20
BAB II KEDUDUKAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH DAN KOPERASI
DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL
A. Pengertian dan Latar belakang Usaha Mikro Kecil dan Menegah dan Koperasi UMKMK
1. Pengertian UMKMK Defenisi UMKM diatur dalam Undang-Undang UMKM pada Bab 1
ketentuan umum, Pasal 1 menyatakan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perseorangan
yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang- undang tersebut.
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tersebut. Menurut Direktorat Industri Skala Kecil pada
Departemen Industri, unit-unit perusahaan industri skala kecil sangat bervariasi. Dalam perusahaan yang menghasilkan barang logam, dari
bahan perlengkapan dapur sampai pengecoran suku cadang bagi peralatan industri beberapa jenis sulaman, batik dan pabrik, beberapa
jenis anyaman produk jerami, seperti keranjang dan kesetan, kayu dan
Universitas Sumatera Utara
21
kulit, serta pengolahan makanan dan minuman. Semua perusahaan tersebut digolongkan sebagai industri kecil.
28
2. Latar belakang usaha mikro, kecil menengah dan koperasi Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha mikro, usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi
kriteria usaha menengah sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tersebut.
Defenisi koperasi dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian dalam Bab 1 Pasal 1 Angka 1
disebutkan bahwa : “koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang
perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan
usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip
koperasi.”
Sejarah perekonomian telah ditinjau kembali untuk mengkaji ulang perananan UMKM. Beberapa kesimpulannya yakni, pertama bahwa
pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat sebagaimana terjadi di negara Jepang, telah dikaitkan dengan besaran sektor usaha kecil. Kedua, dalam
28
Kenneth James, Aspek-Aspek Finansial Usaha Kecil dan Menengah Jakarta: PT.Pustaka LP3ES, 1993, Hlm. 19.
Universitas Sumatera Utara
22
penciptaan lapangan kerja di Amerika Serikat sejak Perang Dunia II, sumbangan UMKM ternyata tak bisa diabaikan.
Di negara sedang berkembang, UMKM berada dalam posisi terdesak dan tersaingi oleh usaha skala besar. UMKM sendiri memiliki
berbagai ciri kelemahan, karena UMKM menyangkut kepentingan rakyatmasyarakat
banyak, maka pemerintah terdorong untuk mengembangkan dan melindungi UMKM. Sedangkan di negara-negara
maju UMKM mendapat perhatian karena memiliki faktor-faktor positif yang kemudian diperkenalkan dan diterapkan di negara yang sedang
berkembang.
29
Kehadiran UMKM tidak dapat dipungkiri sebagai salah satu sendi kehidupan ekonomi Indonesia karena:
30
a. Perusahaan kecil menyediakan lapangan kerja untuk berjuta-juta rakyat Indonesia
b. Perusahaan kecil ikut membayar pajak c. Perusahaan kecil merupakan ujung tombak industri nasional
d. Perusahaan kecil menjadi pedagang perantara dan pengumpul hasil panen petani.
e. Pengusaha kecil memproduksi banyak sektor kebutuhan pokok rakyat banyak.
Fakta tersebut membuktikan bahwa usaha kecil sangat vital dalam kehidupan ekonomi Indonesia. Potensi dan kans hidup perusahaan kecil
29
Tiktik Sartika Partomo, Ekonomi Koperasi Bogor: Ghalia Indonesia , 2009, hlm.9.
30
B.N Marbun, Kekuatan Kelemahan Perusahaan Kecil Jakarta: PT Pustaka Binaman Presindo, 1986, Hlm. 3.
Universitas Sumatera Utara
23
di Indonesia sangat besar dan penuh harapan, jikalau mau membuka diri, membaharui diri serta menyesuaikan gerak hidup usahanya dengan
dasar-dasar manajemen mutakhir. Terungkap juga bahwa peran dan peranan perusahaan kecil di Indonesia mutatis mutandis saling berkaitan
dengan eksistensi nasional dan merupakan sendi penting dalam kehidupan usaha di Indonesia.
31
Sejarahnya,
32
koperasi sebenarnya bukanlah organisasi usaha yang khas berasal dari Indonesia. Kegiatan koperasi dan organisasi
koperasi pada mulanya diperkenalkan di Inggris sekitar abad petengahan yang memiliki misi menolong kaum buruh dan petani yang menghadapi
problem-problem ekonomi dengan menggalang kekuatan mereka sendiri. Koperasi dikenal di Indonesia sebaga salah satu dari tiga pilar utama
penyangga perekonomian yang sering disebut sebagai soko guru perekonomian yang jika dibandingkan dengan 2 dua pilar perekonomian
lainnya seperti BUMN dan BUMS adalah yang “jalannya paling terseok”.
33
Lembaga koperasi di Indonesia diarahkan oleh pemerintah untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal sebagai
golongan ekonomi lemah. Eksistensi koperasi, yang dianggap sebagai lembaga ekonomi rakyat, merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab
tidak ada satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya, tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar ekonomi
lainnya. Penegasan Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 yaitu cabang-cabang
31
Ibid., Hlm. 31.
