Metode Analisis Pada Identifikasi Masalah

22 Tabel 3.2 Pembagian Banyaknya Jumlah Sampel Konsumen 3.3 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pendataan lapangan dengan cara wawancara kuisioner dengan konsumen buah impor di Kota Medan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun. Sedangkan data sekunder diperoleh secara tidak langsung melalui instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian Sumatera Utara serta literatur yang berhubungan dengan penelitian seperti; hasil penelitian serta jurnal terkait. 3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Metode Analisis Pada Identifikasi Masalah

Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen buah impor melalui perhitungan presentase jumlah No Kecamatan Jumlah Sampel jiwa 1 Medan Tuntungan 5 2 Medan Johor 5 3 Medan Amplas 5 4 Medan Denai 5 5 Medan Area 5 6 Medan Kota 5 7 Medan Maimun 5 8 Medan Polonia 5 9 Medan Baru 5 10 Medan Selayang 5 11 Medan Sunggal 5 12 Medan Helvetia 5 13 Medan Petisah 5 14 Medan Barat 5 15 Medan Timur 5 16 Medan Perjuangan 5 17 Medan Tembung 5 18 Medan Deli 5 19 Medan Labuhan 5 20 Medan Marelan 5 21 Medan Belawan 5 Universitas Sumatera Utara 23 responden yang disajikan dalam bentuk tabulasi sederhana. Data-data yang diperoleh dimasukkan mellaui kuisioner akan dikelompokkan dan dipresentasekan berdasarkan jumlah responden. Menurut Iwan dan Lydia 2010, kelebihan analisis conjoint adalah dapat mengikutsertakan atribut yang belum terjadi tetapi diperkirakan bisa terjadi, dan mengetahui model produk mana yang paling disukai konsumen terhdap atribut-atribut yang dimunculkan dari suatu produk. Pada analisis conjoint terdapat 3 metode yaitu traditional conjoint, adaptive conjoint, dan choi-based conjoint. Pada penelitian ini digunakan metode traditional conjoint. Metode ini dipilih karena paling umum digunakan dan jumlah atribut yang relatif kecil, yaitu sebanyak tujuh atribut, juga karena lebih menggambarkan struktur preferensi secara menyeluruh. Proses dasar analisis conjoint adalah sebagai berikut: 1. Menentukan perancangan atribut dan level Dalam conjoint, perancangan atribut yang berpengaruh merupakan bagian dari mengenali atau mengidentifikasi atribut dengan tingkat yang masing-masing digunakan untuk sebuah stimuli. Atribut yang digunakan untuk buah impor adalah sebagai berikut: 1 Rasa Rasa adalah sensasi yang diterima oleh alat pengecap yang berada di rongga mulut. Untuk atribut rasa, terdapat 3 level yaitu manis, asam, dan manis asam. 2 Ukuran Ukuran adalah ukuran buah impor yang dipasarkan. Terdapat tiga level untuk atribut ukuran yaitu kecil, sedang, dan besar. Universitas Sumatera Utara 24 3 Aroma khas Aroma khas yang dimaksud dalah aroma yang ditimbulkan oleh buah, dan merupakan aroma khas dari buah tersebut. Terdapat tiga level atribut aroma yaitu kuat, sedang, dan tidak beraroma. 4 Warna Warna yang dimaksud adalah warna yang dimiliki oleh buah impor tersebut, yang khas sesuai dengan warna alami buah. Tedapat tiga level pada atribut warna buah impor yaitu cerah, agak cerah, dan kusam. 