Penelitian Terdahulu Kerangka Konseptual

2.3 Subyek dan Obyek Franchise

Dalam sebuah perikatan atau perjanjian tentu terdapat adanya subyek dan obyek dari perikatan tersebut. Pada pembahasan ini, penulis akan mencoba untuk menguraikan subyek dan obyek hukum dari franchise, sehingga terbentuknya sebuah perikatan franchise. Subyek hukum franchise dalam sebuah perikatan franchise, terdiri dari 2 dua yaitu sebagai berikut : Subyek franchise 1. Franchisor Franchisor adalah orang atau badan usaha yang memberikan lisensi, baik berupa paten, penggunaan merek perdagangan merek jasa, ciri khas maupun hal-hal pendukung lainnya kepada franchise. 2. Franchise Franchise adalah orang atau badan usaha yang menerima lisensi dari franchisor untuk dapat menggunakan merek perdagangan merek jasa maupun ciri khas dari franchisor, namun harus tetap tunduk kepada peraturan dan tata cara dari franchisor. Selain 2 dua subyek hukum franchise yang telah dikemukakan tadi, ternyata masih terdapat dua pihak lainnya yang dapat dikaitkan sebagai subyek hukum franchise dalam perjanjian franchise yang juga terkena dampak dari perjanjian ini, yakni : a. Franchise lain dalam sebuah sistem franchise franchising system yang sama. b. Konsumen atau klien dari franchise maupun masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa pada umumnya.

2.4 Penelitian Terdahulu

Universitas Sumatera Utara Sarosa 2006 melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Faktor Dukungan dari Franchisor, Alasan Ekonomis, Pemasaran, dan Pribadi pada Keputusan memilih Format dan Merek Franchise” bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan memilih format dan merek franchise dan faktor mana yang paling dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pemasaran tidak berpengaruh terhadap keputusan memilih format dan merek franchise, sedangkan faktor dukungan dari franchisor, alasan ekonomis, dan pribadi berpengaruh terhadap keputusan memilih format dan merek franchise.

2.3 Kerangka Konseptual

Franchisor adalah orang atau badan usaha yang memberikan lisensi, baik berupa paten, penggunaan merek perdagangan merek jasa, ciri khas maupun hal-hal pendukung lainnya kepada franchise. Pemberi waralaba atau franchisor akan secara terus menerus memberikan berbagai jenis pelayanan yang berbeda-beda menurut tipe format bisnis yang diwaralabakan. Secara umum dapat dikatakan bahwa proses bantuan dan bimbingan yang diberikan secara terus-menerus tersebut meliputi antara lain: a. Kunjungan berkala dari dan akses ke staf pendukung lapangan pemberi waralaba guna membantu memperbaiki atau mencegah penyimpangan- penyimpangan terhadap pelaksanaan cetak biru yang dapat menyebabkan kesulitan dagang bagi penerima waralaba. b. Menghubungkan antara pemberi waralaba dan seluruh penerima waralaba secara bersama-sama untuk saling bertukar pikiran dan pengalaman. Universitas Sumatera Utara c. Inovasi produk atau konsep, termasuk penelitian mengenai kemungkinan- kemungkinan pasar serta kesesuaiannya dengan bisnis yang ada. d. Pelatihan dan fasilitas-fasilitas pelatihan kembali untuk penerima waralaba dan mereka yang menjadi stafnya. e. Riset pasar f. Iklan dan promosi pada tingkat local dan nasional . Menurut Mendelson 1991:248 peranan franchisor adalah sebagai berikut: a Franchisor harus dapat memberikan dukungan penuh untuk mengadakan pelatihan untuk membantu franchise dalam meningkatkan kemampuan mereka mengenai franchise. b Franchisor akan menyajikan pengarahan yang bermanfaat terhadap kegiatan usahabisnis franchise untuk tujuan mempertahankan intergrasi system franchise secara keseluruhan bagi semua pihak yang berkepentingan. c Franchisor akan memberikan perhatian khusus untuk setiap pelanggaran yang dilakukan oleh franchise. d Franchisor harus dapat melakukan komunikasi dengan baik sesuai dengan mekanisme terhadap franchise untuk melakukan perubahan- perubahan dan perbaikan-perbaikan serta saling pengertian dalam mewujudkan kepentingan bersama. e Franchisor harus dapat memilih dan menerima-menerima calon-calon franchise yang harus memiliki reputasi yang baik, berkependidikan Universitas Sumatera Utara cukup dan memiliki sumber keuangan yang memadai untuk menjalankan system franchise yang ditawarkan. Menurut Mendelson 1991:4 peranan franchisor adalah: 1 Melenyapkan, sejauh mungkin resiko yang biasanya melekat pada bisnis yang baru dibuka. 2 Memungkinkan seseorang, yang belum pernah memiliki atau mengelola bisnis, mampu membuka bisnis dengan usahanya sendiri, tidak hanya dengan format yang telah ada sebelumnya 3 tetapi juga dengan dukungan sebuah organisasi milik franchisor. 4 Menunjukkan dengan jelas dan rinci bagaimana bisnis harus dapat dijalankan. Menurut Rachmadi 2007 : 49 bahwa peranan franchisor, yakni : a. Reciltals Pembukaan perjanjian franchise pada intinya berisi tentang adanya kesepakatan hubungan kontraktual. Mencakup informasi latar belakang pengembangan dan hak kepemilikan dari franchise yang akan dilisensikan kepada franchise. Kewajiban franchise untuk mengoperasikan format bisnis secara ketat sesuai dengan manual operasi dan standar pengendalian kualitas yang diberikan oleh franchisor. b. Status Hukum franchise Universitas Sumatera Utara Menekankan pada hubungan legal antara franchisor dan franchise serta mengonfirmasi bahwa semua pihak tidak bertindak. c. Hak yamh diberikan Franchisor memberikan hak kepada franchise untuk menggunakan kekayaan intelektual. d. Cakupan Wilayah Cakupan wilayah geografis yang dibrikan kepada franchise harus dapat dikemukakan diawal. e. Pemilihan Lokasi Usaha Franchise bebas memilih lokasi dan kemudian dimintakan persetujuan kepada franchisor. f. Pasokan Produk Pada franchise tertentu franchisor memproduksi beberapa item produk atau bahan dan mengharuskan franchise untuk membelinya Menurut Hirayanti dalam penelitian 2009 nya bahwa peranan franchisor adalah: 1 Promotion adalah suatu usaha dari pemasaran dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi produk dan barang atau jasa. Universitas Sumatera Utara 2 Support service merupakan dukungan ataupun bantuan pelayanan yang diberikan franchisor seperti bimbingan ataupun konsultasi masalah-masalah operasional dan keuangan. 3 Training merupakan kegiatan peningkatan kemampuan staf dan karyawan untuk mengelola usaha dan pengambilan keputusan. 4 Control System merupakan sebagai alat kontrol dalam menjalankan proses sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan 5 Communication merupakan hubungan yang terjalin antara franchisor dan franchise Menurut Waridah dalam Lindrayanti 2003:15 “keberhasilan usaha yaitu adanya peningkatan kegiatan usaha yang dicapai oleh para pengusaha industri kecil, baik dari segi peningkatan laba yang dihasilkan dicapai oleh pengusaha dalam kurun waktu tertentu”. Universitas Sumatera Utara Sumber : Hirayanti 2009 dan Lindrayanti 2003:15 Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang mempelajari masalah dalam masyarakat, tata cara Suksesnya Bisnis Franchise Peranan Frinchisor : - Promotion - Support service - Training - Control system - Communication Universitas Sumatera Utara