Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian Merkuri Hg Air Raksa

mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap penggunaan cream pemutih wajah di Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes RI Medan.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya hidup terhadap penggunaan cream pemutih wajah oleh mahasiswi di Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes RI Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis pengaruh gaya hidup terhadap penggunaan cream pemutih wajah oleh mahasiswi di Jurusan Analis Kesehatan Poltekes Kemenkes RI Medan.

1.4. Hipotesis

Ada pengaruh gaya hidup terhadap penggunaan cream pemutih wajah oleh mahasiswi di Jurusan Analis Kesehatan Poltekes Kemenkes RI Medan.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan kepada Dinas Kesehatan dan Balai POM untuk melakukan pengecekan dan pengawasan penggunaan produk kosmetik yang berbahaya. 2. Sebagai masukan bagi Poltekes Kemenkes RI Medan khususnya Jurusan Analis Kesehatan dan masyarakat pada umumnya tentang pentingnya pencegahan dari penggunaan kosmetik pemutih. Universitas Sumatera Utara 3. Sebagai pengembangan keilmuan dalam bidang kesehatan masyarakat yang bekaitan dengan penggunaan cream pemutih wajah. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Gaya Hidup

Giddens dalam Chaney 2003, ingin menunjukkan gaya hidup ini tidak lagi masuk pada wilayah kelompok tertentu saja, tetapi hampir semua bagian kehidupan. Paham ideologis gaya hidup telah menggantikan nilai-nilai kultural, yang tadinya hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, menjadi gaya, menjadi bagian keseharian yang menjadi tanda, bahwa pecinta gaya ini ada serta menandai identitas kelompok pecinta gaya yang muncul sebagai akibat dukungan media. Dalam pandangan Giddens yang menyatakan gaya hidup telah dikorupsi oleh konsumerisme, menunjukkan kebutuhan tentang gaya ini menjadi tidak wajar dan dibuat-buat. Pada opsi ini, konsumerisme termaknai sebagai gaya hidup yang boros dan bergaya hidup pada peningkatan pembelian barang-barang yang secara teori bukan hanya untuk kebutuhan pokok melainkan karena kesenangan saja. Alasan membeli barang sebagai kesenangan karena paham atau gaya hidup yang menganggap barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana seseorang membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yang sangat berperan dalam memengaruhi perilaku konsumsinya. Universitas Sumatera Utara Menurut Sutisna 2002, gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka aktivitas, apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya ketertarikan, dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya pendapat. Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktifitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan ”keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup dapat dipahami sebagai sebuah karakteristik seseorang secara kasat mata, yang menandai sistem nilai, serta sikap terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Lebih lanjut dikatakan gaya hidup merupakan kombinasi dan totalitas cara, tata, kebiasaan, pilihan, serta objek-objek yang mendukungnya, dalam pelaksanaanya dilandasi oleh sistem nilai atau sistem kepercayaan tertentu Sachari, A, Dikemukakan pula oleh Chaney 2003 gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang yang lainnya. Lebih lanjut Chaney menjelaskan bahwa gaya hidup merupakan seperangkat praktik dan sikap yang masuk akal dalam kontek tertentu. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Kotler, 2001, gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa. Maka gaya hidup dalam hal ini dapat dikategorikan dalam pengetahuan, sikap dan tindakan. 2007. Universitas Sumatera Utara Nilai dan Gaya hidup dalam perilaku konsumen sangat berkaitan erat dalam kaidah-kaidah menganalisa Perilaku Konsumen serta relevansinya dengan strategi market dalam membentuk sebuah konsumen yang kuat dengan produsennya. Produsen tentu memiliki standar prosedur dalam menguasai pasar, tentunya apabila ingin memperoleh dan mendapatkan hati di para konsumen, hal-hal yang berkaitan dengan ini yaitu melakukan riset pemasaran, agar memperoleh hasil yang maksimal dalam proses penjualan. Menurut Channey 2003 gaya hidup telah menjadi ciri sebuah dunia modern. Artinya, siapapun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Tentang konsep gaya hidup, Channey memberikan suatu definisi sebagai: “Gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain. Gaya hidup merupakan bagian dari kehidupan sosial sehari-hari dunia modern. Gaya hidup adalah seperangkat praktik dan sikap yang masuk akal dalam konteks waktu”. Kepribadian dan gaya hidup adalah naluri alamiah yang merupakan atribut atau