Pengaruh metode pemberian tugas dan rsitasi terhadap hasil belajar IPS siswa pada kelas VII di MTs. Daarul Hikmah Pamulang

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Umi Humairoh

NIM. 107015000053

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

DI MTs. DAARUL HIKMAH PAMULANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh : Umi Humairoh NIM. 107015000053

Mengesahkan

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Syaripulloh, M.Si Maila Dinia Husni Rahim, MA, S.Pd NIP. 19670909 200701 1 033 NIP. 19780314 200604 2 002

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H./ 2011 M.


(3)

Humairoh, NIM: 107015000053 diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 27 September 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Jakarta, 27 September 2011 Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Sidang (Ketua Jurusan Pendidikan IPS) Tanggal Tanda Tangan

Drs. H. Nurochim, MM NIP. 195907151984031003 Sekretaris Sidang

Dr. Iwan Purwanto, M.Pd NIP. 197304242008011012 Penguji I

Drs. H. Nurochim, MM ...

NIP. 195907151984031003 Penguji II

Dr. Iwan Purwanto, M.Pd NIP. 197304242008011012

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. NIP. 195710051987031003


(4)

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

N a m a : Umi Humairoh

NIM : 107015000053

Jurusan / Prodi : Pendidikan IPS Pendidikan Sosiologi-Antropologi

Judul Skripsi : Pengaruh Metode Pemberian Tugas dan Resitasi

Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Pada Kelas VII Di MTs. Daarul Hikmah Pamulang.

Dosen Pembimbing : 1. Drs. H. Syaripulloh, M.Si.

2. Maila Dinia Husni Rahim, MA, S.Pd.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 21 September 2011 Mahasiswa Ybs.

Umi Humairoh NIM. 107015000053


(5)

i Pelajaran 2010/2011”.

Berdasarkan dari tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Bagaimana Pengaruh Metode Pemberian Tugas Dan Resitasi, Hasil Belajar IPS siswa, dan Pengaruh Metode Pemberian Tugas dan Resitasi Terhadap Hasil Belajar IPS siswa pada kelas VII di MTs. Daarul Hikmah-Pamulang.

Untuk mengetahui tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey melalui studi deskriptif dan korelasional. Survey merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrument kuesioner. Dan studi korelasional ini digunakan untuk menemukan atau memperjelas hubungan antara dua variabel yakni: Metode pemberian Tugas dan

Resitasi (sebagai variabel X), dan hasil belajar IPS siswa (sebagai variable Y). Dengan demikian, berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi, angket, dan wawancara dapat disimpulkan bahwa: Pengaruh metode pemberian tugas dan resitasi terhadap hasil belajar IPS adalah dapat meningkatkan dan memotivasi kegiatan belajar, (73%) siswa menjawab setuju dan (27%) siswa tidak setuju. Hasil belajar IPS siswa adalah cukup baik, (73%) siswa menjawab pertanyaan dengan benar, dan (27%) siswa menjawab tidak benar. Metode pemberian tugas dan resitasi terhadap hasil belajar IPS siswa mempunyai implikasi positif yang sedang atau cukup. Dan Pengaruh Metode Pemberian

Tugas Dan Resitasi memberikan kontribusi Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Di


(6)

ii Pamulang academic year 2011/2012.

In line with the research objective to find out task and recitation methods influenced, toward the learning results of the VII year students Junior High school in Daarul Hikmah Pamulang.

In order to find out the result of the research the writer used survey method through descriptive study and correlation. The survey is a kind of data collection technique by using instrument of questioner. This correlations research used to find out or to state the correlation between two variables. The variables are task and recitation methods as the variable X and learning results as the variables Y.

Furthermore, based on the data gathering toward observation, questionnaire, and interview, writer’s conclusions are: The influence of task and recitation methods to the learning results at IPS students can increase and motivate the learning process. 73 % students are strongly agreed and 27% are disagree. The result of students IPS is good enough. There are 73% students answered the questions correctly and 27% students answered incorrectly. Task and recitation methods to the learning results of IPS students have positive implications that are being or sufficient. Furthermore the influence of task and recitation methods gave a contribution to the learning results of IPS students in Daarul Hikmah Pamulang and categorizes as 18 %.


(7)

iii

hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat teriring salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia menuju jalan kebenaran.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini selesai berkat adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. H. Nurochim, MM. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Drs. H. Syaripulloh, M.Si dan Maila Dinia Husni Rahim, MA, S.Pd. Dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, pengarahan, ilmu serta motivasinya kepada penulis, semoga kebaikan beliau dibalas oleh Allah SWT.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, tanpa mengurangi rasa hormat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah sabar dan ikhlas mendidik penulis, semoga ilmu yang diberikan dapat bertambah dan bermanfaat.

5. Dra. Sri Uswati selaku kepala sekolah MTs Daarul Hikmah Pamulang serta guru bidang studi IPS yaitu Bapak Wawan Suhairi, S.Pd. yang mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

6. Kedua orang tua tercinta Bapak Sardih, S.Pd dan Ibu Nurhayati yang tiada hentinya memberikan doa, kasih sayang, dan motivasi kepada penulis baik dalam menyelesaikan skripsi maupun kehidupan sehari-hari.


(8)

iv

Konsentrasi Sosiologi-Antropologi angkatan 2007 yaitu Rohilah Wati, Ima Ni’maturrahmah, dan Anisatul Khoiriah yang selalu memberikan bantuan dan selalu menghibur penulis disaat penulis tidak mampu menyelesaikan tugas. Semoga kenangan kita selama menjadi mahasiswa di jurusan Pendidikan IPS tidak terlupakan.

9. Sahabatku Ai Rahmawati, Eem Huzaimah, Syifa Fauziah, Anita Rachman,

dan Rifa Utami yang selalu memberikan motivasi dan menghibur ketika penulis jenuh dalam menyelesaikan skripsi.

10.Kakakku Ade Kartika Aprianti dan Bayu Mustafa Arief, yang selalu

memberikan motivasi dan bantuan ketika penulis sedang mengalami kesulitan.

Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, Agustus 2011


(9)

v

(X) ... ... 28

Tabel 2 : Kisi-kisi Instrument Variabel hasil Belajar IPS siswa (Y)... 29

Tabel 3 : Indeks Korelasi Product Moment... ... 32

Tabel 4 :Jumlah Siswa-Siswi MTs Darul Hikmah Tahun Pelajaran 2010/2011.. ... ... 36

Tabel 5 : Senang menyelesaikan tugas individu di dalam kelas ... 37

Tabel 6 : Guru memberikan tugas belajar di dalam kelas ... 37

Tabel 7 : Selalu menyelesaikan tugas yang diberikan guru di dalam kelas ... 38

Tabel 8 : Guru memberikan tugas merangkum didalam kelas ... 39

Tabel 9 : Guru memberikan hadiah bagi siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik di dalam kelas ... ... 39

Tabel 10 : Guru memberikan tugas di luar kelas... ... 40

Tabel 11 : Senang belajar di luar kelas... ... 41

Tabel 12 : Senang belajar di Laboratorium ... ... 41

Tabel 13 : Menyukai tugas lapangan/observasi ... ... 42

Tabel 14 : Selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas individu di dalam kelas ... ... 43

Tabel 15 : Tugas menghafal yang diberikan guru di dalam kelas adalah tugas individu ... ... 43

Tabel 16 : Tugas LKS yang diberikan guru di dalam kelas adalah tugas individu……….. ... ... 44

Tabel 17 : Tugas menyalin/merangkum yang diberikan guru di dalam kelas adalah tugas individu ... ... 45

Tabel 18 : Tugas individu yang diberikan guru di luar kelas memberatkan siswa.. ... ... 45

Tabel 19 : Tugas-tugas individu di luar kelas sangat menyenangkan ... 46

Tabel 20 : Selain tugas individu guru memberikan tugas kelompok di dalam kelas ... ... 47


(10)

vi

kelompok ... ... 48

Tabel 23 : Tugas dilapangan yang diberikan guru dilakukan secara

kelompok…. ... ... 49

Tabel 24 : Tugas kelompok di dalam kelas yang diberikan guru sangat

disukai…. ... ... 50

Tabel 25 : Tabel Angket Penelitian Implikasi Metode Pemberian Tugas dan

Resitasi Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa (X) ... 51

Tabel 26 : Presentase Angket Pengaruh Metode Pemberian Tugas dan

Resitasi… ... ... 52

Tabel 27 : Nisan Fatimah binti Maimun merupakan salah satu sumber sejarah

masuknya islam di Indonesia yang terdapat ... ... 53

Tabel 28 : Menurut para pendapat masuknya islam ke Nusantara yang paling

awal terjadi pada abad ... ... 54 Tabel 29 : Jalur Islamisasi yang pertama kali digunakan dalam proses awal

penyebaran Islam di Indonesia ... ... 54

Tabel 30 : Tokoh walisongo yang menyebarkan agama islam didaerah Banten

dan Cirebon ... ... 55

Tabel 31 : Daerah yang menjadi pusat perdagangan dan banyak dikunjungi

pedagang islam adalah di ... ... 55 Tabel 32 : Salah satu sumber sejarah masuknya islam di Indonesia adalah

catatan dari Marcopolo (1292) yang menjelaskan bahwa ... 56 Tabel 33 : Seni sastra Islam yang berupa soal-soal tasawuf yang sifatnya

