penerapan metode poster session dalam meningkatkan hasil belajar SKI siswa

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

SITI LUPIAH

1110011000068

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1436 H


(2)

Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Siswa Di

MTs

At-Taqwa

Tangerang

Kota

clisusun

oieh

Siti

Lupiah,

NIM

1110011000068, Jurusan Pendidikan Agarna Islam (PAI), Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam )'legeri Syarif }lidayatullah Jakarta. Telah

rnelalui birnbingan dan dinyatakn sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk

diujikan pada sidang mlmaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 05 Desember 2014

Ahmad Irfan Mufid M.A NrP. 19740318 2003121 002


(3)

Sejarah Kebudayaan Islam di MTs At-Taqwa Tangerang disusun oleh Siti Lupiah Nomor

Induk Mahasiswa 1110011000068, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian

Munaqosah pada tanggal 10 Februari 2015 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S I (S. Pd. D dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakafta, 1 1 Februari 2015

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prlgram Studi)

Dr. H. Abdul Majid Khon. M. Ag NIP. 19580707 t98703 1 005

Sekertaris (Sekertaris Jurusan/Prodi)

Marhamah Saleh Lc. MA NIP. 19720313 200801

20r0

Penguji I

Dr. Dimyati. MA

NIP. 19640704199303

I 003

Penguji II

Drs. Masan AF. M. Pd NrP. 195107t6 t98t03 1 005

\7

--)i<'Z'

..--.-

\

--'

v____\

Tanggal

'L/':.'

Mengetahui: Dekan,

Tangan

L-2Dt{

Dr. Hj. Kurlena fufa'i MA. Ph. D


(4)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama

Tempat/Tgl.Lahir NIM

Jurusan / Prodi Judul Skripsi

Siti Lupiah

Tangerang, 06-September- I 992 1 1 1001 1000068

Pendidikan Agama Islam

PENERAPAN METODE POSTER SESSION DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SKI SISWA DI

MTS AT-TAQWA TANGERANG KOTA

Dosen Pembimbing : Ahmad Irfan Mufid, M.A

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta,

Mahasiswa Ybs.


(5)

i

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Desember 2014.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar SKI antara siswa yang menggunakan Metode Poster Session dengan yang diajarkan metode konvensional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan desain NonRandomized control group pretest-postest design. Subyek penelitian ini sebanyak 60 siswa yang terdiri dari 30 untuk siswa kelas eksperimen dan 30 siswa untuk kelas kontrol yang diperoleh dengan teknik proposive sampling pada siswa kelas VII.

Pengumpulan data setelah diberikan perlakuan diperoleh dari nilai tes kognitif yang diberikan sebanyak 20 soal dalam bentuk pilihan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar SKI antara siswa yang menggunakan metode poster session dengan siswa yang menggunakan metode konvensional. Nilai rata-rata siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode poster session lebih tinggi nilai rata-ratanya yaitu 79,5. Sedangkan siswa yang menggunakan metode konvensional nilai rata-ratanya lebih kecil yaitu 69,9. Dengan demikian hasil belajar SKI siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan Metode Poster Session.


(6)

ii

and Teaching Faculty MT, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, December 2014.

The purpose of this study was to determine differences in learning outcomes between students who use the SSP method taught Poster Session with the conventional method. The method used in this study is Quasi-Experiment with design nonrandomized control group pretest-posttest design. The subjects of this study were 60 students consisting of 30 for grade 30 students for the experimental and control classes obtained by proposive sampling techniques in class VII.

Collecting data obtained after given treatment of cognitive test scores are given as many as 20 in the form of multiple choice questions. The results showed that there are differences in learning outcomes between students SKI using student poster session by using the conventional method. The average value of students being taught by using a poster session higher average rating is 79.5. While students are using the conventional method the average value smaller at 69.9. Thus SKI student learning outcomes can be improved by using the method of Poster Session.


(7)

iii

memberikan limpahan rahmat, karunia dan kebaikan, petunjuk serta kekuatan sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Penerapan Metode Poster Session dalam Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Siswa di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa Kota Tangerang

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Seiring dengan selesainya skripsi ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Hj. Nurlena Rifa’i Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), dan Hj. Marhamah Shaleh, Lc, MA sebagai Sekertaris Jurusan Pendidikan Agam Islam (PAI).

3. Bapak A. Irfan Mufid M.A, Dosen pembimbing skripsi penulis ucapkan terimakasih yang tak terhingga atas saran, kritik dan masukan yang telah mengarahkan dengan sabar dan penuh harapan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Khalimi MA, sebagai dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan motivasi dan saran kepada penulis, terimakasih tak terhingga untuk pak khalimi

5. Seluruh dosen FITK yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.

6. Ibu Hayati Nufus S.Pd.I, Kepala Sekolah MTs. At-Taqwa, Ibu Suhaibah selaku guru Sejarah Kebudayaan Islam dan dewan guru serta seluruh staf karyawan MTs. At-Taqwa yang telah memberikan izin penulis untuk


(8)

iv

8. Ayahanda H. Sabeni dan Ibunda Hj. Syuhadah tercinta, yang dengan kesabaran dan kasih sayang memberi dukungan dan motivasi kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Doa dan keridhoan Ayahanda dan Ibunda adalah senjata maha dahsyat yang dapat mengantarkan kesuksesan bagi penulis

9. Keluarga tercinta, keponakanku Nissa, wildan, adikku sholeha dan kakak-kakak ku tercinta yang telah memberikan motivasi selama penyusunan skripsi ini.

10. My Smart friend Nurhamimah Hayati, Yani, Siti Suci Lestari yang telah memberikan tumpangan kosan sebagai sarana menghilangkan lelah, dan Terimakasih ku PAI kelas B, wish you all the best and I will be miss you all, serta Teman-teman seperjuangan dijurusan PAI angkatan 2010.

Tangerang, 10 februari 2015

Siti Lupiah 1110011000068


(9)

v

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah Penelitian ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 8

1. Strategi Active Learning………....8

a. Pengertian Strategi Active Learning ... 8

b. Krakteristik Active Learning ... 12

2. Strategi Active Learning tipe Poster Session ... 14

a. Pengertian Metode Poster Session ... 14

b. Kelebihan Metode Poster Session ... 15

c. Kelemahan Metode Poster Session ... 16


(10)

vi

4. Materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) ... 20

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 25

C. Kerangka Berpikir ... 26

D. Pengajuan Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

B. Metode dan Desain Penelitian ... 28

C. Populasi dan Sampel ... 29

D. Instrument Penelitian ... 30

E. Variabel Penelitian ... 31

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

G. Kontrol Terhadap Validitas Internal ... 31

1. Validitas Instrument ... 32

2. Reliabilitas Instrument ... 32

3. Tingkat Kesukaran ... 34

4. Daya Pembeda ... 35

H. Teknik Analisis Data ... 36

1. Uji Normalitas ... 36

2. Uji Homogenitas ………... 39


(11)

vii

1. Uji Prasyarat………..44

a. Uji Normalitas………...44

b. Uji Homogenitas……….…..46

2. Uji Hipotesis………..…49 C. Temuan Penelitian………...52

D. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian………..53

E. Keterbatasan Peneliti………...55

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... ..54

B. Implikasi ... ..55

C. Saran ... ..55


(12)

viii

Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kesukaran 34

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda 36

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Pretest 45

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Postest 46

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest 47

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Postest 48

Tabel 4.5 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Pretest 49 Tabel 4.6 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Postest 50 Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Nilai Pre dan Post test 51


(13)

ix

Lampiran 3: Soal Uji Coba Instrumen 76

Lampiran 4: Rekapitualasi Uji Validitas Instrumen 81

Lampiran 5: Realibilitas Instrumen 85

Lampiran 6: Tingkat Kesukaran 88

Lampiran 7: Daya Pembeda 89

Lampiran 8: Soal Pretest dan Postest 90

Lampiran 9: Uji Normalitas (Pretest Kelas Kontrol) 94 Lampran 10: Uji Normalitas (Pretest Kelas Eksperimen) 96 Lampiran 11: Uji Normalitas (Postest Kelas Kontrol) 98 Lampiran 12: Uji Normalitas (Postest Kelas Eksperimen) 100

Lampiran 13: Uji Homogenitas Pretest 102

Lampiran 14: Uji Homogenitas Postest 105

Lampiran 15: Uji-t Hasil Pretest 108


(14)

1 A. Latar Belakang Masalah

Rumusan yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Point 1 tentang

istilah “Pendidikan” menjelaskan sebagai berikut:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara1

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga mampu memecahkan masalah pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi (berupa kecerdasan dan keterampilan) peserta didik.

Pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Di dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas siswa. Sehingga terciptanya proses pembelajaran yang menimbulkan interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.2

Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik (guru) dan peserta didik (siswa) untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Pendidik merupakan suatu

1Undang-undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), cet. 5, hal 3

2 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Potensi Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), cet. 4, hal. 3


(15)

komponen pendidikan yang penting dalam menyelenggarakan pendidikan. Oleh karena tugasnya mengajar, maka seorang guru harus mempunyai wewenang mengajar berdasarkan kualifikasi sebagai tenaga pengajar. Sebagai tenaga pengajar, setiap guru harus memiliki kemampuan paedagogik dan profesional dalam bidang proses belajar mengajar atau pembelajaran. Dengan kemampuannya itu guru dapat melaksanakan perannya sebagai fasilitator, pembimbing, komunikator, model pembelajaran, evaluator,dan inovator dikelasnya.3

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan pada Bab IV tentang Standar Proses Pasal 19 point 1 dikatakan bahwa:

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.4

Dari landasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sesungguhnya seorang pendidik mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mencapai tujuan pendidikan. Selain itu ditekankan juga bahwa seorang pendidik harus kreatif dan terampil dalam melaksanakan proses pendidikan yang dapat membuat siswa interaktif, inspiratif, menyenangkan, serta memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif.

Jika guru atau pendidik menginginkan agar tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien, maka penguasaan materi saja tidaklah cukup. Ia harus menguasai berbagai teknik atau metode penyampaian secara tepat dalam proses belajar mengajar. Pendidik juga dapat mempergunakan metode mengajar secara bervariasi, sebab masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga dalam penggunaannya pendidik harus menyesuaikan dengan materi yang di ajarkan dan kemampuan peserta didik.

3 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pengajaran, (Bandung: PT Bumi Aksara, 2009), hal. 9 4 Afnil Guza, Undang-undang Sisdiknas (UU RI No 20 Tahun 2003) dan Undang-undang


(16)

Dengan demikian, aktivitas murid sangat diperlukan dalam kegiatan belajar-mengajar sehingga muridlah yang seharusnya banyak aktif, sebab murid sebagai subjek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.5

Aktifitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Menurut Frobel mengatakan bahwa anak itu harus bekerja sendiri. Untuk memberikan motivasi, maka dipopulerkan semboyan berpikir dan berbuat.6 Berpikir dan berbuat adalah salah satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Begitupun dalam belajar tentu tidak akan mungkin untuk meninggalkan dua kegiatan tersebut yakni berpikir dan berbuat.

Definisi Pendidikan agama Islam disebutkan dalam kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah “Upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa”.

Rumusan tujuan PAI ini mengandung pengertian bahwa proses Pendidikan Agama Islam yang dilalui dan dialami oleh siswa disekolah dimulai dari tahapan kognisi yakni pengetahuan dan pemahaman siswa, selanjutnya menuju pada tahapan afeksi dengan menghayati dan meyakinnya,7 tahapan afeksi ini terkait erat dengan kognisi, dalam arti penghayatan dan keyakinan siswa menjadi kokoh jika dilandasi oleh pengetahuan dan pemahamannya terhadap ajaran dan nilai Agama Islam yang telah diinternalisasikan dalam dirinya (tahapan psikomotorik). Dengan

5 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2010), cet. 24, hal. 21

6 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007), hal. 96

7 Choirul Fuad Yusuf, Kajian Peraturan dan Perundang-undangan Pendidikan Agama Pada Sekolah, (Jakarta: Pena Citra Satria, 2008), hal. 92-93


(17)

demikian akan terbentuk manusia muslim yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia.

Ruang lingkup pelajaran Pendidikan Agama Islam terbagi menjadi 4 (empat),

yaitu: Fiqih, Qur’an Hadis, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Akidah Akhlak. Sehubungan dengan hal ini peneliti memfokuskan penelitian hanya pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, yaitu mengenai masalah kurang aktifnya siswa dalam mengikuti pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang kebanyakan menurut para siswa cenderung monoton atau membosankan karena masih banyaknya pendidik yang menggunakan metode konvensional.

Pembelajaran SKI haruslah disampaikan dengan baik, agar nantinya dapat direfleksikan pada kehidupan sehari-hari, karena hidup pada era saat ini tidak terlepas dari apa yang pernah terjadi di masa lampau atau dalam arti lain ialah berkaca dari kehidupan para terdahulu untuk menuju kehidupan selanjutnya, sehingga pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sangatlah diperlukan ketelitian agar pemahaman siswa tentang sejarah kebudayaan Islam bisa teraplikasi dalam pikiran, hati dan perbuatan yang nantinya akan membentuk watak manusia yang berbudi pekerti dan sadar akan kehidupan yang dijalaninya selama di dunia. Hal ini merupakan aspek yang tidak bisa terlepas dari adanya kelihaian dan keahlian para pendidik sehingga nantinya pelajaran SKI menjadi pelajaran yang digemari oleh siswa, karena SKI tersimpan nilai-nilai yang otentik, misalnya nilai moral, nilai sosial, nilai kepahlawanan, nilai kepemimpinan, dan nilai agama dan masih banyak hal-hal lain yang positif yang perlu digali didalamnya.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran SKI selama ini masih dikenal dengan metode klasikal, yaitu cara pembelajarannya melalui ceramah guru dan murid sebagai pendengar, atau dengan metode menghafal cerita, tokoh, tempat dan waktu. Siswa dituntut untuk menggali nilai yang terdapat dalam sejarah itu sendiri, bukan sebagai bahan hafalan, melainkan menjadi bahan refleksi terhadap keinginan yang dapat dijalani. Siswa mampu mengambil contoh dari sejarah dan bahkan menjadi pelajaran berharga dalam setiap aktifitasnya, karena dalam sejarah memiliki serangkaian nilai yang bermanfaat, baik yang nilainya positif maupun yang negatif. Guru dituntut untuk dapat mengembangkan pembelajaran


(18)

secara mandiri dan kreatif, dengan harapan tujuan pembelajaran SKI sendiri dapat terwujud.

Pemilihan metode dalam proses pembelajaran yang jarang melibatkan siswa untuk aktif, maka semakin sulit tujuan pembelajaran SKI akan tercapai terutama dalam hasil belajar siswa. Dengan begitu muncullah masalah-masalah yang terjadi di sekolah MTs At-Taqwa seperti: kejenuhan ketika pembelajaran SKI dan kurangnya keaktifan siswa di kelas sehingga hasil belajar siswa rendah. Dari masalah tersebut perlu adanya kreatifitas seorang guru yang dapat menerapkan metode pengajaran dalam proses pembelajaran aktif, sehingga hasil dari proses pembelajaran tersebut dapat berjalan secara sempurna dan tidak bertolak belakang dengan tujuan pendidikan itu sendiri.

Dewasa ini banyak berbagai metode dan model pembelajaran yang telah dikembangkan dalam rangka meningkatkan keterlibatan siswa dalam menguasai pelajaran. Seperti beberapa metode yang disebutkan dalam buku Mel Silberman yang berjudul 101 Strategi Pembelajaran Aktif, salah satunya adalah metode

information search, jigsaw learning, card sort, the power of two, active debate

dan masih banyak yang lainnya.8

Model pembelajaran yang baik tentunya dapat membangkitkan motivasi belajar siswa serta dapat menciptakan kondisi belajar siswa yang sesuai dengan perkembangan mental siswa, sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa.

