Jenis Penelitian Variabel dan Definisi Operasional Metode Analisis Data Variabel Pengetahuan

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pendekatan explanatory reseach yaitu penjelasan yang ditujukan untuk menganalisis pengaruh gaya hidup mahasiswi terhadap penggunaan cream pemutih wajah di Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes RI Medan. Survey explanatory adalah penjelasan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes RI Medan dengan alasan bahwa banyak mahasiswi yang menggunakan cream pemutih wajah agar mereka terlihat lebih cantik dan putih.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari peoses pengajuan judul, pencarian literatur, konsultasi dengan pembimbing, proposal, penelitian, pengolahan data, penyajian data, pembahasan kesimpulan dan saran. Keseluruhan proses penelitian tersebut dilakukan pada bulan Oktober 2011 – Januari 2012. Universitas Sumatera Utara 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1.Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi yang ada di Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes RI Medan, dimana jumlah semua mahasiswi jurusan analis kesehatan berjumlah 239 orang.

3.3.2. Sampel

Penentuan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode random sampling , kemudian besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dalam Soleh 2005 2 1 d N N n + = Keterangan: n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi yang diketahui N=239 orang d : Presisi atau tingkat kepercayaanketepatan yang diinginkan d=10 atau 0,1. Perhitungan besarnya sampel adalah : 2 1 , 239 1 239 + = n Universitas Sumatera Utara 01 , 239 1 239 + = n n = 75,5 maka jumlah sampel dibulatkan menjadi 76 orang. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 76 orang. Pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan proportional sampling dengan menghitung nilai sample fraction. Sample fraction adalah proporsi sampel dengan perbandingan sampel terpilih dengan jumlah populasi Sedarmayati dan Hidayat, 2002. Rumus sample fraction dalam penelitian ini adalah: Sampel = x Total sampel Maka sampel pada masing-masing Tingkat Kelas di Jurusan Analis Poltekkes RI Medan dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes RI Medan No Tingkat Kelas Populasi Perhitungan Jumlah Sampel 1. Tingkat I 90 90239x76 29 2. Tingkat II 71 71239x76 22 3. Tingkat III 78 78239x76 25 Jumlah 239 76 Universitas Sumatera Utara Pengambilan sampel terpilih dari setiap tingkat kelas dilakukan dengan metode simple random sampling yaitu mengambil sampel secara acak dengan cara undian sampai memenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Pengumpulan data diperoleh secara langsung dari responden melalui kuesioner yang dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau dokumen yang diperoleh dari BPOM Kota Medan dan profil Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes RI Medan.

3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau skor yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel yang ditunjukkan dengan skor item correct correlation pada analisis reliability statictics. Jika skor r hitung r tabel, maka dinyatakan valid dan jika skor r hitung r tabel, maka dinyatakan tidak valid Tjiptono, dkk, 2004. Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini teknik untuk menghitung indek reliabilitas yaitu menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Koefisien yang akan Universitas Sumatera Utara dihasilkan akan bervariasi antara 0 hingga 1, jika nilai alpha menunjukkan lebih besar dari 0,361 maka dapat dikatakan bahwa alat ukur dalam hal ini kuesioner dinyatakan valid. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada 30 mahasiswa yang berasal dari jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan diperoleh nilai tiap item soal 0,361 maka dapat disimpulkan bahwa semua soal dikatakan valid dimana nilai reliabel yang diperoleh adalah 0,8414 sehingga dapat dikatakan bahwa kuesioner reliabel karena lebih besar dari 0,361.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

1. Penggunaan cream pemutih wajah adalah keputusan atau pilihan mahasiswi untuk memilih memanfaatkan atau tidak memanfaatkan cream pemutih untuk menjadikan wajahnya menjadi putih. 2. Pengetahuan adalah hal-hal yang diketahui oleh mahasiswi tentang kosmetik terutama yang berkaitan dengan cream pemutih wajah yang di perolehnya dari berbagai sumber 3. Sikap adalah respon mahasiswi terhadap kosmetik terutama yang berkaitan dengan cream pemutih wajah. 4. Teman adalah seseorang yang seumur dengan responden dan memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung kepada responden yang berkaitan dengan cream pemutih wajah. 5. Media adalah segala sesuatu yang dijadikan sumber informasi bagi responden, berupa cetak dan elektronik. Universitas Sumatera Utara 3.6. Metode Pengukuran 3.6.1. Variabel Dependen Pengukuran variabel terikat menggunakan jenis skala nominal berdasakan 1 pertanyaan yang diajukan, dengan jawaban “ya” dan “tidak”, jawaban ya diberi bobot nilai 1 dan jawaban tidak diberi bobot nilai 0, kemudian dikategorikan menjadi ya dan tidak. Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Dependen Variabel Indikator Bobot Nilai Indikator Tertinggi Katagori Skor Skala Penggunaan Cream Pemutih Wajah Ada tidaknya mahasiswi menggunakan cream pemutih wajah 1 Ya Tidak 1 Nominal

3.6.2. Variabel Independen

Variabel independen terdiri dari empat variabel yakni variabel pengetahuan, variabel sikap, variabel teman dan variabel media, diukur dengan menggunakan kuesioner. Pengukuran variabel bebas menggunakan jenis skala ordinal, dimana pengukuran dilakukan dengan membagi masing-masing variabel kedalam 2 kategori. a. Variabel Pengetahuan Untuk mengukur variabel pengetahuan didasarkan dari 10 pertanyaan yang diajukan, dengan satu jawaban yang paling benar, jawaban benar diberi bobot nilai 1 Universitas Sumatera Utara dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Maka skor tertinggi adalah 1x10 = 10, kemudian diakumulasi dan dikategorikan berdasarkan skor, sehingga menjadi: 1 Kategori baik, jika responden memperoleh skor ≥5 2 Kategori kurang, jika responden memperoleh skor 5 b. Variabel Sikap Untuk mengukur variabel sikap didasarkan dari 8 pernyataan yang diajukan, yang terbagi dalam pernyataan positif dan pernyataan negatif, no 1-4 termasuk pernyataan positif dan no 5-8 termasuk pernyataan negatif. Untuk pernyataan positif bobot nilai terdiri dari : • Nilai 4 untuk jawaban sangat setuju SS • Nilai 3 untuk jawaban setuju S • Nilai 2 untuk jawaban tidak setuju TS • Nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju STS Untuk pernyataan negatif bobot nilai terdiri dari : • Nilai 4 untuk jawaban sangat tidak setuju STS • Nilai 3 untuk jawaban tidak setuju TS • Nilai 2 untuk jawaban setuju S • Nilai 1 untuk jawaban sangat setuju SS Universitas Sumatera Utara Maka skor tertinggi adalah 4x8 = 32, kemudian diakumulasi dan dikategorikan berdasarkan skor, sehingga menjadi : 1 Kategori baik, jika responden memperoleh skor ≥ 16 2 Kategori kurang, jika responden memperoleh skor 16 c. Variabel Teman Untuk mengukur variabel teman, menggunakan jenis skala ordinal berdasarkan 3 pernyataan yang diajukan, dengan jawaban “ya” dan “tidak” , jawaban ya diberi bobot nilai 1 dan jawaban tidak diberi bobot nilai 0, kemudian dikategorikan berdasarkan skor, sehingga menjadi: 1 Kategori baik, jika responden memperoleh skor ≥ 2 2 Kategori kurang, jika responden memperoleh skor 2 d.Variabel Media Untuk mengukur variabel media, menggunakan jenis skala ordinal berdasarkan 3 pernyataan yang diajukan, dengan jawaban “ya” dan “tidak”, jawaban ya diberi bobot nilai 1 dan jawaban tidak diberi bobot nilai 0, kemudian dikategorikan berdasarkan skor, sehingga menjadi : 1 Kategori baik, jika responden memperoleh skor ≥ 2 2 Kategori kurang, jika responden memperoleh skor 2 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3. Aspek Pengukuran Variabel Independen Variabel Jumlah Soal Bobot Nilai Rendah –Tinggi Kategori Skor Nilai Skala Pengetahuan 10 0-10 Baik Kurang 5-10 5 Ordinal Sikap 8 8-32 Baik Kurang 16-32 16 Ordinal Teman 3 0-3 Baik Kurang 2-3 2 Ordinal Media 3 0-3 Baik Kurang 2-3 2 Ordinal

3.7. Metode Analisis Data

1 Analisa univariat yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel-variabel penelitian baik independen maupun dependen dalam bentuk distribusi frekuensi 2 Analisis bivariat yaitu analisis untuk melihat hubungan variabel independen dengan dependen dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95 p 0,05 . 3 Analisis multivariat merupakan analisis lanjutan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan analisis regresi logistik berganda. Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1. Pada awalnya di wilayah Propinsi Sumatera Utara terdapat banyak institusi Akademi Kesehatan baik dari Depkes, Pemda, TNIPOLRI dan Swasta. Khususnya institusi pendidikan dibawah naungan Depkes Sejarah Politeknik Kesehatan Medan Akademi Analis Kesehatan berawal dari Sekolah Pengatur Analis SPA yang didirikan pada tahun 1958. Masa pendidikan 2 tahun. Lulusannya dapat melanjutkan pendidikan kekhususan selama 2 tahun lagi yaitu jurusan kimia dan jurusan bakteri. Tahun 1982 berubah namanya menjadi Sekolah Menengah Analis Kesehatan dan tahun 1998 dikonversi menjadi D-III Akademi Analis Kesehatan. Berdasarkan PP NO. 60 tahun 1999, maka terbentuklah Politeknik Kesehatan dan selanjutnya terbit SK. Menkes No. 298SKMenkes2001 yang merupakan wujud kebijakan pemerintah dalam meningkatkan efektifitas penggunaan sumber daya dan sumber dana yang tersedia yang bertujuan untuk efisiensi, maka dibentuklah Politeknik Kesehatan di Medan dan D-III Akademi Analis Kesehatan resmi bergabung dengan nama Jurusan Analis Kesehatan. Universitas Sumatera Utara 4.1.2. Visi dan Misi Politekknik Kesehatan Medan 4.1.2.1. Visi Tanggap Dan Bergerak Maju Memenuhi Kebutuhan Tenaga Kesehatan Dalam Memandirikan Masyarakat Untuk Hidup Sehat 1.

4.1.2.2. Misi

2. Menjadi Wahana Proses Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang Profesional Politeknik Kesehatan Jurusan Analis Kesehatan Kemenkes RI Medan yang beralamat di Jl. Williem Iskandar Psr. V Barat No. 6 Medan. Adapun komposisi kepegawaian penunjang pelaksanaan akademik memiliki jumlah dosen dan staf sebanyak 38 orang dengan struktur penglolaan jurusan antara lain : Menjalin Kemitraan Lintas Program dan Sektoral a. Ketua Jurusan b. Sekretaris Jurusan c. Staf Sekretaris d. Pelaksana Bidang Administrasi Akademik e. Pelaksana Bidang Administrasi Kemahasiswaan f. Pelaksana Bidang Administrasi Umum g. Pelaksana Bidang Administrasi Kepegawaian h. Pelaksana Bidang Administrasi PerlengkapanKerumahtanggaan i. Sub Unit Penunjang Universitas Sumatera Utara j. Sub Unit Litpengmas k. Sub Unit Laboratorium l. Sub Unit Komputer m. Sub Unit Perpustakaan n. Sub Unit Penjaminan Mutu

