EFEKTIVITAS PENGERINGAN PADA SIANG HARI PERTAMA UNTUK KETIGA SAMPEL

28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 EFEKTIVITAS PENGERINGAN PADA SIANG HARI PERTAMA UNTUK KETIGA SAMPEL

Efektivitas pengeringan pada siang hari pertama dapat dilihat dari besarnya intensitas radiasi matahari yang diukur setiap menitnya. Proses pengeringan pada siang hari dipengaruhi oleh nilai intensitas radiasi yang diterima oleh kolektor surya sehingga menentukan kenaikan temperatur media pengering udara yang memasuki ruang pengering. Makin tinggi intensitas radiasi, temperatur udara pengering yang memasuki kotak pengering akan makin tinggi [26]. Selama proses pengeringan kakao dengan perbandingan massa bahan dan absorben 1:1 berlangsung, diperoleh data temperatur udara lingkungan berkisar dari 27 o C - 36 o C, kelembaban relatif RH berkisar dari 59 - 86 , dan intensitas radiasi matahari berkisar dari 41 Wattm 2 - 871 Wattm 2 . Pada proses pengeringan kakao dengan perbandingan massa bahan dan absorben 1:2, diperoleh data temperatur udara lingkungan berkisar dari 23 o C - 35 o C, kelembaban relatif RH berkisar dari 60 - 100 , dan intensitas radiasi matahari berkisar dari 4 Wattm 2 – 913 Wattm 2 . Pada pengeringan kakao dengan perbandingan massa bahan dan absorben 1:3, diperoleh data temperatur udara lingkungan berkisar dari 28 o C - 34 o C, kelembaban relatif RH berkisar dari 62 - 86 , dan intensitas radiasi matahari berkisar dari 66 Wattm 2 – 841 Wattm 2 . Berikut adalah data intensitas radiasi matahari, temperatur lingkungan dan kelembaban udara RH sekitar pada saat melakukan proses pengeringan hari pertama yaitu pada 25 November 2015, 27 November 2015, dan 17 Desember 2015 yang disajikan dalam bentuk grafik yang diukur menggunakan alat HOBO. ` a b 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 In te n s it a s R a d ia s i M a ta h a ri 08:00 11252015 09:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 Waktu 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 R H d a n T Intensitas Radiasi Matahari, Wattm2 RH, Temperatur, C 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 In te n s it a s R a d ia s i M a ta h a ri 08:00 11272015 09:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 Waktu 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 R H d a n T Intensitas Radiasi Matahari, Wattm2 RH, Temperatur, C Universitas Sumatera Utara Dari gambar 4.1 a dapat dilihat bahwa proses pengeringan kakao dengan perbandingan massa bahan dan absorben 1:1 pada tanggal 25 November 2015 memiliki intensitas radiasi menyeluruh yang lebih tinggi dibanding proses pengeringan kakao dengan perbandingan massa bahan dan absorben 1:2 dan 1:3 pada tanggal 27 November 2015 dan 17 Desember 2015 Gambar 4.1 b dan c. Nilai intensitas radiasi juga berpengaruh terhadap temperatur didalam box pengering. Untuk melihat hubungan dari kondisi cuaca selama penelitian berlangsung terhadap tinggi rendahnya temperatur yang ada didalam box pengering maka berikut disajikan data temperatur dan kelembaban udara didalam box pengering dalam bentuk grafik yang diukur per 10 menit menggunakan alat ukur RH dan T data logger. c Gambar 4.1 a Kondisi Cuaca Pada Tanggal 25 November 2015, b Kondisi Cuaca Pada Tanggal 27 November 2015, c Kondisi Cuaca Pada Tanggal 17 Desember 2015 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 In te n s it a s R a d ia s i M a ta h a ri 08:00 111904 09:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 Waktu 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 R H d a n T Intensitas Radiasi Matahari, Wattm2 RH, Temperatur, C a 80 70 60 50 40 30 20 10 N ila i 08:00 11252015 12:00 16:00 20:00 00:00 11262015 04:00 08:00 Waktu RH, Temperatur, C Malam Universitas Sumatera Utara Selama pengeringan siang hari pertama terlihat temperatur udara didalam box pengering optimum dicapai pada proses pengeringan kakao dengan perbandingan massa bahan dan absorben 1:1 pada tanggal 25 November 2015 yakni mencapai 66 ° C – 70 ° C pukul 10:15 sd 10:45 WIB. Kondisi ini memberikan efek termal yang menyebabkan pada pengeringan siang hari pertama untuk tanggal 25 November 2015 menguapkan air dari biji kakao lebih banyak, yaitu 341 gram, dibanding proses pengeringan kakao dengan perbandingan massa bahan dan absorben 1:2 dan 1:3 pada tanggal 27 November 2015 dan 17 Desember 2015 yaitu 307 gram dan 324 gram. Temperatur didalam box pada proses pengeringan kakao dengan perbandingan massa bahan dan absorben 1:2 pada tanggal 27 b c Gambar 4.2 a Temperatur dan RH didalam Box Pengering pada Tanggal 25 – 26 November 2015 b Temperatur dan RH didalam Box Pengering pada Tanggal 27 – 28 November 2015 c Temperatur dan RH didalam Box Pengering pada Tanggal 17 – 18 Desember 2015 80 70 60 50 40 30 20 10 N ila i 09:00 11272015 13:00 17:00 21:00 01:00 11282015 05:00 09:00 Waktu RH, Temperatur, C 80 70 60 50 40 30 20 10 N ila i 09:30 12172015 13:30 17:30 21:30 01:30 12182015 05:30 09:30 Waktu RH, Temperatur, o C Malam Malam Universitas Sumatera Utara November 2015 hanya mencapai 48 ° C – 50 ° C pada pukul 10:20 sd 10:40 WIB. Temperatur didalam box pada proses pengeringan kakao dengan perbandingan massa bahan dan absorben 1:3 pada tanggal 17 Desember 2015 hanya mencapai 48 ° C – 49 ° C pada pukul 13:30 sd 14:15 WIB.

4.2 EFEKTIVITAS PENGERINGAN PADA SIANG HARI KEDUA UNTUK KETIGA SAMPEL