Metode Poster Session, dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penerapan model pembelajaran

Poster Session, maka perlu dilakukan penelitian di MTs At-Taqwa Tangerang

8Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009), cet. Ke-6, hal. vii


(19)

yang berjudul: “Penerapan Strategi Active Learning tipe Poster Session dalam Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Siswa di Mts At-Taqwa Tangerang Kota”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, dapat di identifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Terbatasnya penguasaan model pembelajaran dari guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

2. Kurang bervariasi metode yang digunakan dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

3. Belum diterapkannya metode Poster Session di Sekolah MTs At-taqwa 4. Kurang aktifnya siswa ketika mengikuti pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam

5. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang dilakukan hanya berpusat pada guru

6. Kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam 7. Hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam masih nelum sesuai dengan tujuan

pembelajaran

C. Pembatasan Masalah

Setelah penulis mengemukakan identifikasi masalah di atas, dapatlah terlihat luasnya permasalahan yang didapat. Untuk itu supaya memperjelas dan memberikan arah yang tepat dalam pembahasan skripsi, yaitu: Dalam meningkatkan hasil belajar siswa di MTs At-Taqwa Tangerang maka diterapkan Metode yang membuat aktif seperti Poster Session pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam .


(20)

D. Rumusan Masalah Penelitian

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan hasil belajar SKI siswa yang menggunakan Metode

Poster Session dengan siswa yang menggunakan metode konvensional

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui keberhasilan dari penerapan Strategi Active Learning tipe Poster Session terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan manfaat hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi Pemerintah, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan-kebijakan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam agar lebih optimal

2. Bagi Sekolah, sebagai pengembangan pengetahuan dalam penerapan Strategi Active Learning tipe Poster Session dalam pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam guna meningkatkan hasil belajar siswa

3. Bagi Peneliti, sebagai pengalaman dan wawasan baru dalam membahas masalah yang berkaitan dengan pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam melalui Strategi Active Learning tipe Poster Session.


(21)

8

A. Deskripsi Teoritik

1. Strategi Active Learning

a. Pengertian Strategi Active Learning

Peristiwa pembelajaran terjadi apabila subjek didik secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru. Tugas utama guru adalah membelajarkan peserta didik, yaitu mengkondisikan peserta didik agar belajar aktif, sehingga potensi dirinya (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dapat berkembang dengan maksimal. Dengan belajar aktif, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan peserta didik untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk

life skill sebagai bekal hidup dan penghidupannya.

Agar terciptanya proses komunikasi antar siswa, guru dan lingkungan belajar maka pemilihan strategi pembelajaran harus diatur sedemikian rupa sehingga akan diperoleh dampak pembelajaran secara langsung ke arah perubahan tingkah laku sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.8

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kemp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat diatas, Dick dan Carey juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan

8 Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), cet. Kedua, hal 4


(22)

prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.9

Strategi pembelajaran merupakan rancangan dasar bagi seorang guru tentang cara ia membawakan pengajarannya dikelas secara bertanggung jawab.10 Strategi juga adalah Cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan akan dikuasainya di akhir kegiatan pembelajarannya. Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan guru bertitik tolak dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sejak awal. Agar diperoleh tahapan kegiatan pembelajaran yang berdaya dan berhasil guna.11

Adapun kaitannya dengan pembelajaran aktif (active learning), maka strategi diartikan sebagai “suatu proses kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlihat secara intelektual dan emosional, sehingga siswa betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai lebih baik”.12

Dalam Standar Proses Pendidikan, pembelajaran di desain untuk membelajarkan siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa.13 Bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil bila peserta didik secara aktif

9Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2008), hal.126

10Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal. 103 11 Iif Khoiru Ahmadi dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), hal. 9

12 Nana Sudjana dan Arif Daeng, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: CV Sinar Baru, 1988), cet. 1, hal. 32

13 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 135


(23)

melakukan latihan langsung dan yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.14

Strategi active learning bertujuan untuk menempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandang sebagai objek sekaligus sebagai subjek, karena active learning merupakan suatu proses belajar mengajar yang aktif dan dinamis. Dan dalam proses ini siswa tidak hanya mengalami keterlibatan fisik, melainkan juga mengalami keterlibatan intelektual-emosional.15

Pembelajaran Aktif dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang. Dari konsep tersebut ada dua hal yang harus dipahami.

Pertama dipandang dari sisi proses pembelajaran, active learning menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal. Siswa semaksimal mungkin dilibatkan dalam proses pembelajaran sehingga siswa secara langsung memperoleh pengalaman belajarnya, keterlibatan atau keaktifan siswa dalam pembelajaran beranekaragam seperti berdiskusi, membuat suatu alat, membuat rangkuman hasil diskusi dan sebagainya. Keaktifan siswa yang berbeda-beda itu dapat dikelompokkan atas aktifitas sesuai dengan keseimbangan antara aktifitas fisik, mental, termasuk emosional dan aktivitas intelektual. Oleh karena itu kadar active learning tidak dilihat dari aktifitas fisik saja, akan tetapi juga aktifitas mental dan intelektual.

Kedua dipandang dari sisi hasil belajar, active learning menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap

14 Iif Khoiru Ahmadi dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), hal. 11

15 Syafrudin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), hal. 117


(24)

(afektif), dan keterampilan (psikomotor). Yakni pembentukan siswa secara utuh merupakan tujuan utama dalam proses pembelajaran.16

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio (1984) menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perhatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir.

Terdapat beberapa alasan yang kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu alasan yang paling menarik adalah perbedaan tingkat kecepatan bicara pengajar dengan tingkat kecepatan kemampuan siswa mendengarkan.

Kebanyakan guru berbicara kurang lebih 100-200 kata per-menit, sedangkan siswa yang betul-betul konsentrasi hanya dapat mendengarkan 50-100 kata per-menit. Hal ini karena siswa sambil berpikir ketika mendengarkan guru. Penelitian menunjukan bahwa siswa mendengarkan (tanpa berpikir) rata-rata 400-500 kata per-menit.

Ketika mendengarkan secara terus menerus selama waktu tertentu pada seseorang guru yang sedang bicara empat kali lebih lamban, siswa cenderung bosan, dan pikiran mereka akan melayang-layang kemana-mana sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan.

16 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 137


(25)

Sebagaimana yang diungkapkan Confucius: “Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham”.17

Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis berpendapat bahwa yang dimaksud dengan strategi active learning adalah salah satu cara, teknik atau strategi belajar mengajar yang mengharuskan pendidik untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, menarik dan menyenangkan agar keaktifan dan partisipasi siswa dapat berkembang lebih optimal sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih aktif sebagai tujuan yang diharapkan dalam pendidikan. Guru juga harus mampu memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi sehingga materi dapat tersampaikan dan dapat dipahami siswa dengan mudah.

b. Karakteristik Active Learning

Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut.

Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1) Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas

2) Siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran

17 Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009), cet. Ke-6, hal. 2-3


(26)

3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran

4) Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi

5) Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

Di samping karakteristik tersebut di atas, secara umum suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive interdependence, dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap siswa sehingga terdapat individual

accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills. Dengan demikian kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan sehingga penguasaan materi juga meningkat.