sifat-sifat yang berada pada sifat manusia, bagaimana cara manusia berfikir, faktor lingkungan sebagai sebuah objek pengaruh dalam menentukan pola berfikir manusia, dan juga faktor pendapatan yang membentuk manusia pada pola-pola konsumenrisme. Menurut Kasali 2005 gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu luangnya, ia lebih jauh menambahkan Universitas Sumatera Utara bahwa gaya hidup memengaruhi perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Cara berfikir manusia adalah sebuah ideologi atau gagasan yang bersifat idealistis yang dimiliki setiap manusia secara alamiah untuk menentukan suatu pola terarah dan memiliki sikap dalam menentukan banyak hal, inilah yang menjadi indikator bagi para pemasar, bagaimana mereka menganalisa sebuah pemikiran masyarakat agar mau membeli produk mereka. Faktor-faktor lingkungan adalah suatu pola eksternal dalam memengaruhi pola berfikir manusia dalam bersikap, yang akhirnya menjadi gaya hidup dan perilaku seseorang dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Pendapatan adalah sebuah hal pokok, yang akhirnya membentuk sebuah perilaku konsumen dalam bersikap dan juga memenuhi kebutuhan hidupnya, seorang yang memiliki pendapatan besar tentu memiliki gaya hidup yang berbeda dalam menjalani sebuah kehidupannya sehingga munculah sebuah perilaku konsumerisme, yaitu pola hidup yang berlebih-lebihan dalam mengambil keputusan untuk sebuah pola yang lebih dari apa yang dibutuhkan. Dalam batasan kepribadian yang dikemukakan di atas ada 4 hal yang perlu diuraikan Kasali 2005 yakni : 1. Dinamis, berarti kepribadian selalu berubah. Perubahan ini digerakkan oleh tenaga-tenaga dari dalam diri individu yang bersangkutan, akan tetapi perubahan tersebut tetap berada dalam batas-batas bentuk polanya. 2. Organisasi sistem, ini mengandung pengertian bahwa kepribadian itu merupakan suatu keseluruhan yang bulat. Universitas Sumatera Utara 3. Psikofisis, ini berarti tidak hanya bersifat fisik dan juga tidak hanya bersifat psikis tetapi merupakan gabungan dari kedua sifat tersebut. 4. Unik, berarti kepribadian antara individu yang satu dengan yang lain tidak ada yang sama. Kepribadian memiliki banyak segi dan salah satunya adalah self atau diri pribadi atau citra pribadi Kasali, 2005. Mungkin saja konsep diri aktual individu tersebut bagaimana dia memandang dirinya berbeda dengan konsep diri idealnya bagaimana ia ingin memandang dirinya dan konsep diri orang lain bagaimana dia mengganggap orang lain memandang dirinya. Keputusan membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Dimensi kepribadian Menurut Kasali, 2005 : 1. Ekstraversi Suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang senang bergaul dan banyak bicara dan tegas. 2. Sifat menyenangkan Suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang baik hati, kooperatif dan mempercayai. 3. Sifat mendengarkan kata hati Suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan berorientasi prestasi Universitas Sumatera Utara 4. Kemantapan emosional Suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang tenang, bergairah, terjamin positif, lawan tegang, gelisah, murung dan tak kokoh negatif. 5. Keterbukaan terhadap pengalaman Suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang imajinatif, secara artistik peka dan intelektual. Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian terdiri dari antara lain trait dan tipe type. Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan unitdimensi dasar dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda. Sedangkan tipe adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar daripada trait Kasali, 2005. Trait merupakan disposisi untuk berperilaku dalam cara tertentu, seperti yang tercermin dalam perilaku seseorang pada berbagai situasi. Teori trait merupakan teori kepribadian yang didasari oleh beberapa asumsi, yaitu: 1. Trait merupakan pola konsisten dari pikiran, perasaan, atau tindakan yang membedakan seseorang dari yang lain, sehingga: a. Trait relatif stabil dari waktu ke waktu b. Trait konsisten dari situasi ke situasi 2. Trait merupakan kecenderungan dasar yang menetap selama kehidupan, namun karakteristik tingkah laku dapat berubah karena: Universitas Sumatera Utara a. Ada proses adaptif b. Adanya perbedaan kekuatan, dan kombinasi dari trait yang ada. Gaya hidup didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu aktivitas, apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya ketertarikan, dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya pendapat. Gaya hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan aktivitas yang dinamis, dan ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan sosial-keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang

2.1.1 Gaya Hidup Konsumen

Engel dkk, 1992. Para peneliti pasar yang menganut pendekatan gaya hidup cenderung mengklasifikasikan konsumen berdasarkan variabel-variabel AIO, yaitu aktivitas, interes minat, dan opini pandangan-pandangan. Plumer J dalam Kasali, 2005 mengatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas manusia dalam hal: 1 Bagaimana mereka menghabiskan waktunya, 2 Minat mereka, apa yang dianggap penting di sekitarnya, Universitas Sumatera Utara 3 Pandangan-pandangan baik terhadap diri sendiri, maupun terhadap orang Kasali, 2005. Tabel 2.1. Dimensi Gaya Hidup Aktifitas Minat-minat terhadap Pandangan- Pandangan Demografi Pekerjaan Keluarga Terhadap diri sendiri Usia Hobi Rumah Isu-isu Sosial Pendidikan Kegiatan-kegiatan sosial Pekerjaan Politik Penghasilan Liburan Komunitas Bisnis Pekerjaan Hiburan Rekreasi Ekonomi Tempat Tinggal Keanggotaan Klub Fashion Pendidikan Geografi Komunitas Makanan Produk-produk Besarnya Kota Belanja Media Masa Depan Tahap dalam family life cycle Olah raga Prestasi Kebudayaan Sumber asal : Joseph Plummer 1974, seperti dikutip dari Rhenald Kasali, 2005 Manfaat jika memahami gaya hidup konsumen : 1. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran. 2. Pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, kepribadian dan gaya hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dimana dalam gaya hidup seseorang terdapat kepribadian yang bermacam-macam bentuknya yang tanpa kita sadari, dua hal tersebut memang saling berkaitan. Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Analisis Psikografis Gaya Hidup

Analisis Psikografis phsicographic analysis adalah jenis riset konsumen yang menggambarkan segmen konsumen dalam hal bagaimana gaya hidup mereka, nilai-nilai kehidupan yang dianut, dan kepribadiannya Kasali, 2005. Lowe Indonesia bekerja sama lembaga riset Prompt pada akhir tahun 2004, melakukan survei studi tentang prilaku konsumen di Indonesia Face of Indonesia terhadap masyarakat Indonesia yang bersekala nasional mewakili masyarakat perkotaan dan pedasaan, yang menghasilkan delapan segmen psikografis konsumen di Indonesia Poeradisastra, 2005, diantaranya : 1. Establish Confident Bapak Baik-baik. Mereka ramah dan menyukai keharmonisan di lingkungan sekitarnya. Merasa senang jika dapat menolong orang lain. Konservatif dan normatif, bagi mereka sangat penting untuk dihargai dan dianggap bertanggungjawab oleh lingkungannya. Umumnya sangat percaya diri dan merasa berada pada jalur yang benar sesuai dengan yang mereka inginkan. Kelompok ini tidak menyukai TV dan iklan. 2. The Optimistic Family Person Ibu PKK. Menjalani hidup dengan bersahaja, realistis, kekeluargaan, dan normatif. Wanita seperti ini menyukai memasak sebagai hobi tidak hanya sebagai kewajiban. Hidup hanya untuk keluarga dan orang di sekelilingnya. Di waktu senggang kelompok ini melakukan tidur siang, mengunjungi keluarga, berekreasi bersama keluarga, window shopping dan menyukai iklan. Universitas Sumatera Utara 3. The Change-Expectanding Lad Demi Teman. Hidupnya berorientasi pada teman-temannya. Bagi mereka “All is one and one is all”. Menurut mereka, teman adalah segala-galanya. Segmen ini tidak terlalu optimis akan masa depan mereka namun mengharapkan perubahan. Mereka cukup toleran terhadap seks. Golongan ini suka menonton tv, mendengarkan musik dan mengamati iklan. 