Pantheisme disebut ... ... 56

Tabel 34 : Arti Gelar Sunan bagi para wali yang menyebarkan agama islam di

pulau Jawa adalah ... ... 57

Tabel 35 : Sunan Ampel mempunyai dua orang putera yang menjadi walisanga,

yaitu ... ... 57 Tabel 36 : Keraton didirikan dengan maksud utama sebagai ... 58


(11)

vii

Tabel 39 : Salah satu faktor yang mendorong perkembangan agama islam di

Indonesia ... ... 60

Tabel 40 : Penyebaran agama Islam antara tahun 1512-1515 meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa hingga Maluku. Pendapat tersebut dikemukakan oleh ... ... 61

Tabel 41 : Tokoh walisongo yang terkenal menyebarkan agama islam dengan menggunakan sarana dakwah pertunjukan wayang kulit ... 61

Tabel 42 : Masuknya agama islam di Indonesia didorong oleh faktor ... 62

Tabel 43 : Tokoh Walisongo yang menyebabkan agama Islam dengan mendirikan pondok pesantren di Kadilangu Demak ... 63

Tabel 44 : Agama islam dapat tersebar luas karena dilakukan melalui hal berikut, kecuali ... ... 63

Tabel 45 : Salah satu anggota wali Sanga yang memadukan corak bangunan islam dengan Hindu ... ... 64

Tabel 46 : Peninggalan sejarah masa Islam yang didirikan oleh Wali Sanga adalah ... ... 64

Tabel 47 : Tabel Presentase Hasil Belajar IPS ... ... 65

Tabel 48 : Tabel Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa ... 65


(12)

viii

Diagram 2 : Hasil Belajar IPS………..……….66


(13)

ix

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR DIAGRAM ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II : KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritis ... 9

1. Metode Pemberian Tugas Dan Resitasi ... 9

a. Pengertian metode pemberian tugas dan resitasi ... 9

b. Tujuan dan manfaat pemberian tugas dan resitasi .... 10

c. Langkah-langkah metode pemberian tugas dan resitasi ... 11

d. Kelebihan dan kekurangan metode pemberian tugas dan resitasi ... 12

2. Hasil Belajar IPS ... 13

a. Pengertian Hasil Belajar ... 13

b. Prinsip-prinsip belajar ... 15

c. Teori-teori belajar... 16

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 18


(14)

x

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian ... 26

B. Metode Penelitian... 27

C. Variabel Penelitian ... 27

D. Populasi dan Sampel ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Teknik Pengolahan Dan Analisa Data ... 30

BAB IV : Hasil Penelitian A. Profil Sekolah ... 34

1. Sejarah berdirinya Daarul Hikmah ... 34

2. Kondisi belajar dan Mengajar di MTs Daarul Hikmah ... 35

B. Pengolahan Data dan Analisa Data ... 36

1. Pengolahan data ... 36

2. Analisa Data ... 66

C. Hasil Penelitian ... 70

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 72

B. Saran-Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya sehari-hari, untuk itu pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran formal di sekolah. “Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi”.1

Proses pendidikan berlangsung sejak lahir sampai ke liang lahat, dan pendidikan perlu dilakukan sedini mungkin terhadap generasi muda, karena mendidik merupakan tugas dan tanggungjawab orangtua, sekolah, pemerintah, dan masyarakat.

“Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani) dan jasmani (pancaindera serta keterampilan-keterampilan)”.2 Sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan bangsa Indonesia. Seperti tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

1

Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003, tentang Sisdiknas serta Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005, hlm. 3

2

Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1988), hlm. 7


(16)

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.3

“Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan”.4

Dari definisi di atas, guru mempunyai peranan penting dalam

meningkatkan kualitas pendidikan. “Guru adalah salah satu komponen

manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha

pembentukkan sumber daya manusia yang potensial di bidang

pembangunan”.5 Salah satu tugas guru yaitu menyampaikan pengetahuan atau pengalaman yang dimilikinya kepada siswa, sehingga siswa dapat memahami dan mengerti apa yang di sampaikan guru, dan kemudian siswa dapat menguraikan dengan ucapan atau tulisan.

Berbicara masalah guru, “guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggungjawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik”.6 Dan guru merupakan sesosok yang memiliki andil sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam kehidupan, demikian halnya peserta didik, ketika orangtua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga orang tua menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal.

3

Afifuddin dan Irfan Ahmad Zain, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: FITK UIN Sunan Gunung Djati, 2010), hlm.15

4

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007), hlm. 11

5

Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 123

6


(17)

Dengan demikian, guru diharapkan memiliki kompetensi profesional yang tinggi sebagai seorang pengajar, pendidik, dan pembina atau

pembimbing. “Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan

yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan”.7 Guru dituntut untuk menguasai seluruh aspek yang ada di dalamnya termasuk dalam hal metode pengajaran.

Metode pengajaran adalah sistem penggunaan teknik-teknik di dalam interaksi dan komunikasi antara guru dan murid dalam proses belajar mengajar sebagai proses pendidikan. Metode mengajar mempunyai dua aspek: aspek ideal dan aspek teknis.

1. Aspek ideal, secara ideal harus diingat bahwa program belajar mengajar adalah sarana untuk mencapai tujuan pendidikan. Yang menjadi pedoman utama adalah agar tercapai perkembangan peserta didik yang optimal dan ini harus tertanam dalam sikap dasar guru IPS, yang diwujudkan dalam pendekatan guru terhadap peserta didik sesuai dengan tahap perkembangannya.

2. Aspek teknis, terdapat bermacam-macam teknis yang dapat

digunakan dalam interaksi dan komunikasi itu, antara lain: bermain, tanya jawab, ceramah, diskusi, peragaan, eksperimen, kerja kelompok, sosiodrama, karyawisata dan modul. Seyogyanya guru dapat mengenal berbagai teknik, agar dapat menerapkan secara tepat, sesuai dengan keadaan.8

“Metode pengajaran adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka fungsi metode mengajar tidak dapat diabaikan karena metode mengajar tersebut turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran”.9

Salah satu faktor yang terpenting dalam pembelajaran adalah bagaimana seorang guru bisa memberikan pengajaran yang menyenangkan melalui metode pengajaran variatif dan tidak monoton sehingga peserta didik menyenangi pelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan demikian,

7

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 145.

8

Zakiyah Darajat, Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV Ruhama, 1995), hlm. 97

9

Basyaruddin Usman, Metode Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, Juni, 2002), hlm. 31


(18)

diharapkan tujuan pembelajaran akan tercapai, tidak hanya pada aspek kognitif saja, akan tetapi tercapai pula pada aspek-aspek lainnya: yaitu aspek afektif dan aspek psikomotorik.

“Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu guru IPS di MTs. Daarul Hikmah Pamulang kelas VII yaitu Bapak Wawan Suhairi, S. Pd.

Sabtu, 21 Mei 2011bahwa nilai siswa kelas VII khususnya kelas VII G masih

ada siswa yang memperoleh di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), berdasarkan dari hasil UTS (Ujian Tegah Semester)”.10

Faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar IPS rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari peserta didik. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, sikap peserta didik terhadap guru, sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, sikap peserta didik terhadap metode yang digunakan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, kebiasaan dan rasa percaya diri peserta didik. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar peserta didik, seperti: guru sebagai pembina kegiatan belajar, strategi dan metode pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan dalam hal ini adalah lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat.

Hal ini terlihat dari observasi awal yang dilakukan penulis pada hari kamis, 05 Mei 2011. Yang bertempat di MTs. Daarul Hikmah Pamulang bahwa metode mengajar yang diterapkan masih bersifat konvensional (ceramah) membuat siswa bosan dan jenuh dalam mengikuti pelajaran. Selain itu, alokasi waktu yang ditentukan oleh sekolah tersebut masih kurang hanya 5×35 menit dalam satu minggu, sehingga hasil belajar siswa yang dicapai belum optimal.

