27
b. kemudian hewan uji diatas pada hari ke-7 setelah 4 jam pemberian ekstrak bunga pepaya jantan diberi larutan obat natrium diklofenak dengan dosis yang telah
dikonversikan dosis manusia ke dosis tikus terhadap dosis lazim 25 mg. c. masing-masing hewan uji diambil urinnya dengan interval waktu 6; 12; 18; 24
dan 30 jam. d. setiap waktu pengambilan cuplikan, volume urin yang diekskresikan dicatat dan
disimpan dalam vial. e. jika urin tidak segera dianalisis, disimpan dalam lemari es sampai analisis
dikerjakan, urin dapat ditambahkan toluen 1 tetes toluen mencegah oksidasi urin.
f. dipipet 0,5 ml urin yang telah ditampung dalam vial, lalu dimasukkan dalam tabung sentrifuge yang telah berisi 1 ml TCA 20, dibiarkan 10 menit, lalu
divorteks dan disentrifuge pada 2000 rpm selama 10 menit dan diambil supernatannya kemudian dibaca pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 276 nm.
3.13 Analisis data
Data hasil penelitian ini dianalisis secara statistik menggunakan metode ANAVA analisis variansi dengan program SPSS dengan tingkat kepercayaan
95, dilanjutkan dengan uji metode Tukey untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai pengaruh sama atau berbeda satu dengan yang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Simplisia dan Ekstrak
Tumbuhan yang diteliti telah diidentifikasi di Herbarium Medanese MEDA, Universitas Sumatera Utara. Hasil identifikasi tumbuhan yaitu Carica
Papaya L. Caricaceae. Surat hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 44.
Hasil pemeriksaan makroskopik, bunga pepaya jantan berwarna putih agak kekuningan dan panjang kira-kira 2-3 cm dan rasanya pahit. Simplisia bunga
pepaya jantan pepaya berwarna coklat dan berbau khas. Hasil pemeriksaan mikroskopik simplisia bunga jantan tumbuhan pepaya terlihat adanya xylem
dengan bentuk spiral, serbuk sari, dan papila, terlihat pada pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Mikroskopik serbuk bunga jantan tumbuhan pepaya
Keterangan: 1. Xylem dengan bentuk spiral
2. Serbuk sari 3. Papila.
Universitas Sumatera Utara
29
Pemeriksaan makroskopik dan skrining fitokimia simplisia bunga pepaya jantan telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya Sitorus, 2012, dengan cara dan
metode yang sama dilakukan kembali terhadap bunga pepaya jantan. Pada penelitian ini penyarian bunga pepaya jantan dilakukan secara perkolasi dengan
menggunakan pelarut etanol 96. Setelah dilakukan perkolasi maka senyawa- senyawa kimia yang terkandung dalam bunga pepaya jantan dapat tersari sempurna
di dalam cairan penyari, di mana dari 400 g serbuk bunga pepaya jantan diperoleh ekstrak kental sebanyak 55 g. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia bunga
pepaya jantan dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia bunga pepaya jantan
No. Parameter
Hasil Serbuk simplisia
1. Kadar air
6,65 2.
Kadar sari yang larut dalam air 19,1
3. Kadar sari yang larut dalam etanol
7,26 4.
Kadar abu total 7,68
5. Kadar abu tidak larut dalam asam
1,3 Dalam Materia Medika Indonesia belum tercantum mengenai karakteristik
simplisia bunga pepaya jantan, dengan demikian, perlu dilakukan pembakuan secara nasional mengenai parameter karakterisasi simplisia bunga pepaya jantan
supaya ada sebuah acuan baku bagi peneliti dalam melakukan karakterisasi terhadap simplisia maupun ekstrak dari bunga pepaya jantan. Hasil pemeriksaan
skrining fitokimia pada simplisia bunga pepaya jantan dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil pemeriksaan skrining fitokimia serbuk simplisia bunga pepaya jantan
Universitas Sumatera Utara
30
No Skrining
Hasil 1
2 3
4 5
6 Alkaloid
Flavanoid Glikosida
Saponin Tanin
Triterpenoidsteroid -
+ +
+ +
+
Keterangan: + = Positif - = Negatif
4.2 Analisis Parameter Farmakokinetik