25
dan 18 mcgml. Larutan diukur serapannya pada panjang gelombang yang sesuai dengan hasil pengukuran panjang gelombang maksimum.
3.11 Pembuatan Suspensi dan Larutan 3.11.1 Pembuatan suspensi CMC 1
Sebanyak 1 gram CMC yang telah ditimbang seksama ditaburkan dalam lumpang yang berisi 20 ml akuades panas. Didiamkan selama 15 menit hingga
diperoleh massa yang transparan, lalu digerus sampai homogen, diencerkan dengan akuades dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian
dicukupkan volumenya dengan akuades hingga 100 ml.
3.11.2 Pembuatan suspensi natrium diklofenak 0,05
Sebanyak 50 mg natrium diklofenak baku, digerus di dalam lumpang. Kemudian ditambahkan CMC 1 digerus sampai homogen. Dituang kedalam
labu tentukur 100 ml, ditambah CMC 1 sampai batas tanda, kocok hingga homogen.
3.11.3 Pembuatan suspensi ekstrak
Sebanyak 250 mg ekstrak etanol bunga pepaya jantan, dimasukkan ke dalam lumpang, digerus. Ditambahkan sedikit suspensi CMC 1 kemudian
dihomogenkan. Dituang ke dalam labu tentukur 25 ml, ditambah CMC 1 sampai batas tanda.
3.12 Perlakuan Pada Hewan Percobaan 3.12.1 Perlakuan pada hewan percobaan dengan pemberian natrium
diklofenak tanpa ekstrak etanol bunga pepaya jantan EEBPJ
Perlakuan pada hewan percobaan dengan pemberian natrium diklofenak tanpa EEBPJ adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
26
a. hewan percobaan tikus diadaptasikan selama 2 minggu. b. kemudian hewan uji diberikan larutan natrium diklofenak dengan dosis yang
telah dikonversikan dosis manusia ke dosis tikus terhadap dosis lazim 25 mg. c. masing-masing hewan uji diambil urinnya dengan interval waktu 6; 12; 18; 24
dan 30 jam. d. setiap waktu pengambilan cuplikan, volume urin yang diekskresikan dicatat dan
disimpan dalam vial. e. jika urin tidak segera dianalisis, disimpan dalam lemari es sampai analisis
dikerjakan, urin dapat ditambahkan toluen 1 tetes toluen mencegah oksidasi urin.
f. dipipet 0,5 ml urin yang telah ditampung dalam vial, lalu dimasukkan dalam tabung sentrifuge yang telah berisi 1 ml TCA 20, dibiarkan 10 menit, lalu
divorteks dan disentrifuge pada 2000 rpm selama 10 menit dan diambil supernatannya kemudian dibaca pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 276 nm.
3.12.3 Perlakuan pada hewan percobaan dengan pemberian natrium
diklofenak dengan pemberian EEBPJ selama 7 hari berturut-turut
Perlakuan pada hewan percobaan dengan pemberian natrium diklofenak dengan pemberian EEBPJ selama 7 hari berturut-turut adalah sebagai berikut:
a. pada kelompok perlakuan masing-masing hewan diberi ekstrak bunga pepaya jantan dengan dosis 20 mgkgbb, 40 mgkgbb, 80 mgkgbb selama 7 hari
berturut-turut.
Universitas Sumatera Utara
27
b. kemudian hewan uji diatas pada hari ke-7 setelah 4 jam pemberian ekstrak bunga pepaya jantan diberi larutan obat natrium diklofenak dengan dosis yang telah
dikonversikan dosis manusia ke dosis tikus terhadap dosis lazim 25 mg. c. masing-masing hewan uji diambil urinnya dengan interval waktu 6; 12; 18; 24
dan 30 jam. d. setiap waktu pengambilan cuplikan, volume urin yang diekskresikan dicatat dan
disimpan dalam vial. e. jika urin tidak segera dianalisis, disimpan dalam lemari es sampai analisis
dikerjakan, urin dapat ditambahkan toluen 1 tetes toluen mencegah oksidasi urin.
f. dipipet 0,5 ml urin yang telah ditampung dalam vial, lalu dimasukkan dalam tabung sentrifuge yang telah berisi 1 ml TCA 20, dibiarkan 10 menit, lalu
divorteks dan disentrifuge pada 2000 rpm selama 10 menit dan diambil supernatannya kemudian dibaca pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 276 nm.
3.13 Analisis data