Dampak dari proses pengajaran IPS yang kurang kondusif adalah motivasi para peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran IPS rendah, seperti siswa nampak tidak memperhatikan penjelasan guru, ketika pembelajaran sedang berlangsung. Beberapa siswa bercanda dengan

10

Hasil Wawancara Kepada Salah Satu Guru IPS di MTs. Daarul Hikmah Pamulang kelas VII yaitu Bapak Wawan Suhairi, S. Pd. Sabtu, 21 Mei 2011


(19)

temannya, dan sering pula siswa keluar masuk kelas dengan alasan yang di buat-buat. Dengan motivasi yang rendah, maka hasil belajar para peserta didik dalam mata pelajaran IPS rendah juga.

Oleh karena itu, pemakaian metode harus sesuai dan selaras dengan karakteristik siswa, materi, dan kondisi lingkungan. Bila ditinjau lebih teliti sebenarnya keunggulan suatu metode terletak pada beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain: tujuan, karakteristik siswa, situasi dan kondisi, kemampuan dan pribadi guru, serta sarana dan prasarana yang digunakan.11

Metode pengajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang

mempengaruhi hasil belajar siswa. Roestiyah mengemukakan bahwa “setiap

jenis metode pengajaran harus sesuai atau tepat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi, untuk tujuan yang berbeda guru harus mengadakan teknik penyajian yang berbeda sekaligus untuk mencapai tujuan pengajarannya".12

Penggunaan metode pembelajaran yang tepat, merupakan suatu alternatif mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa. Penerapan suatu metode pembelajaran harus ditinjau dari segi keefektifan, keefesienan dan kecocokannya dengan karakteristik materi pelajaran serta keadaan siswa yang meliputi kemampuan, kecepatan belajar, minat, waktu yang dimiliki dan keadaan sosial ekonomi siswa sebagai obyek.

“Metode pemberian tugas dan resitasi adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara guru memberi tugas tertentu kepada siswa dalam waktu yang telah ditentukan dan siswa mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya”.13

Sedangkan menurut Slameto, “Metode pemberian tugas dan resitasi

adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru”. 14

11

Basyaruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam…, h. 32 12

Roestiyah, N. K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 2

13

Moh. User, Usman, dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar

Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), hlm. 128

14

Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semrster (SKS), (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 115


(20)

Metode pemberian tugas dan resitasi diharapkan mampu mengaktifkan siswa dalam proses belajar, agar metode yang diterapkan dapat mengaktifkan siswa. Hal ini disebabkan siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan dan hasilnya harus

dipertanggungjawabkan kepada guru.

Penelitian senada yang telah dilakukan oleh Siti Masruroh, S.Pd yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Tugas dan Resitasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 2 Semester 2 Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear dengan Dua Variabel SMP Islam Sultan Agung I

Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006”. Penggunaan metode tugas

dan resitasi akan memberikan pengaruh dan hubungan yang berarti terhadap hasil belajar matematika. Besar pengaruh dari penggunaan metode tugas dan resitasi terhadap hasil belajar sebesar 51,56%, sedangkan 48,44% disebabkan oleh faktor lainnya seperti bakat, kecerdasan, sarana dan prasarana, lingkungan dan sebagainya. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal hasil belajar siswa yang mendapat metode pemberian tugas dan resitasi dengan siswa yang mendapat metode pembelajaran konvensional.15

Penelitian yang di lakukan Siti Masruroh, S.Pd, terlihat jelas bahwa dengan metode pemberian tugas dan resitasi, tidak hanya guru yang aktif akan tetapi siswa juga menjadi bagian terpenting bagi suksesnya proses pembelajaran, yang pada akhirnya siswa akan merasakan langsung pengaruh baik dari proses pembelajaran sehingga ia akan merasa senang dan nyaman untuk untuk kemudian terus aktif dalam proses pembelajaran pada masa-masa yang akan datang.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh skripsi yang berjudul: “Pengaruh Metode Pemberian

Tugas dan Resitasi terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas

VII MTs. Daarul Hikmah Pamulang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut: bahwa hasil belajar IPS siswa

15

http://luluvikar.files.wordpress.com/2009/03/2-skripsi-pengaruh-pemberian-tugas-dan-resitasi.pdf, Kamis, 28 April 2011


(21)

masih ada yang di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), siswa tidak memiliki motivasi terhadap pelajaran IPS. Selain itu, mengisyaratkan kepada seorang guru bahwa ia harus mampu menyajikan materi yang akan diajarkan kepada peserta didiknya, menguasai materi yang akan diajarkan maupun penguasaan kelas. Di samping itu, ia juga dituntut untuk menguasai metode pengajaran dan dapat menyesuaikannya dengan materi tersebut serta sesuai dengan karakteristik siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka penulis memberi batasan masalah, agar mudah terarah. Penulis membatasi masalah ini pada:

1. Hasil belajar IPS siswa kelas VII yang di capai saat ini masih rendah. 2. Metode pengajaran yang variatif merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil belajar.

D. Perumusan Masalah

Penelitian ini dapat dirumuskan:

1. Bagaimanakah hasil belajar IPS siswa?

2. Bagaimanakah Pengaruh Metode Pemberian Tugas dan Resitasi Terhadap

Hasil Belajar IPS?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara komprehensif.

1. Hasil belajar IPS siswa

2. Pengaruh Metode Pemberian Tugas dan Resitasi Terhadap Hasil Belajar IPS siswa pada kelas VII di MTs. Daarul Hikmah Pamulang”.


(22)

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam metode pembelajaran di sekolah, sehingga proses serta hasil kegiatan belajar mengajar optimal.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran IPS yang dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa.

c. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan

motivasi belajar IPS serta mengatasi kesulitan dan kejenuhan dalam belajar IPS.

2. Manfaat Teoritis

a. Memberikan informasi bagi pihak terkait tentang metode pemberian tugas dan resitasi untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran IPS bagi para siswa.

b. Memberikan sumbangsih pengetahuan tentang metode pembelajaran


(23)

9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritis

1. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi

a. Pengertian Metode pemberian Tugas dan Resitasi

“Metode dari segi bahasa berasal dari dua kata, yaitu meta dan

hodos. Meta berarti melalui dan hodos adalah jalan atau cara. Dengan demikian metode berarti cara atau jalan yang harus di lalui untuk mencapai suatu tujuan”.16

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode, mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.17

Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara untuk mencapai tujuan yang akan dikehendaki sesuai dengan yang diharapkan.

16

Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta: Logos Wancana Ilmu, 1997 ), Cet. 1, hlm. 91.

17

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2006), hlm. 46.


(24)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “resitasi adalah

pembacaan hafalan di muka umum”.18

Jadi, resitasi merupakan tugas yang harus dipertanggungjawabkan di muka umum baik di kelas maupun di tempat lain.

“Metode pemberian tugas dan resitasi adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara guru memberi tugas tertentu kepada

siswa dalam waktu yang telah ditentukan dan siswa

mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya”.19

Sedangkan menurut Slameto, “Metode pemberian tugas dan

resitasi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru”. 20

Jadi, Metode pemberian tugas dan resitasi adalah suatu cara atau jalan untuk mengkaji bahan pelajaran dengan guru memberikan tugas kepada siswa, tugas itu tidak harus dikerjakan didalam kelas, akan tetapi, boleh dikerjakan diluar kelas seperti: di rumah, perpustakaan, laboratorium, atau ditempat lain. Tugas itu dapat dikerjakan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan dan hasil

tugas itu dipertanggungjawabkan kepada guru, dan fase

mempertanggungjawabkan tugaslah yang disebut resitasi. b. Tujuan dan manfaat pemberian tugas dan resitasi

Tujuan dan manfaat pemberian tugas dan resitasi sebagai berikut:

Pertama, mempunyai rasa tanggungjawab yang dibebankan kepada siswa, karena pada akhirnya tugas tersebut harus dipertanggungjawabkan (diresitasi) dengan cara: laporan tertulis atau lisan, membuat ringkasan, menyerahkan hasil kerja, dan sebagainya.

18

Depdikbud, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 952

19

Moh. User, Usman, dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar

Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), hlm. 128.

20

Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 115.


(25)

Kedua, siswa dapat menemukan sendiri informasi yang

diperlukan atau memantapkan informasi yang telah

diperolehnya.