4. The Cheerful Humanist Si Lembut Hati. Kelompok ini cenderung tidak suka menjadi pusat perhatian walaupun diterima lingkungannya. Menyukai lingkungan yang damai dan penuh harmoni. Mereka sangat penuh perhatian dan berempati pada lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Mereka merasa dihargai jika lingkungannya menerima apa yang mereka lakukan. Kelompok ini tidak suka menonton TV dan memperhatikan iklan. 5. The Introvert Wallflower Si Pasrah. Mereka adalah tipe orang yang tidak menginginkan banyak hal dalam hidupnya atau bisa dibilang bukan tipe pemimpin. Mereka umumnya introvert, memiliki sedikit teman, tapi sangat loyal. Mereka tipe orang yang bijaksana, rendah hati dan pekerja keras. Golongan ini tidak terlalu optimis akan masa depan mereka. Memasak dan berkebun menjadi hobi mereka, selain gemar menonton tv, mendengarkan musik dan religius. 6. The Savvy Conqueror City Slickers Main untuk Menang. Tujuan hidupnya adalah kejayaan dan kemakmuran. Mereka menyenangi kompetisi dan senang dikagumi orang lain. Mereka cenderung dominan dalam pergaulan. Kelompok ini adalah orang-orang yang senang bertindak the man of action, menyenangi Universitas Sumatera Utara tindakan spontan dan menantang. Mereka suka fashion, menikmati cuisine, menyukai iklan dan politik serta pandai berfilosofi. Mereka menyukai travelling, penikmat makanan di luar rumah. 7. The Networking Pleasure Seeker Gaul Glam. Kelompok yang sangat memuja materi dan ingin bisa tampil dalam Majalah Tatler. Mereka kerap tampil di berbagai acara informasi untuk menambah dan membina jaringannetworking. Bagi mereka, berteman adalah investasi. Kelompok ini menunggu terjadinya perubahan di Indonesia. Mereka mengikuti setiap perkembangan fashion, menyukai iklan, dan mengamati bidang-bidang lain seperti lingkungan, sejarah dan ilmu-ilmu sosial. 8. The Spontaneous Fun Loving Bintang Panggung. Golongan individu yang suka diperhatikan seperti halnya seorang bintang. Mereka suka bergaul, suka pamer dan menyenangi aktivitas di luar rumah seperti pesta dan kumpul-kumpul. Mereka menyukai hal-hal baru yang sedang menjadi trend seperti fashion, gadget dan hal-hal baru lain. Kelompok ini sangat menikmati hidup. 2.2. Konsep Perilaku 2.2.1. Definisi Perilaku Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas Notoatmodjo, 2007. Universitas Sumatera Utara Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedang dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berperilaku dalam segala aktivitas, banyak hal yang mengharuskan berperilaku. Karakteristik perilaku ada yang terbuka dan ada yang tertutup. Perilaku terbuka adalah perilaku yang dapat diketahui oleh orang lain tanpa menggunakan alat bantu. Perilaku tertutup adalah perilaku yang hanya dapat dimengerti dengan menggunakan alat-alat atau metode tertentu misalnya berpikir, sedih, berkhayal, bermimpi, takut Purwanto, 2009. Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk perilaku. Misalnya Bloom yang membedakan antara perilaku kognitif yang menyangkut kesadaran atau pengetahuan, afektif emosi dan psikomotor tindakangerakan. Ki Hajar Dewantoro menyebutkannya sebagai cipta peri akal, rasa peri rasa dan karsa peri tindak. Ahli-ahli lain umumnya menggunakan istilah pengetahuan, sikap dan tindakan, yang acapkali disingkat dengan KAP knowledge, attitude, practice Sarwono, 2004.