32
Tulus tambunan, UMKM di Indonesia Bogor: Ghalia Indonesia, 2009. Hlm. 149.
33
Ibid., Hlm. 164.
Universitas Sumatera Utara
24
produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak.” dikuasai oleh negara” bagi cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 33 ayat 2 UUD NRI Tahun 1945
tidak harus “dimiliki oleh negara”. Namun maksud utamanya atau masalah pokok dalam kalimat itu subject matter adalah “dikuasai”.
34
Sebagai badan usaha, koperasi adalah sebuah perusahaan yang harus mampu
berdiri sendiri menjalankan usahanya mendapatkan laba, sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat mempertinggi
nasmani para anggotanya.
35
a. Koperasi meningkatkan pendapatan Peranan koperasi bagi masyarakat ekonomi diantaranya adalah:
b. Koperasi menciptakan lapangan kerja c. Koperasi meningkatkan taraf hidup rakyat
d. Koperasi memeratakan pendapatan Menurut Widiyanto 1998,
36
34
Pandji Anoraga, Koperasi, Kewirausahaan,dan Usaha Kecil Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hlm. 58-59.
35
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003, hlm. 3.
36
Tulus Tambunan, UMKM di Indonesia, Op.Cit., hlm. 166.
sejak diperkenalkannya di Indonesia pada awal abad 20, dan dalam perkembangannya sejak itu, koperasi di
Indonesia mempunyai makna ganda yang sebenarnya bersifat ambivalen, yakni koperasi sebagai badan usaha dan sekaligus juga sebagai jiwa dan
semangat berusaha. Selain itu, peranan usaha mikro menengah UMKM juga sangat pernting di semua negara, karena jumlah UMKM merupakan
Universitas Sumatera Utara
25
jumlah terbesar dari kegiatan usaha suatu negara. Tujuan ekonomi yang ingin dicapai antara lain menciptakan kesempatan kerja, distribusi
pendapatan merata, menciptakan efisiensi, memantapkan stabilitas harga, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, dalam menghadapi
ekonomi pasar dimana persaingan sangat ketat menyebabkan UMKM semakin tidak berdaya terhadap persaingan dengan usaha besar.
Hal ini menyebabkan UMKM harus bergabung dengan wadah organisasi, dengan saling membantu dan bekerja sama tidak saja untuk
oligopolis maupun monopolis, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan berproduksi dan memasarkan hasil produksinya, organisasi
inilah yang disebut dengan koperasi. Koperasi berperan dalam kegiatan usaha bersama bagi para produsen dan konsumen juga sekaligus turut
memperbaiki kondisi persaingan usaha di pasar melalui dampak eksternalitas positif yang ditimbulkannya.
3. Pengaturan UMKM di Indonesia Pengaturan terkait UMKM di Indonesia sebelumnya diatur dalam
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995. Dalam undang-undang ini, UMKM masih disebut sebagai UKM Usaha Kecil dan Menengah. Kriteria yang
berlaku bagi usaha kecil dan menengah menurut undang-undang ini yaitu kekayaan bersih maksimal Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan
bangunan usaha. Hasil penjualan per tahun maksimal Rp. 1.000.000.00, milik warga negara Indonesia, berdiri sendiri, bukan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi degan
Universitas Sumatera Utara
26
perusahaan dengan perusahaan menengah atau perusahaan besar, berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak memiliki
badan hukum, atau usaha yang memiliki badan hukum termasuk koperasi. Disamping itu, juga diatur Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang
Usaha Kecil, Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil, Insruksi Presiden Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah, Keppres Nomor
127 Tahun 2001 tentang BidangJenis Usaha yang Dicadangkan untuk Usaha Kecil dan BidangJenis Usaha yang Terbuka untuk Usaha
Menengah atau Besar dengan Syarat Kemitraan, Keppres Nomor 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah,
Permenneg BUMN Per-05MBU2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan,
Permenneg BUMN Per-05MBU2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara.
Apabila dalam undang-undang sebelumnya disebut sebagai Usaha Kecil Menengah UKM, namun sekarang menjadi Undang-Undang
tentang Usaha Mikro, Kecil, Menengah UMKM. Pengaturan UMKM di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM. Dalam undang-undang ini menyatakan bahwa usaha mikro yakni usaha produktif dengan kekayaan sampai Rp. 50.000.000 dan
pendapatan sampai Rp. 300.000.000 per tahun, usaha kecil dengan nilai
Universitas Sumatera Utara
27
kekayaan usaha antara Rp. 50.000.000 dengan total penghasilan sekitar Rp.300.000.000 sampai Rp. 2.500.000.000 per tahun. Usaha menengah
yakni usaha produktif yang memiliki kekayaan modal Rp. 500.000.000 hingga Rp. 10.000.000.000 dengan jumlah pendapatan Rp. 2.500.000.000
sampai Rp. 5.000.000.000. Selanjutnya mengenai peraturan pelaksanaan UMKM diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
B. Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM