14 basah dan celah udara. Oleh karena itu, kenaikan tegangan lewat
denyar bolak-balik basah akibat kenaikan tekanan udara terhadap tegangan lewat denyar basah semakin besar. Umumnya
setengah dari lintasan peluahan merupakan celah udara. Dengan anggapan ini, tegangan lewat denyar basah pada sembarang
tekanan udara dapat ditentukan Persamaan 2.3 berikut [2] :
2.3
Dimana V
s
= tegangan lewat denyar basah pada tekanan udara standar
c Karakteristik tegangan-waktu
Karakteristik tegangan-waktu digunakan untuk memperkirakan kekuatan dielektrik isolator jika memikul tegangan lebih surja
akibat sambaran petir pada jaringan. Karakteristik tegangan-waktu ditentukan hanya pada keadaan isolator kering dan permukaannya
bersih, karena penurunan kekuatan dielektrik isolator akibat air dapat diabaikan, hanya sekitar 2 - 3. Karakteristik tegangan-
waktu diperoleh melalui pengujian isolator dengan tegangan impuls standar baik polaritas positif maupun polaritas negatif. Tegangan
lewat denyar impuls pada sembarang suhu dan tekanan udara dihitung dengan Persamaan 2.1.
2.2 Isolator Terpolusi Dan Pengukuran Tingkat Bobot Polusi
Isolator baik yang terpasang di ruang terbuka maupun tertutup, akan dilapisi oleh polutan yang terkandung di udara. Polutan ini dapat
Universitas Sumatera Utara
15 mempengaruhi konduktivitas permukaan dari isolator tersebut sehingga dapat
menyebabkan kegagalan isolasi. Beberapa jenis polutan yang sangat berpengaruh terhadap tahanan permukaan isolator adalah [4]:
Garam. Garam ini dapat berasal dari udara yang berhembus dari laut dan
yang berasal dari zat kimia di jalanan yang menguap.
Limbah pabrik dalam bentuk gas seperti karbon dioksida, klorin, SOx, dan NOx dari pabrik kimia dan sebagainya.
Kotoran burung.
Pasir di daerah gurun.
Kondisi cuaca akan mempengaruhi polusi pada permukaan isolator ini. Angin dapat membawa garam dan pasir sampai ke permukaan isolator. Hujan
deras dapat membersihkan atau mengurangi polutan terutama di bagian atas permukaan isolator yang sangat berhubungan dengan kemampuan elektrik
dari isolator pasangan luar , karena hujan dapat memperkecil resiko flashover pada isolator terpolusi. Pengaruh sudut jatuhnya air hujan pada pembersihan
polutan di permukaan isolator terpolusi lebih penting daripada pengaruh tingkat intensitas dan lamanya waktu penghujanan [5]. Sedangkan gerimis,
kelembaban yang tinggi, dan kabut akan membuat lapisan polutan menjadi basah.
Untuk mengurangi polusi pada permukaan isolator, dilakukan beberapa usaha sebagai berikut :
Pembersihan
Pembersihan yang dimaksud adalah pembersihan secara alami oleh hujan atau pembersihan pencucian rutin [6]. Pencucian dapat dilakukan
Universitas Sumatera Utara
16 secara otomatis dan manual seperti dengan menggunakan helikopter.
Untuk pencucian dalam keadaan bertegangan, ada 2 syarat yang harus diperhatikan yaitu:
1. Air yang digunakan adalah air murni tanpa mineral dan memiliki tahanan jenis lebih besar da
ri 50.000 Ω cm. 2. Urutan pencucian harus dimulai dari bawah ke atas untuk mencegah
terkumpulnya polutan.
Pelapisan greasingcoating Salah satu metode untuk mencegah kegagalan isolasi pada isolator
adalah dengan melapisi permukaan isolator dengan lapisan minyak [6]. Keuntungan dari metode ini adalah mendapatkan sifat hidrofobik, yaitu
sifat bahan yang membuat permukaannya tetap kering karena air sulit untuk menempel pada permukaannya. Bahan yang bersifat hidrofobik
yaitu minyak dan lilin. Keuntungan lainnya dari metode ini adalah terperangkapnya atau terikatnya polutan oleh minyak dan mencegah
polutan ini basah akibat embun. Minyak yang digunakan terbuat dari silikon atau hidrokarbon. Kekurangan metode ini adalah harus mengganti
minyak yang telah lama digunakan, biasanya dilakukan setiap tahun.
Perpanjangan sirip extender shed Sirip isolator diperpanjang dengan bahan polimer seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.8. Perpanjangan sirip ini dipasangkan pada sirip isolator dengan menggunakan perekat dan tidak boleh ada celah
udara di antara sirip porselin dengan sirip tambahan karena akan menyebabkan peluahan sebagian pada celah udara ini yang akan merusak
Universitas Sumatera Utara
17 polimer dan isolator. Selain memperpanjang jarak rambat, perpanjangan
sirip ini memudahkan air yang membawa polutan akibat hujan atau embun untuk mengalir dari permukaan isolator [4].
Tambahan polimer
Sirip porselen
Pengukuran Tingkat Polusi Berdasarkan standar IEC 815, bobot polusi isolator ditetapkan 4
tingkat, yaitu ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Ada banyak metode untuk menentukan bobot polusi isolator. Metode yang umum
digunakan adalah metode ESDD equivalent salt deposit density dan tinjauan lapangan. Metode ESDD dilakukan dengan mengukur
konduktivitas polutan kemudian disetarakan dengan bobot garam dalam larutan air yang konduktivitasnya sama dengan konduktivitas polutan
tersebut. Penentuan tingkat bobot polusi isolator berdasarkan analisis kualitatif
dan metode ESDD ditunjukkan pada Tabel 2.2 berikut:
Gambar 2.8 Perpanjangan sirip yang terpasang pada isolator porselen
Universitas Sumatera Utara
18
Tabel 2.2 Tingkat polusi dilihat dari kondisi lingkungan [2] No
Tingkat Bobot Polusi
Ciri Lingkungan Berdasarkan Analisis Kualitatif ESDD
mgcm
2
1 Ringan
- Kawasan tanpa industri dan permukiman yang dilengkapi sarana pembakaran dengan kepadatan rumah rendah
- Kawasan dengan kepadatan industri rendah atau pemukiman, tetapi sering terkena angin danatau hujan
- Kawasan pertanian - Kawasan pegunungan
Semua kawasan ini harus terletak paling sedikit 10-20 km dari laut dan bukan kawasan terbuka bagi hembusan angin
langsung dari laut. 0,06
2 Sedang
- Kawasan industri, khususnya yang tidak menghasilkan asap polusi danatau pemukiman yang dilengkapi sarana
pembakaran dengan kepadatan rumah sedang. - Kawasan dengan kepadatan rumah tinggi danatau
kawasan industri kepadatan tinggi, tetapi sering terkena angin danatau hujan.
- Kawasan terbuka bagi angin laut tetapi tidak terlalu dekat dengan pantai paling sedikit berjarak beberapa kilometer
dari pantai. 0,02
Universitas Sumatera Utara
19 3
Berat - Kawasan dengan kepadatan industri tinggi dan pinggiran
kota besar dengan kepadatan sarana pembakaran yang tinggi dan menghasilkan polusi.
- Kawasan dekat laut atau kawasan yang senantiasa terbuka bagi hembusan angin laut yang relatif kencang.
0,6
4 Sangat Berat
- Kawasan yang umumnya cukup luas, terkena debu konduktif
dan asap
industri yang
khususnya menghasilkan endapan konduktif tebal.
- Kawasan yang umumnya cukup luas sangat dekat dengan pantai dan terbuka bagi semburan air laut atau hembusan
angin laut yang sangat kencang dan mengandung polutan. - Kawasan padang pasir yang ditandai dengan tidak adanya
hujan untuk jangka waktu lama, terbuka bagi angin kencang yang membawa pasir dan garam, serta
kondensasi yang tetap. 0,6
Berikut ini akan dijelaskan prosedur pengukuran ESDD. Untuk melarutkan polutan isolator, diambil air destilasi sebanyak 500 ml. Air pelarut
ini ditempatkan dalam ruangan pendingin hingga temperatur air mencapai 20
C. Air diaduk agar temperaturnya merata. Ketika temperatur air mencapai 20
C, konduktivitas air diukur dengan alat pengukur konduktivitas conductivitymeter. Dengan menggunakan Persamaan 2.4 dan 2.5 [1] :
2.4
Universitas Sumatera Utara
20
2.5
Dimana : t
= suhu larutan C
= konduktivitas larutan pada suhu Ѳ Sm
20
= konduktivitas larutan saat suhu 20 C Sm
i = arus listrik rata-rata Ampere v
= tegangan batere rata-rata volt l = panjang tabung meter
A = luas penampang tabung m
2
b = faktor koreksi pada suhu t yang dapat di lihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Faktor Koreksi Suhu[7] °C
B
5 10
20 30
0.03156 0.02817
0.02277 0.01905
Catatan : Untuk suhu yang lain nilai b dapat diperoleh melalui interpolasi
Universitas Sumatera Utara
21 Kemudian hitung konsetrasi garam dalam suatu larutan pada temperatur
20 C, dapat di hitung dengan Persamaan 2.6 dibawah [2] :
2.6
Dimana : D = konsentrasi garam kgm
3
Ѳ
20
= konduktivitas larutan pada temperatur 20 C Sm
Kemudian setelah konsentrasi garam dalam larutan dan luas permukaan isolator diketahui, maka ESDD dihitung dengan Persamaan 2.7 di bawah [2]:
2.7
Dimana : K = ESDD mgcm
2
G = volume air destilasi dalam gelas ukur cm
3
A = luas permukaan isolator cm
2
2.3 Mekanisme Lewat Denyar Pada Isolator Terpolusi