commit to user 70
b. Kekurangan pelatihan interval anaerob rasio waktu kerja-istirahat 1:7 - Energi belum pulih seperti semula 100.
- Timbulnya akumulasi LA dalam otot dan darah - Terjadi kelelahan pada otot
- Waktu pemulihan belum sempurna
5. Power Otot
Dinyatakan bahwa tubuh manusia berkaitan dengan aktivitas gerak berupa olahraga yang secara langsung akan menyoroti komponen kondisi fisik
yang ada pada pelaku aktivitas olahraga tersebut. Sajoto M, 1995:8 menyatakan bahwa kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-
komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Power otot adalah salah satu komponen fisik disamping
kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelentukan, keseimbangan, koordinasi, kelincahan, ketepatan, dan kecepatan reaksi. Dari sekian banyak komponen
kondisi fisik tersebut, salah satu yang menjadi pembahasaan dalam penelitian ini adalah power.
Imam Hidayat, 1999:204 menyebutkan bahwa kerja dengan waktu yang pendek atau mengerahkan kekuatan dengan kecepatan disebut power.
Power =daya disebut juga efek usaha, dan ada yang menyebut dengan istilah daya ledak otot. Secara umum definisi power otot oleh para ahli, berdasarkan
pernyataan-pernyataan yang mereka kemukakan tentang power, seperti Bompa, Tudor O, 1983:57 mengemukakan bahwa daya ledak merupakan
kombinasi antara kecepatan dan kekuatan atau kemampuan menggunakan
commit to user 71
kekuatan pada aktifitas yang berkecepatan tinggi. Lebih lanjud Bucher dalam Harsono, 1988 : 199 menandaskan bahwa power seorang individu terdiri dari
kecepatan dan kekuatan yang efisien, koordinasi dan keterampilan. Selanjutnya dikatakannya bahwa seorang individu yang mempunyai power adalah orang
yang mempunyai; 1 Kekuatan tingkat tinggi, 2 Kecepatan yang tinggi, 3 Tingkat keterampilan yang tinggi dalam gabungan kecepatan dan kekuatan
otot. Dari pernyataan tersebut kita ketahui bahwa dalam mendapatkan power yang baik harus menampilkan kekuatan dan kecepatan maksimal sehingga
dalam setiap berolahraga akan menunjukkan performance yang baik pula. Lebih lanjut lagi, Sajoto M, 1995 : 8 berpendapat bahwa : “daya ledak otot
muscular power merupakan kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-
pendeknya”. Harsono, 1988:176 mengatakan power adalah hasil dari kekuatan dan kecepatan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa daya ledak otot
= kekuatan force x kecepatan velocity. Selanjudnya definisi power yang lebih baku dikemukakan oleh Fox, Edward L., Bowers, Richard W., and Foss,
Merle L, 1993:68 yaitu gaya force kali jarak distance dibagi unit waktu time. Jadi power merupakan penampilan fungsi kerja otot maksimal dengan
cepat persatuan waktu, yang dapat dinyatakan dengan rumusan sebagai berikut :
Time ce
Dis x
Force Power
tan =
Selanjudnya dapat kita perhatikan bahwa pendapat-pendapat diatas menyebutkan dua unsur penting dalam power yaitu ; kekuatan otot dan
commit to user 72
kecepatan otot dalam mengerahkan tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan, dengan demikian Harsono, 1988:200 menyimpulkan batasan power
sebagai berikut : Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Sesuai dengan sifat dan bentuk
gerak dalam olahraga, Bompa, Tudor O, 1994:280 mengelompokkan power tersebut kedalam dua bentuk yaitu daya ledak asiklis acyclic power dan
siklis cyclic power. Daya ledak asiklis adalah gerakan yang kuat dan cepat yang pelaksanaannya tidak secara berulang-ulang, seperti gerakan melempar,
melompat, menolak, memukul dan menendang, sedangkan daya ledak siklis merupakan gerak yang cepat dan kuat dan dilakukan secara berulang-ulang
