membandingkan perawat dengan jumlah tempat tidur, bukan berdasarkan pasien. Seperti halnya di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan, yang menggunakan sistem pembagian tugas MAKP Tim, merawat pasien rata-rata 33 orang per hari, dan perawat yang bertugas di ruangan tersebut sebanyak 19 perawat pelaksana (sudah termasuk 3 ketua tim). Sedangkan berdasarkan perhitungan Douglas, jumlah perawat yang

seharusnya dibutuhkan sebanyak 33 orang (29 perawat asosiate dan 4

perawat primer). Hal ini menunjukan tidak seimbangnya antara jumlah perawat dengan jumlah pasien.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan pada 27 April 2012, menunjukan bahwa sebanyak 54% dokumen asuhan keperawatan pada pasien rawat inap tidak lengkap terutama pada bagian pengkajian, diagnosa, dan evaluasi. Perawat banyak mengisi hanya pada kolom implementasi, hal

ini sangat beralasan karena implementasi merupakan monitoring kegiatan

yang telah dilakukan pada pasien.

Melalui wawancara dengan beberapa perawat yang bertugas, ketidaklengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan tersebut disebabkan beberapa kendala antara lain: penulisan dokumen yang menyita waktu, beban kerja yang terlalu tinggi, dimana perawat tidak hanya melakukan pekerjaan keperawatan, tetapi juga non keperawatan (seperti:


(15)

mengurus administrasi pasien, inventaris ruangan, dll). Beberapa perawat dengan terus terang merasakan bahwa penulisan dokumentasi yang terlalu dituntut akan berakibat berkurangnya waktu untuk pemberian pelayanan langsung pada pasien. Hal ini menunjukan keterbatasan jumlah tenaga perawat dan banyaknya beban kerja menjadi salah satu faktor kendala dalam melakukan asuha n keperawatan secara optimal, terutama dalam kelengkapan dokumentasi keperawatan di rumah sakit. Selain itu penulisan dokumentasi juga tidak berpengaruh pada penghasilan (tidak ada reward).

Secara umum RSUP H. Adam Malik Medan, yang saat ini sedang dipersiapkan untuk akreditasi internasional (JCI), dan disisi lain instalasi Kardiovaskuler sebagai salah satu unit kerja unggulan yang akan berkembang menjadi unit terintegrasi untuk pelayanan atau rujukan penyakit

sistem kardiovaskuler pada wilayah regional Sumatera (Cardiac Center)

seharusnya tidak lagi hanya berfokus pada masalah beban kerja perawat, dan masalah pelaksanaan proses asuhan keperawatan, akan tetapi sudah pada tingkatan mempertahankan atau meningkatkan mutu pelayanan terhadap masyarakat.

Berkaitan dengan uraian tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian dalam bentuk analisis tentang pengaruh beban kerja perawat terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan.


(16)

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Pernyataan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka perlu diketahui masalah-masalah terkait beban kerja perawat seperti keluhan perawat, keluhan atau ketidakpuasan pasien, rata-rata lama hari rawat (leght of stay), respon time yang panjang, tugas perawat yang tidak spesifik dan tugas-tugas tambahan. Dan juga untuk mengetahui pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang Rawat Inap Kardiovaskuler, Instalasi Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan. Apakah beban kerja perawat yang terlalu tinggi mengakibatkan pendokumentasian asuhan keperawatan terkendala atau sebaliknya?

1.2.2 Pertanyaan Penelitian

Bagaimanakah pengaruh beban kerja perawat terhadap terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui total beban kerja perawat selama 24 jam dan nilai kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan.


(17)

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi rata-rata beban kerja perawat di Ruang Rawat

Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan.

b. Mengidentifikasi kelengkapan dokumentasi keperawatan di

Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan pada seluruh tahap asuhan keperawatan, yang meliputi 24 aspek.

c. Melihat pengaruh beban kerja perawat terhadap terhadap

kelengkapan dokumentasi keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Manajemen Rumah Sakit

Sebagai bahan bagi pembuat keputusan di rumah sakit untuk dapat mengambil kebijakan mengatasi masalah- masalah yang menjadi kendala terlaksananya pendokumentasian asuhan keperawatan yang lengkap dan benar.

1.4.2 Bagi Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi untuk meningkatkan profesionalisme, sehingga mutu pelayanan atau proses aplikasi asuhan keperawatan dapat berjalan sesuai dengan standar.

1.4.3 Bagi Pendidikan Keperawatan

Sebagai bahan referensi untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa keperawatan tentang beban kerja perawat dan pendokumentasian asuhan keperawatan di rumah sakit.


(18)

1.4.4 Bagi Penelitian Selanjutnya

Sebagai data dasar bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dalam konteks ruang lingkup yang sama, sehingga sumber dari setiap kutipan yang terdapat dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan pembanding dalam mengembangkan penelitian, khususnya dalam meneliti tentang proses asuhan keperawatan, di ruang rawat inap atau instansi rumah sakit lainnya.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dikemukakan teori dan konsep yang berhubungan dengan masalah beban kerja dan proses asuhan keperawatan.

2.1. Beban Kerja Perawat

2.1.1 Defenisi Beban Kerja

Beban kerja merupakan volume kerja dari suatu unit (Gillies, 1989). Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. (Marquis dan Huston, 2010).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa beban kerja adalah suatu kewajiban atau tanggung jawab yang harus dipikul untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan standar tertentu.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempegaruhi Beban Kerja Perawat

Pengelolaan tenaga kerja yang tidak direncanakan dengan baik dapat menyebabkan keluhan yang subyektif, beban kerja semakin berat, tidak efektif dan tidak efisien yang memungkinkan ketidakpuasan bekerja yang pada akhirnya mengakibatkan turunnya kinerja dan produktivitas serta mutu pelayanan yang merosot (Sudarmanto, 2001).


(20)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah

faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal

ini sesuai dengan pendapat Keith Davis yang dikutip oleh Mangkunegara (2000).

a. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) seseorang terdiri

dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality

(Knowledge+Skill). Artinya seseorang yang memiliki IQ di atas

rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari- hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja ya ng diharapkan.

b. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri seseorang yang terarah untuk mencapai tujuan kerja.

Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. Mc Cleland (1987 dalam Mangkunegara, 2001), berpendapat bahwa ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja. Motif berprestasi adalah suatu doronga n dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu


(21)

mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif berprestasi tinggi, yaitu:

1) Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.

2) Berani mengambil resiko.

3) Memiliki tujuan yang realistis.

4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk

merealisasi tujuannya.

5) Memanfaatkan umpan balik yang konkret dalam seluruh

kegiatan kerja yang dilakukannya.

6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

diprogramkan.

Berdasarkan pendapat tersebut seseorang akan mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motif berprestasi tinggi. Motif berprestasi yang perlu dimiliki oleh seseorang harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri selain dari lingkungan kerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja (Sedarmayanti, 2001) adalah :

1) Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work), bekerja dalam suatu tim.

2) Tingkat keterampilan, yang ditentukan oleh pendidikan,

latihan dalam manajemen dan supervisi serta ketrampilan dalam tehnik profesi.


(22)

3) Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan unit organisasi.

4) Manajemen kinerja/produktivitas yaitu manajemen yang

efisien mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan prestasi kerja.

5) Efisiensi tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja.

6) Kreativitas dalam bekerja dan berada pada jalur yang benar

dalam bekerja.

Disamping hal tersebut diatas terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja/ produktivitas kerja antara lain (Sedarmayanti, 2001) :

a. Sikap mental, berupa motivasi kerja, disiplin kerja dan etika

kerja.

b. Pendidikan

Pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas.

c. Ketrampilan

Pada aspek tertentu apabila tenaga kerja semakin terampil, maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Tenaga kerja akan menjadi lebih terampil apabila mempunyai kecakapan/ kemampuan/ ability dan pengalaman kerja yang cukup.