2.2.2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya Notoatmodjo, 2007. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui Universitas Sumatera Utara mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior Notoatmodjo, 2007. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan Purwanto, 2009. Penelitian Rogers 1974 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan, yakni: a. Awareness kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek. b. Interest merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul. c. Evaluation menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. d. Trial, subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. 2. Tingkat pendidikan Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah. 3. Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun, baik keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. 4. Fasilitas Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain. 5. Penghasilan Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik. 6. Sosial budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.2.3. Sikap

Menentukan sesuatu pendapat dalam diri kita apakah itu menolak dan menerima yang merupakan suatu respon yang wajar Sarwono, 2004. Sikap adalah Universitas Sumatera Utara kecenderungan untuk berespon secara positif atau negatif terhadap objek Sikap mencerminkan kesenangan atau ketidaksenangan seseorang terhadap sesuatu. Sikap berasal dari pengalaman, atau dari orang yang dekat dengan kita. Sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain Notoatmodjo, 2007. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek Notoatmojo, 2007. Menurut pendapat di atas maka sikap seseorang dapat juga berbentuk pikiran pendapat ataupun reaksi yang belum dapat terlihat dengan jelas apakah itu positif ataupun negatif atau juga sikap menerima ataupun tidak. Sikap yang tercemin merupakan bagian dari prilaku seseorang karena akibat dari respon atau adaptasi adalah tindak lanjut dari penerimaan dari diri sesorang dapat. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan suatau perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek Notoatmojo, 2007. Menurut Notoatmodjo, 2007 sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu: a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek. Artinya, bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian orang tersebut terhadap objek. c. Kecenderungan untuk bertindak tend to behave artinya sikap adalah komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka Universitas Sumatera Utara Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu: a. Menerima receiving b. Merespon responding c. Menghargai valuing d. Bertanggung jawab responsible Notoatmodjo, 2007

2.2.4. Tindakan

Untuk melaksanakan suatu perbuatan atau pengaruh tindak lanjut dari suatu sikap belum tentu dapat terwujud dalam suatu tindakan. Maka untuk mewujudkan suatu sikap menjadi suatu perbuatan nyata dibutuhkan faktor-faktor pendukung atau suatu keadaan yang memungkinkan antara lain fasilitas. Selain faktor fasilitas, juga diperlukan faktor pendukung dari pihak lain. Menurut Notoatmodjo 2007, tingkatan-tingkatan tindakan adalah: a. Persepsi perception b. Respon terpimpin guided response c. Mekanisme mecanism d. Adopsi adoption