Ketiga, menjalin kerja sama dan sikap menghargai hasil kerja orang lain.21

Tujuan pemberian tugas dan resitasi yang diberikan guru kepada siswa adalah agar siswa dapat bertanggungjawab baik bagi diri sendiri maupun kelompok, dengan adanya tugas yang diberikan guru, maka siswa dapat menjalin kerja sama yang erat dan kompak, menumbuhkan motivasi siswa untuk menjadi yang terbaik, menghargai pendapat orang lain, adanya sikap bermusyawarah dalam mengerjakan tugas, adanya tutorial sebaya atau siswa yang lebih memahami konsep dengan memberi penjelasan kepada siswa lain dalam kelompoknya. Oleh karena itu, guru mengharapkan dengan adanya resitasi siswa dapat terbiasa dan terlatih dalam kehidupan sehari-hari untuk bertanggungjawab, baik bagi diri sendiri, kelompok, keluarga, maupun masyarakat. Selain itu, siswa belajar tidak hanya melalui guru saja, dapat belajar dengan teman, membaca buku, internet dan lain-lain.

c. Langkah-langkah metode pemberian tugas dan resitasi.

Metode pemberian tugas dan resitasi mempunyai tiga fase: Pertama guru memberikan tugas secara jelas kepada siswa, kedua siswa belajar atau melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan dan petunjuk-petunjuk yang telah diberikan oleh guru, dan fase ketiga merupakan resitasi atau siswa mempertanggungjawabkan hasil belajarnya kepada guru.

Langkah-langkah penggunaan metode pemberian tugas dan

resitasi sebagai berikut:

Pertama, fase pemberian tugas. Pada fase ini guru perlu mempertimbangkan: tujuan yang akan dicapai, jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan

21

Moh. User Usman, dan Lilis setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar


(26)

tersebut, sesuai dengan kemampuan siswa, dan disediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

Kedua, fase pelaksanaan tugas. Pada fase ini siswa diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru, diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja, diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain, dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.

Ketiga, fase mempertanggungjawabkan tugas (resitasi). Pada fase ini siswa melaporkan baik lisan atau tulisan dari apa yang telah dikerjakannya, ada tanya jawab atau diskusi kelas, penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes atau cara lainnya.22

d. Kelebihan dan kekurangan metode pemberian tugas dan resitasi

Kelebihan metode pemberian tugas dan resitasi, sebagai berikut:

Pertama, lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok, sehingga menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Kedua, dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru. Dengan pemberian tugas siswa dapat memperoleh pengetahuan dan informasi baik dari internet maupun diskusi kelompok.

Ketiga, dapat membina tanggungjawab dan disiplin siswa. Dengan tugas yang diberikan guru kepada siswa, maka siswa harus bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Keempat, dapat mengembangkan kreativitas siswa. Dengan pemberian tugas maka siswa mampu mengembangkan pola pikir dalam mengungkapkan pendapat dan ide untuk menyelesaikan suatu permasalahan.23

Sedangkan kekurangan metode pemberian tugas dan resitasi, sebagai berikut:

22

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar…,hlm. 86 23


(27)

Pertama, siswa sulit dikontrol, apakah benar siswa yang mengerjakan tugas ataukah orang lain. Karena tugas yang diberikan merupakan pekerjaan rumah, maka memungkinkan siswa untuk bertanya dan meminta bantuan kepada orang lain dalam menyelelesaikan tugas tersebut.

Kedua, khusus untuk tugas kelompok, tidak semua anggota aktif berpartisipasi dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas, hanya anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.

Ketiga, tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa. Dalam pemberian tugas guru harus dapat mempertimbangkan tingkat intelegensi siswa.

Keempat, sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa. Guru harus memiliki metode-metode pemberian tugas yang kreatif dan inovatif.24

Jadi, kelebihan metode pemberian tugas dan resitasi adalah siswa dilatih untuk bertanggungjawab baik individu maupun kelompok, memupuk keberanian mengambil keputusan atau tindakan, dan belajar mandiri melalui teman sebaya, membaca buku-buku yang relevan, dapat mengamati langsung atau observasi. Untuk itu, guru membebaskan siswa untuk mengeluarkan ide atau gagasan yang dimiliki siswa. Dan kekurangan metode pemberian tugas dan resitasi adalah siswa sulit dikontrol tugas yang diberikan guru dikerjakan sendiri atau bukan, apabila tugas terlalu sering dan sukar membuat siswa merasa jenuh, dan guru sukar memberikan tugas karena setiap individu mempunyai perbedaan tersendiri antara individu satu dengan yang lainnya.

2. Hasil Belajar IPS

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu: hasil dan belajar. “Hasil adalah perolehan atau sesuatu yang diperoleh dari usaha atau

pikiran”.25 Kemudian, “Belajar adalah berusaha memperoleh

24

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar…,hlm. 87 25

Depdikbud, “Kamus Besar bahasa Indonesia”, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 391


(28)

kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang

disebabkan oleh pengalaman”.26 Suatu proses belajar akan

menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar ini nyata terlihat dari apa yang dilakukan oleh siswa yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya. Dalam hal ini terjadi perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan dapat dibuktikan dengan perbuatan.

S. Nasution mengungkapkan bahwa: “Hasil belajar sebagai suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan, penghargaan dalam diri pribadi individu yang belajar”.27

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah

pengetahuan, pemahaman, menguraikan, mengorganisasikan dan menilai. Domain afektif adalah sikap menerima, memberikan respon, nilai, organisasi dan karakterisasi. Domain Psikomotor yaitu mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, dan intelektual.28

Jika seseorang mengalami perubahan baik dari segi kepandaian, kecakapan atau kemampuannya kepada arah yang lebih baik dari sebelumnya, maka orang tersebut telah mendapatkan hasil belajarnya.

“Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja”.29 Jadi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau prilaku.

b. Prinsip-prinsip belajar

26 Depdikbud, “Kamus Besar bahasa Indonesia…,hlm. 17 27

S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 35

28

Agus Suprijoto, Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 6-7.

29


(29)

Slameto, menguraikan prinsip-prinsip belajar secara mendetail sebagai berikut:

Pertama, “Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar”.30 Dalam prinsip belajar ini, siswa harus mempunyai motivasi yang kuat agar tujuan belajar dapat tercapai sesuai dengan harapan, berpartisipasi dalam belajar meningkatkan minat siswa yang kuat membuat siswa mempunyai perasaan kurang puas dengan analisanya sendiri, dalam belajar siswa harus bersosialisasi dengan lingkungannya untuk memperoleh pembelajaran, karena belajar bukan hanya disekolah saja, akan tetapi bisa diluar sekolah seperti internet, pengalaman langsung, dan lain-lain.

Kedua, “Sesuai hakikat belajar bahwa belajar itu proses kontinyu”.31 Proses pembelajaran harus bertahap menurut perkembangannya di mulai dari jenjang lebih rendah seperti TK, SD, SMP, dan SMA sampai ke jenjang yang lebih tinggi, karena belajar merupakan proses organisasi, beradaptasi, dan bereksplorasi, agar dapat berpikir dan menganalisis suatu hal yang berbeda sehingga memperoleh hasil pengertian yang diharapkan.

Ketiga, “Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari”.32 yaitu belajar harus berdasarkan materi yang akan dicapai karena belajar bersifat menyeluruh, mencakup stuktur belajar, metode atau penyajian yang sederhana membuat siswa dapat memahami maksud dan tujuan yang dikehendaki.

Keempat, “Syarat keberhasilan belajar yaitu belajar memerlukan sarana yang cukup”.33 Keberhasilan dalam belajar didukung oleh sarana dan prasarana yang mendukung, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang, dan dapat menggunakan media pembelajaran dengan

30

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 27

31

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya…,hlm. 28 32

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya…,hlm. 28 33


(30)

efektif dan efisien, dan proses belajar tidak hanya satu kali saja, akan tetapi harus adanya pengulangan materi baik dengan pemberian tugas maupun dengan test agar tujuan pembelajaran tercapai.

c. Teori-teori belajar 1) Teori Gestalt

Teori Gestalt mengenai belajar sebagai berikut: “aliran ini berpendirian bahwa keseluruhan lebih dan lain daripada bagian-bagiannya, bahwa manusia adalah organisme yang aktif berusaha mencapai tujuan, bahwa individu bertindak atas berbagai pengaruh di dalam dan di luar individu”.34

Jadi, menurut Gestalt bahwa belajar merupakan proses mencapai tujuan yang akan dicapai dan proses perkembangan dari yang tidak mengerti menjadi mengerti dengan adanya proses belajar, proses belajar berlangsung secara terus-menerus dari sejak lahir sampai meninggal dunia, dan belajar akan berhasil apabila adanya pengaruh di dalam dan di luar individu.

