Karateristik Responden Penggunaan Cream pemutih Wajah

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Karateristik Responden

Karakteristik responden yang dianalisis pada penelitian ini diantaranya adalah umur, dan tingkat kelas. Hasil penelitian terhadap 76 responden berdasarkan umur dan tingkat kelas menunjukkan bahwa rata-rata mahasiswa berusia 17 tahun, 18 tahun, 19 tahun, 20 tahun, 21 tahun, 22 tahun yang masih aktif kuliah pada. tingkat I, tingkat II, dan tingkat III. Dari hasil data tersebut menunjukkan bahwa penelitian ini dilakukan pada mahasiswa yang dapat dikatakan pada fase masa remaja khususnya remaja putri, hal ini sesuai dengan pendapat Monks, dkk, 2004. yang dikatakan remaja adalah seseorang yang berada pada rentang usia 12-21 tahun dengan pembagian menjadi tiga masa, yaitu masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja tengah 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 18-21 tahun . Secara umum remaja dapat dikatakan peralihan anak-anak menjelang dewasa. Pergaulan merupakan dunia mereka, sikap memilih dan menentukan untuk diri sendiri dalam mengikuti trend dan mode masa kini telah mulai tergambarkan dengan jelas. Mereka memiliki rahasia sendiri dan dampak negatifnya adalah pengaruh orang tua mulai berkurang dan telah mulai didominasi pengaruh pergaulan dari teman. Hal ini sejalan dengan pendapat Monks dkk, 20004 remaja melakukan dua macam gerak yaitu remaja mulai memisahkan diri dari orangtua dan menuju ke arah teman- teman sebaya. Universitas Sumatera Utara Dalam kaitannya dengan gaya hidup menggunakan kosmetik dari komunitas mahasiwi dapat dijelaskan bahwa remaja berusaha berpenampilan menarik dengan bersolek, merawat tubuh, menggunakan pakaian dan perhiasan yang sesuai dengan nilai kelompoknya. Menurut Hurlock,1997 Para remaja cenderung berpenampilan seperti yang dikehendaki kelompoknya .

