43
berukuran besar lebih kecil kemungkinan menggunakan model revaluasi pada pencatatan aset tetap mereka.
2. Hubungan Fixed Asset Intensity Terhadap Keputusan Revaluasi Aset
Tetap
Hasil pengujian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa fixed asset intensity  berpengaruh  positif  terhadap  keputusan  revaluasi  aset  tetap  di
Indonesia  dan  di  Singapura  dapat  dibuktikan  secara  statistik.  Hasil pengujian  ini  sesuai  dengan  hipotesis  peneliti  yang  menyatakan  bahwa
intensitas  aset  tetap  berpengaruh  signifikan  positif  terhadap  keputusan revaluasi  aset  tetap.  Sesuai  dengan  penelitian  Tay  2009  yang
berpendapat  bahwa  revaluasi  penting  untuk  diperhatikan  dimana  porsi terbesar  dari  total  aset  adalah  aset  tetap  yang  dapat  meningkatkan  nilai
suatu  perusahaan  dan  karena  itu  memiliki  potensi  yang  besar  dalam meningkatkan basis aset.
Tidak  hanya  itu,  revaluasi  juga  diterapkan  untuk  mengurangi pelaporan  profitabilitas  perusahaan,  baik  melalui  depresiasi  yang  lebih
besar,  maupun  dengan  peningkatan  basis  aset  yang  digunakan  untuk
mengukur  return  on  equity.  Penelitian  ini  sesuai  dengan  penelitian  Tay
2009,  Seng  dan  Su  2010,  Manihuruk  dan  Farahmita  2015  yang menemukan  bahwa  intensitas  aset  tetap  memiliki  hubungan  signifikan
positif terhadap pilihan model revaluasi aset tetap perusahaan.
44
3. Hubungan  Level  of  Indebtedness  Terhadap  Keputusan  Revaluasi
Aset Tetap
Hasil  pengujian  hipotesis  ketiga  yang  menyatakan  bahwa  level  of indebtedness berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap
di Indonesia dan di Singapura tidak dapat dibuktikan secara statistik. Lin dan  Peasnell  2000  menyatakan  bahwa  revaluasi  yang  digunakan
sebagai  alat  akuntansi  efektif  dalam  meningkatkan  kapasitas  pinjaman tidak  dapat  dijamin  kepastiannya,  karena  sebagian  kreditur  dapat
mengecualikan  cadangan  revaluasi  dalam  dasar  yang  digunakan  untuk menghitung rasio utang.  Selain itu, revaluasi aset yang digunakan untuk
menghindar  dari  kegagalan  pembayaran  pada  perjanjian  utang  dapat mengurangi  kredibilitas  manajemen  sehingga  akan  berdampak  pada
meningkatnya biaya contracting di masa depan Cotter, 1999 dalam Seng dan  Su,  2010.
Hasil  penelitian  ini  sesuai  dengan  penelitian  Barac  dan Sodan  2011  yang  membuktikan  bahwa  level  of  indebtedness  tidak
berpengaruh terhadap revaluasi.
4. Hubungan Liquidity Terhadap Keputusan Revaluasi Aset Tetap
Hasil pengujian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa liquidity berpengaruh negatif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia
dapat  dibuktikan  secara  statistik.  Sedangkan  hipotesis  yang  menyatakan bahwa  liquidity  berpengaruh  negatif  terhadap  keputusan  revaluasi  aset
tetap  di  Singapura  tidak  dapat  dibuktikan  secara  statistik.  Menurut Andison 2015 rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan