Peraturan perundang-undangan Pengertian dan Fungsi Daftar Negatif Investasi negative list

115 . Perekonomian Indonesia Beberapa masalah Penting. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia, 2003. UMKM di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia, 2009. Widjaja, Rai. Penanaman Modal. Jakarta: PT Pradnya Paramita, 2005. Zulkarnain. Membangun Ekonomi Rakyat. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2003. Sumodiningrat Gunawan dan Wulandari Ari. Menuju Ekonomi Berdikari. Yogyakarta: Media Presindo, 2015. Randy R.W dan Riant Nugroho Dwijowijoto.Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dalam Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Elex Media Computindo, 2007.

B. Peraturan perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 20014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dan Bidang Usaha yang Tertutup dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penanaman Modal Universitas Sumatera Utara 116

C. Website

http:www.BismarNastyWordpress.com diakses pada tanggal 13 Maret 2016. http:industri.bisnis.comread2015122012503644implementasi-mea-jumlah- waralaba-asing-akan-meningkat diakses pada tanggal 20 Maret 2016. http:www.majalahfranchise.comarticle50tahun-2015-akan-banyak franchise- asing-masuk diakses paa tanggal 20 Maret 2016. https:www.ekon.go.idpressdownload19961427siaran-pers-paket-kebijakan- ekonomi-x-2-.pdf diakses pada tanggal 3 Maret 2016. http:webcache.googleusercontent.comsearch?q=cache:8pB0XlxDpBYJ:www.b kpm.go.idimagesuploadsfile_siaran_persSiaran_Pers_BKPM_130216- DNI_Baru_Lindungi_Pelaku_Usaha_UMKM.pdf+cd=1hl=idct=clnk gl=id diakses pada tanggal 29 Maret 2016. http:raypratama.blogspot.co.id201504teori-perlindungan-hukum.html diakses pada tanggal 14 Maret 2016. Tesishukum.compengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahlidiakses tanggal 28 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara 49

BAB III PENGATURAN DAFTAR NEGATIF INVESTASI DALAM

PERUNDANG-UNDANGAN PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

A. Pengertian dan Fungsi Daftar Negatif Investasi negative list

Keberadaan penanaman modal di suatu negara tekait dengan tuntutan untuk menyelenggarakan pembangunan nasional di negara tersebut. Umumnya kesulitan yang dihadapi dalam menyelenggarakan pembangunan nasional yang menitikberatkan pada pembangunan ekonomi meliputi kekurangan modal, kemampuan dalam hal teknologi, ilmu pengetahuan, pengalaman dan keterampilan. Hambatan tersebut umumnya dialami oleh negara berkembang, sebab setiap pembangunan nasional senantiasa besifat multidimensional yang memerlukan sumber pembiayaan dan sumber daya yang cukup besar, baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar negeri. Pembangunan nasional memiliki hakikat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang tidak hanya dilihat dari segi materil, tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan baik secara langsung maupun tidak langsung menyangkut harkat dan martabat bangsa Indonesia. 55 Guna meningkatkan pendapatan perkapita, dalam arti peningkatan kegiatan ekonomi dan taraf kesejahteraan masyarakat, salah satu sumber pembiayaan dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pembangunan nasional tersebut adalah penanaman modal yang terselenggara 55 Darji Darmodiharjo , Investasi Asing melalui Surat Utang Negara di Pasar Modal Bandung: PT Alumni, 2008, hlm. 252. Universitas Sumatera Utara 50 melalui berbagai bentuk penanaman modal baik lokal maupun asing. 56 Pembangunan ekonomi tersebut, haruslah ditopang oleh investasi, baik yang dilakukan oleh investor dalam negeri maupun investor asing. Kedua jenis investasi ini dibutuhkan dalam pembanguanan ekonomi untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Melalui investasi, kekuatan ekonomi potensil akan diolah menjadi kekuatan ekonomi riil. Keseluruhan investasi tersebut harus dilaksanakan selaras dengan rencana pembangunan yang dicanangkan pemerintah. 57 Secara global, kehadiran investor untuk berinvestasi di Indonesia berpusat pada dua sektor utama, yakni pengolahan sumber daya alam, terutama pertambangan dan energi, dan industri pengolahan dengan tujuan utama untuk pengamanan sumber daya alam, sementara di sektor industri pengolahan dimaksudkan untuk perluasan pasar dan pemanfaatan tenaga murah, mendekatkan diri pada bahan mentah serta menciptakan basis industri baru. 58 56 Rosyidah Rakhmawati, Hukum Penanaman Modal di Indonesia Malang: Bayumedia Publishing, 2002, hlm. 8. 57 Ibid., jonker sihombing hlm. 253. 58 Asmin Nasution, Transparansi dalam Penanaman Modal Medan: Pustaka Bangsa Press, 2008, hlm. 90. Namun sebagai negara yang berdaulat Indonesia memiliki kedaulatan untuk mengatur termasuk memberikan pembatasan-pembatasan di bidang penanaman modal. Pembatasan penanaman modal tersebut dapat dilakukan pada saat masuknya investasi asing entry equirements maupun pada saat kegiatan operasional investasi asing tersebut operational requirements. Di Indonesia, pembatasan-pembatasan tersebut dimanifestasikan antara lain melalui pengaturan daftar-daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang Universitas Sumatera Utara 51 penanaman modal yang sering disebut dengan daftar negatif investasi negatie list. 59 Setiap proses penanaman modal khususnya Penanaman Modal Asing PMA yang hendak menanamkan modal di Indonesia, harus memenuhi berbagai prosedur dan tata cara penanaman modal terlebih dahulu. Pengaturan tersebut diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penanaman Modal. Dalam ketentuan Pasal 2 Keppres tersebut ditetapkan bahwa calon penanaman modal asing yang akan mengadakan usaha dalam rangka Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 terlebih dahulu harus mempelajari daftar bidang-bidang usaha yang tertutup DNI atau disebut Daftar Skala Prioritas DSP dan bila diperlukan penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM. 60 a. Produksi senjata, mesiu, alat peledak,dan peralatan perang Demikian juga halnya dalam Undang-Undang Penanaman Modal UUPM terdapat pembatasan bidang usaha yang tidak dapat dimasuki oleh penanam modal. Hal ini diuraikan dalam Pasal 12 ayat 1 UUPM yaitu semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Kemudian dalam ayat 2 dikemukakan tentang bidang usaha yang tertutup bagi penanaman modal asing yakni : 59 David Kahuripan, Aspek-Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia Jakarta: Kencana Prnada Media Group, 2013, hlm. 66. 60 Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, hlm. 77. Universitas Sumatera Utara 52 b. Bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan undang-undang Setiap calon investor yang hendak mengadakan penanaman modal di suatu negara, hendaknya mengetahui prosedur atau tata cara penanaman modal di negara tersebut. Di Indonesia khususnya bagi investor asing, yang hendak berinvestasi, harus harus terlebih dahulu mempelajari daftar negatif investasi di seluruh Indonesia. Ketentuan tersebut sangat penting sebagai wujud komitmen bahwa pemerintah dalam menggunakan dan memanfaatkan modal asing adalah sesuai dengan kebutuhan bagi pembangunan nasional. 61 61 Ibid., Rosyidah Rakhmawati, hlm. 52. Dengan demikian, tidak semua bidang boleh dimasuki oleh penanaman modal asing. Selain itu, pihak investor perlu pula mengetahui bidang dan jenis usaha menengah yang dicadangkan untuk usaha kecil dan bidang usaha yang terbuka untuk usaha menengah atau usaha besar dengan syarat kemitraan. Selain itu, pemerintah menetapkan bidang-bidang usaha tertentu yang tidak boleh lagi dimasuki oleh investor asing. Tujuan ditetapkannya daftar bidang usaha yang tertutup bagi penanaman modal dimaksudkan untuk menentukan bahwa penanaman modal harus memperhatikan kepentingan nasional. Selain itu juga harus memperhatikan kertertiban umum sebagaimana yang dimaksud dengan menguasai hajat hidup orang banyak atau masalah pertahanan dan keamanan serta memberikan perlindungan bagi usaha kecil dan menengah. Oleh karena itu, diatur bidang-bidang usaha yang dilarang secara mutlak, dilarang bagi kepemilikan modal asing dan bidang usaha untuk usaha kecil. Universitas Sumatera Utara 53 Daftar negatif Investasi yang diatur dalam Perpres Nomor 39 Tahun 2014, Keputusan Presiden Nomor 99 tahun 1998 tentang bidangjenis usaha yang dicadangkan untuk usaha kecil dan badanjenis usaha yang terbuka untuk usaha menengah atau usaha besar dengan syarat kemitraan. Setelah memahami dan meneliti mengenai bidang-bidang usaha yang terbuka, dan ketentuan-ketentuan lain terkait dengan hal tersebut, maka calon investor dapat mengajukan permohonan penanaman modal sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan serta melakukan penanaman modal.

B. Pengaturan Daftar Negatif Investasi Menurut Undang-Undang Penanaman Modal