(23)

d. Manajemen

Sistem yang diterapkan oleh pimpinan kepada bawahannya, apabila tepat akan menimbulkan semangat yang lebih tinggi sehingga kinerja bawahannya semakin meningkat.

e. Hubungan interpersonal

Dengan penerapan hubungan inter personal yang baik, maka akan menciptakan ketenangan kerja, memberikan motivasi kerja, sehingga prestasi kerja akan lebih baik dan menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis, sehingga menumbuhkan partisipasi aktif dalam meningkatkan kinerja

f. Tingkat penghasilan

Apabila tingkat penghasilan memadai, maka dapat menimbulkan konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas kerja.

g. Kebutuhan gizi dan kesehatan

Apabila tenaga kerja dapat dipenuhi kebutuhan gizi dan berbadan sehat, maka akan lebih kuat bekerja dan semangat yang tinggi dalam meningkatkan kualitas kerja.

b. Jaminan sosial

Jaminan sosial yang diberikan oleh pemerintah atau organisasi kepada tenaga kerja dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian dan semangat kerja. Apabila jaminan sosial tenaga kerja mencukupi, maka akan dapat menimbulkan kesenangan


(24)

bekerja, sehingga mendorong pemanfaatan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan kinerja.

c. Lingkungan dan iklim kerja

Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong tenaga kerja senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik.

d. Sarana untuk bekerja/sarana produksi

Apabila sarana bekerja/ peralatan dan bahan yang digunakan kurang baik bisa mengakibatkan pemborosan bahan, sehingga akan bisa menurunkan kualitas.

e. Teknologi

Apabila tehnologi yang digunakan tepat dan lebih maju tingkatannya, maka akan memungkinkan tepat waktu dalam penyelesaian proses kegiatan, jumlah kegiatan yang dihasilkan lebih banyak dan berkualitas, memperkecil terjadinya pemborosan bahan.

f. Kesempatan berprestasi

Pegawai/ tenaga kerja yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan karier atau pengembangan potensi pribadi yang nantinya akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun organisasi/institusi tempat bekerja.

Apabila terbuka untuk kesempatan berprestasi, maka akan menimbulkan dorongan psikologis untuk meningkatkan


(25)

dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan kinerjanya.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan, ha mpir selalu dijumpai perawat melakukan kegiatan non keperawatan yang tentunya dapat mengurangi waktu pelayanan keperawatan yang seharusnya diberikan untuk pasien. Kegiatan non keperawatan yaitu beberapa pekerjaan yang bukan menjadi tugas perawat tapi harus dikerjakan, misalnya melakukan pekerjaan administrasi, pekerjaan bidang tim kesehatan lain seperti melakukan tugas-tugas bidang farmasi, dan pekerjaan dokter.

Nursalam (2009) menyebutkan, faktor internal yang menghambat perkembangan peran perawat secara profesional adalah sebagai berikut:

a. Anthetical terhadap perkembangan keperawatan.

Karena rendahnya dasar pendidikan profesi dan belum dilaksanakan pendidikan keperawatan secara profesional, perawat lebih cenderung untuk melaksanakan perannya secara rutin dan menunggu perintah dokter. Mereka cenderung menolak perubahan atau suatu yang baru dalam melaksanakan perannya secara profesional.

b. Rendahnya rasa percaya diri.

Perawat belum mampu menjadikan dirinya sebagai sumber informasi bagi klien. Rendahnya rasa percaya diri tersebut


(26)

disebabkan oleh rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai, sehingga hal ini menempatkan perawat sebagai second class citizen.

c. Kurangnya pemahaman dan sikap untuk melaksanakan riset

keperawatan.

Pengetahuan dan ketrampilan perawat terhadap riset sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dari rendahnya hasil riset di bidang keperawatan hanya 10 % dari jumlah perawat yang mampu melaksanakan riset. Rendahnya penguasaan riset sengat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu keperawatan.

d. Rendahnya gaji.

Gaji perawat yang kususnya bekerja di institusi pemerintah dirasakan sangat rendah bila dibandingkan dengan negara lain. Rendahnya gaji perawat berdampak terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang profesional.

e. Perawat yang menduduki pimpinan di instansi kesehatan sangat

minim.

Masalah ini sangat berpengaruh terhadap terselenggaranya pelayanan yang baik.

2.1.3 Analisis Beban Kerja Perawat

Sebuah pendekatan sistem bermanfaat di dalam menentukan jumlah dan kategori pegawai keperawatan yang optimal bagi masing- masing unit perawatan pasien dalam sebuah unit kerja


(27)

kesehatan. Komponen dasar dalam setiap sistem adalah input,

proses, output, kontrol, dan umpan balik (Honson 1982 dalam

Gillies, 1996). Di dalam sebuah sistem untuk menetapkan

komposisi staf yang optimal, input bisa menyertakan informasi

mengenai rata-rata sensus harian, kebutuhan perawatan pasien, dan

kemampuan staf. Keluaran output bisa terdiri dari jumlah yang

dianjurkan dari masing- masing kategori pegawai yang dibutuhkan untuk setiap unit (dengan sensus tertentu dan beban kerja yang ditetapkan) dengan tanggal dan pergantian, jadwal libur atau bekerja. (Gillies, 1996).

Untuk meningkatkan keefektifan susunan kepagawaian, manajer perawat harus memperbaiki keseimbangan antara jumlah pegawai yang ditugaskan dan beban kerja. Untuk mencapai keseimbangan ini, manajer tersebut harus menduga secara akurat volume kerja bagi unit cukup jauh kedepan dari masing- masing perjalanan tugas supaya jumlah staf yang cukup dapat dikerjakan ke pekerjaan (Gillies, 1996). Perkiraan kedepan beban kerja keperawatan adalah suatu pekerjaan yang sulit karena banyak unit kerja kesehatan mengalami adanya variasi jumlah dan jenis pasien perbulan, minggu, dan harian untuk dirawat di dalam unit tertentu. Misalnya, peningkatan jumlah perempuan di dalam pekerjaan direkrut ke rumah sakit setelah sebuah penurunan mendadak di dalam tekanan barometrik.


(28)

Salah satu cara untuk mengurangi beban kerja perawat yang terlalu tinggi adalah dengan menyediakan tenaga kerja yang cukup baik kuantitas maupun kualitasnya sesuai dengan tuntutan kerja. Semakin banyak pasien yang ditangani seorang perawat selama periode waktu tertentu, maka semakin berat/besar beban kerja perawat tersebut. Pelayanan keperawatan yang bermutu dapat dicapai salah satunya tergantung pada seimbangnya antara jumlah tenaga perawat dengan beban kerjanya di suatu rumah sakit. Selanjutnya, lebih banyak pasien yang ditangani seorang perawat selama satu periode waktu, maka lebih besar beban kerja psikologi perawat tersebut (Gilles, 1996).

2.1.4 Cara Mengukur Beban Kerja Perawat

Menghitung beban kerja dapat dilakukan dengan mengobservasi apakah beban kerja dapat dilakukan dengan baik dan tepat waktu oleh personel yang ada. Secara sederhana dapat dengan menanyakan langsung kepada yang bertugas tentang beban kerja yang dipangku saat ini (Ilyas, 2004).

Untuk menghitung beban kerja personel ada 3 cara yang dapat digunakan (Ilyas, 2004), yaitu:

a. Work Sampling

Tehnik ini dikembangkan pada dunia industri utuk melihat beban kerja yang dipangku oleh personel pada suatu unit,


(29)

dapat diamati hal- hal yang spesifik tentang pekerjaan sebagai berikut:

1) Aktivitas apa yang sedang dilakukan personel pada waktu

jam kerja

2) Apakah aktivitas personel berkaitan dengan fungsi dan

tugasnya pada waktu jam kerja

3) Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan

produktif atau tidak produktif

4) Pola beban kerja personel dikaitkan dengan waktu, dan

schedule jam kerja

Untuk mendapatkan informasi tersebut, dapat dilakukan survei tentang kerja personel tertentu, misalnya tenaga perawat di rumah sakit. Yang menjadi pengamatan adalah aktivitas atau kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan perawat dalam menjalankan tugasnya sehari- hari di ruang kerjanya (Ilyas, 2004).

Tahap yang dilaksanakan adalah: pertama, menentukan jenis personel (misal: perawat rumah sakit). Kedua, bila jumlah personelnya banyak, dilakukan pemilihan sampel. Ketiga, membuat formulir daftar kegiatan perawat yang dapat diklasifikasikan sebagai produktif dan tidak produktif. Keempat,

melatih cara pengamatan kerja dengan menggunakan work


(30)

2-15 menit. Makin tinggi tingkat mobilisasi pekerjaan yang diamati, makin pendek waktu pengamatan (Ilyas, 2004).

b. Time and Motion Study

Tehnik ini mengamati dan mengikuti dengan cermat tentang kegiatan yang dilakukan oleh personel. Tehnik ini bukan saja mendapatkan beban kerja personel, tetapi juga mengetahui kualitas kerja persone l. Pada tehnik ini, kita harus menentukan sampel dari perawat yang diklasifikasikan sebagai tenaga mahir

dengan cara purposive sampling. Kedua membuat formulir

daftar kegiatan perawat yang dapat diklasifikasikan sebagai kegiatan profesional dan non-profesional ((Ilyas, 2004).

