Kerangka Berpikir Hipotesis Identifikasi Variabel Teknik Pengumpulan Data

commit to user Oleh karena itu, data tersebut mendukung adanya penjelasan bahwa terdapat perbedaan dalam menghadapi generativitas antara individu satu dengan individu lainnya. Dalam penelitian ini, individu yang dimaksud adalah gay Pria Pekerja Seks dengan gay bukan Pria Pekerja Seks.

D. Kerangka Berpikir

Perbedaan generativitas pada gay Pria Pekerja Seks PPS dengan gay bukan PPS, dapat digambarkan seperti di bawah ini : Bagan. 2 Perbedaan Generativitas pada Gay Pria Pekerja Seks dengan Gay bukan Pria Pekerja Seks Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka penelitian ini mencoba untuk menguji perbedaan generativitas pada gay Pria Pekerja Seks dengan gay bukan Pria Pekerja Seks. Gay Pria Pekerja Seks PPS Generativitas Gay bukan Pria Pekerja Seks PPS Generativitas : - Komitmen tuntutan budaya, keinginan dari dalam, perhatian dan kepercayaan - Perilaku action - Narasi Generativitas : - Komitmen tuntutan budaya, keinginan dari dalam, perhatian dan kepercayaan - Perilaku action - Narasi commit to user

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoritis tersebut di atas, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : terdapat perbedaan generativitas meliputi komitmen dan perilaku pada gay Pria Pekerja Seks PPS dengan gay bukan PPS. commit to user BAB III METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel

Variabel adalah suatu konsep yang mempunyai nilai berubah-ubah atau bervariasi. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: Variabel tergantung : Generativitas Variabel bebas : Status Pekerjaan

B. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamatidiobservasi Suryabrata, 2006. Definisi operasional variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Generativitas

sebagai suatu komitmen orang dewasa terhadap kesejahteraan generasi berikutnya dan mewariskan hal-hal yang positif kepada generasi berikutnya kemudian dimanifestasikan dalam perilaku dapat diartikan juga membentuk hal atau orang untuk menjadi pribadi yang lebih kreatif, produktif, dan meneruskan generasi berikutnya. Generativitas dalam perkembangannya memiliki tujuh tahapan psikososial yaitu tuntutan budaya, keinginan dari dalam, perhatian, kepercayaan, komitmen, perilaku, dan narasi. Dalam penelitian ini, akan difokuskan pada tiga aspek, yaitu : a komitmen yang meliputi tuntutan budaya, keinginan dari dalam, perhatian, kepercayaan yang dapat diukur dengan menggunakan skala Loyola Generativity Scale LGS; b perilaku generatif yang meliputi perlindungan, perbaikan, pemeliharaan, pengembangan, pengasuhan, atau perawatan terhadap apa yang dianggap berguna 42 commit to user seperti mengasuh anak, menjaga lingkungan, dan lain-lain yang dapat diukur dengan menggunakan skala Generative Behaviour Checklist GBC, c Narasi, menggambarkan kedewasaan seseorang dalam kehidupan ataupun kebiasaan dalam masyarakat yang berkenaan dengan generativitas dalam bentuk life-story. Narasi ini diungkap menggunakan wawancara berdasarkan lima tema generativitas yaitu menghasilkan, pemeliharaan, menawarkan hasil dari diri sendiri, generasi selanjutnya, simbol keabadian. Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi lebih mendalam tentang generativitas seorang gay pria pekerja seks dan gay bukan pria pekerja seks yang nantinya subjek penelitian untuk wawancara ini didapat dari hasil skor ekstrem LGS maupun GBC. Untuk mengetahui generativitas seseorang dalam perkembangan hidupnya maka dapat diukur dengan menggunakan skala Loyola Generativity Scale LGS, Generative Behaviour Checklist GBC dan Narasi dalam bentuk life-story. LGS dimaksudkan untuk mengukur perbedaan individual mengenai komitmen awal yang dipengaruhi oleh tuntutan budaya, keinginan dalam diri, perhatian dan kepercayaan yang berkaitan dengan generativitas. GBC merupakan sejumlah tindakan yang dilakukan setiap hari yang berkaitan dengan generativitas. Narasi digunakan sebagai pelengkap data yang dibutuhkan dalam generativitas yang memuat tentang pengalaman kehidupan seseorang.