2) Teori Belajar Menurut J. Bruner

Kata J. Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Alangkah baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu. Di dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan

mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan.35

Jadi, belajar menurut J. Bruner bahwa melalui belajar tidak mengubah tingkah laku saja, akan tetapi berpartisipasi dalam belajar merupakan suatu hal yang dibutuhkan karena setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, oleh karena

34

S. Nasution, M.A, Didaktik Asas-asas Mengajar…,hlm. 42 35


(31)

itu dengan menyatukan perbedaan tersebut dapat menghasilkan pengertian yang baik.

3) Teori Belajar dari Pieget

Slameto, mengutip teori Piaget mengenai proses belajar pada anak-anak sebagai berikut:

a. Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan

orang dewasa.

b. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.

c. Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan

itu melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.

d. Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu: kemasakan, pengalaman, interaksi sosial, dan

Equilibration (proses dari ketiga faktor di atas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental).

e. Ada 3 tahap perkembangan, yaitu: berpikir secara intuitif ± 4 tahun, beroperasi secara konkret ± 7 tahun, dan beroperasi secara formal ± 11 tahun.36

Selain itu, perkembangan intelektual terjadi proses sederhana seperti melihat, menyentuh, menyebut nama benda, dan sebagainya, dan adaptasi yaitu suatu rangkaian perubahan yang terjadi pada tiap individu sebagai hasil interaksi dengan dunia sekitarnya.

Jadi, menurut Pieget belajar lebih ke psikologis atau kejiwaan seseorang, karena Pieget berpandangan bahwa belajar melalui tahapan-tahapan yang telah ditetapkan, seperti anak-anak dengan orang dewasa pola berpikirnya lebih mendalam orang dewasa karena orang dewasa telah masak dalam berpikir, mempunyai ilmu pengetahuan yang luas, oleh karena itu, belajar sesuai dengan tahapan-tahapan sesuai dengan usia.

36


(32)

4) Teori dari R. Gagne

Slameto dalam bukunya, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, mengutip teori dari R. Gagne tentang teori belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu:

“Pertama, Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Kedua, Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi”.37

Jadi, dapat disimpulkan teori-teori belajar berdasarkan para ahli bahwa belajar merupakan suatu proses perkembangan atau perubahan tingkah laku melalui tahapan-tahapan yang telah ditetapkan sesuai dengan kemampuan, usia, psikologis atau kejiwaan, intelegensi, minat dan motivasi. Selain itu, untuk mencapai tujuan yang akan dicapai dengan berpartisipasi aktif dalam belajar, dengan individu menyampaikan ide-ide maka akan terkumpul inti dari ide-ide tersebut dan akan menghasilkan ide yang sempurna.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

“Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada tiga, yaitu faktor internal (faktor dari dalam siswa), eksternal (faktor dari luar siswa), dan pendekatan belajar”. 38

1) Faktor internal terdiri dari dua aspek yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis.

a) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)

Yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh merupakan faktor yang mempengaruhi belajar. Kesehatan tubuh merupakan aspek yang harus di pelihara dan kesehatan tubuh harus memiliki nutrisi yang cukup, karena apabila kekurangan kadar makanan

37

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya…,hlm. 13. 38

Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), cet. 10, hlm 145.


(33)

akan mengakibatkan kelesuan, lekas lelah dan sebagainya. Dan kecacatan tubuh merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar, Menurut Sumandi Suryabrata dalam bukunya

Psikologi Pendidikan mengatakan bahwa “beberapa penyakit

kronis juga sangat mengganggu hasil belajar siswa, demikian pula kondisi fungsi panca indera terutama mata dan telinga”.39 b) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)

a. Intelegensi atau kecerdasan siswa

Intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol dari peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia.

b. Sikap siswa

Sikap (attitude) adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik positif maupun negatif.

c. Bakat siswa

Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Belajar

(2010: 151), mengutip teori sikap dari Chaplin (1972: Reber, 1988) Bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

d. Minat siswa

Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. e. Motivasi siswa

Keadaan internal organisme baik manusia ataupun

hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.40

2) Faktor eksternal yang terdiri atas dua macam, yaitu: faktor lingkungan sosial, dan faktor lingkungan nonsosial.

a) Lingkungan sosial siswa, dipengaruhi oleh lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan tetangga, dan yang

39

Sumandi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2007), hlm. 235-236


(34)

lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar yaitu orangtua dan keluarga siswa itu sendiri.

b) Lingkungan nonsosial (sarana dan prasarana), seperti: gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa, dan termasuk didalamnya media pembelajaran.41

“Adapun yang termasuk ke dalam faktor eksternal yaitu lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial. Dan juga instrumental yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana prasarana, administrasi dan manajemen”.42

3) Faktor pendekatan belajar, yakni “jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran”.43

Faktor-faktor tersebut di atas sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena dalam proses pembelajaran siswalah yang menentukan terjadi atau tidaknya suatu proses belajar. Untuk belajar siswa menghadapi masalah-masalah baik internal maupun eksternal. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalah tersebut, maka dia tidak dapat belajar dengan baik. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang dimaksud adalah faktor lingkungan nonsosial yang meliputi sarana dan prasarana serta faktor pendekatan belajar.

e. Ilmu Pengetahuan Sosial

1) Pengertian IPS

“Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu terpaduan”.44

41 Muhibin Syah, Psikologi Belajar…,hlm 154-156 42

Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi

Brother’s, 2006), cet. 1hlm.85

43 Muhibin Syah, Psikologi Belajar…,hlm 157. 44

Sardjiyo, Materi Pokok Pendidikan IPS SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), cet. 9. hlm 1.26


(35)

Sedangkan pengertian IPS secara umum menurut beberapa ahli dalam tulisan Nursidi Sumaatmadja, adalah:

a) Menurut Norman Mackenzi, IPS adalah semua disiplin ilmu yang merupakan perjanjian manusia dalam konteks sosial.

b) Menurut Nu’man Sumantri, IPS adalah yang

menekankan pada timbulnya nilai-nilai

kewarganegaraan, moral, ideologi negara dan agama. IPS juga menekankan pada isi dan metode berfikir keilmuan sosial.

c) Menurut Achmad Sanusi, IPS terdiri dari disiplin-disiplin Ilmu Pengetahuan Sosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah.

d) Menurut Calhoum mendefinisikan Ilmu pengetahuan

sosial sebagai Study tentang tingkah laku kelompok umat manusia Van Daelen, IPS adalah ilmu sosial yang mempelajari tentang tingkah laku manusia. Dan tingkah laku manusia di masyarakat itu meliputi berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, sikap mental, aspek budaya, dan hubungan sosial.45

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu tentang tentang tingkah laku manusia, masalah-masalah dan gejala-gejala yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Manusia di dalam kehidupan sehari-hari memiliki berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, sikap mental, aspek budaya, dan hubungan sosial, di dalam kehidupan bermasyarakat akan mengalami proses interaksi karena interaksi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Manusia saling membutuhkan antarsesama, karena manusia hidup saling ketergantungan, dan tidak bisa hidup sendiri saling membutuhkan.

2) Ruang lingkup IPS

IPS bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi terdiri dari beberapa disiplin ilmu, yaitu sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata negara.

45

Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu


(36)

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi beberapa aspek-aspek sebagai berikut:

a) Geografi meliputi manusia, tempat, dan lingkungan.

b) Sejarah meliputi waktu, dan perubahan.

c) Sosiologi meliputi sistem sosial dan budaya.

d) Ekonomi meliputi perilaku ekonomi dan

kesejahteraan.46

Jadi, ruang lingkup IPS memiliki berbagai aspek

diantaranya ilmu geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. 3) Karakteristik IPS

Karakteristik mata pelajaran IPS SMP/MTs antara lain sebagai berikut:

a) IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi,

sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.

b) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

c) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga

menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. d) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS dapat

menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan

masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.

e) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.47

Jadi, karakteristik IPS merupakan suatu ilmu yang luas cakupannya tentang bumi beserta isinya, baik dari peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat, sehingga di bagi menjadi

46

Sardjiyo. Materi Pokok Pendidikan IPS SD…, hlm. 2.5 47

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2001), hlm. 126.


(37)

beberapa bagian seperti ilmu geografi, sosiologi, ekonomi, kewarganegaraan, antropologi, dan sejarah.

4) Tujuan IPS

Pada dasarnya, “Tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”.48

Tujuan utama IPS di tingkat sekolah yaitu untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values), yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. 49

Peserta didik merupakan harta milik negara untuk memajukan kualitas bangsa, maka pemerintah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakat atau keahlian dalam bidang yang diminati, dengan memberikan bekal untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan terarah sesuai dengan tujuan yang akan diminati, untuk itu peserta didik harus menguasai ilmu pengetahuan, mengembangkan keterampilan yang dimiliki, sikap dan nilai, agar dalam memecahkan masalah dapat teratasi dengan baik sesuai dengan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan.