2.3. Teman

Memiliki teman merupakan suatu yang wajar ditengah-tengah kehidupan dan bermasyarakat, kadang teman dapat kita jadikan sebagai tempat tukar pikiran atau curhat istilah zaman sekarang, berteman saling membagi rasa suka dan duka, Universitas Sumatera Utara menolong serta berbagi pengalaman. Dorongan teman yang saling memengaruhi dalam komunitasnya dapat berdampak pada kebaikan maupun negatif, tak jarang pula sesama teman dapat juga berselisih paham, solidaritas teman menjadi ciri kehidupan remaja yang dapat membentuk kelompok-kelompok dan menentukan jati diri serta kelompoknya. Defenisi teman menurut beberapa ahli adalah : 1. Teman menjadi suatu sarana sekaligus tujuan dalam pencarian jati diri remaja. Pada dasarnya tidaklah mudah bagi remaja untuk mengikatkan diri mereka pada suatu kelompok karena setiap kelompok memiliki tuntutan yang harus dapat dipenuhi oleh setiap remaja yang bergabung Zebua dan Nurdjayadi, 2001. 2. Teman adalah salah satu faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap gaya hidup remaja perempuan. Hotland, 2002. Dalam penelitian ini teman yang dimaksud adalah para remaja putri mahasiswi poltekkes jurusan analis kesehatan Kemenkes RI Medan. Remaja adalah seseorang yang berada pada rentang usia 12-21 tahun dengan pembagian menjadi tiga masa, yaitu masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja tengah 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 18-21 tahun Monks, dkk, 2004. Teori lain juga mengatakan remaja merupakan usia peralihan dari usia anak-anak menuju usia dewasa Hurlock, 1997 Pada usia ini remaja mengalami perubahan baik secara fisik maupun psikis. Perubahan ini berlangsung begitu cepat dan sangat dipengaruhi tren dan mode. Pada usia ini, pilihan-pilihan konsumsi para remaja sangat dipengaruhi aktivitas-aktivitas yang ditekuninya, teman-temannya, dan Universitas Sumatera Utara penampilan generasi itu Kasali, 2005. Dalam kaitannya dengan gaya hidup menggunakan kosmetik dari komunitas mahasiwi dapat dijelaskan bahwa remaja berusaha berpenampilan menarik dengan bersolek, merawat tubuh, menggunakan pakaian dan perhiasan yang sesuai dengan nilai kelompoknya. Para remaja cenderung berpenampilan seperti yang dikehendaki kelompoknya Hurlock, 1997. 2.4. Media Media merupakan salah satu alat bauran promosi yang digunakan sebagai alat pengantar pesan untuk membentuk sikap konsumen, agar penyampaian pesan dapat diterima oleh konsumen dengan baik maka dibutuhkan media yang tepat. Berkembangnya media informasi di Indonesia menyebabkan banyaknya iklan yang membanjiri media, yang termasuk kelompok media di sini adalah media cetak surat kabar, majalah, tabloid, media elektronik radio, televisi, video, film. Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan. Media merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal, karena daya jangkauanya yang luas. Iklan yang disenangi konsumen terlihat menciptakan sikap merek yang positif dan keinginan untuk membeli yang lebih ketimbang iklan yang tidak mereka sukai Peter Olson, 1999. Salah satu strategi pemasaran dalam bisnis kecantikan untuk menawarkan berbagai produk dan program perawatan wajah dan tubuh Prabasmoro, 2004. Oleh sebab itu, salah satu cara penyampaian pesan yang efektif dan efisien adalah dengan menggunakan media. Universitas Sumatera Utara Masing-masing faktor memiliki mekanisme yang berbeda di dalam mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen, Belch dan Belch, 2001 yaitu : 1. Source credibility, menggambarkan persepsi konsumen terhadap keahlian, pengetahuan. dan pengalaman yang relevan yang dimiliki endorser mengenai merek produk yang diiklankan serta kepercayaan konsumen terhadap endorser untuk memberikan informasi yang tidak biasa dan objektif. Kredibilitas memiliki dua sifat penting, yaitu: a. Expertise, merupakan pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dimiliki endorser berkaitan dengan produk yang diiklankan. b. Trustworthiness, mengacu kepada kejujuran, integritas, dapat dipercayainya seorang sumber. 2. Source attractiveness, endorser dengan tampilan fisik yang baik danatau karakter non-fisik yang menarik dapat menunjang iklan dan dapat menimbulkan minat audiens untuk menyimak iklan. Daya tarik endorser mencakup: a. Similarity, merupakan persepsi khalayak berkenaan dengan kesamaan yang dimiliki dengan endorser, kemiripan ini dapat berupa karakteristik demografis, gaya hidup, kepribadian, masalah yang dihadapi sebagaimana yang ditampilkan pada iklan, dan sebagainya. b. Familiarity, adalah pengenalan terhadap nara sumber melalui exposure. Contohnya, penggunaan celebrity endorser dinilai berdasarkan tingkat keseringan tampil di publik, sedangkan penggunaan typical-person endorser Universitas Sumatera Utara dinilai berdasarkan keakraban dengan sosok yang ditampilkan karena sering dijumpai di kehidupan sehari-hari. c. Likability, adalah kesukaan audiens terhadap nara sumber karena penampilan fisik yang menarik, perilaku yang baik, atau karakter personal lainnya. 3. Source power, adalah karisma yang dipancarkan oleh narasumber sehingga dapat memengaruhi pemikiran, sikap, atau tingkah laku konsumen karena pernyataan atau pesan endorser tersebut. 2.5. Kosmetik 2.5.1. Sejarah Kosmetik Dalam sejarah kosmetik, ilmu kedokteran telah ikut mengambil peranan sejak zaman kuno., dari penyelidikan antropologi, aerkologi, dan etnologi di Mesir dan India dengan ditemukannya salep-salep aromatik, bahan-bahan pengawet mayat dan lain-lain yang dapat dianggap sebagai bentuk awal dari kosmetik. Seorang bapak ilmu kedokteran Hippocrates 460-370 S.M. dan kawan-kawan telah membuat resep-resep kosmetik dan menghubungkannya dengan ilmu kedokteran. Ilmu Kedokteran bertambah luas dan kosmetologi terus berkembang, maka diadakan pemisahan kosmetologi dari Ilmu Kedokteran Henri de Nodevili 1260 - 1325, dikenal dua bentuk kosmetik : 1. Kosmetik untuk merias decoratio 2. Kosmetik untuk pengobatan kelainan patologi kulit. Universitas Sumatera Utara http:bugardansehat.wordpress.com20110308sejarah-singkat-kosmetik. Pada tahun 1700-1900 kosmetik dibagi menjadi : 1. Cosmetic decorative yang lebih banyak melibatkan ahli kecantikan. 2. Cosmetic treatment yang berhubungan dengan ilmu kedokteran dan beberapa ilmu pengetahuan lainnya seperti dermatologi, farmakologi, kesehatan gigi dan lain-lain. Pada abad modern ini kosmetologi dan kosmetik telah melibatkan banyak profesi, seperti dokter ahli kulit, ahli farmasi, ahli kimia, ahli biokimia, ahli mikrobiologi, ahli fotobiologi, ahli imunologi, ahli kecantikan dan lain-lain.