2. Status Pekerjaan

sebagai suatu kedudukan seseorang yang menjalankan tugas-tugas atau kewajiban di suatu unit usahakegiatanorganisasilembaga. Status pekerjaan yang akan menjadi fokus yaitu mereka yang bekerja pada orang lain atau instansikantorperusahaan dengan menerima upahgaji baik berupa uang maupun barang. Pria pekerja seks adalah pelacur laki-laki yang menyediakan diri kepada sesama laki-laki biasanya laki-laki gay, untuk mengadakan hubungan commit to user kelamin dengan mengharapkan imbalan uang yang sudah ada standar harga secara relatif untuk setiap layanan yang diberikan, sedangkan gay yang bekerja tidak sebagai pria pekerja seks adalah gay yang memiliki status pekerjaan beragam dan tidak bekerja sebagai pria pekerja seks. C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi

Penentuan populasi dan sampel merupakan salah satu langkah penting yang harus ditetapkan terlebih dahulu. Populasi dan sampel merupakan dua hal yang berkaitan, yang mempunyai pengertian tentang batas dari obyek penelitian serta sejauhmana penelitian akan dikenakan. Populasi adalah sejumlah individu yang akan diteliti dan paling sedikit memiliki satu sifat yang sama Hadi, 2004. Populasi merupakan salah satu faktor utama yang harus ditentukan sebelum kegiatan penelitian dilakukan. Populasi dalam penelitian ini adalah gay yang terdapat pada komunitas Gessang di kota Surakarta. Data yang diperoleh, menunjukkan bahwa jumlah populasi gay yang tergabung dalam komunitas Gessang untuk kota Surakarta sebanyak 2.055 orang Gessang, 2010. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian adalah gay yang telah memasuki dewasa tengah baya yang terdapat pada komunitas Gessang di Surakarta. Ciri-ciri atau sifat-sifat dari populasi yang akan digunakan sebagai berikut: a. Usia antara 40-60 tahun. Berdasarkan teori tahap perkembangan yang diungkapkan oleh Erikson 1963 isu generativitas akan dialami seseorang dengan rentang usia antara 40-60 tahun memiliki tanggung jawab untuk mewariskan hal-hal positif commit to user terhadap generasi selanjutnya. Jumlah populasi yang memasuki rentang usia 40- 60 tahun sebanyak 348 orang. b. Status Pekerjaan Status pekerjaan yang berbeda akan memberikan pandangan dan cara yang berbeda dalam menghadapi dan menerapkan generativitas. Berdasarkan data yang diperoleh dari komunitas Gessang, dari jumlah populasi yang berusia sekitar 40-60tahun sebanyak 348 orang, didapatkan jumlah gay yang bekerja sebagai pria pekerja seks PPS sebanyak 15 orang. Gay yang tidak bekerja sebagai pria pekerja seks sebanyak 333 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian individu dari anggota populasi yang menjadi obyek penelitian atau yang diselidiki yang dianggap dapat mewakili populasi Hadi, 2004. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah gay yang telah memasuki rentang usia sekitar 40-60 tahun dan juga yang bekerja sebagai pria pekerja seks dan tidak bekerja sebagai pria pekerja seks. Penelitian yang dilakukan adalah uji beda, maka dalam penentuan sampel haruslah representatif dan mewakili semua populasi. Karena jumlah populasi sangatlah berbeda jauh dalam menentukan sampel, besaran sampel dapat ditentukan dengan rumus Slovin dengan taraf signifikansi yang dianggap paling baik untuk ilmu-ilmu sosial yaitu 0,05 atau 5 Amirin, 2010. Rumus Slovin adalah : 2 1 Ne N n + = Keterangan: n = Jumlah sampel commit to user N = jumlah seluruh anggota populasi E = toleransi terjadinya error, taraf signifikansi. Dari rumus di atas, diperoleh jumlah sampel untuk gay yang bekerja sebagai pria pekerja seks PPS sejumlah 15 orang, dan gay yang tidak bekerja sebagai pria pekerja seks sejumlah 181 orang.

