Penggunaan metode pemberian tugas dalam meningkatkan hasil belajar bahasa dan sastra Indonesia siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah parakan Tangsel tahun pelajaran 2014/2015

(1)

PARAKAN TANGSEL TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

MUHAMAD IQBAL. MGA NIM: 109013000029

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M


(2)

PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN

TUGAS

DALAM

MEMOTTVASI BELAJAR SISWA KELAS

VIII

PADA

PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

DI

SMP

MUHAMMADIYAH PARAKAN

TANGSEL

TAHUN PELAJARAN 2OI4I2OI5

Disajikan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.pd)

or9

,//

//,,1

/

tu+

M.Iqbal.MGA 109013000029

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 11 Maret2)ls. Skripsi

ini

telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Jakarta,T April 2015 Panitia Sidang Munaqasah

Ketua Sidang (Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)

Tanggal

Dra. Hindun. M.Pd

'

AY"t

zaw

NIP. 19701215 2009t22 00t

Sekretaris Sidang

Dona Aji Karunia Putra" MA NIP. 1984040920t101 1 015

Penguji I

Dona Aji Karunia Putra. MA NIP. 1984040920t10i 1 015

Penguji II

Nuryati Djihadah. M.Pd" M.A

DM.

V

g-o1-eu{

"t.i!{:t.tF

1ry-aty-zots'

Mengetahui, Ilmu Tarbiyah dan


(4)

Nama NIM Jurusan Judul Skripsi

M. Iqbal. MGA 109013000029

Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia (PBSI)

Penggunaan Metode Pemberian Tugas Dalam Memotivasi Belajar Siswa Kelas

vIII

Pada Pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia di SMP Muhammadiyah Parakan Tangsel Tahun Pelajaran 201412015

Dosen Pembimbing : Dra. Hindun, M.Pd

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat merupakan hasil karya sendiri, apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan karya saya, maka saya siap menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 5 Februari 20 1 5


(5)

VIII SMP Muhammadiyah Parakan Tangsel Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia melalui penggunaan metode pemberian tugas dalam meningkatkan hasil belajar siswa terhadap proses dan hasil pembelajaran pada materi teks ulasan dengan pemanfaatan media pemberian tugas di kelas VIII SMP Muhammadiyah Parakan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2014 yang bertempat di SMP Muhammadiyah Parakan, Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan sampel 29 siswa kelas VIII. Materi yang diajarkan adalah teks ulasan dengan pemanfaatan media pemberian tugas dalam proses pembelajarannya. Instrumen yang digunakan berupa tes soal, yakni mengisi soal-soal yang telah peneliti sediakan. Cara penghitungan yaitu dengan skala penilaian pada tes unjuk kerja. Selain itu, instrumen lain yang digunakan adalah rencana pelaksanaan pembelajaran, jurnal siswa, catatan lapangan, angket, kuesioner, form pengamatan siswa terhadap guru dan foto, sebagai instrumen pendukung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan pembelajaran melalui penggunaan media pemberian tugas. Hasil penelitian tindankan kelas ini menunjukan bahwa penggunaan media pemberian tugas dapat menambah wawasan ilmu siswa saat di luar kelas. Hal tersebut terbukti dari hasil penelitian diperoleh adanya peningkatan pada hasil belajar siswa pada setiap siklus. Peningkatan ini dapat dilihat dari jumlah 20 siswa atau 90% dari 29 siswa mencapai nilai ≥ 69 dengan nilai rata-rata pencapaian hasil belajar siswa mencapai 80.53 dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Muhammadiyah Parakan Tangsel tahuna ajaran 2014/2015.


(6)

M. IQBAL. MGA (109013000029), Use Task Giving Methods to Improve Learning Outcomes Indonesian Language and Literature Grade Students of SMP Muhammadiyah Parakan Tangsel academic year 2014/2015.

This study aims to determine the improvement of student learning outcomes in learning Indonesian language and literature through the use of the method of administration tasks in improving student learning outcomes of the process and learning outcomes on text material utilization review with the media giving the task in class VIII SMP Muhammadiyah Parakan. This research was conducted in October-December 2014 at SMP Muhammadiyah Parakan, Pamulang, South Tangerang City. The method used in this research is classroom action research with a sample of 29 students of class VIII. Taught is text material utilization review with the media giving the task in the learning process. The instruments used in the form of test questions, which fills the questions that have researchers provide. Calculation method is to scale ratings on test performance. In addition, other instruments used are lesson plan, student journals, field notes, questionnaires, questionnaires, forms the student to teacher observations and photographs, as a supporting instrument.

The purpose of this study is to optimize learning through the use of media giving tasks. The result of this action research shows that the use of the media administration tasks can broaden students' current knowledge outside the classroom. This is evident from the results obtained by an increase in student learning outcomes in each cycle. This increase can be seen from the number of 20 students or 90% of the 29 students achieving grades ≥ 69 with an average value of student achievement should reach 80.53 can be concluded that by using the method of administration tasks can improve learning outcomes eighth grade students in the subjects of Language and Literature Indonesia in SMP Muhammadiyah Parakan Tangsel 2014/2015 school year.


(7)

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan penulis kesempatan untuk belajar dan menyelesaikan tugas akhir kuliah. Tak lupa penulis kirimkan Shalawat serta salam kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya menuju jalan yang terang, jalan menuju pintu ilmu yang diridhoi Allah.

Adapun penulisan skripsi ini diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam menyelesaikan sekripsi ini, penulis menerima banyak saran, petunjuk, bimbingan dan masukan dari berbagai pihak, sehingga penulis sempat beberapa kali mencoba menganti judul skripsi yang berakhir dan menghasilkan buah manis pada akhirnya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak, khususnya kepada:

1. Teristimewa untuk mamah Misdayati dan papah Sjamsudin yang telah bersabar hati menunggu penulis menyelesaikan studi. Mereka tak henti menanyakan skripsi penulis yang tak kunjung rampung dan ini adalah bukti untuk mereka berdua akan keseriusan penulis menuntut ilmu. Demikian dengan kakaku, Agung Mandela. Terimakasih atas doa, semangat dan pengertiannya, semoga Allah SWT membalas ketulusan kalian.

2. Dra. Hindun, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan sebagai dosen pembimbing terahir penulis saat menyelesaikan sekripsi ini. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepadanya yang telah mengarahkan serta menyemangati penulis untuk menyelesaikan tugas ini, yang sabar membimbing penulis meski melebihi melebihi jam kerja beliau.

3. Rosida Erowati, M.Hum. sebagai mantan pembimbing penulis yang selalu sabar membimbing penulis. Penulis meminta maaf kepadanya karena tak mampu menyelesaikan sekripsi di bawah bimbingannya.

4. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dosen-dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

5. Terimakasih kepada Luke Fitriana Rahmawati yang telah banyak mengancam agar segera menyelesaikan sekripsi, namun itu bukan alasan


(8)

penulis banyak ilmu dari pada bangku kelas. Teman-teman Majelis Kantiniyah yang rella mendengar ocehan kosong penulis. dengan ini penulis mengucapkan satu kata ‘TERIMAKASIH’ kepada kalian semua yang telah bersatu dalam lintingan dan seduhan persaudaraan.

Semoga semua ilmu yang penulis miliki dapat bermanfaat bagi orang banyak khususnya bagi penulis. Allah mengajak untuk terus menuntut ilmu sampai ke liang lahat, karena ajakan-Nya tersebut, penulis berharap dapat menuntut ilmu kejenjang yang lebih tinggi sampai penulis tak mampu lagi bernafas. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi para pembaca, semua pihak yang memerlukan dan khusunya kepada penulis sebagai calon pendidik.

Jakarta, 17 Desember 2014 Penulis,

M.Iqbal.MGA


(9)

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Peneitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Metode Pemberian Tugas Rumah ... 8

1. Pengertian Metode ... 8

2. Pengertian Metode Pemberian Tugas ... 10

3. Tujuan Pemberian Tugas Rumah ... 12

4. Keuntungan dan Kelemahan Pemberian Tugas Rumah 13 B. Hasil Belajar Siswa ... 17

1. Definisi belajar ... 17

2. KBM ... 19

C. Kerangka Berpikir ... 21

D. Pengajuan Hipotesis ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel ... 26

C. Metode Penelitian ... 26

1. Penelitian Kepustakaan ... 26

2. Penelitian Lapangan ... 27

D. Instrumen Penelitian ... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Teknik Analisis Data ... 29

1. Analisis Satu Variabel ... 29


(10)

PEMBAHASAN ... 34

A. Deskripsi dan Hasil Penelitian ... 34

1. Desskripsi Sekolah ... 34

a. Profil Sekolah ... 34

B. Deskripsi Tindakan ... 37

1. Observasi Awal ... 37

2. Perencanaan Tindakan Penelitian ... 38

C. Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 38

1. Pertemuan Pertama ... 38

a. Tahap Perencanaa ... 38

b. Tahap Pelaksanaan ... 39

2. Pertemuan Kedua ... 40

a. Tahap Perencanaan ... 40

b. Tahap Pelaksanaan ... 40

c. Tahap Observasi ... 41

d. Tahap Refleksi ... 45

D. Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 45

1. Pertemuan Pertama ... 45

a. Tahap Perencanaan ... 45

b. Tahap Pelaksanaan ... 46

2. Pertemuan Kedua ... 47

a. Tahap Perencanaan ... 47

b. Tahap Pelaksanaan ... 48

c. Tahap Observasi ... 49

d. Tahap Refleksi ... 52

e. Berdasarkan Jurnal Siswa ... 58

f. Tahap Refleksi ... 67

E. Analisis Data ... 68

1. Analisis Data Hasil Kuesioner ... 68

2. Analisis Komparatif Siklus I dan II ... 80

3. Analisis Komparatif Siklus I dan II ... 83

F. Interpretasi Analisis ... 88


(11)

DAFTAR PUSTAKA ... 89 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(12)

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan dasar yang penting bagi kemajuan sebuah bangsa, karena dengan pendidikan sebuah bangsa akan mencapai kemajuan, baik dalam pengembangan sumber daya manusia maupun pada pengelolaannya. Fungsi pendidikan adalah membimbing siswa ke arah suatu tujuan yang di nilai tinggi. Pendidikan yang baik adalah sutu usaha yang berhasil membawa semua peserta didik kepada tujuan tersebut.1

Hakikat pendidikan tidak akan terwujud tanpa adanya kerja sama antara lembaga-lembaga pendidikan, lembaga pendidikan tersebut yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Di antara lembaga pendidikan tersebut yang potensial memiliki peranan dalam pembinaan generasi muda secara terencana dan terstruktur adalah sekolah.