Suatu studi yang dilakukan Thomas menunjukkan bahwa setelah 10 menit belajar, siswa cenderung akan kehilangan konsentrasinya untuk mendengar pelajaran yang diberikan oleh pengajar secara pasif. Hal ini tentu saja akan makin membuat pembelajaran tidak efektif jika pembelajaran terus dilanjutkan tanpa upaya-upaya untuk memperbaikinya. Dengan menggunakan cara-cara pembelajaran aktif hal tersebut dapat dihindari. Pemindahan peran pada siswa untuk aktif belajar dapat mengurangi kebosanan ini bahkan bisa menimbulkan minat belajar yang besar pada siswa. Pada akhirnya hal ini akan membuat proses pembelajaran mencapai yang diinginkan.18

18 T.M.A. Ari Samadhi, PEMBELAJARAN AKTIF (Theaching Improvement Workshop),


(27)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan pembelajaran merupakan proses terjadinya interaksi, baik antara guru dengan siswa maupun sesama siswa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Oleh karena itu guru harus menciptakan sendiri lingkungan belajar yang dapat mendorong semua siswa aktif melakukan kegiatan belajar secara nyata. Ada beberapa ciri yang harus Nampak dalam proses belajar active learning sebagai mana dikatakan Abuddin Nata, diantaranya adalah:

1) Situasi kelas menantang siswa melakukan kegiatan belajar secara bebas tapi terkendali

2) Guru sebagai motivator, fasilitator, perancang, dan pengelola 3) Guru dan siswa menerima peran kerja sama (partnership) 4) Bahan-bahan pelajaran dipilih berdasarkan kelayakan 5) Siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran

6) Tujuan ditulis dengan jelas untuk selanjutnya diukur/dites19

2. Strategi Active Learning Tipe Poster Session

a. Pengertian Metode Poster Session

Strategi Poster Session menekankan pada keterampilan dan bakat yang dimilki oleh masing-masing peserta didik. Siswa belajar secara aktif ketika mereka secara terus menerus terlibat, baik secara mental ataupun secara fisik. Pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi ketika siswa bersemangat.20

19 Abuddin Nata, Persfektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 225

20 Pat Hollingsworth dan Gina Lewis, Pembelajaran Aktif Meningkatkan Keasyikan Kegiatan di Kelas, (Jakarta: PT Indeks, 2008), hal. viii


(28)

Salah satu variasi strategi pembelajaran aktif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu strategi pembelajaran aktif Poster Session. Strategi pembelajaran ini merupakan strategi pembelajaran aktif yang didalamnya terdapat kegiatan kolaboratif yang dapat digunakan dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

Metode presentasi alternatif ini merupakan sebuah cara yang tepat untuk menginformasikan kepada peserta didik secara cepat, menangkap imajinasi mereka, dan mengundang pertukaran ide diantara mereka. Metode ini juga merupakan sebuah cara cerita dan grafik yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang sekarang sedang didiskusikan dalam sebuah lingkungan yang tidak menakutkan.21

b. Kelebihan Metode Poster Session

1) Peserta didik menjadi siap memulai pelajaran, karena peserta didik belajar terlebih dahulu.

2) Peserta didik aktif bertanya dan mencari informasi terkait topik yang dibahas. 3) Materi dapat diingat lebih lama karena proses menuangkan idenya melalui

media gambar atau poster.

4) Kecerdasan peserta didik diasah pada saat peserta didik mencari informasi tentang materi tanpa bantuan guru.

5) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat.

21Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan


(29)

c. Kelemahan Metode Poster Session

1) Peserta didik yang jarang memperhatikan atau bosan jika bahasan dalam strategi tersebut tidak disukai, jadi topiknya harus aktual.

2) Pelaksanaan strategi harus dilakukan oleh pendidik yang kreatif, sedangkan tidak semua pendidik memiliki karakter tersebut.

3) Pola pikir dan karakter peserta didik yang berbeda-beda. d. Manfaat Penerapan Metode Poster Session.

Peserta didik mengekspresikan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang dibahas.

1) Siswa dapat menyalurkan bakat atau keterampilan menggambar.

2) Siswa dapat mengembangkan pemikiran atau ide-ide dari topik yang telah disepakati melalui diskusi kelompok.

3) Setiap siswa akan ikut serta berpartisipasi dalam pembelajaran.22

Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan metode Poster Session adalah sebagai berikut :

a) Bagi lah siswa kedalam beberapa kelompok yang berisikan 4-7 siswa b) Membuat topik pembahasan

c) Mintalah setiap kelompok mempersiapkan gambar visual konsep mereka pada sebuah poster atau kertas karton. Isi tersebut harus jelas, agar pengamat dapat dengan mudah memahami tanpa penjelasan tertulis atau lisan. Akan tetapi, peserta didik boleh saja mempersiapkan satu halaman hand-out untuk

22http://dewi0175.blogspot.com/2014/08/strategi-poster-session-kolaborasi.html diakses pada tanggal 12-11-2014 jam 23:09 WIB


(30)

mendampingi poster yang menerangkan lebih detail dan menayangkan bacaan lanjut.

d) Selama sesi berlangsung, mintalah peserta didik memasang gambaran presentasi, dan dengan bebas berkeliling diruangan memandang serta mendiskusikan poster lain.

e) Lanjutkan sesi gambar dengan diskusi dengan menggunakan beberapa peraga23

3. Hakikat Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar

Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat.24 Artinya bahwa proses perubahan setelah belajar dalam diri seseorang tidak dapat disaksikan, melaikan dapat dirasakan dari adanya gejala-gejala perubahan prilaku yang nampak dari mereka yang belajar.

Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri.

Dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik

23Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan

Madani, 2009), cet. Ke-6, hal. 180-181

24 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis kompetensi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), cet. 3, hal. 90


(31)

dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal maka sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.

Menurut Nasution hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.

Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.25

Umumnya hasil belajar dibedakan menjadi : 1) Hasil belajar tinggi

2) Hasil belajar sedang 3) Hasil belajar rendah

Hasil belajar mengajar adalah suatu proses tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila dapat tercapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal-hal sebagai berikut:

1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.

2) Perilaku yang digariskan dalam Tujuan Instruksional Khusus (TIK) telah tercapai oleh siswa, baik individu maupun kelompok. Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap

25http://www.hasiltesguru.com/2012/04/pengertian-hasil-belajar.html, diakses pada tanggal 13-Oktober-2013 jam 05:33WIB


(32)

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Pada dasarnya hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Hasil belajar siswa yang baik dalam kegiatan pembelajaran disekolah bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan siswa saja, melaikan masih ada hal lain yang juga menjadi faktor penentu yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai keberhasilan siswa.

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: yang bersumber dari dalam diri manusia yang belajar yang disebut sebgai faktor internal, dan faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar disebut sebagai faktor eksternal.26

26 Suharsimi Arikunto, Menejemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990), hal. 21


(33)

Secara ringkas faktor-faktor yang berpengaruh tehadap hasil belajar tersebut dapat digambarkan dalam bagan seperti dibawah ini.27

c. d. e.

4. Materi Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Sejarah adalah Ilmu pengetahuan atau uraian tentang peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau.28 Dari sisi epistimologis sejarah yang dalam bahasa arabnya disebut tarikh, mengandung arti ketentuan masa atau waktu. Ada pula sebagian orang yang mengajukan pendapat bahwa sejarah sepadan dengan kata syajarah yang berarti pohon (kehidupan), riwayat, atau kisah, tarikh, ataupun history dalam bahasa Inggris.

27 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), hal. 35 28 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Basar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), ed. Ke-3, cet. Ke-4, hal. 1011

Hasil Belajar

Faktor Eksternal meliputi: Lingkungan : alam dan sosial

Instrumental : kurikulum, sarana fasilitas dan guru Faktor Internal meliputi:

fisiologis : fisiologis umum dan panca indra

Psikologis : intelegensi, perhatian, minat, motivasi dan kognitif


(34)

Sedangkan secara terminologi sejarah diartikan sebagai sejumlah keadaan dan peristiwa yang terjadi dimasa lampau dan yang benar-benar terjadi pada individu dan masyarakat. Adapun inti pokok dari persoalan sejarah pada dasarnya selalu berhubungan dengan pengalaman-pengalaman penting yang menyangkut perkembangan keseluruhan keadaan masyarakat.29

Sejarawan muslim Ibnu Khaldun mendefinisikan, Sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat, tentang solidaritas golongan, revolusi dan pemberontakan oleh golongan rakyat melawan golongan yang lain dengan akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara, dengan tingkat macam-macam kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk mencapai kehidupannya, maupun dalam macam-macam bidang Ilmu pengetahuan dan pada umumnya, tentang segala perubahan yang terjadi dalam masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri.30 Sedangkan Kebudayaan adalah Hasil Kegiatan dan Penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.31

Dengan demikian sejarah berarti gambaran masa lalu tentang aktivitas kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang disusun berdasarkan fakta dan interpretasi terhadap obyek peristiwa masa lampau, yang kemudian itu disebut sejarah kebudayaan.