3. Sampling

Teknik pengambilan sampel sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel Hadi, 2004. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Incidental sampling, yaitu anggota sampel yang dijadikan sampel penelitian adalah apa atau siapa saja yang kebetulan dijumpai ditempat-tempat tertentu Hadi, 2004. Kriteria yang digunakan dalam menentukan sampel yaitu berusia 40-60 tahun berdasarkan teori perkembangan Erikson 1963 dan gay yang bekerja sebagai pria pekerja seks dengan gay yang bukan bekerja sebagai pria pekerja seks.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelelitian ini dengan menyebarkan skala Loyola Generative Scale LGS dan Generative Behaviour Checklist GBC untuk mengetahui tingkat generativitas seseorang yang kemudian akan dilakukan wawancara sebagai data pendukung untuk menggali informasi yang lebih mendalam. Wawancara dilakukan setelah diketahui siapa saja yang memiliki skor ekstrem yang diperoleh dari pengukuran menggunakan skala LGS dan GBC. Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai yaitu hanya sekali melakukan penyebaran skala kemudian di analisis secara statistik mengukur validitas dan reliabilitas aitem. commit to user Generativitas adalah membangun psikososial yang dapat diekspresikan melalui tuntutan budaya, keinginan dari dalam diri individu, perhatian, kepercayaan, komitmen, perilaku generatif, dan cara keseluruhan di mana orang dewasa masuk akal narasi hidupnya Mc Adams de St. Aubin, 1992. Peneliti di Pusat Foley telah merancang sejumlah langkah untuk menilai perbedaan individu dalam generativitas antara orang dewasa. Tiga langkah yang paling umum digunakan adalah kuesioner Loyola Generativity Scale LGS dan Generativity Behaviour Checklist GBC yang kemudian akan diikuti dengan narasi berupa life-story untuk melengkapi dan memperkuat data yang telah diperoleh. Pembentukan dan validitas Loyola Generativity Scale LGS serta Generativity Behaviour Checklist GBC diikuti dengan prosedur secara umum tentang pengembangan skala diri dari pembentukan kepribadian. Yang termasuk dalam prosedur ini adalah sebuah skala yang dikembangkan dengan pemusatan terhadap kriteria teoritis dan empiris yang kemudian diikuti dengan narasi. Pernyataan yang digunakan secara umum berasal dari teori yang dikembangkan, penyatuan pernyataan dilakukan dengan mengurangi dan menyaring melalui berbagai macam prosedur secara empiris yang memaksimalkan konsistensi internal dan validitas diskriminan sembari meminimalisasi pengaruh dari respons yang diberikan McAdams de St.Aubin, 1992 . 1. Loyola Generativity Scale LGS Pernyataan pada Loyola Generativity Scale LGS sebanyak 20 pernyataan. Penskoran untuk LGS dengan menunjukkan seberapa sering pernyataan tersebut berlaku bagi seseorang, dengan menandai salah satu 0, 1, 2, atau 3. Angka 0 jika pernyataan tidak pernah berlaku. Angka 1 jika pernyataan commit to user jarang berlaku. Angka 2 jika pernyataan cukup sering berlaku. Angka 3 jika pernyataan hampir selalu berlaku. Berdasarkan penelitian mengenai generativitas dan pengujian LGS yang awalnya terdiri dari 39 aitem didapatkan bahwa dari 39 aitem setelah dilakukan pengujian didapat 20 aitem terbaik, tiap-tiap aitem dari 20 pernyataan secara relatif menunjukan bahwa a memiliki variabilitas yang luas di setiap respons, b memiliki korelasi tinggi dengan skor total LGS, c memiliki korelasi tinggi dengan pengukuran eksternal generativitas. Koefisien Alpha Cronbach untuk 20 aitem sebesar 0,83. Skor jawaban dari loyola Generativity Scale LGS bergerak 0 sampai 3 dengan alternatif pilihan: 0 jika pernyataan tidak pernah berlaku, 1 jika pernyataan jarang berlaku, 2 jika pernyataan cukup sering berlaku, 3 jika pernyataan hampir selalu berlaku. Ada beberapa pernyataan nomor 2, 5, 9, 13, 14, 15 yang penskorannya