Pengembangan aspek kognitif dapat diupayakan melalui penguasaan materi (substansi) mata pelajaran IPS yang berasal dari ilmu-ilmu sosial, seperti: sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan tata negara. Oleh karena itu, “pemilihan materi IPS yang

48

Etin Solihatin,dan Raharjo, Cooperative Learning (Analisis Model Pembelajaran IPS), (Jakarta: Bumi Aksara: 2008), Ed. 1, Cet. 3, hlm. 15

49

Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet.1, hlm. 12


(38)

bersumber pada ilmu-ilmu sosial bukan didasarkan atas pemikiran bahwa materi itu penting dilihat dari disiplin ilmunya, tapi karena penting dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan”.50

Dengan tercapainya tiga sasaran pokok tersebut diharapkan

akan terciptanya manusia-manusia yang berkualitas,

bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara serta ikut bertanggungjawab terhadap perdamaian dunia.

f. Hasil Belajar IPS

Hasil belajar IPS adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran IPS berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan sosialnya baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang yang meliputi: sejarah, keadaan iklim, tindakan ekonomi dalam sehari-hari, sosialisasi, kelompok sosial, stuktur sosial, lembaga sosial perubahan sosial, dan konflik, sampai pada terciptanya integrasi sosial, serta keragaman tingkat kemampuan intelektual dan emosional. Hasil belajar di dapat baik dari hasil tes (formatif, subsumatif, sumatif), untuk kerja (ferformance), penugasan (proyek), hasil kerja (produk), portofolio, sikap serta penilaian diri.

Untuk meningkatkan hasil belajar IPS, dalam pembelajarannya harus menarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Diperlukan metode pembelajaran interaktif yang dilakukan dengan guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa sebagai subjek belajar, guru mengutamakan proses dari pada hasil. Guru merancang proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara integratif dan komprehensif pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik sehingga tercapai hasil belajar. Agar hasil IPS meningkat diperlukan situasi, cara dan metode pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif baik pikiran, pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam proses

50

Syafrudin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu


(39)

belajar mengajar. Adapun metode pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara totalitas adalah metode pembelajaran dengan pemberian tugas dan resitasi.

B. Kerangka Berpikir

Dalam proses pembelajaran guru mempunyai tugas untuk mendidik, membina, memotivasi dan membimbing belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kehadiran guru dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan, peran guru dalam proses pembelajaran tidak dapat digantikan oleh apapun baik radio, tape corder ataupun computer. Namun, bukan berarti semua proses pembelajaran dipegang penuh oleh guru sehingga siswa hanya duduk mendengar dan mencatat. Guru dituntut memiliki kreativitas dalam mengajar sehingga pembelajaran disekolah tidak cenderung membosankan, siswa ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran, sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran.

Jadi, penulis mengambil kerangka berpikir dengan rumus “jika-maka”, yaitu jika metode pemberian tugas dan resitasi digunakan dalam proses pembelajaran, maka hasil belajar IPS akan tinggi.

C. Perumusan Hipotesa

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara metode pemberian tugas

dan resitasi terhadap hasil belajar IPS.

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara metode pemberian tugas dan


(40)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Daarul Hikmah Pamulang tahun ajaran 2010/2011 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas VII di MTs Daarul Hikmah, yang berlokasi di Jalan Surya Kencana RT. 07 RW. 02 Kecamatan Pamulang Kelurahan Pamulang Barat. MTs. Daarul Hikmah dipilih peneliti sebagai tempat penelitian dengan alasan bahwa MTs. Daarul Hikmah merupakan MTs yang sedang berkembang. Selain itu, MTs. Daarul Hikmah memiliki pengelompokan kelas, kelompok kelas IPTEK, kelompok IMTAQ dan kelompok kelas standar. Kelas IPTEK merupakan kelas unggulan yang terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang tinggi seperti mata pelajaran Matematika, B. Inggris, dan sains. Kelas IMTAQ adalah merupakan kelas unggulan yang terdiri dari siswa yang memiliki ilmu pengetahuan agama yang tinggi seperti pada mata pelajaran Al-qur’an Hadits, Fiqih, B. Arab. Sedangkan, Kelas Standar (Biasa) adalah kelas yang terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan akademis yang standar atau biasa-biasa saja.

Adapun penelitian ini dilaksanakan di MTs. Daarul Hikmah pada bulan Mei sampai dengan Juni 2011.


(41)

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey melalui studi deskriptif dan korelasional. Survey merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrument kuesioner. Instrument ini disebarkan pada 35 responden yang merupakan sampel penelitian. Survey pada umumnya dilakukan untuk mencari informasi yang jelas secara empirik dan akan digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Jelasnya, penelitian ini

untuk mencari informasi tentang: “Pengaruh Metode Pemberian Tugas Dan

Resitasi Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Pada Kelas VII G Di MTs.

Daarul Hikmah Pamulang”.

Studi korelasional ini digunakan untuk menemukan atau memperjelas hubungan antara dua variabel yakni: Metode pemberian Tugas dan Resitasi

(sebagai variabel X), dan hasil belajar IPS siswa (sebagai variabel Y), melalui penggunaan koefisien korelasi.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang mempunyai nilai dan menjadi obyek penelitian. Dengan demikian, dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel

yaitu Metode Pemberian Tugas Dan Resitasi sebagai Variabel Bebas

(Independen Variable) sedangkan Hasil Belajar IPS sebagai Variabel Terikat (Dependent Variable).

1. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi (X)

a. Definisi Konseptual

“Metode Metode pemberian tugas dan resitasi adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara guru memberi tugas tertentu kepada

siswa dalam waktu yang telah ditentukan dan siswa

mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya”.51

51

Moh. User, Usman, dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar


(42)

b. Definisi Operasional

Definisi operasional matode resitasi adalah skor yang diperoleh berdasarkan penelitian siswa terhadap instrument yang mengukur (1) tugas secara individu didalam kelas, (2) tugas secara individu di luar kelas, (3) tugas siswa secara kelompok di dalam kelas, dan (4) tugas siswa secara kelompok di luar kelas.

Tabel 1

Kisi-kisi Instrumen variabel Metode Pemberian Tugas dan Resitasi (X)

No Indikator Item Jumlah

1. Tugas siswa secara

individu di dalam kelas

1, 2, 3, 4, 5, 10, 11, 12, 13

9

2. Tugas siswa secara

individu di luar kelas

6, 7, 8, 9, 14, 15 6

3. Tugas siswa secara

kelompok di kelas

16, 20 2

4. Tugas siswa secara

kelompok di luar kelas

17, 18, 19 3

Jumlah 20 20

2. Hasil belajar peserta didik (Y)

a. Definisi Konseptual

Pernyataan S. Nasution yang mendefinisikan, “Hasil belajar sebagai suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan, penghargaan dalam diri pribadi individu yang belajar”.52

b. Definisi Operasional

Definisi operasional hasil adalah skor yang diperoleh berdasarkan penilaian siswa terhadap instrumen yang mengukur kemampuan kognitif.

52


(43)

Tabel 2

Kisi-kisi Instrument Variabel hasil Belajar IPS siswa (Y)

No Indikator Item Jumlah

1. Proses masuk dan

berkembangnya Islam di Indonesia

1, 2, 6, 11, 12, 13, 16

7

2. Saluran-saluran Islamisasi

di Indonesia

3, 18 2

3. Peranan walisanga 4, 8, 9, 15, 17, 5

4. Peta penyebaran Islam di

Indonesia

5, 14 2

5. Peninggalan sejarah

bercorak islam di Indonesia

7, 10, 19, 20 4

Jumlah 20

D. Populasi dan Sampel

“Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam ruang lingkup dan waktu yang ditentukan”.53 Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa yang sedang duduk dibangku kelas VII MTs. Daarul Hikmah Pamulang.

“Sampel adalah sebagai bagian populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu”.54 Guna menyederhanakan proses pengumpulan dan pengolahan data, penulis menggunakan Teknik Sampling

Random Sederhana (Simple Random Sampling). “Sampling Random

Sederhana yaitu setiap unsur dari keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Caranya dengan menggunakan undian, ordinal atau tabel bilangan random atau dengan komputer”.55 Peneliti

53

Nurul Zuriah, Metodologi Peneltian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 116.