2. Membuat kombinasi level produk desain stimuli Kombinasi disasarkan pada atribut produk yang telah didefenisikan sebelumnya, dan melakukan perkalian setiap sub atribut yang ada. Untuk perancangan kombinasi sub atribut tau level terdapat dua pendekatan yang sering digunakan, yaitu kombinasi berpasangan pairwise comparison dan kombinasi lengkap full profile. Metode pairwise comparison merupaka metode evaluasi dua faktor sedangkan metode full-profile merupakan metode evaluasi banyak faktor. Penelitian ini menggunakan metode full-profile dimana seluruh aspek diperhatikan sekaligus sehingga deskripsi dari konsep tersebut lebih realistis. Kombinasi level atribut atau stimuli yang dimiliki berjumlah: 3 x 3 x 3 x 3 = 81 stimuli Oleh karena jumlah stimuli yang banyak dan akan menyulitkan responden dalam memberikan penilaian, maka dilakukan Fractional Factorial Design yang merupakan teknik untuk mereduksi jumlah stimuli dimana diperoleh jumlah stimuli yang hanya mengukur efek utamanya saja. Perancang stimuli dapat Universitas Sumatera Utara 25 menggunakanan orthogonal design pada perangkat lunak SPSS 22.0. Melalui perancangan orthogonal diharapkan akan diperoleh suatu kombinasi atribut yang hanya mengukur efek utamanya saja Fractional Factor Design. Dengan menggunakan prosedur orthogonal pada SPSS maka stimuli yang berjumlah 81 tersebut disederhanakan jumlahnya agar tidak semua kombinasi harus dianalisis. Hasil orthogonal design ini yaitu 16 stimuli dimana 12 stimuli berstatus deseign sedangkan 4 stimuli merupakan holdout sample yang digunakan sebagai penguji hasil apakah proses conjoint yang menggunakan sampel tersebut bisa selaras jika digunakan pada populasi. Berikut ini stimuli hasil apakah proses conjoint yang menggunakan sampel tersebut bisa selaras jika dipergunakan pada populasi. Berikut ini stimuli hasil orthogonal design pada SPSS : Tabel 3.3 Data Stimuli Atribut Buah Impor Rasa Ukuran Aroma Khas Warna Status Card Manis Sedang Sedang Agak Cerah Design 1 Asam Kecil Tidak Beraroma Agak Cerah Design 2 Asam Besar Sedang Cerah Design 3 Asam Sedang Kuat Kusam Design 4 Manis Asam Besar Kuat Agak Cerah Design 5 Manis Asam Kecil Sedang Kusam Design 6 Manis Kecil Kuat Cerah Design 7 Manis Besar Tidak Beraroma Kusam Design 8 Manis Asam Sedang Tidak Beraroma Cerah Design 9 Manis Kecil Tidak Beraroma Cerah Holdout 10 Manis Sedang Tidak Beraroma Cerah Holdout 11 Asam Kecil Tidak Beraroma Cerah Holdout 12 Manis Kecil Kuat Kusam Holdout 13 Universitas Sumatera Utara 26 3. Mengumpulkan pendapat responden terhadap stimuli yang ada Hasil pembuatan stimuli dengan menggunakan prosedur orthogonal itulah yang kemudian disertakan dalam kuisioner untuk dievaluasi oleh responden. Responden diminta memberikan penilaian terhadap stimuli tersebut. Penilaian responden mengunakan reting yaitu dengan menggunakan skala likert dengan skala : Tabel 3.4 Acuan Penilaian Preferensi Konsumen Simbol Pengertian Bobot STS Sangat Tidak Suka 1 TS Tidak Suka 2 BS Biasa Saja 3 S Suka 4 SS Sangat Suka 5 Rating diisi oleh konsumen buah impor yang menjadi responden dalam penelitian ini dan ditulis dengan selera mereka masing-masing dengan menggunakan skala likert dari 1 sampai 5. Universitas Sumatera Utara 27 Tabel 3.5 Pemberian Rating Stimuli Buah Impor Rasa Ukuran Aroma Khas Warna RATING STS TS B S SS Manis Sedang Sedang Agak Cerah Asam Kecil Tidak Beraroma Agak Cerah Asam Besar Sedang Cerah Asam Sedang Kuat Kusam Manis Asam Besar Kuat Agak Cerah Manis Asam Kecil Sedang Kusam Manis Kecil Kuat Cerah Manis Besar Tidak Beraroma Kusam Manis Asam Sedang Tidak Beraroma Cerah Manis Kecil Tidak Beraroma Cerah Manis Sedang Tidak Beraroma Cerah Asam Kecil Tidak Beraroma Cerah Manis Kecil Kuat Kusam 4. Melakukan proses conjoint dengan memasukan data yang ada Penilaian pemberian rating oleh responden diolah dengan analisis conjoint dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Hasil analisis conjoint secara keseluruhan dilihat dari overall statistics pada SPSS subfile summary. Hasil analisis ini diperoleh untuk memperkirakan atribut buah impor yang diinginkan oleh responden berdasarkan penilaian terhadap stimuli tersebut yang disertakan dalam kuesioner sebelumnya. Universitas Sumatera Utara 28 5. Hasil analisis Output yang dihasilkan dari proses analisis conjoint berupa nilai utility yaitu suatu perbandingan antara nilai kegunaan dengan tiap-tiap taraf atributnya, importance values yaitu suatu perbandingan antara kepentingan nilai dengan tiap- tiap atribut buah impor serta nilai korelasi Person dan Kendall’s Tau untuk mengetahui seberapa tinggi predictive accuracy-nya. Interpretasi hasilnya adalah untuk nilai utility, yaitu nilai yang paling besar menjadi kombinasi stimuli yang disukai oleh konsumen. Untuk nilai kepentingan importance values yaitu nilai yang terbesar menunjukkan atribut kacang Sihobuk yang paling penting serta untuk uji keakuratan dilihat dari korelasi Pearson’s dan Kendall’s Tau. Uji keakuratannya predictive accuracy : H0 : tidak adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual, atau tidak ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint. H1 : adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual, atau ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint. Sign. 0,05 maka H0 ditolak Sign. 0,05 maka H0 diterima Santoso, 2012. Interpretasi hasilnya yaitu jika nilai signifikansi 0,000 kurang dari 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual, atau ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint. Universitas Sumatera Utara 29 Tabel 3.6 Bentuk Hasil Analisis Conjoint Pada Buah Impor No Atribut Level Nilai Kegunaan Utility Values Nilai Kepentingan Relatif Imprtance Values 1 Rasa Manis a1 b1 Asam a2 Manis Asam a3 2 Ukuran Kecil a1 b2 Sedang a2 Besar a3 3 Aroma Khas Kuat a1 b3 Sedang a2 Tidak Beraroma a3 4 Warna Cerah a1 b4 Agak Cerah a2 Kusam a3 Identifikasi Masalah 1 : Untuk Menjawab identifikasi masalah 1, dengan mendeskripsikan dari data yang diperoleh dari responden. Identifikasi masalah 2 : Untuk menjawab identifikasi masalah 2, kombinasi level atribut yang paling sesuai dapat dilihat dari nilai utility pada masing-masing level taraf atribut. Interpretasi hasilnya yaitu nilai utility yang terbesar menunjukkan level dari atribut yang menjadi preferensi konsumen buah impor sehingga apabila level – level atribut yang memiliki nilai utility paling besar digabungkan maka akan membentuk kombinasi stimuli dari karakteristik buah impor yang menjadi preferensi konsumen. Universitas Sumatera Utara 30 Identifikasi masalah 3 : Untuk menjawab identifikasi masalah 2, output yang dilihat berupa nilai kepentingan importance values digunakan untuk melihat atribut manakah yang paling penting dari buah impor menurut preferensi konsumen. Interpretasi hasilnya yaitu nilai kepentingan importance values yang paling besar menunjukkan atribut buah impor yang paling penting sehingga mendasari konsumen untuk membeli buah impor. Identifikasi masalah 4 : Untuk melihat tingkat keakuratan prediksi model hasil analisis conjoint maka output yang dilihat berupa nilai korelasi Pearson dan Kendall’s Tau. Uji keakuratan predictive accuracy : H0 : tidak adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual, atau tidak ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint. H1 : adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual, atau ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint. Sign. 0,05 maka H0 ditolak Sign. 0,05 maka H1 diterima Interpretasi hasil yaitu jika nilai signifikansi 0,000 kurang dari 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual, atau ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint. 3.5 Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1 Definisi