2.5.2. Pengertian Kosmetik

Sejak berabad abad yang lalu, kosmetik telah digunakan dan dikenal masyarakat. Kosmetik berasal dari kata kosmein Yunani yang berarti ”berhias” Tranggono, R.I. dkk, 2007. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Ternyata sekarang kosmetik tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan dengan maksud meningkatkan kecantikan Wasitaatmadja, S.M., 1997. Definisi kosmetik menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445MenKesPermenkes1998 adalah sebagai berikut: “Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar, gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya Universitas Sumatera Utara tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit”. Penggolongan kosmetik antara lain menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, menurut sifat modern atau tradisionalnya, dan menurut kegunaannya bagi kulit.

2.5.3. Penggolongan Kosmetik Banyaknya kosmetik yang beredar dengan segala macam bentuk dan nama,

telah membingungkan baik para pemakai maupun pihak-pihak lain yang berperan serta didalamnya. Untuk itu para ahli berusaha mengelompokkan kosmetik sesederhana mungkin. Tetapi penggolongan yang dibuat masing-masing ahli ternyata tidak sepaham satu dengan lainnya, sehingga terdapat beberapa bentuk penggolongan sebagai berikut : a. Penggolongan menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I. berdasarkan kegunaan dan lokalisasi pemakaian pada tubuh, kosmetik digolongkan menjadi 13 golongan. 1. Preparat untuk bayi; minyak bayi, bedak bayi, dan lain-lain. 2. Preparat untuk mandi; minyak mandi, bath capsules, dan lain-lain. 3. Preparat untuk mata; maskara, eye shadow, dan lain-lain. 4. Preparat wangi-wangian; parfum, toilet water dan lain-lain. 5. Preparat untuk rambut; cat rambut, hairspray, pengeriting rambut dan lain- lain. 6. Preparat pewarna rambut; cat rambut, hairbleach, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 7. Preparat make up kecuali mata; pemerah bibir, pemerah pipi, bedak muka dan lain-lain. 8. Preparat untuk kebersihan mulut; mouth washes, pasta gigi, breath freshener dan lain-lain. 9. Preparat untuk kebersihan badan; deodoran, feminim hygiene spray dan lain- lain. 10. Preparat kuku; cat kuku, krem dan lotion kuku, dan lain-lain. 11. Preparat cukur; sabun cukur, after shave lotion, dan lain-lain. 12. Preparat perawatan kulit; pembersih, pelembab, pelindung dan lain-lain. 13. Preparat untuk suntan dan sunscreen; suntan gel, sunscreen foundation dan lain-lain. b. Penggolongan berdasarkan kegunaannya: 1. Higiene tubuh : sabun, sampo, cleansing. 2. Rias : make up, hair color. 3. Wangi-wangian : deodorant, parfum, after shave. 4. Proteksi : sunscreen dan lain-lain. c. Pembagian yang dipakai di Bagian Kosmetologi Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, berdasarkan kegunaan dan cara bekerjanya kosmetik dibagi dalam kelompok: 1. Kosmetik pemeliharaan dan perawatan kulit terdiri dari : Universitas Sumatera Utara a. Pembersih cleansing : pembersih dengan bahan dasar air face tonic, skin freshener dan lain-lain, pembersih dengan bahan dasar minyak cleansing cream, cleansing milk, dan lain-lain, pembersih dengan bahan dasar padat masker. b. Pelembab moisturizing : cold cream, night cream, moisturizing, base make up dan lain-lain. c. Pelindung protecting : sunscreen, foundation cream, dan lain-lain. d. Penipis thinning : bubuk peeling dan lain-lain. 2. Kosmetik rias decorated cosmetic : kosmetik yang dipakai untuk make up seperti : pemerah pipi, pemerah bibir, eye shadow dan lain-lain. 3. Kosmetik wangi-wangian : parfum, cologne, deodoran, vaginal spray, after shave dan lain-lain Tranggono, R.I. dkk, 2007. 2.6. Tinjauan tentang Kosmetik Pemutih Wanita dengan kulit wajah yang putih bersih dan kencang selalu menjadi icon iklan produk perawatan wajah dan tubuh di media cetak dan elektronik. Gambaran seperti itu umumnya didambakan oleh setiap wanita. Bagaimanapun, kondisi seperti itu sampai saat ini masih dianggap sebagai daya tarik wanita. Bagi pemilik kulit putih tentu bukan masalah lagi, sebab tinggal merawatnya saja agar tetap bersinar dan bersih. Bagi wanita yang memiliki kulit agak gelap atau bahkan gelap yang ingin tampil putih berseri seperti dalam iklan, saat ini sudah banyak produk kosmetik yang dapat memutihkan kulit yang tersedia di toko- Universitas Sumatera Utara toko, salon-salon kecantikan maupun klinik dokter kulit dengan berbagai bentuk seperti sabun, krim, tablet hingga suntikan.

2.6.1. Pengertian Kosmetik Pemutih

Kosmetik pemutih merupakan campuran bahan kimia dan atau bahan lainnya yang berkhasiat mampu memucatkan noda hitam atau coklat pada kulit. Pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat menekan atau menghambat melanin yang sudah terbentuk sehingga akan memberikan warna kulit yang lebih putih. Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kosmetik pemutih adalah kosmetik yang mengandung bahan aktif pemutih dan penggunaannya bertujuan untuk mencerahkan kulit atau memutihkan kulit. Sesuai dengan tujuan penggunaannya, pemutih kulit yang beredar di pasaran dapat berupa skin lightening untuk mencerahkan kulit dan skin bleaching untuk memudarkan noda- noda hitam. Bahan aktif yang digunakan tentu saja berbeda. Skin lightening biasanya mengandung bahan aktif seperti asam-asaman yang berkhasiat untuk mencerahkan kulit, sedangkan pada skin bleaching biasanya mengandung bahan aktif seperti hidroquinon, merkuri atau bahan lainnya yang dapat memutihkan atau memudarkan noda hitam pada kulit. Hidroquinon merupakan bahan aktif pemutih yang masih tergolong aman untuk digunakan tetapi hanya dibatasi 2 saja, karena jika lebih dari 2 dapat membahayakan kesehatan kulit karena dapat menyebabkan kanker sebagai akibat Universitas Sumatera Utara terhambatnya pembentukan melanin yang berfungsi sebagai pelindung kulit dari sinar matahari. Sedangkan merkuri atau air raksa Hg penggunaannya sudah dilarang.

2.6.2. Pemilihan Kosmetik Pemutih

Memilih kosmetik pemutih sebaiknya lebih berhati-hati, karena tidak semua kosmetik pemutih yang beredar di pasaran aman digunakan. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam memilih kosmetik pemutih untuk menghindari efek negatifnya. Cyberwomen, 2004, sebelum memilih pemutih sebaiknya perhatikan hal berikut: a. Kenali jenis kulit dengan tepat b. Memilih produk kosmetik yang mempunyai nomor registrasi dari Depkes. c. Hati-hati dengan produk yang sangat cepat memberikan hasil. d. Membeli kosmetik secukupnya pada tahap awal e. Perhatikan keterangan-keterangan yang tercantum pada label atau kemasan.

