21 Kemudian hitung konsetrasi garam dalam suatu larutan pada temperatur
20 C, dapat di hitung dengan Persamaan 2.6 dibawah [2] :
2.6
Dimana : D      =  konsentrasi garam kgm
3
Ѳ
20
=  konduktivitas larutan pada temperatur 20 C Sm
Kemudian  setelah  konsentrasi  garam  dalam  larutan  dan  luas  permukaan isolator diketahui, maka ESDD dihitung dengan Persamaan 2.7 di bawah [2]:
2.7
Dimana : K = ESDD mgcm
2
G = volume air destilasi dalam gelas ukur cm
3
A = luas permukaan isolator cm
2
2.3  Mekanisme Lewat Denyar Pada Isolator Terpolusi
Karakteristik      suatu      isolator      hantaran      udara      yang      terpenting adalah  tegangan  ketahanan  withstand  voltage  dan  tegangan  lewat  denyar
pada  kondisi  isolator  terpolusi.  Dalam  keadaan  bersih  nilai  tahanan permukaan sangat besar sehingga  arus  bocor  sangat  kecil.  Tetapi  apabila
dalam  kondisi  cuaca  hujan ataupun  keadaan  udara  yang  lembab,  tahanan permukaan  semakin  rendah sehingga arus bocor semakin besar.
Universitas Sumatera Utara
22 Salah  satu  yang  menyebabkan  kegagalan  isolator  dalam  melaksanakan
fungsinya  adalah  karena  adanya  polutan  pada  permukaan  isolator.  Polutan yang  terkandung  di  udara  dapat  menempel  pada  permukaan  isolator  dan
berangsur-  angsur  membentuk  suatu  lapisan  tipis  pada  permukaan  isolator. Polutan  dapat  berupa  debu,  asap  kendaraan,  garam,  kotoran  burung,  benang
layangan  yang  menempel  pada  permukaan  isolator,  dan  lain  lain.  Unsur polutan  yang  paling  berpengaruh  terhadap  unjuk  kerja  isolator  adalah  garam
yang terbawa oleh angin. Lapisan garam  ini  bersifat konduktif terutama pada keadaan  cuaca  lembab,  berkabut  atau  pada  saat  hujan  gerimis.  Jika  cuaca
seperti  itu terjadi  maka akan mengalir arus  bocor dari  kawat fasa jaringan ke tanah  melalui  lapisan  konduktif  yang  menempel  di  permukaan  isolator  dan
tiang penyangga. Pada  Gambar  2.9
ditunjukkan  suatu  isolator  pendukung  yang permukaannya dilapisi polutan konduktif dan rangkaian ekivalennya.
Gambar 2.9 Isolator Terpolusi dan Rangkaian Ekivalennya
Universitas Sumatera Utara
23 Lapisan  polutan  konduktif  tersebut  dapat  dianggap  sebagai  suatu
tahanan  yang  menghubungkan  kedua  jepitan  logam  isolator.  Tahanan lapisan  polutan  jauh lebih   rendah   daripada    tahanan   dielektrik   padat
isolator.   Jika   jepitan   a bertegangan  dan  jepitan  d  dibumikan,  maka arus   bocor   I
b
akan   mengalir  melalui  lapisan  konduktif  dari  jepitan  a ke d, sedang arus yang melalui dielektrik padat diabaikan.
Arus  bocor  ini  akan  menimbulkan  panas  yang  besarnya  sama dengan kuadrat arus bocor dikali dengan tahanan permukaan dari a ke d.
Panas  yang terjadi  akan  mengeringkan  lapisan  polutan  dan  pengeringan awal  terjadi  pada kawasan  permukaan  isolator  yang  berdekatan  dengan
jepitan    logam    isolator  karena  dikawasan  ini  dijumpai  konsentrasi  arus lebih tinggi. Pengeringan tersebut akan membuat tahanan lapisan polutan di
kawasan  jepitan  isolator  semakin  besar.  Misalkan  lapisan  polutan  yang sudah kering  adalah  sepanjang a-b  dan  tahanannya adalah  R
ab
.  Akibatnya beda  tegangan    pada  lapisan    polutan    yang  kering    V
ab
semakin  besar dan  menimbulkan  kuat  medan  elektrik di  sekitarnya  naik.  Jika kuat  medan
elektrik  ini  melebihi  kekuatan  dielektrik  udara  di  sekitar  isolator,  maka akan terjadi peluahan dari titik a ke titik b. Busur api akibat peluahan ini
membuat  lapisan  polutan  yang  kering  a-b  terhubung  singkat, akibatnya  arus bocor  semakin  besar.  Arus  bocor  ini  akan  memanaskan
lapisan  polutan    yang  masih  basah  dan  proses  seperti  di atas  terulang  lagi sehingga terjadi peluahan dari titik b ke titik c. Akibatnya panjang busur
api  akibat  peluahan  semakin  bertambah,  yaitu  dari  a  ke  c.  Demikian seterusnya  secara  berangsur-angsur  busur  api  semakin  panjang  dan  saat
Universitas Sumatera Utara
24 busur  api  telah  menghubungkan  kedua  jepitan  logam  isolator  a-d,  maka
terjadilah peristiwa lewat denyar pada isolator [1]. Tegangan  flashover  atau    lewat denyar pada  isolator terpolusi akan
dipengaruhi  oleh  kondisi  udara  di  sekitarnya,  terutama  tekanan  dan temperatur udara. Selain itu  jarak rambat isolator juga akan mempengaruhi
besar  tegangan  flashover  isolator.  Jarak  rambat  merupakan  kriteria  standar yang  digunakan  untuk  memprediksi  kemampuan  isolator  saat  tepolusi  [8].
Lewat  denyar  atau  flashover  akan  terjadi  setelah  busur  api  menjangakau daripada keseluruhan jarak rambat isolator L  pada Gambar 2.10 [8,9].
Gambar 2. 10 Jarak Rambat Isolator
Hubungan  tegangan  flashover  dengan  jarak  rambat  isolator  dapat dinyatakan dengan Persamaan 2.8 [10]:
2.8
Dimana : V
f
= Tegangan flashoverlewat denyar isolator kV L            = Jarak rambat isolator cm
s
= Konduktivitas permukaan isolator μScm
N dan n = Konstanta busur api  30 ≤ N ≤ 200 dan 0,45 ≤ n ≤1,30
Universitas Sumatera Utara
25 Dari  Persamaan  2.8  dapat  dilihat  hubungan  antara  tegangan
flashover  dengan  jarak  rambat  isolator  berbanding  lurus  ketika konduktivitas permukaan isolator dan konstanta busur api konstan.
2.4  Benang Layangan Pada Isolator Terpolusi