Pengaturan Daftar Negatif Investasi Menurut Undang-Undang Penanaman Modal

53 Daftar negatif Investasi yang diatur dalam Perpres Nomor 39 Tahun 2014, Keputusan Presiden Nomor 99 tahun 1998 tentang bidangjenis usaha yang dicadangkan untuk usaha kecil dan badanjenis usaha yang terbuka untuk usaha menengah atau usaha besar dengan syarat kemitraan. Setelah memahami dan meneliti mengenai bidang-bidang usaha yang terbuka, dan ketentuan-ketentuan lain terkait dengan hal tersebut, maka calon investor dapat mengajukan permohonan penanaman modal sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan serta melakukan penanaman modal.

B. Pengaturan Daftar Negatif Investasi Menurut Undang-Undang Penanaman Modal

Pada dasarnya, semua bidang usaha terbuka bagi swasta. Dalam undang- undang penanaman modal asing, pemerintah menetapkan perincian bidang-bidang usaha yang terbuka bagi modal asing menurut urutan prioritas, dan menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh penanam modal asing dalam tiap-tiap usaha tersebut. 62 62 Ibid., Rosyidah Rakhmawati, hlm. 14. Penerapan penanaman modal khususnya penanaman modal asing biasanya selalu berkaitan dengan bidang usaha penanaman modal. Terkait bidang-bidang usaha penanaman modal, diatur dalam Undang-Undang Penanaman Modal, dan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 yang menentukan bahwa pemerintah berwenang untuk : Universitas Sumatera Utara 54 1. Menentukan perincian bidang-bidang usaha terbuka bagi penanaman modal asing menurut urutan prioritasnya melalui suatu ketetapan dari pemerintah dalam bentuk suatu daftar bidang-bidang usaha baik yang terbuka maupun yang dinyatakan tertutup bagi penanaman modal asing. 2. Menentukan pula syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh penanaman modal asing dalam hal memilih bidang usaha yang dinyatakan terbuka untuk penanaman modal asing. Adanya peraturan tersebut menentukan bahwa pemerintah memiliki kewenangan untuk menetapkan perincian bidang-bidang usaha penanaman modal khususnya penanaman modal asing. Selanjutnya pengaturan bidang-bidang usaha tersebut akan dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Presiden, mana yang terbuka, mana yang tertutup bagi penanaman modal. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 Pasal 6 ayat 1 ditetapkan bidang- bidang usaha yang tertutup sama sekali atau secara penguasaan penuh bagi penanaman modal asing dengan alasan pertimbangan bahwa bidang-bidang usaha tersebut merupakan bidang-bidang yang penting bagi negara dan sangat vital serta menguasai hajat hidup orang banyak yaitu: 1. Pelabuhan 2. Poduksi, transmisi, dan distribusi listrik untuk umum, 3. Telekomunikasi 4. Pelayaran 5. Penerbangan 6. Air minum Universitas Sumatera Utara 55 7. Kereta api umum 8. Pengembangan tenaga atom 9. Mass media Pasal 2 Undang-Undang Penanaman Modal yang dimaksud dengan penanaman modal di semua sektor di wilayah Republik Indonesia pengaturan daftar negatif investasi menurut UUPM terdapat pembatasan yang dapat dilihat dalam Pasal 2 ayat 1 dan ayat 2. Untuk bidang tertentu ditentukan oleh pemerintah. Hal ini ditegaskan pula dalam ayat 3 Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria kesehatan, moral kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional serta kepentingan nasional lainnya. Kriteria bidang usaha tertutup kemudian dijabarkan dalam ayat 4 yaitu: kriteria dan persyaratan bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan masing-masing diatur dalam Peraturan Presiden. Pemerintah dalam ayat 5 menetapkan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan kriteria kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumber daya alam, perlindungan, pengembangan usaha mikro, kecil menengah dan koperasi, pengawasan produksi dan distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta kerja sama dengan badan usaha yang ditunjuk Pemerintah. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka cakupan materi Undang-Undang Penanaman Modal disamping cukup banyak mengatur insentif bagi penanam modal yang diharapkan dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya di Universitas Sumatera Utara 56 Indonesia, juga memuat beberapa ketentuan yang berupa pembatasan. Namun pembatasan ini tidak dimaksudkan untuk menghambat pelaksanaan penanaman modal, tetapi dalam rangka pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan penanaman modal modal di Indonesia. Di samping itu, lebih ditujukan untuk melindungi kepentingan nasional dan masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Sehingga kegiatan penanaman modal nantinya lebih dapat menjaga keseimbangan dan kepentingan semua pihak serta membawa manfaat bagi bangsa Indonesia. 63 Daftar bidang usaha yang tertutup dan terbuka harus dipublikasikan kepada masyarakat. Hal ini diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang Penanaman Modal, yang mengemukakan bahwa Pemerintah wajib mempublikasikan daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan secara terbuka di area publik, baik publikasi cetak maupun elektronik yang dapat diakses dari situs pemerintah Indonesia. Dengan publikasi ini, maka akan memudahkan masyarakat dan para investor khususnya untuk mengakses informasi dalam bidang penanaman modal. Bila dikaitkan dengan keterbukaan informasi publik, maka tidak ada alasan lagi untuk menahan informasi yang bukan bersifat terbatas. 64 Sehubungan dengan adanya keterbukaan informasi publik tersebut, maka bagi calon investor yang hendak melakukan penanaman modal perlu mempelajari DNI secara seksama. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Pasal 4 SK No 572004 BKPM dikemukakan dalam pengajuan permohonan Penanaman Modal Dalam 63 Ermanto Fahamsyah, Hukum Penanaman modal Pengaturan, Pembatasan, Pengaruh budaya hukum dan praktik penanaman modal di Indonesia Yogyakarta: Laksbang PRESSindo, 2015, hlm. 71. 64 Sentosa Sembiring, Hukum Investasi Bandung: Nuansa Aulia, 2010, hlm 143. Universitas Sumatera Utara 57 Negeri PMDN dan Penanaman Modal Asing PMA, penentuanpemulihan bidang usaha berdasarkan kepada: 65 1. Petunjuk teknis pelaksanaan penanaman modal Daftar bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan tertentu bagi penanaman modal 2. Bidangjenis usaha yang dicadangkan untuk usaha kecil dan bidangjenis usaha yang terbuka untuk usaha menengah atau besar dengan syarat kemitraan. Demikian juga halnya bahwa daftar negatif investasi juga diatur dalam Pasal 12 UUPM bahwa terdapat pembatasan bidang usaha yang tidak dapat dimasuki oleh penanam modal dimana pada ayat 1 pasal tersebut menyebutkan bahwa semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal kecuali bidang usaha atau kegiatan usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Penjelasan ketentuan tersebut menjelaskan lebih lanjut bahwa bidang usaha atau jenis usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan ditetapkan melalui Peraturan Presiden, disusun dalam suatu daftar yang berdasarkan standar klasifikasi yaitu Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia KBLI danatau International Standard for Industrial Classification ISIC. 66 C. Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal 65 Ibid. 66 Ibid., David Kahuripan, hlm 67. Universitas Sumatera Utara 58 Apabila dikaji dan dianalisis ketentuan yang tercantum dalam Undang- Undang Penanaman Modal dan Peraturan Presiden Indonesia Nomor 76 Tahun 2007 tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan bidang usaha yang Tertutup dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, maka bidang usaha untuk penanaman investasi digolongkan menjadi tiga macam, ketiga macam bidang usaha itu meliputi: 1. Bidang usaha terbuka 2. Bidang usaha yang dinyatakan tertutup 3. Bidang usaha terbuka dengan persyaratan Bidang usaha terbuka merupakan bidang usaha yang diperkenankan untuk penanaman modal, baik untuk investasi domestik maupun investasi asing. Bidang usaha yang tertutup adalah jenis usaha tertentu yang dilarang diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal oleh penanam modal. Bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan adalah jenis usaha tertentu yang dapat diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal dengan persyaratan tertentu. Kemudian, tujuan penentuan kriteria dan persyaratan penyusunan bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan adalah untuk: a. Meletakkan landasan hukum yang pasti bagi penyusunan peraturan yang terkait dengan penanaman modal. b. Menjamin transparansi dalam proses penyusunan daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan Universitas Sumatera Utara 59 c. Memberikan pedoman dalam menyusun dan menetapkan bidang usaha tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan. d. Memberikan pedoman dalam melakukan pengkajian ulang atas daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan e. Memberikan pedoman apabila terjadi perbedaan penafsiran atas daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan Pasal 3 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2007 67 Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2007 menentukan : 1. Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. 2. Bidang usaha yang tertutup adalah jenis usaha terentu yang dilarang diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal oleh penanam modal. 3. Bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan adalah jenis usaha tertentu yang dapat diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal dengan persyaratan tertentu. Sementara itu, terdapat prinsip yang digunakan dalam menentukan bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan yakni sebagai berikut: 68 a. Prinsip penyederhanan, yaitu bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan bidang usaha yang terbuka denga persyaratan, berlaku secara nasional 67 H.Salim HS, Budi Sutrisno, Op.cit. hlm. 40. 68 Perpres Nomor 76 Tahun 2007 Pasal 5-6 Universitas Sumatera Utara 60 dan bersifat sederhana secara terbatas ada bidang usaha yang terkait dengan kepentingan nasional sehingga merupakan bagian kecil dari keseluruha ekonomi dan bagian kecil dari setiap sektor dalam ekonomi. b. Prinsip kepatuhan terhadap perjanjian atau komitmen internasional, yaitu bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan tidak boleh bertentangan dengan kewajiban Indonesia yang termuat dalam perjanjian atau komitmen internasional yang telah diatifikasi. c. Prinsip transparansi, bahwa bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan harus jelas, rinci, dapat diukur dan tidak multitafsir serta berdasarkan kriteria tertentu. d. Prinsip kepastian hukum yaitu, bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan tidak dapat diubah kecuali dengan Peraturan Presiden e. Prinsip kesatuan wilayah Indonesia sebagai pasar tunggal yaitu, bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan tidak menghambat arus barang, jasa modal, sumber daya manusia dan informasi di dalam wilayah kesatuan Republik Indonesia. Adapun dasar pertimbangan penyusunan kriteria bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan diatur dalam Pasal 12 ayat 3 sampai 5 yang menyebutkan bahwa Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri, didasarkan pada kriteria : a. kesehatan, Universitas Sumatera Utara 61 b. keselamatan, c. lingkungan hidup, moral, kebudayaan, d. pertahanan dan keamanan nasional, e. kepentingan nasional lainnya. Kriteria dan persyaratan bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan serta daftar bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan masing-masing akan diatur dalam Peraturan Presiden. Pemerintah menetapkan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan kriteria kepentingan nasional, yaitu a. perlindungan sumber daya alam, b. perlindungan, pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, c. pengawasan produksi dan distribusi, d. peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, e. kerja sama dengan badan usaha yang ditunjuk Pemerintah. Bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan digolongkan menjadi 5 lima macam, yaitu: 1. bidang usaha yang terbuka dengan peryaratan perlindungan dan pengembangan terhadap UMKMK, 2. bidang usaha yang terbuka dengan syarat kemitraan, 3. bidang usaha yang terbuka berdasarkan kepemilikan modal, 4. bidang usaha yang terbukaberdasarkan persyaratan lokasi tertentu dan 5. bidang usaha yang terbuka berdasarkan persyaratan perizinan khusus Universitas Sumatera Utara 62 Bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan perlindungan dan pengembangan terhadap UMKMK hanya dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan kewajaran dan kelayakan ekonomi untuk melindungi UMKMK. Bidang usaha yang terbuka dengan syarat kemitraan merupakan usaha yang dilakukan dalam bentuk kerjasama antara UMKMK dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan.

D. Pengaturan Daftar Negatif Investasi Berdasarkan Perpres Nomor 39 Tahun 2014