dalam bentuk yang sama seperti berlari, berenang, bersepeda. Dari pendapat diatas maka unsur-unsur gerakan pada penguasaan kecepatan lengan menarik
dan mendorong air secepat mungkin yang memerlukan jenis daya ledak power siklis yang dominan, seperti dalam gerakan kayuhan lengan saat
berenang, harus cepat dan kuat seperti halnya baling-baling kapal. a. Power Otot Lengan
Power dalam kaitannya dengan olahraga renang gaya bebas, sangat dibutuhkan, terutama power otot lengan untuk melakukan kayuhan lengan
yang cepat dan kuat membawa tubuh meluncur kedepan untuk, dengan cepat menyelesaikan renangan dalam jarak tertentu. Secara nyata, bahwa
terdapat dua komponen fisik didalam power otot lengan tersebut yaitu otot lengan yang kuat dan cepat. Harsono, 1988:199 mengatakan bahwa power
lebih diperlukan dalam boleh dikatakan semua cabang olahraga, oleh karena
commit to user 73
didalam power, kecuali ada strength terdapat pula kecepatan. Power terutama penting untuk cabang-cabang olahraga dimana seseorang harus
mengerahkan tenaga yang eksplosif dan yang ada unsur akselerasi percepatan seperti dalam olahraga renang. Dari kutipan-kutipan tersebut
diatas dapat disimpulkan bahwa daya ledak otot lengan adalah rangkaian antara kekuatan dan kecepatan maksimal dari otot lengan untuk melakukan
suatu gerakan cepat yang disebut gerakan yang eksplosif. Demikian halnya dengan gerakan kayuhan lengan saat berenang, gerakan eksplosif sangat
dibutuhkan dalam menambah suatu gaya untuk menarik dan mendorong tubuh meluncur kedepan di dalam air untuk menempuh jarak renangan
dengan kecepatan maksimal. Untuk meningkatkan daya ledak dapat dilakukan dengan meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan
dan sebaliknya meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan, meningkatkan kemampuan kekuatan dan kecepatan dilakukan simultan.
Russhal, Brent S., and Pyke, Frank S. 1990:252 Pelaksanaan pengembangan power, perlu diperhatikan adalah titik
berat pelatihan yang ingin ditingkatkan. Pelatihan yang dilakukan tidak boleh hanya menekankan pada beban, akan tetapi harus pada kecepatan
mengangkat, mendorong, atau menarik beban. Oleh karena harus mengangkat dengan cepat, maka dengan sendirinya berat bebannya tidak
seberat untuk pelatihan kekuatan. Akan tetapi tidak boleh juga terlalu ringan sehingga otot tidak merasakan rangsangan beban.
commit to user 74
Dasar untuk mengembangkan daya ledak power secara sederhana ada tiga rancangan, yaitu:
1. Menambah kekuatan dengan menjaga jarak dan waktu konstan. 2. Menambah jarak tindakan kekuatan dengan menjaga kekuatan dan waktu
konstan. 3. Mengurangi waktu kecepatan gerak, dengan menjaga kekuatan dan
jarak konstan. Russhal, Brent S., and Pyke, Frank S. 1990:255, mengatakan bahwa daya
ledak otot yang paling besar pada angkatan kecepatan dengan daya gerak kira-kira 30-40 dari daya gerak maksimal. Untuk lebih jelasnya
hubungan antara daya ledak otot, kekuatan dan kecepatan adalah jika pelatihan dititik beratkan pada kekuatan dan kecepatan maka pelatihan
kekuatan harus dilakukan secara berulang melawan tahanan, sedangkan pelatihan kecepatan harus dilakukan secara cepat dan berulang. Harus kita
sadari juga bahwa jarang sekali suatu aktivitas atau gerakan didominasi oleh satu komponen atau unsur fisik saja. Suatu aktivitas sering merupakan hasil
dari kombinasi dari beberapa unsur fisik, untuk menghasilkan unsur fisik yang lebih baik untuk mendukung penampilan yang lebih sempurna dalam
aktivitas fisikolahraga yang dilakukan. Oleh karena power merupakan hasil kali antara kekuatan dan kecepatan, karena itu untuk memperoleh power,
kekuatan harus ditingkatkan menjadi kekuatan maksimal demikian juga kecepatan harus ditingkatkan menjadi kecepatan maksimal.
commit to user 75
Gambar 17. Illustrasi Interdependensi Antara Kemampuan Gerak Bompa, Tudor O, 1994:260
Berdasarkan illustrasi tersebut dapat dikemukakan bahwa dalam meningkatkan kecepatan renang dalam menenpuh jarak tertentu maka,
komponen-komponen kemampuan biomotor harus ditingkatkan seperti kekuatan, akan tetapi apakah dengan kekuatan saja sudah cukup untuk
meningkatkan kecepatan renang gaya bebas, jawabanya tentu saja tidak, oleh karena orang yang mempunyai kekuatan saja atau yang kuat ototnya,
belum dengan sendirinya akan bisa berprestasi tinggi apabila tidak pula memiliki otot-otot yang cepat. Untuk meningkatkan kecepatan rengan gaya
bebas perenang tidak cukup sekedar hanya mengembangkan kekuatan ototnya saja, akan tetapi kekuatan harus ditingkatkan menjadi kekuatan
Kekuatan Daya tahan
Kecepatan Koordinasi
Kelentukan
Kekuatan maksimal
D. tahan anaerob
Daya tahan otot
Power D. tahan
kecepatan
D. tahan aerob
Kecepatan maksimal
Kelincahan n
Koordinasi sempurna
Ruang gerak seluas-
luasnya Mobilitas
commit to user 76
maksimal, demikian juga dengan kecepatan otot tidak dapat dengan sendirinya dapat meningkatkan kecepatan renang 50 meter gaya bebas,
namun harus didukung oleh kekuatan. Oleh karena adanya pegembangan kekuatan dan kecepatan maka diperoleh kemampuan biomotor lain yang
disebut power otot lengan b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Power Otot Lengan
Power adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot yang menghasilkan kerja fisik secara eksplosif. Penentu power adalah
intensitas kontraksi otot. Intensitas kontraksi yang tinggi merupakan kecepatan pengerutan otot setelah mendapat rangsang dari syaraf. Intensitas
kontraksi ini bergantung kepada rekruitmen sebanyak mungkin ”motor unit” serta volume otot. Kecuali itu, produksi kerja otot secara eksplosif
menambah suatu unsur yang baru, yakni terciptanya hubungan antara otot dengan sistem saraf.
Ada dua unsur penting power yaitu 1 Kekuatan otot untuk menggerakkan tenaga maksimal. 2 Kecepatan otot dalam menggerakkan
tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan. Power tenaga ledak otot dipengaruhi oleh kekuatan otot dan kecepatan, baik kecepatan rangsang
syaraf maupun kontraksi otot. Atas dasar tersebut tampaknya komponen kekuatan dan kecepatan tetap merupakan dasar untuk pembentukan power.
Unsur-unsur lain yang mempengaruhi power lengan adalah, kecepatan rangsang saraf, kecepatan kontraksi otot, waktu, produksi energi secara
biokimia dan pertimbangan mekanik gerak.
commit to user 77
c. Peranan Power Otot Lengan Terhadap Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Bebas.
Dari waktu kewaktu terjadi eksplorasi dalam usaha meningkatkan efisiensi dan efektifitas pada teknik renang untuk menghasilkan kecepatan
renang yang maksimal, dengan jalan ; 1 Menghasilkan gaya profulsif profulsive force = gaya yang menghasilkan gerak laju kedepan yang
sebesar-besarnya, 2 Mengurangi gaya resistan suatu hambatan gerak atau drag menjadi seminimal mungkin. Untuk menghasilkan gaya profulsif yang
sebesar-besarnya pada renang gaya bebas pendekatan teorinya berdasarkan prinsip Bernouille yang penerapannya digunakan pada sayap pesawat
terbang dan pada baling-baling pesawat dan kapal laut Imam Hidayat, 1999:145.
Kayuhan lengan seperti pada mekanisme baling-baling kapal, telapak tangan tidak lagi bergerak seperti mendayung atau menepis, tetapi
gerakannya menyisir sweeping
Gambar 18. Gerakan Tangan Menyisir Imam Hidayat, 1999:148
commit to user 78
Dengan menyisir, mekanisme gerak disini memanfaatkan daya angkat seperti pada sayap pesawat terbang atau baling-baling pada kapal laut. Agar
dapat menyisir air keberbagai arah, maka tangan bergerak melengkung. Untuk memanfaatkan daya angkat sebesar-besarnya, gerakannya dapat
dianalogikan dengan gerakan baling-baling.
Gambar 19. Gerakan Tangan Menyisir Dianalogikan Dengan Gerakan Baling- baling. Imam Hidayat, 1999:148
Seperti kita ketahui bahwa pada kapal laut ada mesin engine yang mengasilkan energi untuk menggerakkan baling-baling. Semakin besar
energi yang dihasilkan prekuensi gerak baling-baling semakin tinggi sehingga kapal bergerak maju, semakin tinggi frekuensinya semakin cepat
lajunya. Berbicara mengenai peranan power otot lengan terhadap kecepatan
renang 50 meter gaya bebas, tidak jauh berbeda dengan fungsi mesin pada kapal laut. Power otot lengan dengan sumber energi phospagen ATP-PC
berperan utama dalam menentukan tinggi rendahnya prekuensi kayuhan lengan. Untuk memperbesar kecepatan renangan, lebih baik memperbesar
frekuensi kayuhan dari pada memperbesar panjang kayuhan. Pada olahraga aquatik, gaya propulsive gaya yang menghasilkan gerak laju kedepan lebih
commit to user 79
dominan diperoleh dari gerakan kayuhan lengan daripada tungkai, oleh karena itu proporsi tubuh dengan brachial-index berkenaan dengan lengan
yang besar lebih dianjurkan, Imam Hidayat, 1999:149. Berdasarkan uraian dan pendapat diatas, dapat dikemukakan bahwa peranan power otot lengan
adalah untuk memperbesar prekwensi kayuhan lengan untuk membawa tubuh melaju kedepan dengan cepat.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Suratmin tahun 2001 dengan judul : Pengaruh Pelatihan Interval
Anaerob terhadap kecepatan renang 100 meter Gaya Front crawl pada perenang intermediate. Jenis penelitian ini adalah ekperimen lapangan, dengan rancangan
teknik randomized groups pretest – posttest design. Sampel penelitian sebanyak 18 perenang laki-laki berumur 11-15 tahun yang dibagi dalam 3 kelompok
eksperimen a = 6 perenang, yaitu ; Kelompok 1. Dengan metode pelatihan renang jarak 25 meter meliputi interval kerja sistem energi ATP-PC diselingi
interval istirahat rest relief interval. Kelompok 2. Dengan metode pelatihan renang 50 meter meliputi interval kerja sistem energi ATP-PC-LA diselingi
interval istirahat work relief interval dan Kelompok 3. Dengan metode pelatihan renang kombinasi jarak 25-50 meter meliputi interval kerja kombinasi sistem
energi ATP-PC dan ATP-PC-LA diselingi interval istirahat kombinasi rest relief interval dan work relief interval. Pelatihan dilakukan tiga kali perminggu selama
dua bulan. Data kecepatan renang sebelum dan sesudah eksperimen dianalisa