29http://oggisobimedia.blogspot.com/2010/04/sejarah-kebudayaan-islam-bidang-ebook.html

diakses pada tanggal 02-11-2014

30 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), cet. 2, hal. 2 31 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Basar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), ed. Ke-3, cet. Ke-4, hal. 170


(35)

Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam mempunyai tiga fungsi dasar, sebagai berikut:

a. Fungsi edukatif, yaitu melalui Sejarah peserta didik ditanamkan untuk menegakkan nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan Islami dalam menjalankan hidup sehari-hari.

b. Fungsi keilmuan, yaitu melalui Sejarah peserta didik akan memperoleh pengetahuan yang memadai tentang masa lalu Islam dan Kebudayaan.

c. Fungsi trasformasi, yaitu sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam rancangan transformasi masyarakat.

Dalam kurikulum Madrasah mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam adalah salah satu bagian mata pelajaran pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, pembiasaan, dan keteladanan.32

Standar Kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah berisi mata pelajaran yang harus dikuasai peserta didik agar dapat mengambil manfaat dari sejarah perkembangan kebudayaan Islam dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan ini berorientasi pada perilaku aspek afektif, peserta didik memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Sesuai ajaran Agama Islam yang tercermin dalam perilaku sehari-hari memiliki nilai-nilai demokrasi, toleransi dan humaniora, serta menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara baik lingkup nasional maupun global. Berkenaan dengan aspek kognitif menguasai ilmu, teknologi dan kemampuan akademik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berkenaan dengan aspek psikomotorik memiliki

32 Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajar


(36)

keterampilan berkomunikasi, kecakapan hidup, mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan sosial, budaya dan lingkungan alam baik lokal, regional, maupun global, memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang bermanfaat untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari.33

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:

a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah saw dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.

c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.

e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

33http://jamal-alfath.blogspot.com/2011/06/strategi-pengembangan-materi-sejarah.html, diakses pada tanggal 11-11-2014 jam 13:51


(37)

Ruang lingkup mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah adalah sebagai berikut:

a. Pengertian dan tujuan mempelajari sejarah kebudayaan Islam b. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Makkah c. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Madinah d. Memahami peradaban Islam pada masa Khulafaurrasyidin

e. Perkembangan Islam periode klasik/zaman keemasan (pada tahun 650M– 1250M).

f. Perkembangan Islam pada abad pertengahan/zaman kemunduran (1250 M – 1800 M).

g. Perkembangan Islam pada masa modern /zaman kebangkitan (1800-sekarang).

h. Perkembangan Islam di Indonesia dan di dunia.

Standar kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam juga mengacu pada struktur keilmuan. Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut, standar kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah adalah menelaah tentang asal usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam Sejarah Islam masa lampau, mulai dari perkembangan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin, Bani Ummayah, Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di Indonesia dan dunia. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.34

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di


(38)

Madrasah yang didalamnya membahas tentang peristiwa-peristiwa penting, peradaban Islam serta tokoh-tokoh populernya dalam Sejarah Kebudayaan Islam agar tertanamnya kebudayaan, peradaban dan keilmuan dalam diri peserta didik.

Semua materi ini, harus disampaikan oleh guru Sejarah Kebudayaan Islam selama satu tahun pembelajaran kepada peserta didik. Sejarah yang identik dengan teks-teks panjang berisi cerita dapat membuat peseta didik bosan untuk membacanya. Oleh karena itu, dibutuhkan pembelajaran yang dapat membuat peserta didik untuk selalu fokus dan aktif dalam pembelajaran.

Pembelajaran aktif dan menyenangkan ini bertujuan agar peserta didik selalu nyaman dalam setiap kali pembelajaran. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang terlihat membosankan dapat di ubah menjadi pembelajaran yang menarik peserta didik untuk selalu mengkaji pelajaran tersebut. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran yang dapat membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah saw dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. Oleh karena itu, pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini hendaknya tidak hanya memberikan pelajaran Sejarah secara ekstrinsiknya, akan tetapi nilai-nilai yang terdapat didalamnya juga tersampaikan dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian terkait yang menggunakan pembelajaran active learning, diantaranya adalah:

1. Hasil penelitian Siti Aisyah (107011000746) Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010, yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Aktif dengan Metode

Index Card Match terhadap Hasil Belajar PAI Siswa”. Hasil penelitian

menunjukan bahwa metode index card match dapat mempengaruhi hasil belajar PAI siswa secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil


(39)

belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar kelas kontrol yakni 80.3 (kelas eksperimen) > 75.3 (kelas kontrol), serta diperoleh nilai thitung >ttabel (2.02 > 2.00)

2. Hasil penelitian Anis Mufarrihah (107011001044) Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013, yang berjudul “Penerapan Strategi Active Learning dengan Metode Snowball Throwing dalam Meningkatkan Hasil Belajar SKI Di Kelas VII SMP Nusantara Plus”. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode Snowball Throwing mempengaruhi hasil belajar SKI yang dilaksanakan di SMP Nusantara Plus dengan nilai rata-rata kelas eksperimen 79,53 dan simpangan bakunya adalah 9,71, sedangkan hasil belajar kelas control adalah rata-rata 74,38 dan simpangan bakunya adalah 9,5. Dengan hasil uji t didapatkan hasil thitung >ttabel (2,11>2,04), maka disimpulkan Ho ditolak dan Ha

diterima.

C. Kerangka Berpikir

pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri yaitu dengan proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran.

Active learning adalah salah satu strategi yang dapat membantu guru sebagai jalan keluar yang efektif untuk proses belajar mengajar. Karena pembelajaran aktif ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Strategi pembelajaran active learning juga menekankan pentingnya proses belajar siswa di samping hasil belajar yang dicapainya. Bahwasanya proses belajar yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula.


(40)

Salah satu variasi strategi pembelajaran aktif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu strategi pembelajaran aktif Poster Session. Strategi pembelajaran ini merupakan strategi pembelajaran aktif yang didalamnya terdapat kegiatan kolaboratif yang dapat digunakan dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, sebuah cara yang tepat untuk menginformasikan kepada peserta didik secara cepat, menangkap imajinasi mereka, dan mengundang pertukaran ide diantara mereka. Teknik ini juga merupakan sebuah cara cerita dan grafik yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang sekarang sedang didiskusikan.

Pemakaian strategi active learning tipe Poster Session ini guru ingin mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan hasil belajar yang menggunakan metode ceramah. Apakah ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.

D. Pengajuan Hipotesis Penelitian

Untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh variable X (Active Learning tipe

Poster Session) dengan variable Y (Hasil Belajar SKI) maka penulis mengajukan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

Ha : terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan

active learning tipe poster session dengan siswa yang menggunakan metode konvensional.

Ho : tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang

menggunakan active learning tipe poster session dengan siswa yang menggunakan metode konvensional.


(41)

28

Penelitian ini dilaksanakan di MTs At-Taqwa terletak di Jl. KH.Mu'min No. 13 Rt. 05/09, Belendung, Benda, Kota Tangerang pada tanggal 15 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 30 September 2014.

B. Metode dan Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonrandomized control group pretest-postes design, yang melibatkan dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum proses pembelajaran dimulai, kedua kelompok mendapatkan tes awal yang sama. Setelah itu, kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan dengan menerapkan strategi

active learning pada pembelajaran SKI, sedangkan kelompok control menerapkan strategi pembelajaran ceramah secara terpisah. Setelah proses pembelajaran selesai, masing-masing kelompok mendapatkan tes akhir yang sama. Adapun urutan desainpenelitian terlihat jelas pada table dibawah ini:

Tabel 3.1 Non randomized control group pretest-postes design

Kelompok Tes Awal Perlakuan (X) Tes Akhir

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T3 -- T4

Keterangan :

T1 : Pretest kelas eksperimen


(42)

T3 : Pretest kelas kontrol

T4 : Postest kelas eksperimen

X : Pembelajaran SKI dengan strategi active learning

-- : Pembelajaran dengan model ceramah

Metode yang digunaakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode ini dipilih karena tujuan utama peneliti ini adalah untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari suatu perlakuan (treatment), yaitu pelaksanaan pembelajaran aktif yang diterapkan di kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol yang melakukan pembelajaran ceramah secara terpisah.