dibalik misal, 0 menjadi 3, 1 menjadi 2, 2 menjadi 1, 3 menjadi 0. Berikut adalah blue print dari Loyola Generativity Scale LGS berdasarkan teori generativitas Erikson 1963 dan McAdams de St.Aubin 1992 yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel. 3 Blue Print Loyola Generativity Scale LGS Aspek Indikator Favourable Unfavourable Jumlah perilaku aitem Komitmen Tuntutan budaya 6, 16 14 3 Keinginan dari dalam 4, 7, 11 2 4 Perhatian 1,3,12,19 5,15,18,20 8 Kepercayaan 8, 10, 17 13, 9 5 Total 12 8 20 commit to user 2. Generativity Behaviour Checklist GBC Pernyataan pada Genertivity Behaviour Checklist GBC sebanyak 50 pernyataan perilaku, apakah dua bulan terakhir pernah melakukan perilaku tersebut dan berapa kali melakukan perilaku tersebut. Penskoran untuk GBC dengan menandai 0, 1 atau 2. Angka 0 jika belum melakukan perilaku selama dua bulan terakhir. Angka 1 jika telah melakukan perilaku satu waktu selama dua bulan terakhir. Angka 2 jika telah melakukan perilaku yang lebih dari sekali selama dua bulan terakhir. Skor jawaban Generativity Behaviour Checklist GBC bergerak dari 0 sampai 2 dengan alternatif pilihan: 0 jika belum melakukan perilaku selama dua bulan terakhir, 1 jika telah melakukan perilaku satu waktu selama dua bulan terakhir, 2 jika telah melakukan perilaku lebih dari sekali selama dua bulan terakhir. Tetapi ada beberapa nomor yang tidak ikut dinilai karena tidak memiliki nilai generativitas, yaitu nomor 3, 4, 8, 14, 18, 22, 33, 39, 46, 47. Berikut adalah blue print dari Generativity Behaviour Checklist GBC berdasarkan teori generativitas Erikson 1963 dan Mc Adams de St.Aubin 1992 yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4. Blue Print Generativity Behaviour Checklist GBC No. Aspek Favourable Unfavourable Jumlah Item 1. Tuntutan Budaya 2, 27, 31, 43, 46 39 6 2. Keinginan dari dalam 28, 35, 36, 44, 48 3, 4, 8, 29, 47 10 3. Perhatian 7, 14, 32, 37, 38 11, 21, 22 10 45, 50 4. Kepercayaan 12, 16, 24, 30, 34, 49 33 7 5. Komitmen 15, 17, 20, 23 18 5 6. Perilaku 1, 5, 6, 9, 10, 25, 26 13, 19, 41, 42 12 40 Total 35 15 50 commit to user 3. Narasi Narasi ini dilakukan dengan wawancara berdasarkan lima tema generativitas yang dijadikan sebagai guide interview untuk mengetahui life story seseorang. Data yang diperoleh nantinya akan dijadikan sebagai data pelengkap dari data yang telah diperoleh sebelumnya. Lima tema generativitas meliputi menghasilkan, pemeliharaan, menawarkan hasil dari diri sendiri, generasi berikutnya, dan simbol keabadian. Untuk mengetahui informasi yang berkenaan dengan lima tema generativitas, dilakukan wawancara, tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk mengumpulkan segala informasi dari sumber datanarasumber. Teknik wawancara secara umum dibagi menjadi dua jenis, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur Sutopo, 2002. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur yaitu wawancara dengan daftar pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti, sampel diharapkan menjawab dalam bentuk informasi sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat. Pedoman wawancara dari penelitian ini adalah : Tabel 5. Pedoman Wawancara No. 1 Aspek 2 Pertanyaan 3 1. Menghasilkan 1. Apa pekerjaan anda? 2. Dari pekerjaan tersebut, apa yang sudah anda hasilkan? 3. Apakah anda sudah merasa puas dengan apa yang telah anda hasilkan? 4. Adakah keinginan dari dalam diri anda untuk menghasilkan sesuatu yang baru dalam hidup anda? 5. Apa yang anda harapkan dari apa yang telah anda hasilkan untuk kehidupan selanjutnya? 6.Bagaimana anda mengelola hasil dari pekerjaan yang telah anda lakukan? 2. Pemeliharaan 1. Bagaimana anda dalam lingkungan masyarakat? 2. Apakah anda aktif dalam kegiatan yang Bersambung commit to user

E. Validitas dan Reliabilitas