Pelaksana pengamatan haruslah mengetahui secara benar tentang kompetensi dan fungsi perawat mahir. Tehnik ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas suatu pelatihan atau pendidikan bersertifikasi (Ilyas, 2004).

c. Mengkategorikan Jenis Kegiatan

Tehnik ini merupakan gabungan work sampling dan

motion study. Tehnik ini mengelompokkan kegiatan personel

sesuai dengan tujuan penelitian itu sendiri (Ilyas, 2004). Jenis kegiatan yang biasanya dikelompokkan adalah:

1) Kegiatan produktif dan non produktif


(31)

3) Kegiatan medis, medis administratif, medis, dan medis administratif. Atau kegiatan keperawatan dan non-keperawatan.

Analisis yang dihasilkan (Ilyas, 2004), sebagai berikut:

1) Deskripsi kegiatan-kegiatan menurut jenis dan alokasi

waktunya. Untuk pekerjaan yang bersifat medis, perawatan, ataupun administratif, berapa waktu yang diperlukan untuk setiap jenis kegiatan? Kemudian dihitung proporsi waktu untuk masing- masing kegiatan selama jam kerja,

2) Pola kegiatan berkaitan dengan waktu kerja, kategori tenaga,

atau menurut karakteristik lain, seperti demografi dan sosial.

3) Kesesuaian beban kerja dengan jenis tenaga. Kesesuaian

beban kerja dianalisis dengan dengan jenis tenaga atau beban kerja dihubungkan dengan umur, pendidikan, jenis kelamin dan variabel lainnya.

4) Kualitas kerja pada time and motion study.kualitas kerja

merupakan tujuan yang paling penting. Selanjutnya dapat dibuat daftar kegiatan dan rincian kualitas kegiatan perawat yang mahir menjadi kompetensi untuk jenis tenaga tersebut.

d. Pencatatan Kegiatan Sendiri (Daily Log)

Daily Log merupakan bentuk sederhana dari work

sampling, dimana orang yang diteliti menuliskan sendiri


(32)

mulai masuk kerja hingga pulang. Penggunaan tehnik ini sangat bergantung terhadap kerja sama dan kejujuran dari personel yang sedang diteliti. Pendekatan ini sangat sederhana dan murah. Yang menjadi masalah adalah kejujuran dalam menulis kegiatan tersebut (Ilyas, 2004).

2.1.5 Kategorisasi Kegiatan Perawat

Pada kenyataannya aktifitas perawat selama bertugas sangat dinamis, mulai dari melaksanakan asuhan keperawatan maupun melaksanakan intervensi dari dokter atau tim kesehatan lain serta aktifitas non keperawatan, bahkan aktifitas pribadi perawat juga ikut diperhitungkan dalam alokasi waktu bekerja oleh seorang perawat. Ada beberapa klasifikasi tindakan atau aktifitas perawat selama jam bertugas, hal ini dapat digambarkan seperti berikut:

2.1.5.1 Kegiatan Perawatan Langsung (Kegiatan Langsung)

Secara garis besar, pekerjaan dalam bidang perawatan langsung diantaranya adalah pengkajian, pemeriksaan fisik, member makan pasien, memberikan bantuan kesehatan pribadi; membantu si pasien ke atas bejana sorong atau ke kamar kecil, mencatat tanda-tanda vital pasien, mengukur tekanan nadi pusat dan tekanan capillary wedge, membalikkan badan pasien, memindahkan

si pasien dari kasur ke kursi roda dan dan kembali ke kasur, dan masker, mengurus pengobatan oral dan dan parenteral,


(33)

mengurus oksigen dengan canulla, menyediakan

tracheobronchial toilet, memasukkan dan mengairi pipa

nasigastrik, memasang kateter saluran kencing, menganalisa contoh air kencing, merubah balutan luka, menerapkan pembalut basah, memberikan drainase postural, dan sebagainya (Gillies, 1996).

Dibawah ini adalah beberapa tindakan keperawatan langsung yang diambil dari daftar kegiatan harian perawat (BCP Instalasi Kardiovaskuler) di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan antara lain:

1. Kegiatan melakukan pengkajian individu.

2. Melakukan tindakan keperawatan dasar:

1) Menerima pasien baru

2) Memindahkan pasien

3) Memandikan pasien

4) Memasukkan obat suppositoria

5) Memantau dan mengukur tanda-tanda vital

6) Memasang infus

7) Memasang oksigen

8) Memasang oksigen masker

9) Memasang gudel

10) Melakukan suction (washing)


(34)

12) Membantu memberi makan

13) Memasang kateter urin/kondom

14) Memasang IV Line

15) Mengganti cairan infus

16) Memasang dan mengganti cairan infus pump

17) Memasang dan mengganti cairan syringe pump

18) Mengganti verband

19) Melakukan RJPO

20) Memasang NGT

21) Melakukan penyuluhan kesehatan

22) Merekam EKG 12 lead

23) Aff Sheat pasien post PCI

24) Memberikan obat nebulizer

25) Mencuci rambut pasien

26) Menggunting kuku

27) Membantu oral hygene

28) Memberi injeksi

3. Tindakan keperawatan kompleks

1) Mengobservasi perdarahan

2) Mengobservasi dehidrasi

3) Mengobservasi edema

4) Mengobservasi drainage


(35)

6) Mengobservasi abdomen nilai ascites

7) Mengobservasi vena leher nilai distensi

8) Mengobservasi gangguan sirkulasi

9) Mengobservasi abdomen nilai distensi

10) Mengobservasi dada nilai pernafasan

11) Mengobservasi deteksi skin test positif

12) Mengobservasi keluhan nyeri

13) Mengobservasi batuk dan karakternya

14) Mengobservasi terhadap pemberian obat

15) Mengobservasi kemampuan mobilitas

16) Mengobservasi terhadap muntah

17) Mengobservasi temporary pacemaker

18) Memasang cardiac monitor pada pasien

19) Memeriksa kecepatan pacing pacemaker

20) Memeriksa kecepatan aliran oksigen

2.1.5.2Kegiatan Perawatan Tidak Langsung (Kegiatan Tidak Langsung)

Kategori ini melingkupi pekerjaan untuk membuat dan menulis rencana perawatan, penghimpunan peralatan dan perbekalan, melakukan pertemuan multidisipliner atau koordinasi untuk kepentingan perawatan pasien dan menindaklanjutinya, menulis catatan kemajuan pasien pada grafik pasien, pelaporan kondisi pasien kepada rekan kerja,


(36)

menyusun rencana pelepasan pasien, dan melakukan aspek lain dari perencanaan (Gillies, 1996).

2.1.5.3Kegiatan Non Keperawatan

Selain melaksanakan tugas keperawatan, perawat juga dibebani tugas tambahan baru dan sering melakukan kegiatan yang bukan fungsinya misalnya menangani administrasi, keuangan dan lain- lain. Hal ini sejalan dengan penelitian Depkes RI dan Universitas Indonesia (2005) menyatakan bahwa sebagian besar perawat melaksanakan tugas kebersihan, melakukan tugas administrasi dan melakukan tugas non keperawatan hanya sebagian kecil yang melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan fungsinya. Banyaknya tugas-tugas non keperawatan yang dikerjakan seorang menyebabkan rendahnya pencapaian target kerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dan akan mempengaruhi mutu asuhan keperawatan.

Dari hasil wawancara dengan Kapokja di unit kerja Rawat Inap Kardiovakuler, RSUP H. Adam Malik Medan, ibu Ns. Sabarina Sitepu, S.Kep., diuraikan beberapa rutinitas non keperawatan yang sehari- hari dikerjakan oleh perawat adalah:

1. Administrasi asuransi pasien, dilakukan di awal masa


(37)

mengumpulkan berkas yang dibutuhkan dari pasien/keluarganya dan mengantarkan berkas tesebut ke loket pengelola asuransi pasien atau pihak manajemen.

2. Memberikan bantuan informasi mengenai administrasi

pelayanan sesuai ketentuan asuransi kesehatan yang dimiliki pasien, dan alternatif jaminan asuransi bagi pasien yang tidak mampu atau belum memiliki asuransi kesehatan.

3. Mengajukan lembar permintaan setiap tindakan atau

pelayanan yang akan dilakukan terhadap pasien untuk mendapat persetujuan dari pihak pengelola asuransi, dimulai dari memeriksa kelengkapan yang menjadi syaratnya dan mengantarkan berkas tersebut ke loket pengelola asuransi atau pihak manajemen rumah sakit

4. Mengajukan lembar permintaan obat-obat tertentu

untuk disetujui oleh pihak manajemen rumah sakit maupun pihak pengelola asuransi pasien.

5. Melaporkan kepada pihak pengelola asuransi, apabila

pasien akan keluar dari rumah sakit, dengan membawa berkas yang dibutuhkan.

6. Mengadministrasikan permintaan obat-obatan.


(38)

8. Memeriksa kelengkapan dan kesesuaian obat yang dikemas oleh Depo Farmasi dan mendistribusikan obat tersebut untuk dikonsumsi oleh pasien.

9. Membersihkan, merapikan, tempat tidur pasien dan

mengganti alat tenun tempat tidur pasien.

10.Menertibkan pengunjung pasien, dalam hal ini perawat

biasanya menjelaskan tata tertib berkunjung, pintu masuk bagi pengunjung, dan memberitahukan/mengingatkan waktu berkunjung, dan tata tertib lainnya.

11.Membantu pengunjung yang mencari tau keberadaan

pasien yang ingin dibesuk oleh pengunjung.

12.Melakukan perawatan terhadap fasilitas di ruang

perawatan, seperti tempat tidur, peralatan oksigen, membersihkan lemari pasien.

13.Membuat kasa lipat (memotong kasa gulung besar, dan

melipat) dan mengadministrasikan sterilisasinya.

14.Mengamprah kebutuhan logistik harian, bulanan, dan

tahunan.

2.1.5.4 Kegiatan Pribadi

Seluruh aktifitas perawat yang mendapat alokasi waktu pada jam bertugas yang bersifat kebutuhan/kepentingan individu, seperti mengganti baju,


(39)

menerima/melakukan panggilan telepon pribadi, mengobrol, membeli makanan/minuman, makan/minum, membaca koran, ke toilet, dan beberapa kegiatan sejenis lainnya masuk dalam kategori kegiatan pribadi perawat.

2.1.6 Kompe tensi Perawat Klinik Sesuai Area Kekhususan

Kompetensi perawat klinik sesuai area kekhususan (Depkes, 2006) didasarkan pada tiga ranah berikut:

a. Praktik profesional, etis, legal, dan peka budaya.

Adalah kemampuan perawat untuk melaksanakan tindakan keperawatan sesuai standar profesi keperawatan, berdasarkan kode etik keperawatan, mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memperhatikan budaya dan adat istiadat klien/pasien.

b. Manajemen dan pemberian asuhan keperawatan.

Adalah serangkaian kemampuan dalam mengelola dan memberikan asuhan keperawatan kepada klien/pasien.

c. Pengembangan professional.

Adalah kemampuan perawat untuk menigkatkan pengetahuan dan keterampilan diri serta keilmuan keperawatan.

Perawat klinik dibagi dalam lima kategori (Depkes, 2006):

1. Perawat Klinik I (PK I)

2. Perawat Klinik II (PK II)


(40)

4. Perawat Klinik IV (PK IV)

5. Perawat Klinik V (PK V)

Kompetensi Perawat di ruang Rawat Inap Kardiovaskuler masih dalam masa transisi, saat data ini diambil, sistem kompetens i perawat belum baku dan masih mengacu kepada Kompetensi Perawat Klinik Medikal Bedah (Depkes, 2006).

Kompetensi Perawat Klinik Medikal Bedah (Depkes, 2006) a. Perawat Klinik I

Praktik Profesional, Etis, Legal, dan Peka Budaya.

1. Menunjukkan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik

profesional

a. Bertanggung gugat dan bertanggung jawab terhadap

keputusan dan tindakan professional (perawat dapat menjelaskan alasan secara ilmiah pada setiap tindakan yang dilakukan).

b. Mengenal batas peran dan kompetensi diri (perawat

mengetahui batas kemampuannya sehingga tidak melakukan tindakan diluar batas kemampuannya)

c. Merujuk atau mengkonsultasikan pada yang lebih ahli

(merujuk kepada perawat dengan kompetensi lebih tinggi/tingkat kepakarannya)


(41)

a. Menghormati hak privasi klien/pasien. Misalnya: memisahkan antara pasien laki- laki dan perempuan

b. Menghormati hak klien/pasien untuk memperoleh

informasi (perawat dapat memberi penjelasan tentang hak-hak klien/pasien)

c. Menjamin kerahasiaan dan keamanan informasi tentang

status kesehatan klien/pasien (perawat tidak menyebarkan informasi tentang klien/pasien kepada yang tidak berhak)

d. Mengembangkan praktik keperawatan untuk dapat

memenuhi rasa aman dan menghargai martabat klien/pasien.

e. Memberikan asuhan keperawatan dengan

memperhatikan budaya pasien (perawat memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan adat istiadat dan budaya klien/pasien)

3. Melaksanakan praktik secara legal

a. Melaksanakan praktik sesuai kebijakan local dan

nasional.

b. Menunjukkan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang

berlaku terkait praktik keperawatan/dan kode etik keperawatan.


(42)

Manajemen dan Pemberian Asuhan Keperawatan.

1. Melakukan pengkajian data keperawatan dasar

2. Melakukan tindakan keperawatan dasar meliputi:

a. Pemenuhan kebutuhan bernafas

b. Pemenuhan kebutuhan makan minum yang seimbang

c. Pemenuhan kebutuhan eliminasi urin

d. Pemenuhan kebutuhan eliminasi fecal

e. Pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan mempertahankan

posisi tubuh

f. Pemenuha n kebutuhan istirahat dan tidur

g. Pemenuhan kebutuhan untuk mempertahankan suhu

tubuh normal

h. Pemenuhan kebutuhan kebersihan tubuh dan penampilan

tubuh

i. Membantu menghindari bahaya dan cedera

j. Melakukan komunikasi terapeutik

k. Pemenuhan kebutuhan spiritual

l. Pemenuhan kebutuhan untuk beraktifitas

m.Pemenuhan kebutuhan rekreasi

n. Melakukan penkes/promosi kesehatan

o. Memberikan obat sederhana

p. Penanggulangan infeksi


(43)

4. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan

5. Melakukan dokumentasi keperawatan

6. Kolaborasi dengan profesi kesehatan lain

Pengembangan Professional.

1. Melaksanakan upaya peningkatan professional dalam

praktik keperawatan

Menggunakan hasil riset dalam praktik keperawatan

2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud

tanggung jawab profesi

a. Menegevaluasi kinerja praktik diri sendiri

b. Melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan ilmiah

keperawatan

b. Perawat Klinik II

Praktik Profesional, Etis, Legal, dan Peka Budaya.

1. Menunjukkan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik

professional Kompetensi PK I

2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik

keperawatan Indonesia dan memperhatikan budaya

a. Kompetensi PK I

b. Menjalankan peran advokasi untuk melindungi hak-hak

manusia sebagai mana yang diuraikan dalam kode etik keperawatan Indonesia (perawat mampu melindungi


(44)

klien/pasien dari tindakan yang dapat merugikan baik fisik maupun material)

3. Melaksanakan praktik secara legal

a. Kompetensi PK I

b. Menunjukkan kegiatan yang sesuai dengan regulasi yang

berlaku terkait praktik keperawatan/dan kode etikkeperawatan.

Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan.

1. Memahami konsep biomedik medical bedah dasar

2. Melakukan pengkajian data keperawatan medical bedah

dasar meliputi tanpa komplikasi

3. Menganalisa data dan menetapkan diagnose keperawatan,

menyusun rencana asuhan keperawatan yang

menggambarkan intervensi pada klien medical bedah dasar tanpa komplikasi.

4. Melakukan tindakan keperawatan dasar pada 12 sistem

tubuh meliputi:

a. Sistem immun

b. Sistem respirasi

c. Sistem kardiovaskuler

d. Sistem hematologi

e. Sistem sensori


(45)

g. Sistem pencernaan

h. Sistem muskulo skeletal

i. Sistem urinaria

j. Sistem endokrin

k. Sistem integumen

l. Sistem reproduksi

5. Menggunakan komunikasi terapeutik

6. Membimbing PK I

Pengembangan professional.

1. Melaksanakan upaya peningkatan professional dalam

praktik keperawatan

a. Kompetensi PK II

b. Meningkatkan dan menjaga citra keperawatan

profesional

c. Memberikan kontribusi untuk pengembangan praktik

keperawatan profesional

2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud

tanggung jawab profesi

a. Kompetensi PK II

b. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi


(46)

c. Perawat Klinik III

Praktik Profesional, Etis, Legal, dan Peka Budaya.

1. Menunjukkan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik

professional Kompetensi PK II

2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik

keperawatan Indonesia dan memperhatikan budaya

a. Kompetensi PK II

b. Melibatkan diri secara aktif dalam pembuatan keputusan

etik secara efektif (perawat bertanggung jawab secara moral untuk mengambil keputusan yang baik dan menolak keputusan yang buruk dari teman sejawat dan tenaga kesehatan lain)

c. Mengambil keputusan etik dan menentukan prioritas

dalam dalam kondisi perang, tindak kekerasan, konflik dan situasi bencana alam (perawat bertanggung jawab secara moral untuk mengambil keputusan yang baik dan menolak keputusan yang buruk dari teman sejawat dan tenaga kesehatan lain dalam situasi gawat darurat)

3. Melaksanakan praktik secara legal

Kompetensi PK II

Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan.


(47)

2. Melakukan pengkajian keperawatan kepada klien medikal bedah dengan resiko/komplikasi pada 12 sistem tubuh secara mandiri.

3. Menganalisa data dan menetapkan diagnose keperawatan

4. Menyusun rencana asuhan keperawatan yang

menggambarkan intervensi pada klien medikal bedah dengan resiko/komplikasi pada 12 sistem tubuh.

5. Melakukan tindakan keperawatan dasar pada 12 sistem

tubuh dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Melakukan observasi

b. Melakukan pendidikan kesehatan

c. Melakukan persiapan pemeriksaan diagnostik

d. Mengelola askep perioperatif mencakup keperawatan

keperawatan pra bedah, intra bedah, dan pasca bedah sedang.

e. Melakukan tindakan kolaborasi

f. Melakukan rujukan keperawatan

6. Menggunakan komunikasi terapeutik

7. Membimbing PK II dan peserta didik

8. Mengidentifikasi hal- hal yang perlu diteliti lebih lanjut.

Pengembangan professional.

1. Melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktik


(48)

a. Kompetensi PK III

b. Menggunakan bukti yang absah dalam mengevaluasi

mutu praktik keperawatan

c. Berpartisipasi dalam meningkatkan mutu prosedur

penjamin mutu

2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud

tanggung jawab profesi

a. Kompetensi PK III

b. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK

III

c. Menunjukkan tanggung jawab untuk pembelajaran

seumur hidup dan mempertahankan kompetensi

d. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing / mentor bagi

PK

e. Memberikan kontribusi pada pengembagan pendidikan

dan profesional peserta didik

f. Menunjukkan peran sebagai pembimbing/mentor yang

efektif

d. Perawat Klinik IV

Praktik Profesional, Etis, Legal, dan Peka Budaya.

1. Menunjukkan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik


(49)

Kompetensi PK III

2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik

keperawatan Indonesia dan memperhatikan budaya Kompetensi PK III

3. Melaksanakan praktik secara legal

Kompetensi PK III

Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan.

1. Memahami konsep biomedik medikal bedah spesifik

2. Dapat melakukan asuhan keperawatan medikal bedah atau

sub spesialisasi secara mandiri pada salah satu sistem

a. Sistem imun

b. Sistem respirasi

c. Sistem kardiovaskuler

d. Sistem hematologi

e. Sistem sensori

f. Sistem neurologi

g. Sistem pencernaan

h. Sistem muskulo skeletal

i. Sistem urinaria

j. Sistem endokrin

k. Sistem integumen


(50)

3. Bertindak sebagai pembimbing pada jenjang PK III sesuai dengan kekhususannya

4. Bertindak sebagai pendidik bagi pasien, keluarga, sesama

teman dan peserta didik.

5. Melakukan kolaborasi dengan profesi lain

6. Menggunakan komunikasi terapeutik

7. Mampu sebagai konselor dalam bidang medikal bedah

khusus

8. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan

9. Mengidentifikasi hal- hal yang perlu diteliti lebih lanjut

Pengembangan professional.

1. Melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktik

keperawatan Kompetensi PK III

2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud

tanggung jawab profesi

a. Kompetensi PK III

b. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK


(51)

e. Perawat Klinik V

Praktik Profesional, Etis, Legal, dan Peka Budaya.

1. Menunjukkan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik

professional

Kompetensi PK IV

2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik

keperawatan Indonesia dan memperhatikan budaya Kompetensi PK IV

3. Melaksanakan praktik secara legal

Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan.

1. Memberikan asuhan keperawatan khusus atau sub

spesialisasi dalam lingkup medikal bedah

2. Melakukan tindakan keperawatan khusus atau sub

spesialisai dengan keputusan secara mandiri

3. Melakukan bimbingan bagi PK IV

4. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan

5. Melakukan kolaborasi dengan profesi lain

6. Melakukan konseling

7. Melakukan pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga.

8. Menggunakan komunikasi terapeutik

9. Membimbing peserta didik dan keperawatan.

10.Berperan sebagai konsultan dalam lingkup bidangnya


(52)

Pengembangan professional.

1. Melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktik

keperawatan Kompetensi PK IV

2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud

tanggung jawab profesi Kompetensi PK IV

3. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing / mentor bagi PK

IV

2.2 Standar Asuhan Keperawatan

Standar Praktek keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI (dikutip Nursalam, 2002), yang mengacu kepada tahapan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi.

2.2.1 Standar 1 : Pengkajian Keperawatan

Pengumpulan data tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan dan data dapat diperoleh, dikomunikasikan dan dicatat.

Kriteri pengkajian meliputi:

1) Pengumpulan data dilakukan secara anamnesa, observasi,

pemeriksaan fisik serta dari pemeriksaan penunjang.

2) Sumber data adalah klien, keluarga dan orang yang terkait, tim


(53)

Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi:

1) Satus kesehatan masa lalu

2) Satatus kesehatan saat ini

3) Status biologis-psikologis-sosial-spiritual.

4) Respon terhadap terapi

5) Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal

6) Resiko tinggi masalah

2.2.2 Standard 2 : Diagnosa Keperawatan

Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosa keperawatan, adapun kriteria proses pembuatan diagnosa adalah:

1) Proses diagno sa terdiri dari analisa, interprestasi data, identifikasi masalah, perumusan diagnosa

2) Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab (E), dan

tanda/gejala (S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (P, E)

3) Bekerjasama dengan klien dan petugas kesehatan lainnya untuk

memvalidasi diagnosa keperawatan

4) Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan

data tersebut.

2.2.3 Standard 3 : Perencanaan Keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien, kriteria perencanaan keperawatan meliputi:


(54)

1) Perencanaan terdiri dari penetapan masalah, tujuan dan rencana tindakan keperawatan

2) Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan

keperawatan

3) Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan klien

4) Mendokumentasikan rencana keperawatan

2.2.4 Standard 4 : Implementasi Keperawatan

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam proses asuhan keperawatan, keriteria implementasi meliputi:

1) Bekerjasama dengan klien dalam melaksanakan tindakan

keperawatan

2) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain

3) Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan klien

4) Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga

mengenai konsep dan keterampilan asuhan diri, serta membantu klien memodofikasi lingkungan yang digunakan

5) Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan

berdasarkan respon klien.

2.2.5 Standard 5 : Evaluasi

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan, adapun kriteria prosesnya adalah:


(55)

1) Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus menerus

2) Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur kearah

pencapaian tujuan

3) Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman sejawat

4) Bekerjasama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi

rencana asuhan keperawatan

5) Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan

Melalui aplikasi standard asuhan keperawatan tersebut diatas diharapkan mutu pelayanan keperawatan akan menjadi lebih baik.

2.3 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan 2.3.1 Pengertian Dokumentasi

Dokumentasi merupakan tulisan dan pencatatan suatu kegiatan/ aktivitas tertentu secara sah/legal. Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan penulisan dan pencatatan yang dilakukan oleh perawat tentang informasi kesehatan klien termasuk data pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan (Carpenito, 1998).

Dokumentasi keperawatan merupakan bukti otentik tentang respon klien dan perubahan yang terjadi dari tindakan yang dilakukan oleh perawat baik secara mandiri maupun kolaborasi yang merupakan bagian permanen dari rekam medik klien.


(56)

2.3.2 Tujuan Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Sebagai dokumen rahasia yang mencatat semua pelayanan keperawatan klien, catatan tersebut dapat diartikan sebagai suatu catatan bisnis dan hukum yang mempunyai banyak manfaat dan penggunaan. Tujuan umum dari pendokumentasian adalah:

a) Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat

kebutuhan klien, merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi tindakan

b) Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika, hal ini

juga menyediakan: bukti kualitas asuhan keperawatan, bukti legal dokumentasi sebagai pertanggungjawaban kepada klien, informasi terhadap perlindungan klien, bukti aplikasi standar praktik keperawatan, sumber informasi stastik untuk standar dan riset keperawatan, pengurangan biaya informasi, sumber informasi untuk data yang harus dimasukan, komunikasi konsep resiko tindakan keperawatan, informasi untuk murid, persepsi hak klien, dokumentasi untuk tenaga profesional dan tanggung jawab etik dan mempertahankan kerahasiaan informasi klien, suatu data keuangan yang sesuai, data perencanaan pelayanan keseha tan dimasa akan datang.

