Pembahasan .1 Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP

82 5.2 Pembahasan 5.2.1 Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP

H. Adam Malik Medan

Beban kerja merupakan volume kerja dari suatu unit Gillies, 1989. Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. Marquis dan Huston, 2010. Rata-rata beban kerja perawat dalam 24 jam di ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik, Medan adalah 18.8 jam. Angka BOR Bed Occupacy Rate pada bulan Desember 2012 adalah 70,9 dari BOR rata-rata sepanjang tahun 2012 yaitu 74,7. Secara perhitungan total, beban kerja terendah di ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik, Medan adalah kategori kegiatan non keperawatan pada seluruh shift Tabel 5.1.2.2 seperti membuat amprah alat alatAKHP, mengantarkan amprahan obatalat, mengantarkan sampel laboratorium urin, sputum, feces, persiapan administrasi surat jaminan pasien SJP, mengurus SJP ke loket, informed consentmembuat persetujuan tindakan, membuat amprahan obat, administrasi pemeriksaan EKG, memeriksa amprahan obat yang baru datang dari apotik. Perawat dalam mengerjakan kegiatan kategori non keperawatan sangat terbantu dengan partisipasi mahasiswa keperawatan yang sedang praktek, sehingga jumlah waktu yang dihabiskan oleh perawat lebih sedikit. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 83 Sedangkan beban kerja tertinggi secara keseluruhan dari hasil pengamatan selama 3 hari di ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik, Medan, adalah kategori kegiatan non keperawatan dengan total waktu 198 menit = 3.3 jam diantaranya adalah menulis catatan keperawatan, serah terima alatobat pasien, serah terima pasien, overan jaga, komunikasikolaborasi dengan dokter, menyusun berkas rekam medik pasien barulama, membawa pasien ke bagian lain pemeriksaan diagnostik, dll, memfasilitasi pasien untuk personal hygene, membuat daftar pemberian obat injeksi, observasi intake output, mendampingi dokter melakukan aff sheat pasien post kateterisasi jantung, briefing pagi. Total waktu tersebut tidak berbeda signifikan hanya lebih tinggi 0.2 jam = 12 menit terhadap beban kerja tertinggi kategori kegiatan keperawatan langsung 187 menit = 3.1 jam. Beban kerja kategori keperawatan tidak langsung salah satu kegiatannya adalah kegiatan pendokumentasian asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, evaluasi, catatan asuhan keperawatan, hal ini sesuai dengan kondisi kerja perawat saat dilakukan pengamatan, perawat sangat memperhatikan kewajiban untuk melengkapi pendokumentasian asuhan keperawatan, karena selalu dievaluasi oleh atasan mereka. Hal ini relevan dengan proporsi beban kerja perawat menjadi lebih besar Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 84 pada kategori tersebut di ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik, Medan Beban kerja perawat mayo ritas tinggi karena jumlah tenaga perawat yang tersedia tidak sesuai dengan jumlah tempat tidur atau pasien rata-rata, banyaknya tuntutan pekerjaan mulai dari mengobservasi pasien sampai melakukan tindakan keperawatan terhadap pasien, tanggung jawab yang tinggi atas keselamatan pasien, pelatihan keterampilan khusus bidang kardiovaskuler juga masih kurang. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh French Caplan, dalam Nimran 1999 yang menyatakan bahwa, harus melaksanakan observasi pasien secara ketat selama jam kerja, terlalu banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan demi kesehatan dan keselamatan pasien, beragamnya jenis pekerjaan yang harus dilakukan demi kesehatan dan keselamatan pasien, kontak langsung perawat klien secara terus menerus selama 24 jam, kurangnya tenaga perawat dibanding jumlah pasien, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki tidak mampu mengimbangi sulitnya pekerjaan, harapan pimpinan rumah sakit terhadap pelayanan yang berkualitas, tuntutan keluarga untuk keselamatan dan kesehatan pasien, setiap saat dihadapkan pada pengambilan keputusan yang tepat, tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan asuha n keperawatan klien di ruangan, menghadapi pasien dengan karakteristik tidak berdaya, koma dan kondisi terminal, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 85 setiap saat melaksanakan tugas delegasi dari dokter memberikan obat- obatan secara intensif. Selain itu banyaknya tugas non keperawatan seperti menyelesaikan administrasi pasien, me ngontrol peresepan obat sampai dengan mengadministrasikan seluruh pengamprahan obat. 5.2.2 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan Dokumentasi merupakan tulisan dan pencatatan suatu kegiatan aktivitas tertentu secara sahlegal. Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan penulisan dan pencatatan yang dilakukan oleh perawat tentang informasi kesehatan klien termasuk data pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan Carpenito, 1998. Dokumentasi keperawatan merupakan bukti otentik tentang respon klien dan perubahan yang terjadi dari tindakan yang dilakukan oleh perawat baik secara mandiri maupun kolaborasi yang merupakan bagian permanen dari rekam medik klien. Hasil penelitian pendokumentasian keperawatan sebesar 80,25 .. Pendokumentasian keperawatan baik karena, sudah adanya format yang telah ditetapkan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler membantu dan memudahkan perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan sehingga perawat dapat memberi tanda checklist pada Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 86 lembar pendokumentasian asuhan keperawatan tersebut terhadap keluhan yang dirasakan oleh pasien. Lembar pendokumentasian asuhan keperawatan tersebut membantu perawat dalam melakukan pekerjaan di ruangan, sehingga waktu yang digunakan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan lebih efisien. Hal ini sejalan dengan Lawrence Weed pada tahun 1960 Marelli, 2000 yang menyatakan bahwa keuntungan dari metode pendokumentasian ini adalah lebih efektif, efisie n dan terorganisasi dengan baik. Pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler mulai dari pengkajian, mencatat identitas pasien. Diagnosa, merumuskan masalah keperawatan yang dialami oleh pasien. Perencanaan, membuat rencana tindakan keperawatan terhadap pasien kardiovaskuler. Implementasi yaitu melakukan tindakan keperawatan pada pasien kardiovaskuler. Evaluasi, mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan mulai dari pengkajian sampai implementasi. Hal ini sejalan dengan Depkes, 2005, penilaian terhadap kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu : pengkajian, mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian, data dikelompokkan bio-psiko-sosial- spiritual, data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang, masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 87 norma dan pola fungsi kehidupan, diagnose, diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Diagnosa keperawatan mencerminkan PEPES, merumuskan diagnosa ke perawatan aktualpotensial. Perencanaan, berdasarkan diagnosa keperawatan, disusun menurut urutan prioritas, rumusan tujuan menga ndung komponen pasiensubyek, perubahan, perilaku, kondisi pasien dan atau kriteria waktu, rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah, terinci dan jelas, rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasienkeluarga, rencana tindakan menggambarkan kerja sama dengan tim kesehatan lain. Implementasi Tindakan, tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan, perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan, revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi, semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas. Evaluasi, evaluasi mengacu pada tujuan, hasil evaluasi dicatat. Catatan Asuhan Keperawatan, menulis pada format yang baku, pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan, pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar, setiap melakukan tindakankegiatan perawat mencntumkan parafnama jelas, tanggal dan jam dilakukannya tindakan, berkas catatan keperawtan disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 88 5.2.3 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan Beban kerja adalah suatu kewajiban atau tanggung jawab yang harus dipikul untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan standar tertentu. Sedangkan. Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan penulisan dan pencatatan yang dilakukan oleh perawat tentang informasi kesehatan klien termasuk data pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan Carpenito, 1998. Berdasarkan uji korelasi dengan menggunakan Uji korelasi Pearson yang dilakukan secara komputerisasi memberikan hasil p = 0,000 dan koefisien korelasi r = 0,758. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat dengan kelengkapan pendokumentasian keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan karena jika nilai p 0,05 maka ada pengaruh antara dua variabel tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beban kerja perawat di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler termasuk kategori tinggi memiliki hubungan yang bermakna dengan pendokumentasian keperawatan. Beban kerja perawat yang tinggi serperti, tuntutan pekerjaan yang tinggi, kurangnya keterampilan perawat dalam Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 89 menangani pasien kardiovaskuler memberikan hasil yang baik terhadap dokumentasi keperawatan pasien. Pendokumentasian keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi telah dilakukan dengan baik di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler. Pendokumentasian asuhan keperawatan baik didukung adanya lembar pendokumentasian asuhan keperawatan yang telah tersedia di ruangan tersebut. Lembar pendokumentasian asuhan keperawatan meminimalkan pekerjaan perawat. Hasil penelitian ini menyatakan beban kerja yang tinggi menghasilkan pendokumentasian yang tinggi. Beban kerja yang tinggi dipengaruhi oleh keterampilan dalam menangani pasien, sikap perawat dalam menghadapi pasien, waktu merawat pasien. Beban kerja mempengaruhi produktivitas kinerja perawat seperti prestasi dalam penanganan pasien, selain itu beban kerja yang tinggi dipengaruhi oleh iklim kerja yang ada di ruangan, lingkungan tempat kerja yang luas seperti bangasal yang membuat perawat harus mengontrol pasien dari satu ruangan ke ruangan yang lain. Beban kerja yang tinggi juga dipengaruhi oleh tenga kerja perawat yang kurang profesional dimana mayoritas perawat di ruang rawat inap kardiovaskuler berpendidikan D-III Keperawatan, keterampilan perawat juga masih belum maksimal. Teknologi dalam Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 90 perawatan pasien kardiovaskuler sudah ada dan dapat membantu tugas perawat dalam melaksanakan dokumentasi keperawatan pada pasien. Hal ini sejalan dengan teori Sedarmayanti, 2001 yang menyatakan bahwa sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran shift work, bekerja dalam suatu tim, tingkat keterampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam manajemen dan supervisi serta ketrampilan dalam tehnik profesi, hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan unit organisasi, manajemen kinerjaproduktivitas yaitu manajemen yang efisien mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan prestasi kerja, efisiensi tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja, kreativitas dalam bekerja dan berada pada jalur yang benar dalam bekerja. Disamping hal tersebut diatas terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerjaproduktivitas kerja antara lain sikap mental, berupa motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja, pendidikan, keterampilan, manajemen, hubungan interpersonal, tingkat penghasilan, kebutuhan gizi dan kesehatan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, sarana untuk bekerjasarana produksi, teknologi, kesempatan berprestasi Sedarmayanti, 2001. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 91

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik Medan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Beban Kerja Perawat Rata-rata beban kerja perawat dalam 24 jam di ruang rawat inap kardiovaskuler adalah 18.8 jam. Secara perhitungan total, beban kerja terendah adalah kategori kegiatan non keperawatan pada seluruh shift. Perawat dalam mengerjakan kegiatan kategori non keperawatan sangat terbantu dengan partisipasi mahasiswa keperawatan yang sedang praktek, sehingga jumlah waktu yang dihabiskan oleh perawat lebih sedikit. Sedangkan beban kerja tertinggi secara keseluruhan dari hasil pengamatan selama 3 hari, adalah kategori kegiatan non keperawatan dengan total waktu 198 menit = 3.3 jam. Total waktu tersebut tidak berbeda signifikan hanya lebih tinggi 0.2 jam = 12 menit terhadap beban kerja tertinggi kategori kegiatan keperawatan langsung 187 menit = 3.1 jam. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara