humidifitas relatif terhadap laju pengeringan. Apabila suhu yang digunakan dalam proses pengeringan konstan, maka jumlah air yang diuapkan per satuan waktunya
juga  akan  lebih  stabil  dibandingkan  bila  menggunakan  suhu  yang  berfluktuatif. Sedangkan pada pengeringan indirect solar dryer dengan absorben ini suhu yang
ada di dalam box pengering sangat bergantung pada kondisi cuaca saat melakukan pengeringan sehingga membuat laju pengeringan yang diperoleh berfluktuatif.
4.7 KONSUMSI ENERGI SPESIFIK KES
Konsumsi  energi  spesifik  adalah    penggunaan  energi  pada  pengeringan  dan umumnya  dinyatakan  sebagai  rasio  energi  yang  diterimadikonsumsi  dalam  MJ
per kilogram air teruapkan. Energi  yang  dikonsumsi  selama  pengeringan  berlangsung  terdiri  atas  energi
total  dari  energi  surya  termal  yang  dihitung  menggunakan  persamaan =
′
.  . . τ. α − dan  energi  kimia  yang  dihitung  menggunakan  persamaan
= . ∆
.  Besarnya  porsi  masing-masing  energi  dan  jumlah  air  yang diuapkan setiap siklusnya ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Dari  proses  pengeringan  ketiga  sampel    pengeringan  dapat  dilihat  bahwa semakin  tinggi  intensitas  radiasi  maka  jumlah  air  yang  diuapkan  akan  semakin
besar.  Pada  malam  hari,  pengeringan  menggunakan  absorben  mengkonsumsi panas  reaksi  150,98  kcalmol  dan  menghasilkan  energi  termokimia  pada  proses
pengeringan  surya  +  absorben  1:1  sebesar  0,015  MJ,  pada  proses  pengeringan surya  +  absorben  1:2  sebesar  0,007  MJ,  dan  pada  proses  pengeringan  surya  +
absorben 1:3 sebesar 0,011 MJ. Energi
yang diterima
saat proses
pengeringan surya  + absorben 1:1 pada hari pertama lebih tinggi dibandingkan dengan energi  yang diterima saat proses pengeringan surya + absorben 1:1 dan
proses  pengeringan  surya  +  absorben  1:1  yaitu  9,002  MJ  disbanding  4,494  MJ dan 5,646 MJ. Hal ini membuat jumlah air yang diuapkan pada siang hari pertama
proses pengeringan surya + absorben 1:1  lebih besar dibanding dengan proses pengeringan  surya  +  absorben  1:2  dan  proses  pengeringan  surya  +  absorben
1:3.  Pada  hari  kedua,  energi  yang  diterima  pada  proses  pengeringan  surya  + absorben  1:2  lebih  besar  dibandingkan  proses  pengeringan  surya  +  absorben
1:1  dan  proses  pengeringan  surya  +  absorben  1:3    yaitu  1,280  MJ  dibanding
Universitas Sumatera Utara
2,128 MJ dan 1,121 hal ini mengakibatkan jumlah air yang diuapkan pada proses pengeringan surya + absorben 1:2 lebih besar dibandingkan proses pengeringan
surya + absorben 1:1 dan proses pengeringan surya + absorben 1:3. Walaupun demikian, energi tersebut cukup untuk membantu bahan untuk mencapai kondisi
kesetimbangannya.
Gambar 4.12 Energi yang DiserapDiterima Box Pengering
Untuk  melihat  performans  metode  pengeringan  secara  menyeluruh,  dilakukan penghitungan  rasio  konsumsi  energi  total  terhadap  jumlah  total  air  teruapkan.
Besarnya  nilai  KES  untuk  masing-masing  metode  pengeringan  disajikan  dalam Gambar 4.13.
Gambar 4.13 Konsumsi Energi Spesifik Proses Pengeringan Biji Kakao
18,69
11,71 10,40
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
Surya + Absorben 1:1
Surya + Absorben 1:2
Surya + Absorben 1:3
K o
n su
m si
E n
e rg
i S
p e
si fi
k M
J k
g
a ir
y a
n g
d iu
a p
k a
n n
Universitas Sumatera Utara
Tinggi rendahnya nilai  KES sangat dipengaruhi oleh peran intensitas  radiasi matahari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar 4.12 dimana energi yang
diterima untuk proses pengeringan ini yang paling besar diterima dari pengeringan siang  hari  dibandingkan  malam  hari.  Dimana  untuk  proses  pengeringan  kakao  :
absorben 1:1 pada siang hari diuapkan air yang ada di dalam bahan sebesar 59 -  65  .  Sedangkan  pada  malamnya  menguapkan  air  sebanyak  35    -  41  .
Demikian  juga  untuk  sampel  lainnya,  pengeringan  pada  siang  hari  memiliki persentase peranan yang lebih tinggi dibandingkan pada malam hari. Untuk KES
terendah diperoleh dari metode pengeringan energi surya+absorben 1:3 dan KES tertinggi  dimiliki  oleh  metode  pengeringan  energi  surya  +  absorben  1:1.
Performans  pengeringan  energi  surya+absorben  1:3  lebih  baik  dibanding  yang lain  disebabkan  penyerapan  yang  baik  oleh  perbandingan  massa  LiCl  dengan
bahan 1:3 dan peran intensitas radiasi yang tinggi .
Universitas Sumatera Utara
45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan  yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan adalah :
1. Efektivitas  pengeringan  siang  hari  dipengaruhi  oleh  besarnya  intensitas  radiasi
matahari  yang  diterima  kolektor  sehingga  mempengaruhi  kenaikan  temperatur udara  yang  masuk  ke  box  pengering.  Kondisi  optimum  dicapai  pada  proses
pengeringan  kakao  dengan  perbandingan  massa  bahan  dan  absorben  1:1  yakni mencapai 66
° C – 70
° C pukul 10:15 sd 10:45 WIB. Kondisi ini memberikan efek
termal yang menyebabkan pada pengeringan siang hari pertama menguapkan air dari biji kakao lebih banyak, yaitu 341 gram.
2. Semakin  besar  massa  absorben  yang  digunakan  maka  efektivitas  pengeringan
pada malam hari meningkat. Kondisi optimum dicapai pada proses pengeringan surya + absorben dengan perbandingan massa 1:3, RH minimum diperoleh 43
dengan  temperatur  minimum  26
o
C,  kadar  air  akhir  4,63  ,  jumlah  air  yang diuapkan pada malam hari sebesar 241 gram, dan waktu pengeringan 26,8 jam.
3. Dengan  menggunakan  absorben,  pengeringan  pada  malam  hari  bekerja  pada
rentang RH 41 - 79 . 4.
Nilai  D
eff
yang  diperoleh  adalah  1,18097.10
-10
ms
2
untuk  pengeringan  surya  + absorben  1:1,  1,16585.10
-10
ms
2
untuk  pengeringan  surya  +  absorben  1:  2, dan 1,048.10
-10
m
2
s untuk pengeringan surya + absorben 1:3. 5.
Model  kinetika  yang  paling  sesuai  untuk  pengeringan  kakao  dengan  variasi massa  desikan  ini  adalah  Model  Page  yaitu,  untuk  surya  +  absorben  dengan
perbandingan  massa  1:1  diperoleh  MR  =  exp-0,078.t
1,103
,  untuk  surya  + absorben dengan perbandingan massa 1:2 diperoleh MR = exp-0,059.t
1,21
, untuk surya  +  absorben  dengan  perbandingan  massa  1:3  diperoleh  MR  =  exp-
0,064.t
1,146
. 6.
Tinggi  rendahnya  konsumsi  energi  spesifik  sangat  dipengaruhi  oleh  intensitas radiasi  matahari  atau  proses  pengeringan  pada  siang  hari.  Peranan  proses
pengeringan  siang  hari  berkisar  sekitar  59    -  65    sedangkan  pengeringan
Universitas Sumatera Utara