2.6.3. Efek Kosmetik terhadap Kulit

Ada dua efek atau pengaruh kosmetik terhadap kulit, yaitu efek positif dan efek negatif. Tentu saja yang diharapkan adalah efek positifnya, sedangkan efek negatifnya tidak diinginkan karena dapat menyebabkan kelainan-kelainan kulit Tranggono dkk, 2007. Pemakaian kosmetik yang sesuai dengan jenis kulit akan berdampak positif terhadap kulit sedangkan pemakaian kosmetik yang tidak sesuai dengan jenis kulit akan berdampak negatif bagi kulit. Ada empat faktor yang mempengaruhi efek kosmetik terhadap kulit yaitu : a. Faktor manusia Universitas Sumatera Utara Perbedaan warna kulit dan jenis kulit dapat menyebabkan perbedaan reaksi kulit terhadap kosmetik, karena struktur dan jenis pigmen melaninnya berbeda. b. Faktor iklim Setiap iklim memberikan pengaruh tersendiri terhadap kulit, sehingga kosmetik untuk daerah tropis dan sub tropis seharusnya berbeda. c. Faktor kosmetik Kosmetik yang dibuat dengan bahan berkualitas rendah atau bahan yang berbahaya bagi kulit dan cara pengolahannya yang kurang baik, dapat menimbulkan reaksi negatif atau kerusakan kulit seperti alergi atau iritasi kulit. d. Faktor gabungan dari ketiganya Apabila bahan yang digunakan kualitasnya kurang baik, cara pengolahannya kurang baik dan diformulasikan tidak sesuai dengan manusia dan lingkungan pemakai maka akan dapat menimbulkan kerusakan kulit, seperti timbulnya reaksi alergi, gatal-gatal, panas dan bahkan terjadi pengelupasan Tranggono dkk, 2007.

2.6.4. Bahan Kosmetik yang Berbahaya

Banyak kalangan perempuan mengeluhkan tentang kegagalan pemakaian krem pemutih, biasanya mereka kecewa melihat hasil dari pemakaian pemutih yang tidak efektif. Hal ini bisa disebabkan oleh kesalahan cara perawatan. Karena pada dasarnya produk pemutih merek apapun cara kerjanya adalah sama, yaitu Universitas Sumatera Utara mengangkat lapisan kulit teratas yang terdapat flek dan mempersiapkan kulit baru yang lebih cerah dan bebas noda. Sebelum memulai program pencerahan kulit, pastikan dahulu bahwa anda mengerti dan siap melakukan seluruh rangkaian perawatannya. Produk pemutih ada dijual bebas dan kita bebas memilih yang akan dibeli, namun perawatan pasti dimulai dari pembersihan, perlindungan terhadap matahari sampai pemakaian zat aktif di malam hari. Seluruh rangkaian ini harus dilakukan secara teratur untuk menghindari kegagalan dari pemakaian pemutih dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Bila tidak dilakukan dengan seksama, pemakaian pemutih justru dapat membuat warna kulit jadi tidak merata. Apalagi bila pemakaian pemutih tidak disertai dengan penggunaan tabir surya di siang harinya, dapat membuat kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari dan lebih mudah timbul flek. Sebaliknya, bila dilakukan dengan benar, kulit akan menjadi lebih cerah, terlihat lebih bersih dan lebih putih. Kuncinya adalah disiplin pada pemakaian cream. Pemutih wajah adalah kumpulan dari beberbagai macam zat yang dicampur menjadi cream dan kemudian dipasarkan untuk menarik para konsumen. Demi kelangsungan keuntungan produsen pembuat cream pemutih wajah dan berbagi informasi bahwa ada suatu cream yang dapat mengubah kulit wajah yang semula hitam berubah menjadi putih berseri. Menurut BPOM yang dikutip dalam http:viemale.blogspot.com201110bahan-kosmetik-berbahaya.html bahan - bahan Universitas Sumatera Utara berbahaya dalam kosmetik dan

a. Merkuri Hg Air Raksa

melalui siaran pers No: KH.00.01.3352 tanggal 7 September 2006, Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM adalah : Merkuri adalah logam berat berbahaya. Pemakaian dalam jumlah kecilpun dapat bersifat racun. Pemakaian merkuri dalam krim pemutih wajah bisa menimbulkan perubahan warna kulit, alergi, bintik hitam hingga iritasi. Manifestasi gejala keracunan merkuri akibat pemakaian krim kulit muncul sebagai gangguan sistem saraf, seperti tremor, insomnia, kepikunan, gangguan penglihatan, gerakan tangan abnormal ataxia, gangguan emosi, gagal ginjal, batu ginjal. Pemakaian merkuri dalam dosis tinggi, dapat menimbulkan kerusakan permanen otak, ginjal, gangguan perkembangan janin, diare hingga kerusakan paru- paru. Kasus keracunan merkuri, sering salah diagnosis sebagai kasus Alzheimer, Parkinson, atau penyakit gangguan otak. Ciri-ciri kosmetik produk pemutih yang berbahan merkuri umumnya tampak pearly putih mengkilap. Kendati tidak mencantumkan kandungan merkuri, tetap tidak boleh yakin pasti tidak bermerkuri.

b. Hidroquinon