20
Sebanyak 2 g serbuk simplisia dimasukkan dalam kurs porselin yang telah dipijar dan ditara, kemudian diratakan. Kurs dipijar perlahan-lahan sampai arang
habis, jika arang masih tidak dapat dihilangkan, ditambahkan air panas, saring melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan sisa dan kertas saring dalam krus yang
sama. Masukkan filtrat dalam krus, uapkan, pijarkan hingga bobot tetap, timbang. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan WHO, 1992; Ditjen
POM, 1995. 3.6.7
Penetapan kadar abu tidak larut asam
Abu yang diperoleh dalam penetapan kadar abu dididihkan dalam 25 ml asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam
dikumpulkan, disaring melalui kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, dipijarkan, kemudian dididinginkan dan ditimbang sampai bobot tetap. Kadar abu
yang tidak larut asam dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan WHO, 1992; Ditjen POM, 1995.
3.7 Skrining Fitokimia
Skrining Fitokimia serbuk simplisia meliputi pemeriksaan senyawa golongan flavonoid, alkaloid, saponin, tannin, glikosida dan steroidtriterpenoid.
3.7.1 Pemeriksaan flavanoid
Sebanyak 10 g simplisia ditambahkan 10 ml air panas, dididihkan selama 5 menit dan disaring dalam keadaan panas, ke dalam 5 ml filtrat ditambahkan 0,1 g
serbuk magnesium, 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml amil alkohol, dikocok dan
Universitas Sumatera Utara
21
dibiarkan memisah. Flavanoida positif jika warna merah, kuning atau jingga pada lapisan amil alkoholFarnsworth, 1996.
3.7.2 Pemeriksaan alkaloid
Serbuk simplisia ditimbang 0,5 g, lalu ditambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air suling, dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit, didinginkan
dan disaring. Filtrat yang diperoleh dipakai untuk tes alkaloid. Diambil 3 tabung reaksi, lalu ke dalamnya dimasukkan 0,5 ml filtrat. Pada masing-masing tabung
reaksi: a.
ditambahkan 2 tetes pereaksi Meyer b.
ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat c.
ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff Alkaloid positif jika terjadi endapan atau kekeruhan pada dua dari tiga percobaan
diatas Ditjen POM, 1995.
3.7.3 Pemeriksaan saponin
Serbuk simplisia ditimbang 0,5 g dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 10 ml air panas, dididinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat
selama 10 menit. Jika terbentuk busa setinggi 1-10 cm yang stabil tidak kurang dari 10 menit dan buih tidak hilang dengan penambahan 1 tetes asam klorida 2 N
menunjukkan adanya Saponin Ditjen POM, 1995.
3.7.4 Pemeriksaan tanin
Serbuk simplisia ditimbang 0,5 g disari dengan 10 ml air suling lalu disaring, filtratnya diencerkan dengan air suling sampai tidak berwarna. Diambil 2
ml larutan dan ditambahkan 1-2 tetes pereaksi besi III klorida 1. Jika terjadi
Universitas Sumatera Utara
22
warna biru kehitaman atau hijau kehitaman menunjukkan adanya Tannin Ditjen POM, 1995.
3.7.5 Pemeriksaan glikosida
Serbuk simplisia ditimbang 3 g, lalu disari dengan 30 ml campuran etanol 96-air 7:3 dan 10 ml asam klorida 2 N, direfluks selama 2 jam, dididinginkan
dan disaring. Diambil 20 ml filtrat, ditambahkan 25 ml air suling dan 25 ml timbal II asetat 0,4 M, dikocok, didiamkan selama 5 menit, lalu disaring. Filtrat disari
dengan 20 ml campuran kloroform-isopropanol 3:2 sebanyak 3 kali. Pada kumpulan sari lapisan isopropanol diuapkan pada suhu tidak lebih dari 50
o
3.7.6 Pemeriksaan steroidtriterpenoid
C. Sisanya dilarutkan dengan 2 ml methanol untuk larutan percobaan. 0,1 ml larutan
percobaan diuapkan diatas penangas air, pada sisa ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes molish, kemudian ditambahkan hati-hati 2 ml asam sulfat, terbentuk cincin
berwarna ungu pada batas cairan, menunjukkan adanya ikatan gula Ditjen POM, 1995.
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 1 g, dimaserasi dengan 20 ml n- heksan selama 2 jam, disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap dan pada
sisanya ditambahkan pereaksi Liebermann-Burchard melalui dinding cawan.Apabila terbentuk warna ungu atau merah yang berubah menjadi biru ungu
atau biru hijau menunjukkan adanya triterpenoidsteroid Harborne, 1987.
3.8 Pembuatan Ekstrak Etanol Bunga Pepaya Jantan