di Indonesia. Standar audit di dalam ISA terdiri prinsip-prinsip umum dan tanggung jawab, penilaian risiko dan respons terhadap risiko yang telah
dinilai, bukti audit, penggunaan pekerjaan pihak lain, kesimpulan audit dan pelaporan, dan area-area khusus.
2.1.4 Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan hal yang sangat penting dalam menyampaikan laporan keuangan untuk mengasilkan informasi
yang berguna bagi para pemangku kepentingan terutama dalam pengambilan keputusan. Semakin cepat perusahaan menyampaikan laporan keuangannya ke
BAPEPAM semakin bermanfaat pula informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut karena dapat segera dimanfaatkan oleh para
pemakai. Menurut Dyer dan Mc Hugh 1975 dalam Hilmi dan Ali 2008 ada tiga
kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan antara lain :
1. Preliminary lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa.
2. Auditor’s report lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan
keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani. 3. Total lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan lamanya waktu penyelesaian
audit. Hal yang penting adalah bagaimana agar penyajian laporan keuangan itu bisa tepat waktu dan kerahasiaan informasi laporan keuangan tidak sampai
kepada pihak lain. Apabila terjadi keterlambatan penyampaian laporan keuangan maka akan menyebabkan manfaat informasi yang disajikan menjadi
berkurang dan tidak akurat.
2.1.5 Auditor Switching
Pergantian auditor merupakan peralihan penggunaan jasa auditor atau Kantor Akuntan Publik KAP yang dilakukan oleh perusahaan baik karena
regulasi ataupun karena adanya ketidakpuasan klien terhadap auditor dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan. Jika suatu pergantian auditor terjadi
karena pelaksanaan regulasi terkait dengan pembatasan jasa audit maka pergantian tersebut diistilahkan dengan rotasi audit. Jika suatu pergantian
auditor dilakukan bukan karena masa pemberian jasa audit sesuai regulasi telah selesai, tetapi karena alasan diluar itu maka diistilahkan sebagai auditor
switching Damayanti, 2007. Indonesia adalah salah satu negara yang mewajibkan pergantian kantor
akuntan publik dan partner audit diberlakukan secara periodik. Regulasi terkain dengan jasa akuntan publik di Indonesia diatur dalam Keputusan
Menteri Keuangan No. 423KMK.062002, dimana salah satu hal yang diatur dalam KMK ini adalah bahwa pembeerian jasa audit umu atas laporan
Universitas Sumatera Utara
keuangan dari satu entitas dilakukan Kantor Akuntan Publik KAP paling lama 5 lima tahun berturut
– turut dan oleh akuntan publik paling lama untuk 3 tiga tahun. Regulasi ini kemudian disempurnakan kembali dalam Peraturan
Menteri Keuangan No. 17PMK.012008, dimana pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama 6
enam tahun buku berturut – turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling
lama 3 tiga tahun buku berturut – turut.
Terdapat faktor-faktor yang kemungkinan menyebabkan terjadinya pergantian kantor akuntan publik antara lain opini audit yang dikeluarkan oleh
auditor, ukuran perusahaan, ukuran KAP auditor size, finansial distress, biaya audit, dan pergantian manajemen Chadegani et al, 2011. Menurut
Boynton, dkk 2001 terdapat beberapa alasan pergantian auditor dalam penugasan baru, yaitu:
1. Perusahaan klien merupakan merger antara beberapa perusahaan yang semula memiliki auditor masing-masing
yang berbeda. 2. Kebutuhan akan adanya jasa profesional yang lebih luas.
3. Tidak puas terhadap Kantor Akuntan Publik lama. 4. Keinginan untuk mengurangi pendapatan audit.
5. Merger antara beberapa Kantor Akuntan Publik.
Standar audit seksi 315 dalam Standar Profesional Akuntan Publik SPAP
menjelaskan bahwa “Permintaan keterangan kepada auditor pendahulu merupakan suatu prosedur yang perlu dilaksanakan, karena
mungkin auditor pendahulu dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada auditor pengganti dalam mempertimbangkan penerimaan atau
penolakan perikatan”. Menurut Mulyadi 2002 menyatakan sebelum
Universitas Sumatera Utara
menerima perikatan audit, auditor pengganti harus mencoba melakukan komunikasi mengenai hal-hal berikut ini:
1. Meminta keterangan kepada auditor pendahulu mengenai masalah- masalah yang spesifik, antara lain mengenai fakta yang mungkin
berpengaruh terhadap integritas manajemen, mengenai penerapan prinsip akuntansi, prosedur audit, atau soal-soal signifikan serupa, dan tentang
pendapat auditor pendahulu mengenai alasan klien dalam penggantian auditor.
2. Menjelaskan kepada calon klien tentang perlunya auditor pengganti mengadakan komunikasi dengan auditor pendahulu dan meminta
persetujuan dari klien untuk melakukan hal tersebut. 3. Mempertimbangkan keterbatasan jawaban yang diberikan oleh auditor
pendahulu. Maka auditor pengganti harus mempertimbangkan pengaruhnya dalam memutuskan penerimaan atau penolakan perikatan
audit dari calon klien. Pergantian auditor akan berpengaruh terhadap ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan perusahaan. Dengan banyaknya prosedur audit yang harus dilakukan akan mengakibatkan auditor baru memerlukan
waktu yang lebih lama dalam penyelesaian tugasnya, dikarenakan auditor baru harus berkomunikasi mengenai kondisi perusahaan dengan auditor lama. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian Marla 2013 yang menyatakan bahwa auditor switching berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Opini Audit