16
menurunkan nilai rasio utang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Lin dan  Peasnell  2000,
Manihuruk  dan  Farahmita  2015,  Andison  2015 yang  menemukan  bahwa  tingkat  utang  berpengaruh  positif  terhadap
revaluasi aset tetap.
H
3a
:  Level  of  Indebtedness  berpengaruh  positif  terhadap  keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia.
H
3b
:  Level  of  Indebtedness  berpengaruh  positif  terhadap  keputusan revaluasi aset tetap di Singapura.
4. Hubungan Liquidity Terhadap Keputusan Revaluasi Aset Tetap
Menurut  Andison  2015  rasio  likuiditas  menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam
melunasi kewajiban
lancarnya. Perusahaan  yang  memiliki  likuiditas  rendah  akan  memilih  melakukan
revaluasi  agar  dapat  memperlihatkan  nilai  aset  tetap  mereka  yang sebenarnya dapat dikonversi dalam bentuk kas Manihuruk  Farahmita,
2015. Andison 2015 mengatakan bahwa kebijakan revaluasi aset akan berdampak positif pada posisi keuangan, hal ini tentu memberikan respon
positif bagi kreditur dalam memberikan pinjaman.
Dalam  penelitiannya,  Tay  2009  berargumen  bahwa  revaluasi membantu  memberikan  informasi  secara  lebih  aktual  mengenai  jumlah
kas  yang  diperoleh  dari  penjualan  aset,  sehingga  dapat  membantu meningkatkan  kapasitas  pinjaman  perusahaan  serta  mengurangi  biaya
pinjaman.  Black,  Sellers  dan  Manly  1998  dalam  Manihuruk  dan
17
Farahmita  2015  menemukan  bahwa  likuiditas  mempunyai  pengaruh yang  signifikan  negatif  terhadap  pilihan  merevaluasi  aset.  Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Barac  Sodan 2011.
H
4a
:  Liquidity  berpengaruh  negatif  terhadap  keputusan  revaluasi  aset tetap di Indonesia.
H
4b
:  Liquidity  berpengaruh  negatif  terhadap  keputusan  revaluasi  aset tetap di Singapura.
5. Hubungan  Declining  Cash  Flow  From  Operation  Terhadap
Keputusan Revaluasi Aset Tetap
Cotter    Zimmer  1995  dalam  Seng    Su  2010  berpendapat revaluasi  dapat  memberikan  sinyal  nilai  yang  lebih  tinggi  dari  aset
jaminan  perusahaan,  yang  akan  membantu  meyakinkan  debtholders tentang  kemampuan  perusahaan  melunasi  hutangnya.  Oleh  karena  itu,
revaluasi  akan  mengembalikan  kapasitas  pinjaman  perusahaan.  Mereka mengusulkan bahwa perusahaan dengan arus kas menurun lebih mungkin
merevaluasi  asetnya.  Penelitian  Cotter  dan  Zimmer  1995  dalam  Barac dan  Sodan  2011  menemukan  bahwa  rasio  arus  kas  yang  rendah  lebih
mungkin untuk merevaluasi asetnya.
H
5a
: Declining Cash Flow From Operation berpengaruh positif terhadap
keputusan revaluasi aset tetap di Indonesia.
H
5b
: Declining Cash Flow From Operation berpengaruh positif terhadap keputusan revaluasi aset tetap di Singapura.