54

Nurul Zuriah, Metodologi Peneltian Sosial dan Pendidikan…, hlm. 119. 55

Husaini Usman Dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm.183


(44)

mengambil sampel di kelompok kelas standar VII G yang berjumlah 35 siswa/siswi tahun ajaran 2010/2011.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan dua buah instrument, yaitu:

1. Instrument untuk mengukur metode pemberian tugas dan resitasi,

berbentuk instrument tertutup yang berjumlah 20 item.

2. Instrument untuk mengukur hasil belajar IPS siswa, berbentuk instrument

tertutup yang berjumlah 20 item.

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Data yang diperoleh dari perpustakaan digunakan sebagi teori yang dijadikan pedoman oleh penulis untuk melakukan penelitian lapangan. Adapun data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini selanjutnya diolah dan dianalisa untuk mengungkapkan pokok masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh kesimpulan dalam menganalisa hasil penelitian berupa

“Pengaruh Metode Pemberian Tugas dan Resitasi Terhadap Hasil

Belajar IPS Siswa Pada Kelas VII Di MTs. Daarul Hikmah Pamulang”

digunakan analisa kuantitatif yaitu analisa yang dilakukan terhadap data yang

berwujud angka, dengan cara menjumlahkan, mengklasifikasikan,

mentabulasikan dan selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan data statistik.

Dalam pengolahan data penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket atau

kuesioner yang berhasil dikumpulkan.

2. Scoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket sebagai berikut: dalam skala ini terdapat empat katagori jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS). Item-item

diberi skor berdasarkan jawaban yang dipilih dan jenis


(45)

bergerak dari jawaban SS skornya 4.3.2.1, untuk pernyataan negatif dari jawaban Tidak Setuju (Tidak Setuju), Kurang Setuju (KS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS) skornya 1.2.3.4.

3. Tabulating, yaitu mentabulasikan data jawaban yang berhasil dikumpulkan

ke dalam tabel yang telah disediakan.

Setelah pengumpulan data dilakukan, tahap berikutnya data tersebut dianalisa dengan analisa kuantitatif secara deskriptif analisis yang sebelumnya telah ditentukan prosentasenya dengan menggunakan rumusnya distribusi frekuensi:

Rumus: P = N F

× 100% Keterangan:

P = Presentasi

F = Frekuensi

N = banyaknya Responden

Kemudian untuk mengetahui bagaimana Implikasi Metode Pemberian Tugas dan Resitasi (variabel X) terhadap Hasil Belajar IPS siswa (variabel Y),

penulis menggunakan rumus Product Moment dari Carl Pearson sebagai

teknik analisanya. Cara operasional data dilakukan melalui tahap sebagai berikut:56

1. Mencari angka korelasi dengan rumus:

} ) ( ( { } ) ( { ) ( ) ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X xy N rxy            Keterangan:

rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment

∑X = Jumlah skor dalam sebaran X (metode pemberian tugas dan

resitasi)

∑Y = Jumlah skor dalam sebaran Y (hasil belajar IPS siswa)

∑XY = Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y

56

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Rajawali Press, 2001), h. 180


(46)

∑X² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

∑Y² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

N = Banyaknya subyek (Number of cases)

2. Memberikan interpretasi terhadap rxy yaitu:

a. Memberikan interpretasi sederhana dengan cara mencocokan hasil

perhitungan dengan indeks korelasi “r” product moment seperti dibawah ini:

Tabel 3

Indeks Korelasi Product Moment Besarnya “r” Product

Moment (r xy)

Interpretasi

0,00 - 0,20 Antara variabel X dan variabel Y

memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)

0,20 – 0,40 Antara variabel x dan variabel Y

terdapat korelasi yang lemah atau rendah

0,40 - 0,70 Antara variabel X dan Variabel Y

terdapat korelasi yang sedang atau cukup

0,70 - 0,90 Antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang sangat tinggi

b. Interpretasi terhadap indeks korelasi product moment dengan “r” yang tercantum dalam tabel (r) pada taraf signifikansi 5% namun terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees or freedomnya (df).


(47)

Rumusnya: Df=N-nr Keterangan:

df : degree of Freedom (derajat bebas) N : Jumlah subyek penelitian (sampel) nr : Jumlah variabel

Karena jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 35, maka dfnya adalah (35-2=33), jika r hitung > dari r table maka korelasi dianggap signifikan atau Ho ditolak dan Ha diterima, namun jika hasil r < dari tabel maka korelasi tidak signifikan atau Ho diterima dan Ha ditolak.

Setelah memberikan interpretasi secara kasar atau sederhana maupun dengan menggunakan nilai r tabel. Langkah selanjutnya yakni mencari beberapa kontribusi yang diberikan variabel X terhadap variabel Y, dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = r² x 100% Keterangan;

KD : Kontribusi variabel X terhadap variabel Y


(48)

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah

1. Sejarah Berdirinya MTs. Daarul Hikmah

Berdasarkan dari informasi salah satu staff pegawai bidang Tata Usaha MTs Daarul Hikmah yaitu Bapak Nur Ali Hasan. MTs. Daarul Hikmah merupakan salah satu MTs yang ada di Pamulang, MTs ini berdiri sejak tahun 1988 berada dibawah yayasan Daarul Hikmah yang diasuh oleh KH Saidih, S Ag. Hingga saat ini telah berusia 22 tahun. Pada awal berdirinya MTs ini hanya memiliki beberapa kelas yang kondisi kelasnya cukup memprihatinkan dan pada awalnya sekolah hanya untuk menampung siswa yang di Drop Out dan kurang mampu. Sekarang MTs. Daarul Hikmah berdiri di atas lahan seluas 900 m dengan luas bangunan sebesar 700 m dan belum termasuk MA dan SMK. Jumlah ruang kelas yang digunakan sebanyak 15 ruang, akan tetapi, masih kurang sehingga untuk kelas 1 diharuskan masuk siang-sore. Selain itu, banyak bangunan lainnya yang berdiri diantaranya: masjid, ruang guru, ruang TU, dan WC.

Fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar sangat baik. Fasilitas itu terdiri dari: perpustakaan, laboratorium IPA, Komputer, Bahasa, Ruang BP, dan Koperasi.

Berdasarkan dari informasi salah satu staff pegawai bidang Tata Usaha MTs Daarul Hikmah yaitu Bapak Nur Ali Hasan. Adapun visi MTs


(49)

Daarul Hikmah adalah “Terwujudnya bangsa yang unggul dalam Iptek berlandaskan Iman dan Taqwa”.

Indikator :

a. Unggul dalam perolehan nilai ujian nasional

b. Unggul dalam pengetahuan dan tekhnologi

c. Unggul dalam keterampilan berkomunikasi Bahasa Inggris dan bahasa

lainnya

d. Unggul dalam keterampilan komputer dan mengetik

e. Unggul dalam pengamalan Imtaq dan berakhlak mulia

Sedangkan misi MTs. Daarul Hikmah adalah :

a. Melaksanakan pembelajaran secara efektif untuk peningkatan

perolehan nilai ujian nasional.

b. Meningkatkan pembelajaran untuk semua mata pelajaran sekolah.

c. Menyelenggarakan pelatihan keterampilan berkomunikasi bahasa

Inggris dan bahasa asing lainnya.

d. Meningkatkan pembalajaran keterampilan komputer dan mengetik.

e. Menumbuhkan semangat pengamalan imtaq dan berakhlak mulia.

Berdasarkan visi dan misi MTs. Daarul Hikmah Pamulang, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna mengetahui lebih dalam bagaimana MTs. Daarul Hikmah Pamulang melaksanakan pembelajaran secara efektif untuk peningkatan perolehan nilai ujian nasional di kelompok kelas standar.

2. Kondisi Belajar dan Mengajar di MTs Daarul Hikmah

Pada saat ini MTs. Daarul Hikmah, memiliki tenaga pengajar sebanyak 35 orang, ini termasuk pegawai TU yang terdiri dari 5 orang berstatus guru PNS dan 30 orang berstatus Non PNS. Pendidikan terakhir para guru-guru mulai dari SMA, Diploma dan Sarjana.

Kondisi mengajar di MTs. Daarul Hikmah sampai saat ini di nilai baik, karena guru-guru mengajar sesuai dengan disiplin ilmu yang telah di pelajari selama perkuliahan.


(50)

Media pengajaran yang di gunakan seperti: perangkat multimedia, komputer, televisi dan gambar-gambar yang ada secara optimal, karena sebagian besar guru-guru dapat mengoperasikannya.

Keadaan lingkungan sekolah juga cukup menunjang kegiatan belajar mengajar. Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah adalah perumahan, jalan komplek, masjid dan gedung perguruan tinggi (UnPam) dengan kondisi yang relatif nyaman dan cukup jauh dari keramaian.

