Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

commit to user 95 Hasil uji reliabilitas data kemudian dikategorikan, dengan menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Strand Wilson dalam Mulyono B, 2010 : 49, yaitu : Tabel 6. Standard untuk Menginterpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas Koefisien Reliabilita .95 - .99 Excellent .90 - .94 Very good .80 - .89 Acceptable .70 - .79 Poor .60 - .69 Questionable Sumber. Mulyono B, 2010 : 49 Hasil uji reliabilitas data tes power otot lengan dan kecepatan renang 50 meter gaya bebas yang telah dilakukan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut ; Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Variabel Reliabilita Ketegori Power otot lengan 0,86 Acceptable Tes awal 0,93 Very good Kecepatan renang 50 meter gaya bebas Tes akhir 0,97 Excellent

G. Teknik Analisis Data

Analisis normalitas distribusi populasi yang digunakan adalah Analisis Varian ANAVA dengan design factorial 3 x 2. Prosedur uji hipotesis itu disebut analisis variansi, disingkat Anava Analisis Variansi atau Anova Analysis of Variance. Disebut analisis variansi, karena prosedur ini dilihat variasi-variasi yang muncul karena adanya beberapa perlakuan treatment untuk menyimpulkan ada atau tidaknya perbedaan rerata pada k populasi tersebut. Budiyono, 2009:183. commit to user 96 Jika dikaitkan dengan rancangan eksperimen, prosedur uji ini bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan efek beberapa perlakuan terhadap variabel terikat. 1. Uji Prasyarat Analisis Variansi Untuk memenuhi persyaratan dalam anava, terlebih dulu diadakan uji prasyarat analisis variansi dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas variansi populasi. a. Uji Normalitas Untuk mengetahui apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, dilakukan dengan uji normalitas. Uji normalirtas yang digunakan dikenal dengan nama uji Lilliefors, Sudjana, 2002 : 466 dengan langkah-langkab sebagai berikut : - mencari rara-rata hitung dengan rumus, n x X å = - mencari simpangan baku dengan rumus, 1 2 2 - - å = n x x s i - mencari harga bilangan baku sampel dengan rumus, s x x z i i - = - mencari harga Fz i dengan berdasarkan tabel daftar distribusi normal baku. - mencari harga Sz i dengan densitas secara kumulatif pada F i n yaitu menjumlahkan baris yang ke- i dengan baris sebelumnya. - mencari selisih Fz i dengan Sz i dengan mengurangkannya, kemudian tentukan harga mutlaknya. commit to user 97 - ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak, selisih tersebut yang kemudian disebut harga Lo. - menentukan kesimpulan dengan membandingkan harga Lo dan L dari tabel Lilliefors pada taraf nyata a = 0,05. Tolak Ho bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo dari data pengamatan melebihi L dari daftar. b. Uji Homogenitas Variansi Populasi Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah variansi pada tiap-tiap kelompok homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan Uji Bartlett, Sudjana. 2002 : 261 dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1 Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom–kolom kelompok sampel : dk n-1, 1dk, S i 2 , log S i 2 dan dk log S i 2 . 2 Menghitung varians gabungan dari semua sampel. Dengan rumus : 1 1 2 2 - S - S = i i i n S n S 3 Menentukan harga satuan B dengan rumus : 1 . 2 - S = i i n S Log B 4 Ternyata untuk uji Bartlett digunakan statistik chi-kuadrat , dengan rumusnya : χ 2 = ln 10 {B - ∑ dk log S i 2 } dengan Ln 10 = 2,3026 Hasilnya χ 2 hitung kemudian dibandingkan deng an χ 2 tabel , pada taraf signifikansi a = 0,05 dan dk k-1. commit to user 98 5 Dengan taraf nyata a, kita tolak Ho jika χ 2 hitung ≥ χ 2 tabel . Artinya varians sampel bersifat tidak homogen. Sebaliknya apabila χ 2 hitung χ 2 tabel , maka Ho diterima. Artinya varians sampel bersifat homogen. 2. Uji Hipotesis Secara Statistik Tiga pasang hipotesis yang diuji dengan analisis variansi dua jalan, yaitu ; 1. H oA : α i = 0 untuk setiap i = 1,2,3........,p H iA : paling sedikit ada satu α i yang tidak nol 2. H oB : β i = 0 untuk setiap i = 1,2,........,q H iB : paling sedikit ada satu β i yang tidak nol 3. H oAB : αβ ij = 0 untuk setiap i = 1,2,3.....,p dan j = 1,2,.......,q H iAB : paling sedikit ada satu αβ ij yang tidak nol Ketiga pasang hipotesis tersebut ekuivalen dengan tiga pasang hipotesis berikut 1. H oA : tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat; H iA : ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat 2. H oB : tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat; H iB : ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat 3. H oAB : tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat; H iAB : ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat 3. Statistik Uji Hipotesis a. Statistik uji analisis variansi dua jalan dengan sel sama ialah : 1. Untuk H 0A adalah RKG RKA F a = yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p – 1 dan N-pq; commit to user 99 2. Untuk H 0B adalah RKG RKB F b = yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q – 1 dan N-pq; 3. Untuk H 0AB adalah RKG RKAB F ab = yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p-1q-1 dan N- pq. b. Daerah Kritis Untuk masing-masing nilai F di atas, daerah kritisnya adalah: 1. Daerah keritis untuk F a adalah DK = {F | F F α;p-1,N-pq } 2. Daerah keritis untuk F b adalah DK = {F | F F α;q-1,N-pq } 3. Daerah keritis untuk F ab adalah DK = {F | F F α;p-1q-1,N-pq } 4. Rangkuman Analisis Hasil-hasil kumputasi disajikan dalam tabel rangkuman analisis variansi dengan format sebagai berikut : Tabel 8. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sumber variasi JK dk RK F obs F α p Baris A Kolom B Interaksi AB Galat JKA JKB JKAB JKG p-1 q-1 p-1q-1 N – pq RKA RKB RKAB RKG F a F b F ab - F F F - α atau α α atau α α atau α - Total JKT N – 1 - - - - Keterangan : p adalah probabilitas amatan; F adalah nilai F yang diperoleh dari tabel. Sumber. Budiyono, 2009:215. commit to user 100 5. Uji Schefee’ Pasca Anava Dua Jalan Dari kesimpulan penelitian dilanjutkan dengan uji lanjut pasca anava berdasarkan rumus-rumus scheffe’. Budiyono, 2009 : 215-217 Anava dua jalan terdapat empat macam komparasi ganda, yaitu ; a. Komparasi rerata antar baris, yaitu : Uji scheffe untuk komparasi rerata antar baris adalah ; Dengan : F i.-j. = Nilai F obs pada pembandingan baris ke- i dan baris ke- j i X = Rerata bada baris ke- i j X = Rerata bada baris ke- j RKG = Rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan anava. n i = ukuran sampel ke- i n j = ukuran sampel ke- j Daerah kritis untuk uji ini adalah ; DK = {F | F p – 1 F α; p-1,N-pq } b. Komparasi rerata antar kolom, yaitu : Komparasi ganda ini perlu dilakukan untuk melihat manakah yang secara signifikan mempunyai rerata yang berbeda. Uji scheffe untuk komparasi rerata antar kolom adalah ; F. i-.j = Dengan daerah kritis untuk uji ini adalah ; DK = {F | F q – 1 F α; q-1,N-pq } 1 1 RKG X 2 ÷ ÷ ø ö ç ç è æ + - = - j i j i j i n n X F 1 1 RKG X 2 ÷ ÷ ø ö ç ç è æ + - j i j i n n X commit to user 101 Makna dari lambang-lambang komparasi ganda rerata antar kolom mirip dengan makna lambang-lambang komparasi ganda rerata antar baris; hanya dengan mengganti baris menjadi kolom. c. Komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama Uji scheffe untuk komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama adalah ; ÷ ÷ ø ö ç ç è æ + - = - kj ij kj ij kj ij n n RKG X X F 1 1 2 Dengan; F ij-kj = nilai F obs pada pembandingan rerata pada sel ij dan rerata pada sel kj ij X = rerata pada sel ij kj X = rerata pada sel kj RKG = Rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan anava. n ij = ukuran sampel ke- ij n kj = ukuran sampel ke- kj Daerah kritis untuk uji ini adalah ; DK = {F | F pq – 1 F α; pq–1 ,N-pq } d. Komparasi rerata antar sel pada baris yang sama Uji scheffe untuk komparasi rerata antar sel pada baris yang sama adalah ; ÷ ÷ ø ö ç ç è æ + - = - ik ij ik ij ik ij n n RKG X X F 1 1 2 Dengan daerah kritis untuk uji ini adalah; DK = {F | F pq–1 F α; pq–1 ,N-pq } commit to user 102 6. Profil Interaksi Ada atau tidaknya interaksi dapat diduga dari grafik profil variabel-variabel bebasnya independen. Jika profil variabel bebas pertama dan profil variabel bebas kedua tidak berpotongan, maka kecenderungannya tidak ada interakasi di antara mereka. Sebaliknya, jika profil variabel bebas pertama berpotongan dengan profil variabel bebas kedua, maka kecenderungannya ada interaksi diantara keduanya. Namun, ada atau tidaknya interaksi yang signifikan tetap saja harus dilihat dari signifikansi interaksi pada analisis variansinya. Budiyono, 2009 : 222 commit to user 103

BAB IV HASIL PENELITIAN