Dewasa ini, dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pesan, karena bisa saja siswa bertindak sebagai penyampai pesan. Kondisi seperti ini biasa disebut dengan komunikasi dua arah. Dalam proses pembelajaran manapun media sangat dibutuhkan untuk lebih meningkatkan tingkat keefektifan pendacapaian tujuan pembelajaran, karena proses pembelajaran akan terjadi apabila ada komunikasi antara penerima pesan dan penyalur pesan sehingga dapat merangsang pikiran dan minat belajar siswa.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah tidak telepas dari tiga proses penting, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.2 Tiga proses ini dilakukan dalam rangka mencapai tujuan akhir pembelajaran yaitu penguasaan, pengetahuan, keterampilan dan sikap.

1

Nasution, S, Berbagai pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: September 2000), Cet. Ke-7, h. 35

2


(13)

Banyak faktor yang dapat menunjang tercapainya tujuan akhir pembelajaran di sekolah. Selanjutnya, pendidikan itu sendiri memiliki tujuan yang harus dicapai, untuk mencapai tujuan pendidikan dibutuhkan beberapa beberapa aspek penunjang, salah satunya adalah guru. Guru merupakan sebuah profesi yang dalam hal ini memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang berkualifikasi tinggi dalam melayani atau mengabdi untuk mencapai kemajuan siswa

Hal ini dapat di lihat dari sisi guru sebagai pendidikan yang ada di lembaga sekolah, kesesuaian kurikulum yang diterapkan atau sarana yang tersedia di sekolah. Orang tua sebagai pendidik di rumah juga memiliki peran dalam menentukan keberhasilan siswa begitu pula dengan massyarakat dan juga siswa itu sendiri sebagai subjek dalam proses pembelajaran.

Peningkatan merupakan upaya berkelanjutan kualitas pendidikan pada umumnya bagi semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak. Salah satu wujud upaya peningkatan kualitas pendidikan adalah melalui beragam pembaharuan pembelajaran, karena peningkatan kualitas tidak dapat dilepaskan dari dampak pertumbuhan paradigma baru dalam dunia pendidikan yang mesyaratkan penyelenggaraan pendidikan agar berpotensi untuk menciptakan keunggulan daya pikir, nalar, kekuatan moral dan etika akademik bangsa.

Pembaharuan dalam pembelajaran dilakukan dengan tujuan untuk melakukan perubahan terhadap perilaku, ide, konsep dan strategi dalam pembelajaran yaitu mengganti konsep yang lama dengan yang baru dan diharapkan akan berdampak positif terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Untuk mendukung upaya itu, perlu keterlibatan semua pihak dalam hal ini massyarakat, guru dan siswa.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berkembang atas pemikiran yang efisien dan efektif. Dalam dunia pendidikan, masalah efektivitas dapat ditinjau dari segi efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar siswa. Efektivitas mengajar guru menyangkut sejauh mana


(14)

jenis-jenis kegiatan mengajar direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik, sedangkan efektifitas belajar siswa menyangkut sejauh mana tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan dapat dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang di tempuh. Efisiensi menyangkut pendayagunaan waktu dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Mengingat adanya keterbatasan waktu dalam proses belajar mengajar di sekolah ditambah dengan banyaknya kegiatan-kegiatan yang ada, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran, maka dirasakan perlu sekali seorang guru memberikan tugas-tugas di luar jam pelajaran. Tugas ini diberikan karena dirasakan materi pelajaran terlalu banyak sedangkan waktu yang digunakan sedikit. Artinya, banyaknya materi pelajaran dengan waktu yang tersedia kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka metode pemberian tugas inilah yang biasanya digunakan oleh guru untuk mengatasinya.

Metode pemberian tugas merupakan salah satu metode dalam proses belajar mengajar, yaitu suatu pengajaran yang dilakukan dengan memberikan tugas kepada peserta didik. Metode pemberian tugas banyak memberikan manfaat kepada peserta didik, karena pada dasarnya pemberian tugas menuntut kreativitas dan aktivias mereka, diantara keuntungan pemberian tugas oleh guru ialah agar pengetahuan yang telah dipelajari oleh peserta didik dapat dikuasai dan tersimpan lama dalam ingatan mereka.

Di dalam penerimaan tugas terdapat proses pengulangan, sehingga bahan yang semula belum dikuasai dapat dipahami dengan mudah dan tersimpan dalam otak dan ingatan. Selain itu pemberian tugas dapat memupuk rasa tanggung jawab dan harga diri anak, disamping membiasakan diri untuk mengisi waktu luangnya dengan hal lebih positif dan berguna.

Banyaknya manfaat yang dapat dirasakan oleh peserta didik dari adanya pemberian tugas tersebut, sering kali tidak disadari oleh siswa.


(15)

Kenyataan di saat hari pengumpulan tugas sering kali memperlihatkan adanya penyimpangan dari tujuan yang diharapkan, yaitu tidak sedikit dari mereka yang mengerjakan tugas tesebut di sekolah itupun dengan jalan meniru milik temannya. Bahkan ada yang secara jelas-jelas menyatakan bahwa ia lupa mengerjakanya, tertinggal di rumah dan masih banyak lagi alasan lainya untuk membela diri siswa dari kemarahan guru. Adanya penyimpangan tersebut dikarenakan pelaksanaan sistem belajar di rumah tanpa sanksi dan tanpa kontrol.

Mengenai pemberian tugas respon yang diberkan oleh sejumlah siswa berbeda-beda, ada yang menerima tugas tersebut dan ada yang menolaknya. Penolakan tersebut banyak disertai dengan alasan bahwa tugas yang diterima siswa sudah terlampau banyak, esok hari ada ulangan dan sebagainya. dari alasan tersebut dapat terlihat bahwa pemberian tugas bukan lagi untuk merangsang siswa agar belajar melainkan beban yang cukup memberatkan siswa,

Kewajiban guru tidak terlepas atau intinya adalah di dalam proses belajar mengajar harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau disebut metode.

Oleh karena itu, pemakaian metode harus sesuai dengan karakteristik siswa, materi, kondisi lingkungan dimana pengajaran berlangsung. Bila ditinjau secara lebih teliti sebenarnya keunggulan suatu metode terletak pada beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain: tujuan, karakteristik siswa, situasi dan kondisi, kemampuan dan pribadi guru, serta sarana dan prasarana.

SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan merupakan sekolah yang memiliki prestasi di dalam bidang olah raga, hal ini dibuktikan dengan banyaknya piala yang di raih. Prestasi ini tidak terlepas karena siswa memiliki motivasi yang tinggi terhadap olah raga, sedangkan


(16)

dalam hal belajar di antaranya pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia motivasi mereka masih rendah.

Hal ini dibuktikan banyak siswa yang kurang memberikan perhatian kepada pelajaran Bahasa Indonesia, misalnya tidak mau belajar, tidak mengerjakan tugas, dan tidak mamiliki buku yang diwajibkan oleh guru Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu LKS (Lembar Kerja Siswa). apakah hal ini disebabkan karena motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan masih rendah atau karena kurang menariknya metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Jika hal ini benar mungkin salah satu hal yang dapat dilakukan guru adalah dengan memberikan motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan melalui penambahan metode dalam mengajar. Mungkin salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan metodde pemberian tugas.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut ke dalam bentuk ilmiah dengan judul

“Penggunaan Metode Pemberian Tugas Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Parakan Tangsel Tahun Pelajaran 2014/2015.”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah yang akan dibahas dalam laporan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIII rendah

2. Pemberian tugas tidak mempengaruhi motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan terhadap pembelajaran?

3. Banyak faktor tidak dapat mempengaruhi metode pemberian tugas terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Idonesia?.


(17)

4. Metode pemberian tugas rumah (PR) berpengaruh dalam pembentukan motivasi hasil belajar siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia?

C. Pembatasan Masalah

Pengaruh berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah pada penelitian ini membatasi pada masalah:

1. Metode pemberian tugas rumah (PR) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan, semester genap, tahun prlajaran 2014-2015 khususnya siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Parakan dalam proses pembelajaran terhadap hasil belajar.

2. Pengaruh peningkatan hasil pembelajajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dengan metode pemberian tugas di kelas VIII SMP Muhammadiyah Parakan Tangsel tahun pelajaran 2014/2015

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka persoalan yang akan diteliti dalam persoalan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Apakah hasil penggunaan metode pemberian tugas rumah (PR) dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa dan Sastra Indonesia siswa di kelas VIII SMP Muhammadiyah Parakan Tangsel tahun pelajaran 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara komprehensif:


(18)

1. Peningkatan hasil belajar Bahasa dan Sastra Indonesia siswa di kelas VIII SMP Muhammadiyah Parakan Tangsel tahun pelajaran 2014/2015. 2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Parakan Tangsel Tahun Ajaran 2014/2015 melalui penggunaan metode pemberian tugas.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis, antara lain:

1. Siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan, dapat mengetahui mengenai metode pemberian tugas rumah (PR), sehingga dapat memberikan pengetahuan bahwa persepsi siswa sangat berperan dalam meningkatkan prestasi belajar.

2. Guru, memberikan data yang akurat mengenai metode tentang pemberian tugas rumah (PR), sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan kuis selanjutnya.

3. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan sumbangan dan masukan kepada semua pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.


(19)

A. Metode Pemberian Tugas Rumah 1. Pengertian Metode

Siswa yang memiliki motivasi tinggi akan tekun dalam menghadapi tugas dengan cara terus menerus mengerjakannya sampai selesai walaupun dalam menyelesaikannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Salah satu upaya guru agar siswa memiliki motivasi yang tinggi adalah dengan menggunakan metode yang tepat.

Metode mengajar adalah sistem penggunaan teknik-teknik di dalam interaksi dan komunikasi antara guru dan siswa dalam pelaksanaan program belajar mengajar sebagai proses pendidikan.1Untuk lebih jelasnya siswa harus mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan metode. Pengertian metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

“cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar

tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang

ditentukan”.

Kata metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”. Kata ini terdiri

dari dua suku kata: yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang

dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa Arab metode disebut

“Thariqat”.2 Sedangkan pengertian mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan pada siswa. Kegiatan pengajaran adalah mencoba

1

Zakiah Darajat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), cet.4, h. 41.

2

Armai Arief, Pengantara Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 40.


(20)

menyampaikan ilmu sebanyak mungkin pada siswa. Siswa diibaratkan seperti guci yang kosong, sedangkan guru bertugas mengisi guci itu sepenuh-penuhnya. Pengertian “mengajar” tersebut menempatkan siswa sebagai objek. Siswa berfungsi sebagai penerima apa yang diberikan guru. Guru lebih aktif dan lebih menentukan kegiatan belajar-mengajar lebih berpusat pada guru.3

Arifin mendefinisikan bahwa mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian materi ajar kepada siswa agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jika dua kata tersebut digabung. Penulis mengartikan metode pengajaran adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan maka fungsi metode mengajar tidak dapat diabaikan, sebab metode mengajar tersebut turut menentukan berhasil tidaknya proses belajar-mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan metode yaitu: - Tujuan yang hendak dicapai;

- Kemampuan guru; - Anak didik;

- Situasi dan kondisi pengajaran di mana berlangsung; - Fasilitas yang tersedia;

- Waktu yang tersedia;

- Kebaikan dan kekurangan metode;

Di bawah ini merupakan macam-macam metode yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran, yaitu: metode ceramah, metode diskusi, metode Tanya jawab, metode demonstrasi dan

3

Drs. Radno Harsanto, M.Si, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2007), h. 46-87.


(21)

eksperimen, metode pemberian tugas (resitasi), metode kerja kelompok, metode sosiodrama dan bermain peran, metode karya wisata, metode latihan (drill), metode system regu (team teaching),4metode penampilan, metode studi mandiri, metode kegiatan instruksional terprogram, metode latihan dengan studi mandiri, metode kegiatan instruksional terprogram, metode latihan dengan teman, metode simulasi, metode sumbang pendapat dan sumbang saran, metode studi kasus, metode computer assisted learning, metode insiden, metode praktikum, metode proyek, metode seminar, metode symposium, metode tutorial, metode deduktif, dan metode induktif. Dari uraian metode di atas, maka salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode pemberian tugas.

2. Pengertian Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas rumah adalah metode penyajian bahan dengan cara guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, halaman sekolah, laboratorium, perpustakaan, rumah siswa, atau dimana saja asal itu dapat dikerjakan.

Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu sedikit. Artinya, banyak bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasasnya guru gunakan untuk mengatasinya.5

Pemberian tugas rumah (resitasi) berasal dari bahasa Inggris “to cite” yang artinya mengutip, dan “re” yang artinya kembali. Resitasi dalam

hal ini berarti mengutip (mengambil) sendiri bahan-bahan pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu mempelajari (berlatih sendiri) sampai siap sebagaimana mestinya.6Slameto berpendapat, “pemberian tugas (resitasi)

4

M. Bayiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 34-61

5

Syaiful Bahri Djamarah Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 96

6

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 164


(22)

adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di luar jadwal sekolah dalam rentang waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan (dilaporkan) kepada

guru atau instruktur”.7

Dalam kamus pendidikan, tugas rumah (homework) yaitu pekerjaan yang tersusun oleh guru atau biasanya di sekolah lanjutan untuk para siswa di rumahnya di malam hari atau akhir minggu.8 Dari pendapat tersebut, pemberian tugas erat hubungannya dengan Pekerjaan Rumah (PR) yaitu suatu tugas yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan oleh siswa di rumah, akan tetapi metode ini lebih luas dari pekerjaan rumah karena siswa belajar tidak hanya di rumah, mungkin laboratorium, halaman sekolah, perrpustaskaan, atau di tempat lainnya yang ada hubungannya dengan tugas atau pekerjaan yang diberikan.

Roestiyah mengungkapkan bahwa masalah pekerjaan rumah yang dikerjakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, halaman sekolah, laboratorium, perpustakaan, bengkel, di rumah siswa sendiri, atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.9 Hal ini sependapat dengan pendapat

Djamarah yang menyatakan bahwa “pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus anak didik selesaikan tanpa terikat dengan tempat”.10

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas resitasi lebih luas daripada homework. Akan tetapi keduanya mempunyai kesamaan, yaitu: (1) mempunyai unsur tugas: (2) dikerjakan oleh siswa dan dilaporkan hasilnya; (3) mempunyai unsur didatis pedagogis.11 Dalam pemberian tugas ini Surakhmad menyatakan bahwa ada tiga fase yang berlangsung

7

Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Siatem Kredit Semester (SKS), (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 115

8

Lenny Panggidaej, Kamus Pendidikan, (Jakart: Restu Agung, 1995), h. 124

9

Rostiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Cet. Ke-7, h. 134-135

10

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 197

11


(23)

dalam penyampaian metode ini, yaitu (1) guru memberikan tugas; (2) siswa melaksanakan tugas; (3) siswa mempertanggung jawabkan tugas tersebut kepada gurunya apa yang mereka pelajari.12

Mengingat adanya keterbatasan waktu dalam proses belajar mengajar di sekolah ditambah dengan banyaknya kegiatan-kegiatan yang ada, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran, maka dirasakan perlu sekali seorang guru memberikan tugas di luar jam pelajaran. Tugas ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasanya digunakan oleh guru untuk mengatasinya.

3. Tujuan Pemberian Tugas Rumah (PR)

Hastuti mengemukakan bahwa metode resitasi dianggap lebih efektif karena bertujuan untuk melatih siswa membagi waktu secara teratur, dan melatih siswa mencari dan menemukan cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah.13 Hal ini sependapat dengan yang dikemukakan oleh Pintner yang dikutip oleh Ngalim bahwa salah satu cara yang baik untuk belajar adalah metode resitasi yang dalam pengajaran disebut dengan metode pemberian tugas. Metode ini dimaksudkan agar siswa diharuskan mengulangi pelajaran yang telah diajarkan.14

Menurut Taufik, tujuan dari pemberian pekerjaan rumah, yaitu:15

12

Undang Rasyid, Perbandingan Hasil Belajar Fisika Antara Pembelajaran dengan Metode Ekperimen yang disertai Tugas di Rumah dengan Metode Ekperimen yang disertai Tugas di Sekolah, JPMIPA, Vol. 2, No. 1 April 2002, h. 68

13

Frida Maryati H. Yusuf, Upaya Peningkatan Hasil Belajar pada Siswa Mata Pelajaran Bioplogi Melalui Resitasi, Jurnal Penelitian dan Pendidikan, Edisi 8 Tahun 2003, h. 93

14

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), h. 113

15


(24)

- Untuk memelihara dan memantapkan tingkah laku atau ingatan dari pelajaran yang telah dipelajari.,

- Untuk melatih keterampilan, konsep, dan prinsip yang baru saja dikembangkan, sehingga diperoleh pengetahuannya lebih tentang konsep itu.,

- Untuk mengingat kembali dan memelihara topik-topik yang telah di pelajari sebelumnya.,

- Kadang-kadang untuk menerapkan pelajaran tertentu dalam kehidupan sehari-hari yang dikerjakan di rumah sebagai tugas kurikuler.,

Hal ini senada dengan pendapat Sujono, bahwa “pemberian tugas atau PR kepada siswa berarti memberi kesempatan untuk mendapatkan pengertian yang lebih luas tentang topik dan konsep-konsep yang akan diajarkan di dalam kelas”.16 Selain itu, pemberian tugas bukan ditujukan untuk menghukum atau mempersulit siswa tetapi memperjelas, memperkaya, memperdalam bahan yang diberikan di dalam kelas.17

4. Keuntungan dan Kelemahan Pemberian Tugas Rumah (PR) Adapun keuntungan dari metode pemberian tugas seperti yang diungkapkan oleh Sudirman, yaitu:18

- Metode ini merupakan aplikasi prinsip pengajaran metode atau

disebut juga asas “aktivitas” dalam mengajar, yaitu guru dalam mengajar harus merangsang siswa agar melakukan berbagai aktifitas kegiatan sehubungan dengan apa yang dipelajari.,

- Tugas lebih merangsang siswa untuk belajar lebih banyak, baik pada waktu di kelas maupun di luar kelas; atau dengan kata lain, baik siswa dekat dengan maupun jauh dari guru.,

16

Media Evalina, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Tugas Membuat Kesimpulan dengan Kartu, Buletin Pelangi Pendidikan, Vol. 5 No. 1 Tahun 2002, h. 45

17

R. Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h.107

18


(25)

- Metode ini dapat mengembangkan kemandirian yang diperlukan dalam kehidupan kelak.,

- Tugas dapat menyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih mampu memperkaya atau memperluas pandangan apa yang dipelajari.,

- Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari atau mengolah sendiri informasi dan komunikasi diperlukan sehubungan dengan abad informasi dan komunikasi yang maju demikian pesat dan cepat.,

- Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar karena kegiatan-kegiatan belajar dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.,

- Metode ini dapat membina tanggung jawab jawab dan disiplin siswa.,

- Metode ini dapat mengembangkan kreativitas siswa., Adapun kelemahan dari metode ini adalah:

- Adakalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.,

- Seringkali siswa melakukan penipuan dimana siswa hanya meniru atau menyalin hasil pekeerjaan orang lain, tanpa mengalami proses belajar.,

- Apabila tugas itu sering diberikan, apalagi tugas itu sukar dikerjkan oleh siswa, ketenangan mental siswa dapat terpengaruh.,

- Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual., Banyaknya kelemahan yang terdapat dalam metode pemberian tugas rumah, agar hasil belajar siswa memuaskan maka metode pemberian tugas ini dituntut aktivitas dan kreativitasnya guru dalam pembuatan tugas dan memeriksa hasil pekerjaan siswa dengan cermat. Hasil tugas yang diberikan oleh anak harus diperiksa dengan teliti dan hasilnya diberikan kembali kepada siswa sehingga mereka mengetahui dimana letak


(26)

kekurangannya. Pemberian tugas yang kurang jelas dan kurang tegas akan membingungkan siswa. Siswa harus dapat memahami dengan jelas apa yang harus dilakukan dalam menyelesaikan tugas tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Liliana “bahwa dalam tugas rumah (homework) harus dipastikan semua siswa mengerti tugas apa yang diberikan oleh guru karena ketidakjelasan dalam memberikan petunjuk merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi semangat atau menjaddikan alasan mereka untuk tidak mengerjakan tugas tersebut”.19 Oleh karena itu, dalam pemberian tugas harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

Prinsip umum pembuatan atau pemberian pekerjaan rumah: - PR harus bermotivasi baik.,

- PR harus bersifat diagnostik atau otodiagnostik.,

- PR jangan mengenai teknik-teknik yang baru dikembangkan yang belum dikerjakan di kelas.,

- Dalam memberikan PR, guru harus memperhatikan perbedaan kemampuan individu, sejauh perbedan itu ada.,

- Merupakan ide yang baik, jika pada saat tertentu kita menyelipkan skill-skill yang telah dipelajari sebelumnya.,

- Dalam beberapa keadaan tertentu, umpan balik yang segera bagi siswa sangat diperlukan.,

- Penekanan haruslah pada jawaban yang benar, bukan pada kecepatan-kecepatan menyelesaikannya.,

- Jika mungkin, sisipkan beberapa macam pertanyaan. Kadang-kadang merupakan sesuatu ide yang baik jika kita menyelipakan suatu soal cerita dalam PR untuk membiasakan mereka dengan soal semacam itu dan terbiasa mengerjakannya.,

19

Liliana Tavares, Changing Homework Habit: Rethinking Attitudes, English Teaching Forum, Oktober 2003, h. 47


(27)

Pekerjaan rumah dianggap penting karena pendidik dan orang tua yakin pekerjaan rumah merupakan sarana yang efektif untuk menambah waktu belajar dan untuk meningkatkan hasil belajar akademik. Nur berpendapat, panduan umum untuk tugas rumah yaitu:20

- Guru hendaknya memberrikan tugas rumah sedemikian rupa sehingga siswa dapat mengerjakannya dengan berhasil.,

- Guru hendaknya menekankan bahwa tugas merupakan suatu kesimpulan untuk melatih dan memonitor strategi kognitif penting disamping tujuan lain selain yang hendak dicapai melalui tugas tersebut.,

- Orang tua seharusnya diinformasikan tentang tingkat keterlibatan yang diharapkan dari mereka.,

- Guru harus memberikan umpan baik pada tugas-tugas rumah.,

Adapun faktor-faktor yang menunjang keberhasilan belajar di rumah, yaitu:21

- Tersedianya ruang belajar yang memadai.,

- Ada peralatan yang cukup memadai seperti kursi dan meja belajar, alat tulis, dan alat lain yang sesuai.,

- Lingkungan sekitar rumah harus bebas dari segala hal yang dapat menghambat proses belajar mengajar.,

- Tersedianya waktu belajar.,

- Keadaan ekonomi keluarga yang cukup memadai untuk membiayai segala hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar.,

- Adanya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga., - Adanya motivasi belajar yang besar pada diri siswa.,

Ada tiga aspek atau dimensi dalam pesepsi siswa mengenai pemberian tugas rumah yaitu penerimaan rangsangan, kemampuan

20

Mohammad Nur, Strategi-strategi Belajar, (Surabaya: University Press, 2000), h. 39

21


(28)

menimbulkan kesan, dan kecermatan mengamati. Penerimaan rangsangan yang dimaksud adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respon tertentu dari pemberian tugas yang dilakukan oleh guru. Sedangkan kemampuan menimbulkan kesan yaitu sejauh mana tugas yang diberikan oleh guru dapat mempengaruhi siswa. Ketiga, kecermatan mengamati yaitu proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera seperrti mata dan telinga.

B. Hasil Belajar Siswa 1. Definisi Belajar

Pengertian belajar dewasa ini dikonotasikan dengan perubahan tingkah laku (change in behavior). W.S Winkel memberikan pengertian belajar sebagai bentuk perubahan diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah yang baru, akibat pengalaman dan latihan sejalan dengan pengertian itu.

Sartain mengemukakan pengertian belajar sebagai “ The Proces by which a relativity enduring change in behavior occurs a result of experience practice”. Belajar berupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tahan lama sebagai hasil dari pengalaman.

Pengertian lain dikemukakan Whiterington, ia mengemukakan belajar adalah susatu proses perubahan dalam kepribadian sebagaimana dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan pola-pola respon tingkah laku yang baru nyata dalam perubahan keterampilan, kebiasaan, kesanggupan dan sikap.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar pada hakikatnya merupakan suatu usaha, suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri individu sebagai hasil pengalaman atau hasil interaksinya dengan lingkungan.


(29)

Perubahan hasil belajar ini hanya berkaitan dengan penambahan kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Akan tetapi juga berhubungan dengan pola-pola respon dari seluruh aspek-aspek kepribadian seseorang yang telah melakukan aktivitas belajar.

Kendati demikian, tidak semua perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri individu merupakan produk belajar. Perubahan tingkah laku yang merupakan hasil belajar memiliki ciri-ciri atau karakteristik tertentu.

Dalam proses belajar banyak faktor-faktor yang mempengaruhi selama melakukan proses belajar. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut, di antaranya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, merupakan faktor-faktor yang datangnya dari diri sendiri, seperti kurang lengkapnya anggota tubuh atau kondisi tubuh (kesehatan dan cacat tubuh), selain itu dapat pula faktor psikologis, yaitu berupa kecerdasan (IQ), minat, perhatian, bakat, motif dan lain-lain.

Adapun faktor eksternal, turut pula menentukan terhadap kondisi belajar, faktor ini merupakan faktor yang datangnya dari luar individu, atau faktor lingkungan di mana seseorang berada, seperti lingkungan sekolah keluarga (orang tua, suasana rumah, dan kondisi ekonomi keluarga), faktor sekolah (kurikulum, hubungan sosial antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa, alat pelajaran, pelaksaan disiplin sekolah, keadaan sekolah dan sebagainya), dan bentuk kehidupan atau lingkungan di masyarakat, colak kehidupan tetangga.

Piaget membedakan dua pengertian tentang belajar, yaitu (1) belajar dalam arti sempit dan (2) belajar dalam arti luas. Belajar dalam arti sempit adalah belajar yang hanya menekankan perolehan informasi baru dan pertambahan. Belajar ini disebut belajar figuratif, suatu bentuk belajar


(30)

yang pasif. Misalnya, seseorang anak belajar nama-nama ibu kota suatu negara atau menghafalkan nama-nama angkat.

Belajar dalam arti luas, yang juga disebut perkembangan, adalah belajar untuk memperoleh dan menemukan struktur pemikiran yang lebih umum yang dapat digunakan pada bermacam-macam situasi. Belajar ini disebut juga belajar operatif, di mana seseorang aktif mengkonstruksi struktur dari yang dipelajari. Misalnya, dalam menghafal ibu negara-negara, seseorang anak juga mengerti hubungan antara kota-kota itu dengan negara. Anak mengerti prinsip kekekalan massa dalam mengamati masa suatu be nda. Dalam hal ini, anak mengetahui suatu struktur yang lebih luas yang tidak terbatas pada situasi tertentu, sehingga pengertian itu dapat digunakan dalam situasi lain.

Menurut Wadsworth “mengigat dan menghafal tidak dianggap

sebagai belajar yang sesungguhnya karena kegiatan tersebut tidak memasukkan proses asimilasi dan pemahaman. Anak yang tahu menyebut nama angka, belum tentu bahwa ia mengerti konsep tentang angka-angka tersebut.

2. KBM

Padangan terhadap mengajar tergantung pada pemahaman tentang belajar. Kalau belajar adalah usaha untuk mencari ilmu pengetahuan, maka mengajar ialah usaha untuk memberi ilmu pengetahuan.kalau belajar ialah untuk menguasai keterampilan tertentu, maka mengajar ialah melatih kemampuan. Kegiatan belajar ialah kegiatan peserta didik dan mengajar adalah kegiatan guru

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang belajar. Pertama, ia adalah makhluk yang berada dalam proses menjadi (to be). Ia

bukan mahluk yang telah “diprogramkan” sejak lahir seperti telah

disebutkan sebelumnya, melainkan ia sendiri yang membuat program bagi dirinya untuk menjadi segala sesuatu yang


(31)

diinginkannya. Untuk itu, ia telah diberi perlengkapan yang sempurna berupa potensi-potensi yang dapat ia kembangkan. Dan belajar adalah bentuk kegiatan untuk mengembangkan potensi itu. Kedua, ia adalah makhluk yang berada di dalam dunia tetapi tidak terikat kepada dunia. Ia selalu berada di dalam suatu interaksi dengan dunia sekitarnya, dan dalam interaksi itu ia selalu memberi respon tertentu. Proses interaksi tersebut merupakan proses belajar yang berlangsung secara terus-menerus.

Proses interaksi sebagai proses belajar berlangsung dalam lingkungan sosial di mana seseorang terlibat dalam kegiatan belajar membutuhkan orang lain, baik secara langsung mau pun tidak langsung. Orang lain yang dibutuhkan dalam proses belajar-mengajar ini ialah guru. Bantuan guru dalam mengembangkan kegiatan belajar seseorang ialah untuk membuat kegiatan belajar itu berlangsung secara optimal. Untuk maksud itu perlu diciptakan situasi yang memberikan rangsangan belajar, mengarahkan kegiatan belajar, dan mengelola kegiatan belajar secara efisien. Kegiatan ini yang kita sebut dengan mengajar.

Proses belajar-mengajar yang terarah pada peningkatan kualitas manusia secara utuh, meliputi dimensi-dimensi kognitif intelegtual, keterlampilan, dan nilai-nilai. Berbeda dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan, nilai itu sendiri tidak dapat diajarkan seperti mengajarkan ilmu ilmu pengetahuan. Nilai hanya dapat ditangkap jika ia tampil dalam situasi tertentu. Pembentukan kepribadian melalui proses belajar-mengajar ialah usaha untuk menampilkan dan memperoleh nilai-nilai tertentu dalam kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu memancarkan nilai-nilai yang bersumber dari kasih, baik dalam penampilan dirinya secara pribadi maupun dalam pengelolaan kegiatan belajar-mengajar.


(32)

3. Tujuan Motivasi Pendidikan

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugahkan seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidkan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah.

4. Fungsi Motivasi

Motivasi mempunyai tiga fungsi, yakni

- Mendorong untuk melakukan sesuatu perbuatan, dalam hal belajar apabila siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar, ia tidak akan melakukan kegiatan belajar

- Motivasi berfungsi untuk mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan

- Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi dapat diibaratkan seperti mesin mobil, apabila mobil tidak memiliki mesin maka ia tidak akan dapat jalan. Begitu pula motivasi pada diri siswa, motivasi berfungsi untuk menggerakkan belajar siswa. Besar kecilnya motivasi yang dimiliki siswa akan menentukan cepat atau lambatnya keinginan siswa untuk belajar.22

C. Kerangka Berpikir

Metode mengajar yang dipergunakan seorang guru sangat berhubungan dengan motivasi belajar siswa. Apabila di perhatikan pernyataan di atas maka dapat diketahui pengaruh metode pemberian tugas rumah dengan motivasi belajar siswa.

22


(33)

Dengan Pemberian Tugas dimaksudkan untuk mendorong siswa untuk mempelajari kembali materi pelajaran yang ditugaskan. Diharapkan dengan pemberian tugas dapat memaksimalkan aktivitas, kreatifitas dan motivasi siswa dalam menguasai bahan pelajaran. Dengan demikian, jika siswa mengerjakan dengan sebaik-baiknya maka motivasi belajar siswa dapat mencapai kriteria yang hendak dicapai.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan seorang guru dalam memotivasi siswa adalah dengan mengadakan variasi dalam penggunaan metode mengajar. Salah satu metode yang dapat dipergunakan adalah metode pemberian tugas.

Mengenai metode pemberian tugas ini, respon yang diberikan oleh sejumlah siswa berbeda-beda, ada yang menerima metode pemberian tugas dengan senang dan ada pula yang menolak. Penolakan mereka disebabkan adanya ketidaktahuan mereka akan manfaat dari metode pemberian tugas rumah. Guru mengharapkan dengan adanya pemberian tugas tersebut mereka akan belajar. Makin sering mereka diberi tugas, siswa akan sering belajar. Dan semakin seringnya belajar, prestasi siswa metode pemberian tugas akan semakin baik.

Dengan demikian, secara teoritis diduga terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian tugas dengan motivasi belajar siswa di sekolahnya. Semakin efektif guru dalam menggunakan metode pemberian tugas, maka semakin tinggi motivasi belajar siswa di sekolah. Sebaliknya semakin tidak efektif penggunaan metode pemberian tugas, maka semakin rendah pula motivasi belajar siswa di sekolah.

D. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir sebagaimana yang telah dipaparkan maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:


(34)

Ho: Tidak terdapat pengaruh penggunaan metode pemberian tugas terhadap persepsi siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Parakan tentang pemberian tugas rumah dengan motivasi belajar siswa

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang pemberian tugas rumah dengan motivasi belajar siswa


(35)

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan kelas VIII. Waktu yang penulis gunakan untuk mengadakan penelitian ini yaitu pada bulan September 2014.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah Parakan, Tangerang Selatan.

Sampel adalah sebagaian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Peneliti secara sengaja menentukan sampel penelitian karena tidak semua siswa dapat diteliti. Sampel dipilih berdasarkan keterkaitan terhadap objek penelitian. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Parakan, Tangerang Selatan.

C. Metode Penelitian

Metode pembahasan yang digunakan dalam laporan penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu metode yang berkaitan dengan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dengan mengumpulkan data yang kemudian dianalisis.

Dalam rangka mengumpulkan data dan bahan-bahan lain yang diperlukan, peneliti melakukan dua macam penelitian, yaitu:


(36)

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu dengan mengadakan kajian berupa buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang penulis bahas dipenelitian ini.

2. Penelitian lapangan (Field Research) yaitu dengan mengambil data dari hasil angket pada siswa kelas.

D. Instrumen Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, intrumen yang digunakan berupa skala sikap model skala likert yang dijawab oleh responden. Angket yang digunakan bersifat tertutup karena dalam angket responden sudah disediakan pilihan dalam menjawab pertanyaan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan satu buah instrumen, yaitu instrumen untuk mengukur persepsi siswa tentang pemberian kuis, berbentuk instrumen terbuka yang berjumlah 36 item. Isntrumen terbuka ini diberikan kepada siswa agar mereka bebas mengemukakan pendapat atau persepsi mereka tentang pemberian kuis, instrument ini akan menghasilkan total skor bagi setiap responden.

Untuk mengumpulkan data-data yang diinginkan, peneliti menggunakan angket. Model yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yaitu model skala likert, dengan lima alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Untuk lebih jelasnya mengenai lima alternative jawaban dan skor setiap jawaban tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(37)

Tabel I

Kriteria Penilaian Angket Metode Pemberian Tugas Rumah terhadap Motivasi Belajar Siswa

No. Alternatif Jawaban Pernyataan

Positve Negatif

1 Sangat Setuju 5 1

2 Setuju 4 2

3 Kurang Setuju 3 3

4 Tidak Setuju 2 4

5 Sangat Tidak Setuju 1 5

Table II

kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar

Variabel Indikator Jumlah

item

Butir item Motivasi

Belajar

 Ketekunan menghadapi tugas

 Keuletan menghadapi tugas

 Minat terhadap bermacam-macam masalah

 Mampu mempertahankan pendapat dan sulit

2

2

2

3 1

1,2

3,4

5,6

7,8,9 10


(38)

melepaskannya

Jumlah 10 10

Table III

kisi-kisi Instrumen Pemberian Tugas

Variabel Indikator Jumlah Item Butir Item Metode

Pemberian Tugas

 Kejelasan Pemberian Tugas

 Kontrol yang sistematis

 Sifat pemberian tugas

2

4

4

1,2

3,4,5,6

7,8,9,10

Jumlah 10 10

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Satu Variabel

Untuk menganalisis setiap variabel digunakan teknik analisa secara deskriptif, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P = x 100 %

Keterangan : P : Persentase


(39)

N : Jumlah responden

2. Analisis pengaruh 2 variabel

Untuk menganalisis pengaruh kedua variabel tersebut digunakan teknik analisis korelasional dengan rumus product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

rxy =

 

 

2 2

2

 

2

. . ). ( ) .( Y Y X X Y X XY             Keterangan :

rxy : Nilai koefisien antara x dan y yang dicari

N : Jumlah responden (subjek penelitian) XY : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y X : Jumlah dari nilai x

Y : Jumlah dari niali y

X2 : Jumlah dari nilai x yang dikuadratkan Y2 : Jumlah dari nilai y yang dikuadratkan (X)2 : Jumlah dari nilai x kemudian dikuadratkan (Y)2 : Jumlah dari nilai y kemudian dikuadratkan

Kemudian setelah menganalisis hubungan antara kedua variabel di atas, penulis memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment serta menarik kesimpulan yang dilakukan dengan dua cara :


(40)

Besarnya “r” product moment

(rxy)

Interpretasi

0,00 – 0,20 Antara variabel x dan variabel y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah/sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variable X dan variable Y

0,20 – 0,40 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang lemah/rendah 0,40 – 0,70 Antara variabel x dan variabel y

terdapat korelasi yang sedang/cukup 0,70 – 0,90 Antara variabel x dan variabel y

terdapat korelasi kuat/tinggi

0,90 – 1,00 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi sangat kuat/sangat tinggi

- Memberi interpretasi dengan cara berkonsultasi pada tabel nilai “r” product moment.

Untuk memudahkan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r”

product moment dapat ditempuh dengan jalan berkonsultasi pada tabel nilai “r” product moment, prosedurnya adalah sebagai berikut :

- Merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho)

- Menguji kebenaran/kepalsuan dari hipotesa yang telah diajukan, dengan


(41)

tercantum dalam tabel nilai (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degress of freedomnya (df).

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut : df = N – nr

Keterangan :

df : degressn of freedom N : Number of Cases

nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan

Untuk mencari kontribusi variabel x dan variabel y, penulis menggunakan rumus sebagai berikut :

KD = r² x 100 %

Keterangan :

KD : Kontribusi variabel x terhadap variabel y

r² : Koefisien korelasi antara variabel x terhadap variabel y G. Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu variabel independen

(bebas), dilambangkan dengan “X”, dan variabel dependen (terikat)

dilambangkan dengan “Y”. Adapun yang dijadikan variabel independen

(X) ini adalah pemberian tugas rumah, sedangkan variabel dependen (Y) ini adalah motivasi belajar siswa.

H. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk menegetahui seberapa besar pengaruh metode pemberian tugas rumah (PR) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran


(42)

Bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan kelas VIII.


(43)

A. Deskripsi dan Hasil Penelitian 1. Deskripsi Sekolah

a. Profil Sekolah SMP Muhammadiyah Parakan

- Nama sekolah : SMP Muhammadiyah Parakan

- Alamat Jalan : Pendidikan Komp. Ritan RT 03/09 Kp. Parakan

- Kelurahan : Pondok Benda

- Kecamatan : Pamulang

- Kota : Tangerang Selatan 15416

- Telp.Fak : 021-74701265

- Website : http://smpmparakan.blogspot.com

- Email : smpmprkn@gmail.com

- Nama Penyelenggara : Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Tangerang Selatan.

- No. Izin Oprasional : 421.3/584/Dis.P&K/2005

- No Statistik Sekolah : 202 280309 020 / NPSN : 20614515 - Jenjang Akreditasi : B (80,86)

- Tahun Didirikan : 2003 - Tahun Beroprasi : 2003 / 2004


(44)

- Kepemilikan tanah :

- Status Tanah : Milik Sendiri

(Persyarikatan Muhammadiyah)

- Luas Tanah : 2550 m

- Status Bagunan Milik : Milik Sendiri - Luas Seluruh Bangunan : 560 m

- No. Rekening Sekolah : BRI Britama Kantor Kas Pamulang - Data Siswa Dalam 8 (delapan) Tahun Terakhir:

No Tahun Pelajaran

Jumlah Pendaftar

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jml. Kelas VII, VII dan IX

Ket Jml. Siswa Jml. Rombe l Jml. Siswa Jml. Rombe l Jml. Siswa Jml. Rombe l Jml. Siswa Jml. Rombe l 1 2005/2006 50 40 1 37 1 20 1 97 3 2 2006/2007 60 56 2 35 1 35 1 126 4 3 2007/2008 85 80 2 59 2 33 1 172 5 4 2008/2009 80 70 2 79 2 57 2 206 6 5 2009/2010 60 51 2 75 2 71 2 197 6 6 2010-2011 125 112 3 52 2 56 2 220 7 7 2011-2012 145 140 4 102 3 45 2 301 9 8 2012-2013 100 75 3 123 4 108 3 306 11

9

2013-2014 125 88 3 84 3 116 4 284 10

10


(45)

- Data Ruang Belajar (Kelas) :

Ruang Kelas

Jumlah Ruang Kelas Asli (d)

Jumlah Ruang Lainnya yang Digunakan Untuk

Ruang Kelas (e)

Jumlah Ruang Lainnya yang Digunakan Untuk

Ruang Lain (f)+(d+e)

Ket

Ukuran (a)

Ukuran (b)

Yg digunakan

untuk R.Kelas (c)

Jumlah (d)=(a+

b+c)

Digunakan Untuk Ruang

Kelas (e)

Digunakan Untuk Ruang Lain

(f)=(d+e)

-

15 8x9 9x15 5x6

Jumlah ruang=

15

9 6

-

- 9 4 2 15 - - -

- Data Ruang Lain :

No Jenis Ruang Jumlah (buah) Ukuran (m) ket

1 Ruang WC 3 Ruangan 2x3 m -

2 Musholla 1 Ruangan 10x10 m -


(46)

- Data Guru : No Jumlah Guru dan

Staf Status Ket

1 10 Guru Tetap -

2 6 Guru Tidak Tetap -

3 4 Staf Administrasi -

B. Deskripsi Tindakan (Catatan Lapangan) 1. Observasi Awal

Pada tahap observasi awal tepatnya pada hari Selasa, tanggal 21 Oktober 2014, setelah meminta izin kepada kepala sekolah Muhammadiyah Parakan, peneliti menyiapkan semua materi, instrumen dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Sehubungan dengan penelitian ini, maka peneliti memilih kelas VIII untuk menjadi sampel penelitian.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan pengamatan lebih dalam di kelas VIII. Adapun hasil pengamatan tersebut dapat peneliti simpulkan sebagai berikut:

 Kegiatan belajar mengajar diawali dengan membaca doa dan mengabsen. Ketika guru sedang menjelaskan materi, hanya beberapa orang saja yang terlihat mendengarkan penjelasan, yang lainnya terlihat tidak fokus, bahkan ada siswa yang asik mengobrol dengan temannya

 Ketika guru memberikan tugas untuk dikerjakan, banyak siswa yang mengobrol dan bertanya pada temannya karena tidak paham dengan apa yang ditugaskan guru. Kelas menjadi sedikit gaduh karena beberapa siswa bertanya kepada guru tentang tugas yang


(47)

harus dikerjakan sampai beberapa kali. Hal tersebut terjadi karena siswa kurang fokus menyimak ketika guru menjelaskan materi beberapa saat sebelumnya.

 Metode yang digunakan guru saat itu adalah ceramah. Mungkin ini yang membuat siswa sedikit merasa bosan dan berdampak pada sikap mereka yang tidak fokus pada penjelasan guru. Di tengah pelajaran, guru sempat menggunakan media pelajaran berupa slide power point. Hal ini membuat suasana kelas sedikit lebih kondusif karena siswa lebih memperhatikan penjelasan guru.

2. Perencanaan Tindakan Penelitian

Sebelum melakukan tindakan, peneliti telah melakukan persiapan-persiapan. Persiapan berupa merancang silabus, rencana pelakasanaan pembelajaran, menyiapkan materi ajar berupa power point, serta instrumen penting dalam penelitian, seperti menyiapkan form jurnal dan angket siswa, kuesioner, pedoman wawancara dan lain sebagainya

C. Tindakan Pembelajaran Siklus I 1. Pertemuan Pertama a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti telah memiliki rencana seperti yang tertuang pada rencana pelakasanaan pembelajaran, yakni: peneliti akan menjelaskan terlebih dahulu pengertian teks ulasan, peneliti akan menyampaikan materi dalam bentuk power point. Selesai memberi materi, peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal yang belum dipahami. Setelah itu peneliti akan memberikan tugas berupa soal pilihan ganda, tugas tersebut masuk kedalam tes unjuk kerja I.


(48)

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksaan ini, peneliti merealisasikan apa yang telah direncanakan pada tahap perencanaan. Pelaksanaan tindakan di kelas dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 21 Oktober 2014 mulai pukul 12:40 – 13:50 WIB. Sebelum masuk pelajaran inti, peneliti mengabsen siswa. Setelah mengecek kehadirian siswa, pelajaran pun dimulai.

Pelajaran dimulai, peneliti melakukan apresiasi berupa menanyakan kabar siswa. Suasana kelas saat itu terdengar sedikit gaduh karena banyak siswa yang memberikan respon. Peneliti mengkondusifkan suasana kelas, setelah suasana mereda, peneliti mulai menjelaskan materi teks ulasan dengan menggunakan tampilan power point dan bantuan in focus. Selain itu, peneliti juga memberikan contoh berupa teks ulasan yang peneliti ambil dari sebuah artikel di koran.

Setelah selesai menjelaskan materi teks ulasan, peneliti bersama-sama dengan siswa membahas contoh teks ulasan yang baru saja dijelaskan. Setelah selesai menjelaskan dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya, peneliti menyimpulkan pelajaran hari ini dan memberitahukan materi tentang materi untuk pertemuan selanjutnya, kemudan peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk mencari sebuah artikel dari koran yang berisi teks ulasan. Selanjutnya peneliti membagikan form pengamatan siswa terhadap guru dan jurnal siswa. Bel berbunyi tepat pukul 13:50 dan pembelajaran ditutup dengan membaca hamdallah.


(49)

2. Pertemuan Kedua a. Tahap Perencanaan

Pada pertemuan kedua, perencanaan yang telah dibuat yakni: peneliti akan menanyakan tugas yang kemarin diberikan peneliti kemudaian peneliti akan memberikan materi lanjutan tentang teks ulasan yaitu mengenai teknik mencari tema utama dalam teks ulasan. Setelah itu, peneliti bemberikan contoh sebuah artikel dari koran yang berisi teks ulasan yang kemudian bersama-sama dengan siswa untuk mencari tema utama dari teks ulasan tersebut. Selesai itu, peneliti membagikan form penelitian seperti jurnal siswa dan form pengamatan siswa terhadap guru. Kemudian pelajaran ditutup dengan memberikan tugaas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah, kemudia menutup pelajar dengan hamdallah.

b. Tahap Pelaksanaan

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 23 Oktober 2014 pukul 07:10 – 08:30 WIB. Peneliti mengkondisikan siswa dan memberikan jeda waktu kepada siswa untuk merelaksasikan diri. Siswa yang hadir tetap seperti pada pertemuan pertama, yakni 29 siswa. Setelah beberpa menit mengkondisikan siswa dan terlihat sudah lebih tenang, peneliti terlebih dahulu menanyakan tugas yang kemarin diberikan, lalu siswa mengeluarkan tugasnya. Peneliti mengecek hasil kerja siswa satu persatu dengan cara menghampiri meja siswa secara bertahap. Setelah selesai memeriksa, peneliti mengambil satu tugas dari salah satu siswa untuk dijadikan contoh pada materi hari ini.


(50)

Peneliti, dengan mengunakan power point dan in focus bemrikan materi selanjutnya, yaitu materi bagai mana cara mencari tema utama dalam sebuah teks ulasan. Kemudian dengan mengunakan contoh dari siswa, peneliti berasma-sama dengan siswa mencari tema utama dalam teks ulasan tersebut. Setelah dirasa siswa merasa cukup paham bagaimana cara mencari tema utama dalam sebuah teks ulasan, peneliti kembali memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah, tugasnya adalah kembali mencari sebuah artikel dari koran yang berisi teks ulasan, namun dengan tema yang telah ditentukan peneliti.

Di akhir pelajaran, peneliti secara singkat menyimpulkan pelajaran hari ini dan kemudian membagikan jurnal siswa beserta form pengamatan siswa terhadap guru. Pelajaran ditutup dengan membaca hamdalah.

c. Tahap Observasi

Pada tahap observasi ini, peneliti melakukan pengamatan (observasi) untuk melihat, mengamati dan mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Hal yang paling peneliti perhatikan adalah masalah keaktifan dan interaksi siswa dengan guru di dalam kelas. Adapun hasil pengamatan yang diperoleh peneliti melalui lembar observasi pada pertemuan pertama dan kedua adalah sebagai berikut.


(51)

Tabel

Pengamatan Tingkah Laku Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I

No Aspek yang diamati Pertemuan

I

Pertemuan II

1 Siswa Menghormati guru ketika

masuk kelas 80 85

2 Siswa memperhatikan penjelasan

guru 70 85

3 Siswa mengajukan pertanyaan 59 70

4 Siswa memberikan pendapat 65 80

5 Siswa menjawab pertanyaan guru 70 82 6 Siswa bersikap baik, tidak gaduh dan

tidak mengobrol 65 75

7 Siswa mengerjakan tugas yang

diberikan 80 85

8

Siswa mengikuti proses pembelajaran sampai akhir dan ikut membuat kesimpulan

65 80

Jumlah 554 642

Total skor = Jumlah skor yang diperoleh Jumlah aspek

Total skor = Jumlah skor yang diperoleh Jumlah aspek

= 554 = 69,25 = 642 = 80,25


(52)

Keterangan:

Skala nilai aspek yang dinilai: 80—100 : Baik

60—79 : Cukup 10—59 : kurang

Skala nilai total skor rata-rata

80—100 : Tingkat kemampuan tinggi 60—79 : Tingkat kemampuan sedang 10—59 : Tingkat kempuan rendah

Pada tabel di atas, terlihat bahwa dari delapan aspek atau aktivitas siswa yang peneliti amati selama proses pembelajaran, diperoleh rata-rata 69,25 dengan katagori tingkat kemampuan sedang di pertemuan pertama, dan rata-rata 80,25 dengan katogori tingkat kemampuan tinggi di pertemua ke dua, dengan demikian terjadi peningkatan yang baik pada tingkah laku siswa, walaupun belum signifikan karena masih ada beberapa yang kurang. Data lain yang peneliti peroleh adalah nilai hasil tes unjuk kerja siswa.

Tabel

Perolehan Nilai Tes Siklus I

No Nama Siswa Tes Unjuk

Kerja I

Tes Unjuk Kerja II

1 Alfian Amirullah 7 13

2 Alfina Dwi Yanti 7 10

3 Alwi Annisah Mawarti 8 14

4 Antika Suri Tauladan 7 12


(53)

6 Dhaifina 8 14

7 Azzahra 8 14

8 Dymas M. Sidiq 7 12

9 Elfiysni Damayanti 7 14

10 Esa Anugrah 6 11

11 Fajriyani Rahmawati 6 11

12 Hisyam Refel 7 14

13 Isti Khorotun Ni’ma 7 12

14 M. Alfiansyah 7 12

15 M. Arifin Nugroho 6 10

16 M. Farhan Zidan 8 14

17 M. Ibanes 8 14

18 M. Resa 4 14

19 MK. Farhan 7 13

20 Najwa Nadhifa 7 11

21 Nofia Fajriyanti 6 10

22 Raihan Agus Tian 8 12

23 Rendi Nuh Ronadi 6 13

24 Risma Kus Paniyar 8 14

25 Sibiantoro Cahyadi 8 12

26 Wahyu Budi Utomo 6 12

27 Windy Fitriyangsih 7 13

28 Zulfa Karimah 7 11

29 Yoga Syafaris 7 11

Jumlah Skor 201 357


(54)

berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa tingkat pemahaman siswa mengenai materi teks ulasan masih terbilang rendah pada tes I yakni dengan rata-rata 6,93. Kemudian tingkat pemahaman siswa mengenai teks ulasan pada tes II mengalami peningkatan, menjadi 12,31. Dengan melihat hasil tabel di atas, maka pencapaian nilai maksimal, yakni 20 masih jauh dari rata-rata tersebut. Untuk itu, peneliti akan melanjutkan penelitian ke siklus berikutnya. Hal ini dilakukan untuk melihat, memperbaiki dan mengingkatkan kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan pertama dan ke dua di siklus I ini.

d. Tahap Refleksi

Setelah melakukan penelitian mulai, perencanaan, pelaksanaan, observasi dan sampai diketahui nilai tes siswa, maka dapat diketahui pula bahwa masih banyak kekurangan yang terjadi pada siklus I ini. Seperti ada beberapa siswa yang mendapat nilai rendah dalam tes unjuk kerja siswa. Perhatian siswa yang masih kurang folus terhadap guru, serta kurang fokusnya siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, hal ini menuntut peneliti untuk melakukan perbaikan dan penelitian lebih lanjut ke siklus II. Adapun yang menjadi tolak ukur dan perbandingan peneliti pada siklus II nantinya adalah hasil nilai tes siswa 1 dan 2 di siklus I dengan nilai tes siswa 3 dan 4 di siklus II, apakah terjadi peningkatan atau tidak.

D. Tindakan Pembelajaran Siklus II

1. Pertemuan Pertama a. Tahap Perencanaan


(55)

Perencanaan yang dilakukan untuk siklus II ini, peneliti kembali mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus, form pengamatan siswa terhadap guru, jurnal siswa dan sebagainya. Untuk perencanaan ketika masuk kelas, peneliti akan menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pengulangan pembelajaran ini. Siswa akan diberitahu bahwa nilai pada pertemuan sebelumnya kurang memuaskan, maka harus diadakan tes kembali. Setelah pemberitahuan itu, peneliti akan mengulang dan mengingatkan kembali sedikit materi tentang teks ulasan. Selanjutnya, setelah kegiatan tersebut berakhir, peneliti akan membagikan lembar pengamatan siswa terhadap guru dan jurnal siswa. Kemudian menutup pelajaran dengan memberikan tugas dan hamdalah.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama di siklus II ini dilakukan pada hari Selasa 4 November 2014, pukul 12:40 – 13:50 WIB. Pembelajaran di mulai dengan peneliti masuk ke kelas dan menanyakan kabar siswa, kemudian peneliti menyuruh siswa untuk mengeluarkan tugas yang di berikan peneliti pada pertemuan sebelumnya, lalu peneliti memeriksa satu per-satu tugas siswa. Setelah memeriksa, peneliti pun memberitahukan akan keadaan kurang tuntasnya hasil belajar siswa pada pertemuan sebelumnya. Kemudian peneliti menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran hari ini adalah untuk memberikan penguatan mengenai materi teks ulasan serta melakukan penilaian terhadap siswa sebagai penilaian tes unjuk kerja 3.

Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran, peneliti kemudian megulang dan mengingatkan kembali materi teks ulasan. Setelah menyegarkan ingatan mereka, peneliti meminta siswa untuk


(56)

mencari sebuah artikel dari koran yang berisi teks ulasan. Kemudian peneliti mengiring siswa ke perpustakaan sekolah dan mengontrol siswa saat mencari artikel dari koran, hal ini dilakukan peneliti agar siswa tidak berbuat gaduh selama di dalam perpustakaan. Setelah semua siswa mendapatkan artikel dari koran yang berisi teks ulasan, peneliti kembali mengiring siswa kedalam kelas kemudian menjelaskan bagai mana mencari tema utama dari sebuah teks ulasan. Setelah dirasa siswa paham bagaimana cara mencari tema utama dari teks ulasan, kemudian peneliti kembali memberikan tugas kepada siswa untuk mencari sebuah artikel dari koran yang berisi teks ulasan dengan tema yang peneliti tentukan. Hal ini dilakukan agar siswa lebih matang dalam pemahaman pembelajaran teks ulasan.

Setelah pembelajaran selesai, peneliti melakukan evaluasi kemudian peneliti membagikan jurnal siswa dan lembar pengamatan siswa terhadap guru. Setelah selesai semua, peneliti menutup pelajaran dengan mengucapkan hamdalah.

2. Pertemuan Kedua a. Tahap Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan untuk pertemuan ke dua di siklus II ini, peneliti mempersiapkan rencana pelakasanaan pembelajaran, silabus, form pengamatan siswa terhadap guru, jurnal siswa dan angket. Untuk perencanaan ketika masuk kelas, peneliti akan menanyakan terlebih dahulu tentang tugas yang peneliti berikan, kemudian peneliti akan menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pengulangan pembelajaran ini, siswa akan diberitahu bahwa nilai pada pertemuan sebelumnya masih kurang


(1)

Siklus

I

JURNAL SISWA (Pertemuan Kedua)

Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada keterangan yang sesuai dengan pengamatan dan pengalaman kamu. Pengisian

initidak

mempengaruhi

nilai

anda.

Harap dikembalikan segera!

Nama

,

A*

a\odh

Semester

:

Ga"y\

Kelas

: \11iun+u

1.

Materi pembelajaran yang diberikan:

C.

Terlalu sulit

D.

Sulit

2.

Artikel

yang

dipilih

sebagai conioh teks ulasan:

C.

Sangat menarik

X

Menarik

3.

Cara guru mengajarkan materi teks ulasan:

C.

Baik sekali

!.

Baik

4.

Dalam mengajarkan materi teks ulasan, guru terlihat:

C.

Sangat bersemangat

D.

Bersemangat

5.

Pemanfaatan media pemberian tugas berdampak:

C.

Sangat berpengaruh

,F.

Berpengaruh

6.

Bagaimana kesanmu tentang pembelajaran hari

ini:

C.

Sangat menyenangkan

P,

Menyenangkan

Tahun

Pelajaran

:

20

[i

/

tOlS

fi.

Mudah D. Sangat mudah

C. Kurang menarik D. Membosankan

C. Cukup

D. Perlu ditingkatkan

,€.