2.3.3 Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi

Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting bila dilihat dari berbagai aspek:


(57)

a) Hukum

Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai hukum yang nantinya dapat menjadi barang bukti dipengadilan bila suatu saat dibutuhkan dan harus dibuka didepan publik.

b) Jaminan mutu (kualitas pelayanan)

Pencatatan data yang akurat dan lengkap akan memberikan kemudahan bagi perawat dalam membuat suatu rencanan tindakan dan membantu menyelesaikan masalah klien

c) Komunikasi

Dokumentasi keadaan klien merupakan alat perekam terhadap masalah yang berkaitan dengan klien.

d) Keuangan

Dokumentasi dapat bernilai keuangan karena berhubungan dengan pembiayaan keperawatan yang telah diberikan.

e) Pendidikan

Dokumentasi mengandung informasi yang dapat digunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan.

f) Penelitian

Dokumentasi mengandung informasi yang dapat digunakan sebagai bahan riset dan penelitian dalam pengembangan profesi keperawatan.


(58)

g) Akreditasi

Dengan dokumentasi dapat dilihat sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan nantinya dapat disimpulkan tingkat keberhasilan tindakan.

2.3.4 Standard Dokumentasi

Standar dokumentasi merupakan standar yang dapat digunakan untuk memberikan pengarahan dan panduan dalam melakukan dokumentasi proses keperawatan.

Dalam standar dokumentasi terdapat beberapa karakteristik, diantaranya:

a) Perawat. Karakteristik ini memberikan panduan dalam

pertanggungjawaban profesional. Selain itu karakteristik ini dapat meningkatkan kepuasan perawat dengan adanya protokol dalam praktek keperawatan. Karakteristik ini juga memberikan kriteria hasil yang dapat mengevaluasi asuhan keperawatan, serta memberikan kerangka kerja bagi pendekatan sistematis untuk pengambilan keputusan dan praktek keperawatan (Hidayat, 2008).

b) Klien. Karakteristik ini dapat memberitahu klien tentang ide-ide

mengenai; tanggung jawab kualitas asuhan keperawatan, meningkatkan kepuasan klien dan merefleksikan hak klien. Selain itu, karakteristik ini memberikan batasan pada klien tentang suatu model pelayanan keperawatan, penetapan kebutuhan pelayanan keperawatan dan keuntungan bagi klien (Hidayat, 2000).


(59)

2.3.5 Metode Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Ada beberapa tipe pendokumentasian yang digunakan dalam

asuhan keperawatan, salah satu diantaranya adalah Problem Oriented

Medical Record (POMR) yang dibuat oleh Lawrence Weed pada tahun 1960 (Marelli, 2000). Metode pendokomentasian ini meliputi: data dasar, masalah kesehatan, rencana pelayanan/asuhan termasuk catatan perkembangan kesehatan klien.

Keuntungan dari metode pendokumentasian ini adalah lebih efektif, efisien dan terorganisasi dengan baik.

a) Format pendokumentasian asuhan keperawatan

Setelah melakukan asuhan keperwatan perawat harus melakukan tahapan berikutnya yaitu pendokumentasian asuhan keperawatan. Format pendokumentasian ini terdiri dari: pengkajian, perencanaan, implementasi, evaluasi, catatan perkembangan, informasi kesehatan klien (24 jam) dalam tabel dan grafik, ringkasan perpindahan klien, perencanaan pulang dan perawatan dirumah.

b) Panduan pendokumentasian asuhan keperawatan

Dalam pendokumentasian asuhan keperawatan harus mengikuti ketentuan yang berlaku dan memenuhi prinsi-prinsip berikut: (1) Content (isi)

(a) Berisi informasi yang lengkap, sesuai fakta, aktual dan


(60)

(b) Pencatatan data objektif dan bukan berdasarkan hasil interprestasi

(c) Catat masalah klien sesuai kondisi, tindakan yang

dilakukan serta respon klien (d) Dokumentasi hasil visite dokter

(e) Dokumentasi data klien sesuai standar yang berlaku secara

legal

(f) Dokumentasi hasil implementasi keperawatan berdasarkan

instruksi dokter dan tim kesehatan lain yang terlibat

(g) Catat tanggal, waktu dan nama dokter/tim kesehatan lain

yang memberikan instruksi

(2) Waktu

Catat dan laporkan hasil tindakan keperawatan sesuai waktunya serta ikuti peraturan yang berlaku

(3) Format

Buat format sesuai standar dan menggunakan tata bahasa yang baik dan benar yang dapat diterima semua pihak serta mempunyai susunan yang sistematis

(4) Akuntabilitas

(a) Setiap intervensi yang dilakukan perawat harus dibubuhkan

tanda tangan


(61)

(c) Lengkapi pendokumentasian klien sebelum dikirim sebagai medical record

c) Potensial masalah dalam pendokumentasian

(1) Content (isi) pendokumentasian

(a) Tidak sesuai standard

(b) Tidak terkoordinasi dengan baik

(c) Tidak menunjukkan kebutuhan klien

(d) Informasi pengkajian klien/intervensi perawat sangat umum

(e) Data tidak lengkap atau tidak konsisten (f) Intervensi tidak sesuai dengan instruksi

(2) Kesalahan dalam pendokumentasian

(a) Tulisan tangan yang berbeda dan tidak terbaca dengan jelas

(b) Tanggal, bulan dan jam tidak konsisten

(c) Tidak ada tanda tangan perawat yang melakukan tindakan

keperawatan

(d) Merubah instruksi tanpa izin dan tidak melakukan prosedur

yang benar.

2.3.6 Format Dokumentasi Asuhan Keperawatan

a) Pengkajian. Pencatatan data pengkajian mengikuti prinsip tahapan

pengkajian. Format sistematis, akurat dan valid sangat penting untuk membandingkan perubahan kesehatan klien (Carpenito, 1998).


(62)

b) Perencanaan. Sesuai dengan standar perencanaan; identifikasi masalah, merumuskan diagnosa, menetapkan tujuan dan hasil yang diharapkan (Carpenito, 1998).

c) Implementasi. Adalah tindakan yang dilakukan terhadap klien,

baik tindakan keperawatan secara mandiri maupun tindakan kolaborasi (Carpenito, 1998).

d) Evaluasi. Dapat dilakukan pada setiap tahapan proses

keperawatan; pengkajian, perencanaan dan implementasi (Carpenito, 1998).

e) Catatan perkembangan. Format bervariasi dan dapat disesuaikan

dengan sistem yang ada. Prinsipnya adalah untuk menilai perkembangan status kesehatan klein, apakah sesuai dengan tujuan dan hasil yang diharapkan (Carpenito, 1998).

f) Informasi kesehatan klien. Berbentuk dalam tabel dan grafik

selama 24 jam antara lain kurva tanda-tanda vital, daftar pemberian obat, intake-output cairan (Carpenito, 1998).

g) Ringkasan perpindahan klien. Ringkasan tentang legalitas

perpindahan klien antar institusi rumah sakit, ringkasan format pelaporan meliputi lembaran data dasar demografi, orientasi ruangan dan laporan klinis (Carpenito, 1998).

h) Perencanaan pulang. Format mencakup personal data klien, data


(63)

dokter yang merawat berikut ringkasan laporan klinis sesuai kondisi klien, penyuluhan kesehatan (Carpenito, 1998).

i) Perawatan di rumah. Format pendokumentasian yang akan

melanjutkan perawatan dirumah klien bertujuan untuk memberikan ringkasan/informasi perkembangan kesehatan klien selama di RS, agar dokter/perawat/tim profesional lainnya yang terlibat melanjutkan pengobatan/perawatan klien di rumah (Carpenito, 1998).

2.3.7 Implikasi Legal Dalam Dokumentasi

a) Implikasi hukum dalam dokumentasi. Dokumentasi keperawatan

dikatakan mempunyai implikasi hukum apabila dokumentasi tersebut diakui secara hukum dan dapat dijadikan bukti dalam persidangan. Agar catatan tersebut benar-benar sesuai dengan standar hukum maka sangat diperlukan aturan pencatatan, antara lain: hendaknya mendasari hukum dan tuntutan malpraktek yang mungkin melibatkan peran perawat, dapat memberi informasi tentang komunikasi perawat dengan dokter dan intervensi keperawatan yang telah dilakukan, memperhatikan fakta- fakta secara tepat dan akurat (Hidayat, 2008).

b) Isu legal dan standar praktek. Menurut JCAHO standar

pendokumentasi yang dipakai meliputi: standar pengkajian awal, pengkajian ulang, diagnosa keperawatan klien dan kebutuhan,


(64)

rencana intervensi, asuhan keperawatan yang dilakukan, respon klien terhadap kebutuhan perawatan (Carpenito, 1998)

Sebagai wujud kelegalan catatan keperawatan maka dalam penulisan harus memenuhi syarat yaitu dlam penulisan tidak boleh dihapus dengan menggunakan cairan penghapus, betulkan segera bila ada kesalahan. Yang dicatat hanya fakta, jangan membuat ruangan kosong dalam catatan keperawatan, tulis dengan tinta yang jelas. Mulai mencatat dengan waktu (jam dan tanggal) dan akhiri dengan tanda tangan (Hidayat, 2008).

2.3.8 Penilaian Kelengkapan Pendokumentasian

Berdasarkan Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit (DEPKES, 2005), penilaian terhadap kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:

a) Pengkajian

(1) Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian

(2) Data dikelompokkan (bio-psiko-sosial-spiritual)

(3) Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang

(4) Masalah disumuskan berdasarkan kesenjangan antara status

kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan

b) Diagnosa

(1) Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah


(65)

(2) Diagnosa keperawatan mencerminkan PE/PES

(3) Merumuskan diagnosa ke perawatan aktual/potensial.

c) Perencanaan

(1) Berdasarkan diagnosa keperawatan

(2) Disusun menurut urutan prioritas

(3) Rumusan tujuan mengandung komponen pasien/subyek,

perubahan, perilaku, kondisi pasien dan atau kriteria waktu

(4) Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat

perintah, terinci dan jelas

(5) Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan

pasien/keluarga

(6) Rencana tindakan menggambarkan kerja sama dengan tim

kesehatan lain

d) Implementasi (Tindakan)

(1) Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan

(2) Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan

keperawatan

(3) Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi

(4) Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan

jelas.

e) Evaluasi

(1) Evaluasi mengacu pada tujuan


(66)

f) Catatan Asuhan Keperawatan

(1) Menulis pada format yang baku

(2) Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang

dilaksanakan

(3) Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar

(4) Setiap melakukan tindakan/kegiatan perawat mencntumkan

paraf/nama jelas, tanggal dan jam dilakukannya tindakan

(5) Berkas catatan keperawtan disimpan sesuai dengan ketentuan


(67)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Dokumentasi keperawatan merupakan bukti otentik tentang respon klien dan perubahan yang terjadi dari tindakan yang dilakukan oleh perawat, yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan baik secara mandiri maupun kolaborasi yang merupakan bagian permanen dari rekam medik klien. Dokumentasi asuhan keperawatan sangat diperlukan untuk kepentingan pasien maupun perawat, akan tetapi pada kenyataannya perlengkapan pengisian dokumen masih kurang perhatian sehingga masih banyak dokumen asuhan keperawatan yang isinya belum lengkap. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah beban kerja perawat.

3.2 Kerangka Penelitian

Konsep konsep dalam penelitian ini digambarkan dalam skema berikut;

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1. Kerangka Penelitian

Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan

ü Pengkajian

ü Perencanaan

ü Diagnosa

ü Implementasi

ü Evaluasi

ü Catatan Asuhan Keperawatan

(Dokumentasi) Beban Kerja Perawat

1. Kegiatan Kep. Langsung

2. Kegiatan Kep. Tidak Langsung

3. Kegiatan Non Keperawatan


(68)

3.3 Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Hasil Ukur Alat Ukur Skala Ukur

1. Variabel Independen:

Beban kerja perawat

Beban kerja perawat merupakan suatu kewajiban atau tanggung jawab yang harus dilakukan oleh perawat, untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan kepada klien yang telah ditetapkan dengan

standar praktek keperawatan,

beban kerja diukur dengan tehnik

daily log (lembar kegiatan

perawat). Sampel adalah seluruh kegiatan perawat selama bertugas yang selama 3 hari dengan jumlah responden 36 perawat untuk mendapatkan beban kerja total maupun menurut kategori tindakan keperawatan langsung, tidak langsung, non keperawatan, dan kegiatan pribadi di ruang Rawat Inap Kardiovaskuler, RSUP Haji Adam Malik, Medan

Waktu yang dipergunakan oleh 36 perawat untuk menyelesaikan pekerjaanya dengan satuan jam. Lembar kegiatan perawat (daily log). Rasio

2. Variabel Dependen:

Dokumentasi keperawatan

Dokumentasi keperawatan sebagai bukti otentik tentang perjalanan pengobatan klien

selama dirawat baik yang

dilakukan oleh perawat secara mandiri maupun kolaborasi merupakan bagian permane n dari rekam medik klien. Sampel rekam medik diambil dari periode September 2012 sebanyak 134 rekam medik (dirawat min 3 hari) diukur nilai kelengkapan pendokumentasiannya yang terdiri dari 24 aspek yang merupakan bagian dari tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi dan catatan asuhan keperawatan menggunakan instrumen evaluasi dokumentasi

penerapan SAK, di ruang

Kardiovaskuler RSUP H. Adam

Skor angka berdasarkan lengkap tidaknya 24 aspek yang diamati (0-24) Instrumen Evaluasi Dokument asi Asuhan Keperawa -tan Depkes RI (2005) Rasio


(69)

3.4 Hipotesa

Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah: ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan.


(70)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya pengaruh beban kerja perawat terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan.

4.1.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah beban kerja perawat pelaksana yang bertugas di ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan pada periode 3 hari pengamatan yaitu sebanyak 36 responden. Sedangkan jumlah populasi untuk dokumentasi asuhan keperawatan rekam medis pasien pada bulan september 2012, sebanyak 134 rekam medik.

4.1.2 Sampel Penelitian

Penentuan jumlah sampling dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu suatu teknik

menetapkan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian) sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik sampel (Arikunto, 2006)


(71)

a. Sample Penelitian Beban Kerja

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan perawat

pelaksana selama 3 hari (3 shift), pengambilan sampel dilakukan

tanggal 18 s.d 20 Desember 2012. Secara konseptual tidak ada batasan minimal untuk lamanya waktu meneliti beban kerja.

b. Sample Penelitian Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Sample rekam medis diambil dari bagian rekam medis, dari periode rawat bulan September 2012. Pada peride tersebut yang memenuhi syarat untuk menjadi sampel adalah sebanyak 134 rekam medik. Ketentuannya adalah rekam medik pasien yang dirawat minimal 3 hari (Depkses, 2005). Peneliti mengambil rekam medis pasien yang dirawat pada waktu tersebut karena untuk rekam medis periode bulan Desember 2012 masih dalam proses perawatan berjalan dan belum bisa dijadikan sampel. Secara umum peneliti menganggap tidak ada perbedaan signifikan antara kondisi pelaksanaan asuhan keperawatan (dari segi kedisiplinan maupun ketentuan yang

diterapkankan oleh manejerial rumah sakit). Sedangkan angka Bed

Occupacy Rate pada bulan September 2012 di ruang Rawat Inap

Kardiovaskuler adalah 68.6%, dan pada bulan Desember 2012 adalah 70.9% (Data TU Instalasi Kardiovaskuler).

4.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan. Pemilihan lokasi ini sebagai tempat


(1)

Lampiran 10

DISTRIBUSI W AKTU DALAM BEKERJA

HARI PERTAMA HARI KEDUA HARI KETIGA

Resp. Waktu/Kategori (menit) Total Waktu Resp. Waktu/Kategori (menit) Total Waktu Resp. Waktu/Kategori (menit) Total Waktu

KL KTL KNK KL Mnt Jam KL KTL KNK KL Mnt Jam KL KTL KNK KL Mnt Jam

P

A

G

I

1 147 112 86 45 390 6.5 13 171 133 64 32 400 6.7 25 166 120 67 43 396 6.6

2 155 148 54 51 408 6.8 14 154 142 55 41 392 6.5 26 165 133 74 33 405 6.8

3 176 122 47 48 393 6.6 15 145 122 72 43 382 6.4 27 124 152 68 45 389 6.5

4 154 144 44 50 392 6.5 16 153 143 68 34 398 6.6 28 169 133 72 35 409 6.8

5 138 138 72 40 388 6.5 17 142 136 76 48 402 6.7 29 154 112 76 49 391 6.5

6 144 167 68 35 414 6.9 18 143 127 71 52 393 6.6 30 158 147 68 30 403 6.7

Total 914 831 371 269 2385 39.75 908 803 406 250 2367 39.45 936 797 425 235 2393 39.9

% 38.32 34.84 15.56 11.28 38.36 33.92 17.15 10.56 39.11 33.31 17.76 9.82

Mean 152.3 138.5 61.8 44.8 397.5 6.6 151.3 133.8 67.7 41.7 394.5 6.6 156.0 132.8 70.8 39.2 398.8 6.6

Min 138 112 44 35 388 6.5 142 122 55 32 382 6.4 124 112 67 30 389 6.5

Max 176 167 86 51 414 6.9 171 143 76 52 402 6.7 169 152 76 49 409 6.8

SD 13.2 19.5 16.3 6.2 10.8 0.2 10.9 8.3 7.4 7.8 7.3 0.1 16.6 15.3 3.7 7.5 8.1 0.1

S

O

R

E

7 87 160 80 48 375 6.3 19 172 167 39 34 412 6.9 31 171 171 33 35 410 6.8

8 102 177 67 40 386 6.4 20 179 176 42 30 427 7.1 32 174 172 39 30 415 6.9

9 174 173 39 33 419 7.0 21 175 173 38 31 417 7.0 33 175 168 40 30 413 6.9

Total 363 510 186 121 1180 19.67 526 516 119 95 1256 20.9 520 511 112 95 1238 20.6

% 30.76 43.22 15.76 10.25 41.88 41.08 9.475 7.564 42 41.28 9.047 7.674

Mean 121.0 170.0 62.0 40.3 393.3 6.6 175.3 172.0 39.7 31.7 418.7 7.0 173.3 170.3 37.3 31.7 412.7 6.9

Min 87 160 39 33 375 6.3 172 167 38 30 412 6.9 171 168 33 30 410 6.8

Max 174 177 80 48 419 7.0 179 176 42 34 427 7.1 175 172 40 35 415 6.9

SD 46.5 8.9 21.0 7.5 22.9 0.4 3.5 4.6 2.1 2.1 7.6 0.1 2.1 2.1 3.8 2.9 2.5 0.0

M

A

L

A

M

10 160 198 37 220 615 10.3 22 187 188 67 188 630 10.5 34 163 176 87 201 627 10.5

11 165 187 46 231 629 10.5 23 166 174 45 251 636 10.6 35 159 185 64 237 645 10.8

12 166 177 40 245 628 10.5 24 165 174 39 249 627 10.5 36 164 174 44 258 640 10.7

Total 491 562 123 696 1872 31.2 518 536 151 688 1893 31.6 486 535 195 696 1912 31.9

% 26.23 30.02 6.571 37.18 27.36 28.31 7.977 36.34 25.42 27.98 10.2 36.4

Mean 163.7 187.3 41.0 232.0 624.0 10.4 172.7 178.7 50.3 229.3 631.0 10.5 162.0 178.3 65.0 232.0 637.3 10.6

Min 160 177 37 220 615 10.3 165 174 39 188 627 10.5 159 174 44 201 627 10.5

Max 166 198 46 245 629 10.5 187 188 67 251 636 10.6 164 185 87 258 645 10.8


(2)

Lampiran 11

DISTRIBUSI BEBAN BEKERJA

HARI PERTAMA HARI KEDUA HARI KETIGA

Resp. Waktu/Kategori Total Waktu % Resp. Waktu/Kategori Total Waktu % Resp. Waktu/Kategori Total Waktu %

KL KTL KNK Menit Jam Personil KL KTL KNK Menit Jam Personil KL KTL KNK Menit Jam Personil

P

A

G

I

1 147 112 86 345 5.8 16.3 13 171 133 64 368 6.1 17.4 25 166 120 67 353 5.9 16.4

2 155 148 54 357 6.0 16.9 14 154 142 55 351 5.9 16.6 26 165 133 74 372 6.2 17.2

3 176 122 47 345 5.8 16.3 15 145 122 72 339 5.7 16.0 27 124 152 68 344 5.7 15.9

4 154 144 44 342 5.7 16.2 16 153 143 68 364 6.1 17.2 28 169 133 72 374 6.2 17.3

5 138 138 72 348 5.8 16.4 17 142 136 76 354 5.9 16.7 29 154 112 76 342 5.7 15.8

6 144 167 68 379 6.3 17.9 18 143 127 71 341 5.7 16.1 30 158 147 68 373 6.2 17.3

Total 914 831 371 2116 35.27 908 803 406 2117 35.28 936 797 425 2158 36.0

% Kategori 43.19 39.27 17.53 42.89 37.93 19.18 43.37 36.93 19.69

X /

Resp 152.3 138.5 61.8 352.7 5.9 151.3 133.8 67.7 352.8 5.9 156.0 132.8 70.8 359.7 6.0

Min 138 112 44 342 5.7 142 122 55 339 5.7 124 112 67 342 5.7

Max 176 167 86 379 6.3 171 143 76 368 6.1 169 152 76 374 6.2

SD 13.2 19.5 16.3 13.9 0.2 10.9 8.3 7.4 11.8 0.2 16.6 15.3 3.7 15.1 0.3

S

O

R

E

7 87 160 80 327 5.5 30.9 19 172 167 39 378 6.3 32.6 31 171 171 33 375 6.3 32.8

8 102 177 67 346 5.8 32.7 20 179 176 42 397 6.6 34.2 32 174 172 39 385 6.4 33.7

9 174 173 39 386 6.4 36.4 21 175 173 38 386 6.4 33.2 33 175 168 40 383 6.4 33.5

Total 363 510 186 1059 17.65 526 516 119 1161 19.4 520 511 112 1143 19.1

% Kategori 34.28 48.16 17.56 45.31 44.44 10.25 45.49 44.71 9.799

X /

Resp 121.0 170.0 62.0 353.0 5.9 175.3 172.0 39.7 387.0 6.5 173.3 170.3 37.3 381.0 6.4

Min 87 160 39 327 5.5 172 167 38 378 6.3 171 168 33 375 6.3

Max 174 177 80 386 6.4 179 176 42 397 6.6 175 172 40 385 6.4

SD 46.5 8.9 21.0 30.1 0.5 3.5 4.6 2.1 9.5 0.2 2.1 2.1 3.8 5.3 0.1

M

A

LA

M

10 160 198 37 395 6.6 33.6 22 187 188 67 442 7.4 36.7 34 163 176 87 426 7.1 35.0

11 165 187 46 398 6.6 33.8 23 166 174 45 385 6.4 32.0 35 159 185 64 408 6.8 33.6

12 166 177 40 383 6.4 32.6 24 165 174 39 378 6.3 31.4 36 164 174 44 382 6.4 31.4

Total 491 562 123 1176 19.6 518 536 151 1205 20.1 486 535 195 1216 20.3

% Kategori 41.75 47.79 10.46 42.99 44.48 12.53 39.97 44 16.04

X /

Resp 163.7 187.3 41.0 392.0 6.5 172.7 178.7 50.3 401.7 6.7 162.0 178.3 65.0 405.3 6.8

Min 160 177 37 383 6.4 165 174 39 378 6.3 159 174 44 382 6.4

Max 166 198 46 398 6.6 187 188 67 442 7.4 164 185 87 426 7.1

SD 3.2 10.5 4.6 7.9 0.1 12.4 8.1 14.7 35.1 0.6 2.6 5.9 21.5 22.1 0.4

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


(3)

Lampiran 12

Nilai Lengkap Dokumentasi Asuhan Keperawatan 134 Rekam Medik

Tahapan Asuhan

keperawatan Aspek

Skor Mean % Min Max SD

Aspek Group Total Aspek Group Total Group Total Group Total Group Total

1. Pengkajian

1 114

109.8 107 85.07 81.90 80.11 106 101 114 114 4 3.8

2 113 84.33

3 106 79.10

4 106 79.10

2. Diagnosis

5 108

106.3

80.60

79.35 101 110 5

6 101 75.37

7 110 82.09

3. Perencana-an

8 101

105.7

75.37

78.86 101 110 3

9 107 79.85

10 108 80.60

11 110 82.09

12 105 78.36

13 103 76.87

4. Implemen-tasi

14 109

107

81.34

79.85 103 110 3

15 103 76.87

16 110 82.09

17 106 79.10

5. Evaluasi 18 112 106.5 83.58 79.48 101 112 8

19 101 75.37

6. Catt. Asuhan keperawatan

20 110

108.8

82.09

81.19 106 112 3

21 106 79.10

22 110 82.09

23 106 79.10

24 112 83.58


(4)

Lampiran 13

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


(5)

(6)

Lampiran 14

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Arisman Pasaribu

NIM

: 111121104

Tempat/Tgl. Lahir : Blok V, 22 April 1980

Alamat

: Jl. Bunga Lau Dalam Komp Perum Bangun No.60, Medan

Tuntungan

Tempat Tugas

: RSUP Haji Adam Malik Medan, Ruang RIK, Instalasi

Kardiovaskuler.

Agama

: Kristen Protestan

Pendidikan

1992 Tamat dari SD Negeri 116907 Tanjung Leidong

1995 Tamat dari SMP Negeri 5 Pematang Siantar

1998 Tamat dari SMU Negeri 14 Medan

2001 Tamat dari AKPER DEPKES RI JAMBI

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara