merupakan asam lemak omega-6 tak jenuh. Asam linoleat adalah salah satu dari dua asam lemak esensial yang manusia memerlukannya. Okolo and Adejumo, 2014
Ada beberapa perbedaan kecil antara metode ekstraksi minyak yang digunakan oleh petani kecil dan proses yang berlaku di pabrik minyak industri. Setelah dipanen,
TBS diperbolehkan untuk fermentasi untuk waktu 1 - 6 hari pada suhu kamar, sehingga memungkinkan mudah pemisahan buah dari kelompok itu. Buah kemudian
direbus selama beberapa jam. Dalam metode tradisional, buah direbus ditumbuk menjadi bubur menggunakan mortir dan alu atau diinjak, dan minyak dipisahkan dengan
menambahkan air dan menekan off. Dalam banyak metode modern, menekan sekrup manual atau bermotor yang digunakan untuk memeras minyak dari buah direbus.
Minyak akhirnya dipanaskan untuk menghilangkan air sisa. Frank et al, 2011 Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit adalah air dan
kotoran, asam lemak bebas, bilangan peroksida dan adanya pemucatan. Faktor-faktor lainnya adalah titik cair, kandungan trigliserida padat, refining loss, plasticity dan
spreadability, sifat transparan, kandungan logam berat dan bilangan penyabunan. Semua factor ini perlu dianalisis untuk mengetahui mutu minyak inti kelapa sawit. Ketaren,
1986
2.3. Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit
Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 persen pericarp dan 20 persen buah yang dilapisi kulit yang tipis; kadar minyak dalam pericarp sekitar 34-40 persen.
Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tepat.
Universitas Sumatera Utara
Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada table 2.1. Bahan yang tidak dapat disabunkan jumlahnya sekitar 0,3 persen.
Tabel 2.1. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Inti Kelapa Sawit
Asam lemak Minyak kelapa sawit
persen Minyak Inti sawit persen
Asam kaprilat -
3 – 4
Asam kaproat -
3 – 7
Asam Laurat -
46 – 52
Asam miristat 1,1 - 2,5
14 – 17
Asam palmitat
40 – 46
6,5 – 9
Asam stearat 3,6 - 4,7
1 - 2,5
Asam oleat 39
– 45 13
– 19
Asam linolenat 7
– 11 0,5
– 2 Sumber: Eckey, S.W. 1955.
Kandungan karotene dapat mencapai 1000 ppm atau lebih, tetapi dalam minyak dari jenis tenera lebih kurang 500-700 ppm; Kandungan tokoferol bervariasi dan
dipengaruhi oleh penanganan selama produksi. Ketaren, 1986.
2.4. Sifat Fisiko-Kimia Minyak Kelapa Sawit
Sifat fisiko-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau, dan flavor,kelarutan, titik cair dan polymorphism, titik didih boiling point, titik pelonakan,
slipping point, shot melting point; bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan turbidity point, titik asap, titik nyala dan titik api.
Beberapa sifat fisiko-kimia dari kelapa sawit nilainya dapat dilihat pada tabel 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Nilai Sifat Fisiko-Kimia Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit Sifat
Minyak Sawit Minyak inti sawit
Bobot jenis pada suhu kamar
0,900 0,900 - 0,913
Indeks bias D 40
o
C 1,4565
– 1,4585 1,495
– 1,415
Bilangan Iod 48 - 56
14 – 20
Bilangan Penyabunan 196 - 205
244 – 254
Sumber: Krischenbauer 1960 Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses
pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna.Warna orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karotene yang larut dalam minyak.
Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya asam-asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas
minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone. Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu, karena minyak kelapa
sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang berbeda-beda.
Perbandingan sifat antara minyak kelapa sawit sebelum dan sesudah dimurnikan dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Sifat Minyak Kelapa Sawit Sebelum dan Sesudah Dimurnikan Sifat
Minyak sawit kasar Minyak sawit murni
Titik cair : awal akhir
21 – 24
29,4 26
– 29 40,0
Bobot jenis 15
o
C 0,859
– 0,870
Indeks bias D 40
o
C 36,0
– 37,5 46
– 49
Bilangan penyabunan 224 - 249
196 – 206
Bilangan Iod 14,5
– 19,0 46
– 52
Bilangan Reichert Meissl 5,2
– 6,5 -
Bilangan Polenske
9,7 – 10,7
-
Bilangan Krichner
0,8 – 1,2
-
Bilangan Bartya 33
- Sumber: Krischenbauer 1960
Ketaren, 1986
Universitas Sumatera Utara
2.5. Asam Lemak Bebas