Adapun jumlah siswa pada suatu kelas maksimal 40 siswa karena tergolong MTs swasta yang banyak peminatnya. Pembagian kelas pada tahun ajaran 2010/2011 adalah kelas VII memiliki 9 kelas pararel, kelas VIII memiliki 8 kelas pararel, dan kelas IX memiliki 7 kelas pararel. Untuk lebih jelasnya akan diklasifikasikan jumlah tersebut dalam bentuk tabel di bawah ini.

Tabel 4

Jumlah Siswa Siswi MTs Darul Hikmah Tahun Pelajaran 2010/2011

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 VII 159 164 323

2 VIII 145 175 320

3 IX 137 142 279

Jumlah 441 481 922

B. Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Pengolahan data

Setelah data-data yang masuk dalam angket di olah melalui editing dan scoring, maka langkah berikutnya adalah menyajikan data tersebut dalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus presentase. Berikut ini peneliti akan sajikan angket berdasarkan prosentase jawaban.

Data yang diperoleh dari angket kemudian di tabulasikan dan selanjutnya di ubah dalam bentuk prosentase. Untuk memudahkan menganalisa data hasil penelitian tersebut, maka setiap item soal dibuat


(51)

melalui suatu tabulasi yang disesuaikan dengan teknik analisis sehingga dapat ditarik kesimpulan dari masalah yang di teliti. Dari hasil penelitian di peroleh hasil sebagai berikut:

a. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi

Tabel 5

1. Senang menyelesaikan tugas individu di dalam kelas

No Alternatif Jawaban F %

1 a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak Setuju

11 22 2 0

31 % 63%

6 % 0

35 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (31%) siswa menyatakan sangat setuju senang menyelesaikan tugas individu di dalam kelas, (63%) siswa menyatakan setuju, (6%) siswa menyatakan kurang setuju, (0%) siswa menyatakan tidak setuju.

Siswa yang menyatakan sangat setuju dan setuju senang menyelesaikan tugas individu di dalam kelas, hal ini dikarenakan bahwa tugas yang diberikan oleh guru tidak sulit, sedangkan siswa yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju, hal ini dikarenakan keterbatasan pemahaman terhadap materi mata pelajaran, keterbatasan waktu dan juga karena kelalaian siswa itu sendiri.

Tabel 6

2. Guru memberikan tugas belajar di dalam kelas

No Alternatif Jawaban F %

2 a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak Setuju

6 22

7 0

17% 63% 20% 0 %


(52)

Tabel di atas menunjukkan bahwa (17%) siswa menyatakan sangat setuju guru memberikan tugas di dalam kelas, (63%) siswa menyatakan setuju, (20%) siswa menyatakan kurang setuju, (0%) siswa menyatakan tidak setuju.

Siswa yang menyatakan sangat setuju dan setuju guru memberikan tugas belajar di dalam kelas, hal ini dikarenakan bahwa tugas yang diberikan di dalam kelas membuat siswa mengetahui tingkat pemahaman materi, sedangkan siswa yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju, hal ini dikarenakan siswa belum memahami materi yang di berikan, sehingga siswa tidak mau diberi tugas belajar di dalam kelas.

Tabel 7

3. Selalu menyelesaikan tugas yang diberikan guru di dalam kelas

No Alternatif Jawaban F %

3 a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak Setuju

6 22

5 2

17 63 14 6

35 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (17%) siswa menyatakan sangat setuju selalu menyelesaikan tugas yang diberikan guru di dalam kelas, (63%) siswa menyatakan setuju, (14%) siswa menyatakan kurang setuju, dan (6%) siswa menyatakan tidak setuju.

Siswa yang meyatakan sangat setuju dan setuju selalu menyelesaikan tugas yang diberikan guru di dalam kelas. Hal ini dikarenakan siswa menganggap bahwa tugas yang diberikan itu adalah suatu kewajiban dan harus dipertanggungjawabkan, sedangkan siswa yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju, hal ini dikarenakan

siswa kurang bertanggungjawab dan bermain-main dalam


(53)

Tabel 8

4. Guru memberikan tugas merangkum di dalam kelas

No Alternatif Jawaban F %

4 a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak Setuju

5 19

5 6

14 % 54% 14% 18%

35 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (14%) siswa menyatakan sangat setuju guru memberikan tugas merangkum di dalam kelas, (55%) siswa, menyatakan setuju, (14%) siswa menyatakan kurang setuju, dan (18%) siswa yang menyatakan tidak setuju.

Siswa yang menyatakan sangat setuju dan setuju guru memberikan tugas merangkum di dalam kelas, hal ini dikarenakan siswa dapat lebih mudah dalam memahami isi pokok materi, sedangkan siswa yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju, hal ini dikarenakan siswa malas menulis dan membaca.

Tabel 9

5. Guru memberikan hadiah bagi siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik di dalam kelas

No Alternatif Jawaban F %

5 a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak Setuju

15 18 1 1

43% 51% 3% 3%

35 100

Tabel di atas menunjukkan (43%) siswa menyatakan sangat setuju guru memberikan hadiah bagi siswa yang dapat menyelesaikan


(54)

tugas dengan baik di dalam kelas, (51%) siswa yang menyatakan setuju, (3%) siswa menyatakan kurang setuju, dan (3%) siswa meyatakan tidak setuju.

Siswa yang menyatakan sangat setuju dan setuju guru memberikan hadiah bagi siswa yang data menyelesaikan tugas dengan baik di dalam kelas, hal ini dikarenakan agar siswa termotivasi dan semangat dalam menyelesaikan tugas, sedangkan siswa yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju, hal ini dikarenakan akan menimbulkan ketergantungan bagi siswa terhadap hadiah, artinya, siswa baru bisa menyelesaikan tugas dengan baik bila ada hadiah.

Tabel 10

6. Guru memberikan tugas di luar kelas

No Alternatif Jawaban F %

6 a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak Setuju

3 14

5 13

9% 40% 14% 37%

35 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (9%) siswa yang menyatakan sangat setuju guru memberikan tugas di luar kelas, (40%) siswa menyatakan setuju, (14%) siswa menyatakan kurang setuju, (37%) siswa yang menyatakan tidak setuju.

Siswa yang menyatakan sangat setuju dan setuju guru memberikan tugas di luar kelas, hal ini dikarenakan siswa mendapatkan suasana baru dan pengalaman belajar yang berbeda ketika di dalam kelas, sedangkan siswa yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju, hal ini dikarenakan siswa membutuhkan biaya yang lebih ketika tugas di berikan di luar kelas.


(55)

Tabel 11

7. Senang belajar di luar kelas

No Alternatif Jawaban F %

7 a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak Setuju

11 13 5 6

32 37 14 17

35 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (32%) siswa yang menyatakan sangat setuju senang belajar di luar kelas, (37%) siswa yang menyatakan setuju, (14%) siswa menyatakan kurang setuju, dan (17%) siswa menyatakan tidak setuju.

Siswa yang menyatakan sangat setuju dan setuju senang belajar di luar kelas, hal ini dikarenakan belajar di luar kelas lebih menyegarkan pikiran dan menambah wawasan, sedangkan siswa yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju, hal ini dikarenakan belajar di luar kelas kurang kondusif dan kurang serius.

Tabel 12

8. Senang belajar di Laboratorium

No Alternatif Jawaban F %

8 a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak Setuju

12 20 1 2

34 57 3 6

35 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (34%) siswa yang menyatakan sangat setuju senang belajar di laboratorium, (57%) siswa yang menyatakan setuju, (3%) siswa menyatakan kurang setuju, dan (6%) siswa menyatakan tidak setuju.


(56)

Siswa yang menyatakan sangat setuju dan setuju senang belajar di laboratorium, hal ini dikarenakan belajar di laboratorium lebih berkesan dan mengasyikan, sedangkan siswa yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju, hal ini dikarenakan belajar di laboratorium membosankan.

Tabel 13

9. Menyukai tugas lapangan/observasi

No Alternatif Jawaban F %

9 a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak Setuju

8 16

6 5

23 46 17 14

35 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (23%) siswa yang menyatakan sangat setuju menyukai tugas lapangan/observasi, (46%) siswa yang menyatakan setuju, (17%) siswa menyatakan kurang setuju, dan (14%) siswa menyatakan tidak setuju.

Siswa yang menyatakan sangat setuju dan setuju menyukai tugas lapangan/observasi, hal ini dikarenakan siswa tugas di

lapangan/observasi membuat siswa lebih menguasai suatu

permasalahan, sedangkan siswa yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju, hal ini dikarenakan tugas lapangan terlalu sulit dan membutuhkan waktu yang lama.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)