Eksperimen yang peneliti lakukan dalam penelitian ini dapat dikategorikan sebagai eksperimen semu (Quasi Experiment). Hal ini dikarenakan eksperimen yang dilakukan tidak memenuhi salah satu kriteria yang dibutuhkan oleh eksperimen sesungguhnya, yaitu randomisasi subjek penelitian. Sebagaimana diketahui, penentuan sampel pada penelitian eksperimen harus dipilih secara random. Hal ini tidak mungkin dilakukan pada peneliti ini, karena subjek penelitian sudah terbentuk dalam kelas alami, sehingga tidak mungkin melakukan randomisasi. Untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan dari tidak adanya randomisasi, maka kedua sampel yang dipilih harus memiliki karakteristik yang sama. Akan tetapi, dalam hal ini kelompok kontrol tidak berfungsi sepenuhnya dalam mengontrol hal-hal yang mempengaruhi treatment terhadap hasil belajar.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/I kelas VII, VIII dan IX. Di setiap jenjangnya terdiri dari kelas VII lima rombel, kelas VIII empat rombel, kelas IX empat rombel dan seluruh siswa berjumlah 379 siswa.


(43)

2. Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok, yaitu:

a. Kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapat pembelajaran aktif. Sampel yang dipilih sebagai kelompok eksperimen adalah siswa/I kelas VII/A yang berjumlah 30 siswa.

b. Kelompok control, yaitu kelompok siswa yang tidak mendapatkan

treatment secara terpisah. Sampel yang dipilih sebagai kelas control adalah siswa kelas VII/C yang berjumlah 30 Siswa.

3. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan dari guru dan kepala sekolah. Kelas yang terpilih sebagai kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelasVII/Ayang berjumlah 30 siswa, sedang kelas yang terpilih sebagai kelas kontrol adalah kelas VII/C yang juga berjumlah 30.

D. Instrument Penelitian

Instrument penelitian diartikan sebagai alat yang dapat menunjang sejumlah data yang diperkirakan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menguji hipotesis yang telah diajukan. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar, yang dalam penyusunannya menggunakan beberapa prosedur yang telah ditetapkan, yaitu: penyusunan kisi-kisi,2 konsultasi kepada dosen pembimbing dan uji coba soal yang telah disusun berdasarkan kisi-kisi. Butir soal tes yang digunakan dibuat dalam bentuk pilihan ganda. Konsultasi kepada dosen pembimbing dilakukan untuk mendapatkan

1

Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R & D, (Bandung: ALFABETA, 2009), cet. 8, hal. 81

2

Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R & D, (Bandung: ALFABETA, 2009), cet. 8, hal. 102-103


(44)

validitas isi. Adapun aspek yang ditelaah meliputi kesesuaian indicator, aspek bahasa dan aspek materi. Tes yang disusun meliputi soal-soal yang sesuai dengan aspek perkembangan siswa.

E. Variabel Penelitian

Variable penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut.3 Dalam penelitian ini terdapat dua variable, yaitu:

Variable bebas (X) : Pembelajaran Active Learning tipe Poster Session

Variabel terikat (Y) : Hasil belajar SKI siswa F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: tes tertulis dalam pilihan ganda. Tes ini dilakukan dengan mengukur tingkat pemahaman siswa terdahap materi Sejarah Dakwah Rasulullah saw di Mekkah, Untuk mengukur tingkat pemahaman siswa secara menyeluruh tes dilakukan sebanyak 40 soal dalam bentuk tes pilihan ganda.

G. Kontrol Terhadap Validitas Internal

Uji coba instrument dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrument penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini uji instrument dilakukan pada siswa diluar kelas eksperimen dan control, yaitu kelas VII/B yang terdiri dari 30 siswa. Setelah melakukan uji coba instrument, langkah selanjutnya adalah mengolah data hasil uji coba dengan mencari validitas, realibilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

3


(45)

1. Validitas Instrumen

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, tujuan dilakukannya uji coba instrument adalah untuk mengetahui kualitas instrument penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus korelasi point biserial, yaitu:

Dimana:

Mp :jumlah skor yang dijawab benar yang dibagi jumlah soal Mt :jumlah skor anak dibagi jumlah siswa

p :jumlah soal yang benar dibagi jumlah siswa q : 1 - p

2. Reliabilitas Instrumen

Reabilitas instrument adalah ketepatan alat evaluasi dalam mengukur atau ketepatan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu. Menurut Suharsimi Arikunto, sebuah tes dikatakan reliabel jika hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketepatan jika diteskan kepada subjek yang sama.4 Perhitungan reliabilitas tes dalam penelitian ini menggunakan rumus K-R 20 (Kudor-Richardson 200 karena skor butir soal berbentuk dikotomi), yaitu:

{

∑ }

4SuharsimiArikunto, Dasar-dasarEvaluasiPendidikan, (Jakarta: BumiAksara, 2001), cet. 3, hal. 100


(46)

Dimana:

k : jumlah item dalam instrumen

pi : proporsi siswa yang menjawab benar

qi : proporsi siswa yang menjawab salah

st 2 : standar deviasi dari tes

Dengan demikian koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut5: Tabel 3.2 Koefisien Realibilitas

0.91-1.00 Sangat tinggi

0.71-0.90 Tinggi

0.41-0.70 Cukup

0.21-0.40 Rendah

<0.20 Sangat rendah

Standar deviasi dengan rumus6 :

∑ ∑

5Sugiyono, Statistikauntukpenelitian, (Bandung: ALFABETA, 2011), cet. 19, hal. 359-361 6Edi Riadi, MetodeStatistikaParametrikdanNonparametrik, (Tangerang, PT. PustakaMandiri: 2014), hal. 62


(47)

3. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Menurutnya, hal tersebut perlu diperhatikan karena soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berfikir lebih maju, begitu pula sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan membuat siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat lagi untuk mencobanya. Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa. Untuk mengetahui tingkat kesukaran yang dibuat, sebaiknya pembuat soal harus melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal. Atas dasar pertimbangan itu, dalam penelitian ini peneliti melakuakn tingkat kesukaran soal dengan menggunakan rumus:

Dimana:

P : indeks tingkat kesukaran

B : jumlah siswa yang menjawab soal benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Dengan klasifikasi tingkat kesukaran sebagai berikut: Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kesukaran

0.00-0.30 Soal sukar

0.30-0.70 Soal sedang


(48)

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal sebagai kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda soal adalah7:

Dimana:

D : daya pembeda

Ba : jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar

Bb : jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab salah

Ja : jumlah peserta kelompok atas

Jb : jumlah peserta kelompok bawah

Pa : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

Pb : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab salah

Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:

7 Anas Sudjono, pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 389


(49)

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda

0.00-0.20 Jelek

0.20-0.40 Cukup

0.40-0.70 Baik

0.70-1.00 Baik sekali

H. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan uji coba instrument, langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian. Data yang diperoleh dari sampel dengan melakukan instrument yang telah valid dan reliable akan dianalisis untuk menjawab permasalahan dan menguji hipotesis yang telah diajukan. Data yang telah diperoleh harus diolah dengan menggunakan statistic yang harus melewati beberapa tahap, meliputi:

1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya persebaran data yang akan dianalisis. Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi kuadrat (X2) dengan persamaan:

Dimana:

fo : frekuensi dari hasil penelitian


(50)

sementara itu, kriteria tes yang digunakan adalah apabila X2 hitung < X2 tabel, dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal. Sedangkan jika X2 hitung > X2 tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari sampel tidak berdistribusi normal. Langkah-langkah yang harus dilewati untuk melakukan pengujian normalitas dengan menggunakan teknik chi-kuadrat, dapat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu8 :

1) Menentukan skor terbesar dan skor terkecil 2) Menentukan rentangan (R) dengan cara:

R = skor terbesar – skor terkecil

3) Menentukan banyaknya kelas (K) dengan cara: K= 1+ 3,3 log n

4) Menentukan panjang kelas (i) dengan cara:

5) Menentukan proporsi9

6) Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabeldengan menentukan batas kelas dengan mengurangi 0,5 pada kelas bawah interval dan menambah 0,5 pada kelas atas interval. Dimananilaititiktengahdidapatkandarirumus:

8

Edi Riadi, MetodeStatistikaParametrikdanNonparametrik, (Tangerang, PT. PustakaMandiri: 2014), hal. 94-96

9


(51)

Tabel bantu perhitungan distribusi frekuensi No Interval

(BBK,BAK)

Tepi kelas

f Titik tengah (x)

xi2 f . x f . xi2

1. 2.

7) Menentukan rata-rata (mean) dengan cara:

̅ ∑

8) Menentukan simpangan baku (s) dengan cara:

√ ∑

9) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: a) Mencari nilai Z-score dengan bantuan rumus:

̅

b) Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal 0-Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.


(52)

10)Membuat tabel bantu chi-kuadrat dalam bentuk: No Batas

kelas

Z- score

F (z) Selisih luas fe f0

Chi-kuadrat (X2) 1.

2.

Di mana rumus chi-square adalah:

Setelah melakukan serangkaian tahapan di atas, langkah selanjutnya adalah menentukan harga X table dengan taraf signifikan 0,05, pada derajat kebebasan (dk) = k-1. Setelah itu, menentukan kriteria pengujian, yaitu: tolak H0 jika X0> Xtabel atau terima H0 jika X0< Xtabel.

Langkah akhir dari uji normalitas adalah penarikan kesimpulan. Adapun hasil perhitungan uji normalitas data pada penelitian ini adalah sebagai berikut10

b. Uji Homogenitas

Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai homogenitas diperoleh dengan melakukan uji fisher. Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah uji fisher, dengan rumus:

10

Edi Riadi, MetodeStatistikaParametrikdanNonparametrik, (Tangerang, PT. PustakaMandiri: 2014), hal. 45-95


(53)

Dengan :

∑ ̅

Kriteria pengujian:

1) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari

populasi yang homogen.

2) Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan

berasal dari populasi yang tidak homogen.

Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji fisher adalah: a) Menentukan hipotesis dalam bentuk:

H0 : µ1 =µ2

H1 :µ1 ≠ µ2

b) Membagi data menjadi dua kelompok

c) Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok d) Menentukan F hitung dengan rumus:

e) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk:

Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari

populasi yang homogen.

Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan

berasal dari populasi yang tidak homogen.

f) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil), dengan rumus:


(54)

dk1 = n-1

dk2 = n-1

g) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil Fhitung

dan Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.11

I. Hipotesis Statistik

Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya melakukan uji hipotesis. Hipotesis adalah jawaban atau dugaan ilmiah sementara terhadap suatu fenomena yang perlu dibuktikan atau di ujikan kebenarannya secara empirik.12 Peneliti melakukan hipotesis dengan menggunakan uji-t. rumus yang digunakan untuk melakukan uji-t adalah:

̅ ̅ √

Dimana:

̅ : rata-rata skor kelompok eksperimen

̅ : rata-rata skor kelompok kontrol : varians kelompok eksperimen : varians kelompok kontrol

: jumlah anggota sempel kelompok eksperimen : jumlah anggota sampel kelompok kontrol13

11

Ibid, hal. 104-105

12

Ibid, hal. 73

13


(55)

1. Uji kesamaan dua rata-rata hasil pretest, dalam bentuk:

H0: X=Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

rata-rata skor pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen, atau H0: X≠Y

yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelas control dengan kelas eksperimen.

2. Uji kesamaan dua rata-rata posttest

H0: X=Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

rata-rata skor posttest kelas control dengan kelompok eksperimen. Atau H0

: X≠Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelas eksperimen dengan kelas control.

Setelah selesai melakukan uji kesamaan dan rata-rata pretest dan postest, langkah selanjutnya adalah:

a) Menghitung nilai thitung dengan menggunakan rumus uji-t

b) Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus: dk = (n1+n2-2)

c) Menentukan nilai ttabel dengan α = 0.05

d) Mengajukan hipotesis dalam bentuk

Jika thitung≤ ttabel maka H0diterima dan Ha ditolak

Jika thitung≥ ttabel maka H0ditolak dan Ha diterima

Yaitu dengan:

H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan penggunaan Strategi Active

Learning tipe Poster Session terhadap hasil belajar SKI siswa

Ha : terdapat perbedaan yang signifikan penggunaan Strategi Active Learning tipe


(1)

10 Isjoni, Scatnya Pendidikan Kita Bangkit, (Yogyakarta:

Pustaka Polajar, 2007), hal. 103

-l

4

-a

+

_$

J

,h

p

-[

t

+

4J

-t

-fi

+

1l

Iif

Khoiru Ahmadi dk'k, Strategi Pembelqjaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi Pustaka,

20ll),

hal.9

t2 Nana Sudjana dan

Arif

Daeng, Cara

Belajar

Sistps

Aktif

Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: CV Sinar Baru, 1988), cet. 1,

hal

32

13 Wina Sanjay4 Str at e gi P e mb e I aj ar on B eyo ri ent as

i

Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencan4 2008), hal. 135

t4

Iif

Khoiru Ahmadi dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 20l

l),

hal.11

15 Syafrudin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profe sional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002),hal.

ll7

16 Wina S anj ay a, Str at egi P emb e I aj ar an B er or i ent a s

i

Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), hal.137

t7

Mel Silberman, Active Learning

l0I

Strategi Pembelajaran

AHif

ffogyakartz: Pustaka Insan Madani,2009), cet. Ke-6, hal.2-3

18 T.M.A.

Ari

Samadhi, PEMBEI-AJARAN AKTIF (Iheaching Improvernent Workshop),

urips anta s o.file s.w ordpres s. com/... /actiye-le arning _5 2 pada tanegal 2l-september-29l4 iam27.57

wib

l9

Abuddin Nat4 Persfeiaif Islam Tentrtng Strategi P em b e laj

aran

(Jakarta: Kencana, 2009), hal. 225

20 Pat Hollingsworth dan Gina Lewis, Pembelajaran

Aktif

Meninglcatkan Keasyikan Kegiatan di Kelas, (Jakarta: PT Indeks,2008), hal.

viii

21 Mel Silberman, Active Leatning 101 Strategi PembelajaranAhif ,(Yogyakarta:Pustakalnsan Madani, 2A09), cet. Ke-6, hal. 180

22 http:l/dewi0 1 T5.blogspot.com/20 1

4/08/srrategi-poster-session-kolaborasi.html diakses pada tangsal 12-1

1-z,Al!.jry23:09

WIB

23 Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran

Ah{,

$ogyakarta: Pustaka lnsan Madani,2009), cet. Ke-6, hal. 180-181

24 Wina Sanjay4 Pembelajaran dalam Implementasi Kur i kulum B erb as i s kompe t e ns i, (Jakarta : prenada

Media Group,2008I cet. 3, hal. 90

25 http://www.hasiltesguru.com/20 I 2/04/pen gertian-hasi


(2)

jam 05:33WIB

26 Suharsimi Arikunto, Menej emen p engaj

eian

Se' ara

Manus i a'w i. (i akarta: PT Rineka

Cipta

1 990), hal.

2l

27 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran llatcarte Caung

Persada Press,2008), hal. 35

28 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Basar Bahssa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka,2007), ed. Ke-3, cet. Ke-4, hal.

l01l

29 hup : / / ogsisobimedia.b)osspot. com/201 0/ 0;4/ sq

arah-kebudayaan-i slam-bi dan g-ebook.htm I diakses pada

tanggal02-ll-2014

30 Samsul Munir Amin, Sejarah peradaban Islam, (Jakarta: Amzah,2A10), cet. Z,hal. Z

31 Departemen Pendidikan Nasional, Ka*us

Bar*

Bahasa Infunesia, (Jakarta: Balai pustaka, 2007), ed. Ke-3, cet. Ke-4, hal. 17 0

32

Ali

Mudlofir, Apliknsi P"ng"*bongon

K*ffi

Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali pers,

20ll),hal.54

-1-'

pengembangan-materi-sei arah.lrtml. diakses pada tanggal 11-11-2014

jam

l3:51

34

...

diakses pada 19-09-2014

BAB

III

J)

Sugiyono, Metode P ene litian Kuar$ itat if, Kual

itatd

dan R & D, (Bandung: ALFABETA, 2009), ea. g, hal.