5.2. Penggunaan Cream pemutih Wajah

Dari penelitian diperoleh hasil bahwa lebih banyak mahasiswi yang menggunakan cream pemutih yaitu sebanyak 53 orang 69,7 hanya 23 responden yang tidak menggunakan cream pemutih. Responden yang menjawab menggunakan cream pemutih, mereka menggunakan seperti pemutih QL, Kelly dan Temu lawak Cream, sedangkan yang menjawab tidak menggunakan cream pemutih, menggunakan jenis kosmetik yang lain seperti Bedak Padat, Bedak Baby, dan Pelembab Nivea. Data ini menunjukkan perilaku konsumtif para remaja terhadap penggunaan kosmetik cream pemutih ternyata masih ada tanpa menyadari dampak dari pada kosmetik itu sendiri. Dalam memilih kosmetik seharusnya memilih yang cocok menurut jenis kulit dan memperhatikan kandungan yang ada didalamnya, tidak hanya ingin tampil cantik tapi tidak memperhatikan bahayanya. Memilih kosmetik pemutih sebaiknya lebih berhati-hati, karena tidak semua kosmetik pemutih yang beredar di pasaran aman digunakan. Banyak hal yang harus Universitas Sumatera Utara diperhatikan dalam memilih kosmetik pemutih untuk menghindari efek negatifnya. Cyberwomen, 2004. Dalam hal ini remaja juga harus memperhatikan dampak baik dan buruk dari memilih kosmetik. Ada dua efek atau pengaruh kosmetik terhadap kulit, yaitu efek positif dan efek negatif. Tentu saja yang diharapkan adalah efek positifnya, sedangkan efek negatifnya tidak diinginkan karena dapat menyebabkan kelainan- kelainan kulit Tranggono dkk, 2007. Pertanyaan terbuka selanjutnya berdasarkan alasan yang menggunakan cream pemutih wajah agar cantik dan putih sebanyak 8 orang mahasiswi menyatakan penggunaan cream pemutih wajah tidak untuk berpenampilan cantik dan sebanyak 68 orang mahasiswi menyatakan penggunaan cream pemutih wajah memang untuk berpenampilan cantik dan putih. Responden yang menggunakan cream pemutih wajah yang kurang dari 6 bulan sebanyak 38 orang mahasiswi dan yang menggunakan crem pemutih wajah lebih dari 6 bulan sbanyak 38 orang mahasiswi. Alasan penggunaan cream pemutih wajah adalah sebagian besar menyatakan untuk berpenampilan cantik, mahasiswi telah menentukan pilihannya bahwa wajar jika menggunakan atau mengkonsumsi kosmetik agar berpenampilan cantik yang merupakan bagian dari gaya hidup remaja. Hal ini sejalan dengan pendapat Kasali, 2005; bahwa gaya hidup akan mempengaruhi keinginan seseorang untuk berperilaku dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Universitas Sumatera Utara Pertanyaan terbuka selanjutnya berdasarkan tempat membeli menunjukkan bahwa sebanyak 67 mahasiswi membeli cream pemutih wajah di toko berizin, dan sebanyak 9 mahasiswi membeli cream pemutih wajah di toko tidak berizin. Untuk alasan responden yang berdasarkan biaya khusus menunjukkan bahwa 54 orang mahasiswi tidak mempunyai biaya khusus untuk membeli cream pemutih wajah, dan sebanyak 22 orang mahasiswi mempunyai biaya khusus untuk membeli cream pemutih wajah. Data tersebut menunjukkan masih ada mahasiswi membeli kosmetik di sembarang tempat dan dengan biaya khusus artinya mereka memang telah menyisihkan sebagian uangnya untuk membeli kosmetik yang menjadi bagian dari gaya hidup remaja. Gaya hidup mempunyai hubungann yang jelas bagaimana mahasiswi itu memilih dan menyisihkan uangnya, hal ini sesuai dengan pendapat Sachri, A 2007 bahwa gaya hidup seseorang berhubungan dengan bagaimana seseorang itu hidup, bagaimana cara mereka menghabiskan uangnya dan bagaimana mereka memanfaatkan waktunya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Sutisna 2002 gaya hidup mencerminkan pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang bagaimana ia menggunakan waktu dan uangnya. Pemahaman dan pengetahuan mengenai gaya hidup konsumen itu sendiri penting untuk diketahui oleh para pemasar karena dapat membantu dalam menentukan cara menawarkan produk, inovasi produk, promosi dan sebagainya. Namun gaya hidup , sesuai dengan pernyataan tersebut gaya hidup secara luas dapat Universitas Sumatera Utara diartikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka aktivitas, apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya ketertarikan, dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya pendapat. Masih banyaknya mahasiswi menggunakan cream pemutih wajah yang dilarang oleh BPOM dengan alasan ingin kelihatan cantik dan menarik tanpa menghiraukan dampak yang ditimbulkan, apalagi dengan penggunaan cream pemutih wajah dalam jangka waktu yang lama. Banyaknya cream pemutih yang dijual dengan harga terjangkau dan mudah diperoleh oleh mahasiswi di sembarang tempat, hal ini menjadi salah satu penyebab mahasiswi banyak menggunakan cream pemutih wajah yang dilarang oleh BPOM. Tampil pesona merupakan suatu yang wajar untuk kaum wanita pada saat ini, gaya hidup memiliki nilai tersendiri untuk penampilan yang berbeda dari orang lain Menurut Solomon 1994, sistem nilai atau value system atau sering disingkat dengan values, terbentuk melalui interaksi sosial, terutama dari keluarga dan teman, sehingga individu memiliki gaya hidup yang berbeda meskipun mereka berasal dari sub- budaya, kelas sosial atau pekerjaan yang sama. Ketertarikan akan produk yang merupakan bahagian dari gaya hidup dapat diperoleh pada media yang terkadang dipandang oleh konsumen sebagai sumber yang objektif, media tertentu memiliki standard-standard yang harus dipenuhi pemasar untuk dapat mengiklankan produknya dimedia tersebut. Universitas Sumatera Utara

5.3. Pengaruh Pengetahuan terhadap Penggunaan Cream Pemutih Wajah