Kurang bersemangt D. Terpaksa

C. Tidak berpengaruh D. Sanagt tidak berpengaruh

C. Membosankan


(2)

Pei-nyataan Tugas yang diberikan guru Bahasa lndonesia herkaitan dengan kehiciupan

cohrri-h eri

Guru Bahasa lndonesia menanamkan nilai kejujuran dalam seiiap tueas

-l

ugas yan€ diberikan guru Bahasa lnclonesia bersumber kepada pernahaman, bukan hanya teori

pR yang drhei"ikan guru Bahasa lndonesia

rnenuntut sisv,ra untuk bekerja sama ciengan ternan, kakak atau orang tuanya

Tugas '.;ang diberik=n guru Bahasa lndonesia muelah diriengerti karena

:udah dijelaskan oleh guru Bahasa indonesia cara pengerl

Teknik nrengajai yang di6unakan gLirtl Bahasa Incionesia mi:dah unti;k dipahami Guru Bahasa indonesia memberikan tugas sesuai dengan kemampuan siswa

Guru Eahasa lndonesia memberikan penlelasan kembali jika acia siswa yang kesulitan untuk mengerjakan tugas

Petunjuk : lsiiah kolom {SS. S, KS. TS, STS} dengan memberi tanda ceklist /..r)

Pengisian ini tidak mempengaruhi nilai anda. Harap dikembalikan

SEge(.1I

Nsma

N-Ot.,,icr

tulciyaut

i

Kelas

,V\\\L

Guru Bahasa lndonesia mengulas kembalil matei"i t,ang ielah ciiajari

uniuk

I

peffiailtrr-r-li'i i:emahaman

nraler'!

i

C^-^-+^-Tahun Pel

dr.u

?-0tt

it-

Lf

Guru Bahesa lndonesia mengaitkan

ir*te ri seianiutnve dengan rr:ateri

Gui'u Bahasa ineionesia akan

mengkcnfirn:asi dan memantau tugas yang memerlukan waktu panjang untuk

pengerjaan nya

Guru Bahasa lndonesia memberikan bantuan untuk siswa yang kesulitan daiam pengerjaan tugas terutama yang bei'kaiian dengan pelajaran lain


(3)

13

Guru Bahasa lndonesia mengevaluasi hasi

pekeriaan siswa dan merevisi jika ada

kesalahan

l-'-l4

Guru Bahasa lndonesia memberikan waktu yang cukup untuk mengeriakan tugas

\*-15

Guru Bahasa lndonesia memberikan contoh dengan hasil tugas siswa yang terbaik

L-t-16

Guru Rahasa lndonesia membangun ide siswa terlebiir dahulu untuk digunakan sebagai contoh sehingga tugas mudah dikerjakan

L-''

L7

Guru Sahasa lndonesla beserta siswo

mengadakan diskusi untuk menambah pengetahuan

\/'

18

Guru Bahasa lndoiresia memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya, terkait pelajaran yang disampaikan Guru Bahasa lndonesia

t/'

19

Guru Bahasa indonesia menganalogikan materi pelajaran dengan kehidupan sehar

ha ri

,-/'

to Gur-u penilaian secara Bahasa lncionesia memberikanobjektif

V

Keterangan:

SS

= Sangat Setuju

S

= Setuju

KS

= Kurang Setuju

TS

= Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

(Dra. Hirfd


(4)

Siklus

,

il

'zohf^

TES LINJUK

KERJA

SISWA (Perlemuan Pertama)

Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah

ini

dengan memberikan tanda silang

(X)

Perhatikan paragraf berikut !

Kriptantus adalah tanaman tak berbatang. daun-daunnya saling bertumpuk

mirip

bintang laut dengan warna yang sangat beragam, mulai dari hijau, ungu hingga merah. Beberapa jenis

memiliki

garis putih melintang yang sangat nyaman diapandang.

Hal yang diulas dalam paragraf

di

atas adalah...

y1 Tanaman kriptantus tidak berbatang b. Tanaman kriptantus indah dipandang c.

Ciri-ciri

tanaman kriptantus

-

d. Habitat tanaman kriptantus

e. Tanaman kriptantus berwama-wami. -!r/

\Y

Perhatikan ulasan di bawah

ini

'

Agatha Christie dikenal

di

seluruh dunia sebagai ratu kejahatan.

Novel

detektifnya yang

-

berjumlah tujuh puluh enam buah dan buku-buku ceritanya telah diterjemahkan ke dalam

berbagai bahasa

di

dunia. Dia mulai menulis sesudah berakhirnya perang dunia pertama. Tokoh pertama ciptaannya adalah Hercule Poirot, seorang detektif Belgia bertubuh kecil dengan wajah bulat telur dan menyukai hal-hal yang teratur. Selain itu, ia juga membuat serial detektif yang mengisahkan kehidupan Miss Marple, seorang perempuan tua yang menjadi detektif tak resmi. Buku terakhir karyanya adalah serial Poirot yang berjudul

-

Curtain: Poirot's Last Case. Buku tersebut ditulisnya pada tahun 1975, sebelum ia meninggal pada tahun 1976.

Hal yang dibahas pada penggalan resensi di atas adalah...

a. kunggulan buku b. kelemahan buku c. bahasa

d. isi buku Frkepengarangan

,/

,/

,X

Buah apel

efektif

mengatasi kolesterol tubuh. Buah

ini

memiliki

lima unsur utama yang sangat

efektif

mengatasi penyebab penyempitan pembuluh darah manusia itu. Kelima unsur tersebut yaitu

vitamin

C, serat pectin, kalium, asam

D'glucaric,

dan fitokimia"


(5)

Interaksi

vitamin

C dan serat pectin dikenal sebagai perpaduan

efektif

untuk menurunkan kandungan kolesterol dalam tubuh. Selain itu, ia juga dapat menurunkan racun dalam tubuh.

Gagasan utama paragraf tersebut adalah . . ..

{unsur-unsur

utama dalam buah apel

b.'permasalahan kolesterol dan buah apel c. manfaat buah apel dalam kehidupan d. keefektifan apel mengatasi kolesterol

A

f<trU sepak bola pesert

a

Ligalndonesia tidak boleh asal menempatkan seseorang dalam kursi pelatih. Jika pada musim-musim sebelumnya masih ada

klub

dengan pelatih yang mengantongi lisensi kepelatihan di bawah standar,

kini

tidak diperbolehkan

iagi.

PT Liga Indonesia (PT

LI)

memberi batasan bahwa pelatih klub Indonesia Super League

(ISL)

harus berlisensi

A

nasional atau AFC.

Kritikan

isi bacaan tersebut yang paling santun adalah

...

;g

Upaya PT

Liga

Indonesia semestinya sudah dilakukan sejak dahulu bukan sekarang agar pelaksanaan kompetsisi berjalan aman.

b. Kiranya, langkah PT Liga Indonesia tersebut tidak boleh ditawar-tawar

lagi

agar para penonton dapat semakin tertib dan terkendali.

c. Untuk meningkatkan kualitas pelatih dan pelaksanaan Indonesia Super Liga, pelatih berlisensi

AFC

sudah seharusnya ditetapkan PT

LL

d. Apa artinya pembatasan lisensi pelatih klub

jika

para pemainnya juga tidak diberi batasan dan aturan yang ketat?

\y'

Bacalah kutipan berikut:

Sudah sewajamya TPI menang dan tidak dipailitkan. Keinginan kelompok yang ingin memailitkan

TPI

sangat tidak

memiliki

dasar uang kuat. Justru yang tertangkap pesan dari keinginan memailitkan TPI adalah bentuk kesewenang-wenangan, arogansi, dan masuk kategori kriminalisasi media yang disengaja.

Beruntung

masih

memiliki

Mahkamah Agung

(MA)

yang menjadi palang pintu penegah terakhir. Keadilan pun akhirnya masih bisa ditegakkan. Mahkamah Agung menunjukkan bahwa media massa harus dijaga eksistensinya.

Bagaimanapun keputusan yang telah dibuat Mahkamah Agung telah menentramkan masyarakat yang bekerja di media. Khususnya para karyawan dan awak redaksi TPI.

Kini

mereka merasa aman, tenang, dan dilindungi.

Gagasan utama kutipan

di

atas adalah . ...

a. kemenangan

TPI

dalam hal kepailitan b. TPI menentramkan karyawannya


(6)

(

keinginan memailitkan TPI d.

MA

memailitkan TPI


Dokumen yang terkait

Efektivitas remediasi dengan metode tugas yang direpresentasikan dalam meningkatkan hasil belajar fisika: Studi Eksperimen pada siswa kelas II cawu II pokok bahasan cahaya di SLTP Negeri 1 tahun pelajaran 2000/2001

0 2 87

Pengaruh metode pemberian tugas dan rsitasi terhadap hasil belajar IPS siswa pada kelas VII di MTs. Daarul Hikmah Pamulang

2 13 134

Perbandingan hasil belajar siswa dan siswa kelas VIII pada pelajaran agama di MTS Jamiat Kheir Jakarta Pusat

0 17 114

Penggunaan metode tanya jawab dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS Kelas IV di MI Unwanul Huda Jakarta Selatan

8 110 81

Penggunaan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran fikih di MTS Fatahillah Buncit Jakarta Selatan

3 20 116

Penggunaan metode resitasi untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa : penelitian tindakan kelas di sman 5 bekasi

2 12 200

Penerapan metode e-learning dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas vii pada mata pelajaran IPS terpadu: penelitian tindakan kelas di SMP IT Al-Atiqiyah Cipanengah-Sukabumi.

0 6 139

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta: studi penelitian pada siswa kelas VIII D di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta.

5 21 92

Pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran bahasa dan sastra indonesia pada siswa kelas IX MTS Izzatul Islam Tajurhalang, Bogor Tahun ajaran 2014/2015

0 9 112

penerapan metode poster session dalam meningkatkan hasil belajar SKI siswa

1 42 133