8t

1

fr'

4)

t

)t

36 Sugiyono, Metode Penelitian tcuanitatitr

KualiratiJ

-dan R & D, (Bandung: ALFABETA,2009), cet. g;hal. 102-103

37 sugiyono, statis tika untuk

penelitiaf@@.

ALFABETA, 2011), cet.

l9,hal.2

38 SuharsimiArikunto, Dasar-das a,

E

oluiiFiidklil*i,

(Jakartg: BumiAksara, 2001), cet. 3, hal. 100

39 S u gi yono, S t at i s t i ko unt uk p e n e I t t t an, 1y andung

A{,FABETA'

20ll),

wt.

19, hal. 359-361 40 Edi Riadi, Metode Statistika

pariiet

ik don

Nonparametrik, (T angerang, pT. pustakaMandiri : 2014). hal.62

41 Edi Riadi, Metode Statistika

poroi"t

ikaon

Nonp arametr ik, (T angerang, pT. pustakaMandiri : 2014",.hal.94-96


(3)

ModulPembelajaranstat*ttknVendtdtlranoleh

Diwidian S. Pd., M. Si

l)

1

.L

Met o de S t at i s t i lrn P arame tr i kdanN o np ar ame tr i k,

(Tangerang, PT. PustakaMan dki: 2Ol +), hal. 45 _9 5,

104-105,73

Sugiyono, S t at i st ikaUnt

"t*

e "e t i t i

"a@

anaun gl


(4)

KEMENTERIAN AGAMA UIN

JAKARTA

FITK

Jl- lr. H. Juanda No 95 Ciputat tS4lA lnbreda

FORM (FR)

No. Dokumen

:

F|TK-FR:GB_208

1 Maret 2010

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor:

Un.01/F.

liKM.

0t.31..

...12014

Lamp

: OutlineiProposal

Hal

:

Bimbingan

Skripsi

kepada Yth.

A.

Irfan

Mutid

M.A

Pembimbing Skripsi

Fakultas

Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan

UIN

Syarif Hidayatul lah Jakarta

Assal amu' ala ikum

wr.

Wb.

Dengan

ini

diharapkan kesediaan Saudara

untuk

(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Dr.

H

/Nn

Tembusan:

l.

Dekan FITK

2. Pembantu Dekan Bidang Akadernik

3. Mahasiswa yang bersangkutan

Judul

tersebut

telah disetujui

oleh

jurusan

yang bersangkutan pada

tanggal

13 mei 2013, abstraksi/outline

terlampir.

Saudara aapat

melakikan

p..uu,urru"i'J^tri"""i

pada

judul

tersebut.

Apabila

perubahan

iubstansial dianggap

perlu,

mohon

pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

B_irnbingan

skripsi

ini

diharapkan selesai

dalam waktu

6

(enam)

bulan, dan

dapat diperpanjang selama

5

bulan berikkutny

a

tantasurat perparyang.

Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wa,s.y al amu' ala i kum w

r.

Wb.

Nama

Nim

Jurusan Semester Judul Skripsi

menjadi pembimbing

I/II

:

Siti

Lupiah :1110011000068

: Pendidikan Agama Islam : Sembilan

: Penerapan

Strategi Active

I earning'I'ipe poster

sessionDalam

Meningkatkan

Hasil Belajar SKI

Siswa

a.n. Dekan

Kajur

ikan Agarna Islarn

Jakarta, 12 Desember 2014

ofl,

Ag


(5)

KEMENTERIAN AGAMA UIN

JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juada No Ci4nat 1U12lndoresia

FORM (FR)

No. Dokumen

:

FITK:FR-LAB-208 Tgl.

Terbit :

1 Maret 2010

No.

Revisi: :

01

Hal 111

SURAT PERMOHONAN

IZIN

PENELITIAN

Nomor:

Un.01/F.

l/K.M.

01.

3/...

..12014

Jakarta, 12 Desember

2Al4

Lamp

: OutlineiProposal

Hal

:

Permohonan

Izin

Penelitian

kepada Yth. Kepala Sekolah

MTs

At-Taqwa

Di

Tempat

Assalomu' alcikum

wr.

W.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Narna

Nim

Jumsan Semester

: Siti Lupiah :1110011000068

: Pendidikan Agama Islam :Sernbilan

Judul

Skripsi

: Penerapan

Strategi

Active

LearningTipe

Poster Session

Dalam

Meningkatkan

Hasil

Belajar

SI(I

Siswa

Adalah benar mahasiswa/i Fakultas

Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan

UIN

Jakarta yang

sedang

menyusun

skripsi,

dan akan

mengadakan

penelitian

(riset) diinstansi/sekoiah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk itu

kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dirnaksud.

Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

LVas salamu' alaikum

wr.

Wb.

a.n. Dekan

Kajur

Pendidikan Agama Islam

DrH

Tembusan: 1. Dekan FITK

2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan


(6)

YAYASAN PERGURUAN

ISLAIVI ATTAQWA

MAI)ffi.ASAH{

TSANAWIYAH

AT'trA

ffi

WA

J]. KH.

Mu'min

RT. 0s/09 Kel. tselendung, Kec. Benda - Kota Tangerang Tangerang 15123 Tetp. (021) 55794063

NSM : 121236710029 NPSN :20606367

SURAT

KETERANGAN

No

: MTs.28IS/05/033/PP.005/33 3

l20l

4

B

ismiilahirrohmanirrohim.

Yang

bertanda tangan

di

hawah

ini

Kepala lv[adrasah Tsanawiyah

Attaqwa

Kelurahan Belendung Kec. Benda Kota Tatgcrang. dengan

ini

menerangkan bahwa :

Narna Tg1.

Lahir

NIM

Program Studi Jenjang

Perguruan

Tinggi

SITI I,UPIAH

Tangerang, 06 September 1992

1

i

1001 1000068

Pendidikan Agama islam (PAD Strata Satu

(Sl)

UIN

Jakarta

Telah

melaksanakan Riset tentang :

"Penerapan

Active

Learning Tipe Poster Session dalam Meningkatkan

Hasil

Betajara

SKI

Siswa"

Riset

/

Penilitian tersebnt bertempat

di

Madrasah yang kami

pimpin

yang beralamat

di

Jl.

KH.

Mu'min Rt.

05/09

Keiurahan Belendung Kecamatan Benda

Kota

Tangerang, pada tanggal 15 Agustus 2014 s.d 30 September2014.

Demikian

surat

ini

kami

buat

dengan sebenarnya untuk-

diketahui dan

dipergunakan sebagaimana mestinya, dan yang berkepentingan harap maklum.

Billahittaufiq.

T'angerang, 14 Oictober 2014


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendekatan Active Learning Metode Poster Comment Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa di SDN Sunter Agung 11 Pagi Jakarta Utara

6 11 195

PENERAPAN STRATEGI POSTER SESSION MELALUI PENDEKATAN Penerapan Strategi Poster Session Melalui Pendekatan Numered Head Together Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika.

0 1 18

PENERAPAN STRATEGI POSTER SESSION MELALUI PENDEKATAN Penerapan Strategi Poster Session Melalui Pendekatan Numered Head Together Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika.

0 1 12

PENERAPAN STRATEGI POSTER SESSION SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN Penerapan Strategi Poster Session Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pacing Tahun 2011 / 2012.

0 0 16

PENERAPAN STRATEGI POSTER SESSION SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN Penerapan Strategi Poster Session Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pacing Tahun 2011 / 2012.

0 0 18

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN POSTER SESSION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI SISWA Penerapan Strategi Pembelajaran Poster Session Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Komunikasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika (PTK Pembelajara

1 1 15

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN POSTER SESSION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI SISWA Penerapan Strategi Pembelajaran Poster Session Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Komunikasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika (PTK Pembelajara

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN POSTER SESSION PADA SISWA Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Poster Session Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Margorejo I Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 15

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE ... 1 PB

0 1 15

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA ... 1 SM

0 4 6