4.2. Analisis Univariat

4.2.1. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes RI Medan dengan jumlah responden 76 orang. Karakteristik responden yang dianalisis diantaranya adalah umur, dan tingkat kelas. Hasil penelitian terhadap 76 responden menunjukkan bahwa sebanyak 3 orang 3,9 mahasiswa berumur 17 tahun, sebanyak 18 orang 23,7 mahasiswa berumur 20 tahun, sebanyak 20 orang 26,3 mahasiswa berumur 19 tahun, sebanyak 27 orang 35,5 mahasiswa berumur 20 tahun, sebanyak 7 orang 9,2 mahasiswa berumur 21 tahun, dan sebanyak 1 orang 1,3 mahasiswa berumur 22 tahun. mahasiswa tingkat I sebanyak 29 orang 38,1. Mahasiswa tingkat II sebanyak 22 orang 29,6, dan mahsiswa tingkat III sebanyak 25 orang 32,9. Sebanyak 23 orang 30,3 mahasiswa tidak menggunakan cream pemutih wajah dan 53 orang 69,7 mahasiswa menggunakan cream pemutih wajah, ditunjukkan pada tabel 4.1 berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik di Jurusan Analis Kesehatan Kemenkes RI Medan No Karakteristik Jumlah Frekuensi Persentase Umur Remaja 1 17 tahun 3 3,9 2 3 4 5 6 18 tahun 19 tahun 20 tahun 21 tahun 22 tahun 18 20 27 7 1 23,7 26,3 35,5 9,2 1,3 Jumlah 76 100 Tingkat kelas 1 I satu 24 31,6 2 II dua 26 34,2 3 III tiga 26 34,2 Jumlah 76 100 4.2.2 Jenis Cream Pemutih Wajah yang Digunakan Berdasarkan hasil penelitian terhadap 76 responden menunjukkan bahwa sebanyak 3 orang 3,9 mahasiswa menggunakan Bedak Padat, sebanyak 7 orang 9,2 mahasiswa menggunakan Pelembab Nivea, sebanyak 25 orang 32,8 mahasiswa menggunakan pemutih QL, sebanyak 13 orang 17,1 mahasiswa menggunakan Bedak Baby, sebanyak 15 orang 19,7 mahasiswa menggunakan Kelly,dan sebanyak 13 orang 17,1 mahasiswa menggunakan Temu lawak Cream, ditunjukkan pada tabel 4.2. berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kosmetik Bedak dan Cream Pemutih Wajah yang Digunakan No Jenis Kosmetik Jumlah Frekuensi Persentase A . 1 Bedak Bedak Padat 3 3,9 2 Nivea 7 9,2 3 Bedak Baby 13 17,1 Jumlah 23 30,2 B Cream Pemutih Wajah 4 QL 25 32,8 5 6 Kelly Temu lawak Cream 15 13 19,7 17,1 Jumlah 53 69,4 Jumlah A+B 76 100

4.2.3. Alasan Menggunakan Cream Pemutih Wajah

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 76 responden menunjukkan bahwa alasan yang menggunakan cream pemutih wajah agar cantik dan putih sebanyak 68 orang 89,5 mahasiswa dan sebanyak 8 orang 10,5 mahasiswa menyatakan karena teman, ditunjukkan pada tabel 4.3. berikut : Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Alasan Menggunakan Cream pemutih Wajah No Alasan Menggunakan Cream Pemutih Wajah Jumlah Frekuensi Persentase 1 Agar cantik dan putih 68 89,5 2 Karena teman 8 10,5 Jumlah 76 100 Universitas Sumatera Utara

4.2.4 Sejak Kapan Menggunakan Cream Pemutih Wajah

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 76 responden menunjukkan bahwa menggunakan cream pemutih wajah yang kurang dari 6 bulan sebanyak 38 orang 50,0 mahasiswa dan yang menggunakan cream pemutih wajah lebih dari 6 bulan sebanyak 38 orang 50,0 mahasiswa, ditunjukkan pada tabel 4.4. berikut : Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sejak Kapan Menggunakan Cream pemutih Wajah No Sejak Kapan Menggunakan Cream Pemutih Jumlah Frekuensi Persentase 1 6 bulan 38 50,0 2 6 bulan 38 50,0 Jumlah 76 100 4.2.5. Tempat Membeli Cream Pemutih Wajah Berdasarkan hasil penelitian terhadap 76 responden menunjukkan bahwa 67 orang 88,2 mahasiswa membeli cream pemutih wajah di toko berizin, dan sebanyak 9 orang 11,8 mahasiswa membeli cream pemutih wajah di toko tidak berizin, ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat Membeli Cream Pemutih Wajah No Tempat Membeli Cream Pemutih Wajah Jumlah Frekuensi Persentase 1 Toko Berizin 67 88,2 2 Toko Tidak Beizin 9 11,8 Jumlah 76 100 Universitas Sumatera Utara

4.2.6 Biaya Khusus Membeli Cream Pemutih Wajah

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 76 responden menunjukkan bahwa 54 orang 71,1 mahasiswa tidak mempunyai biaya khusus untuk membeli cream pemutih wajah, dan sebanyak 22 orang 28,9 mahasiswa mempunyai biaya khusus untuk membeli cream pemutih wajah, ditunjukkan pada tabel 4.6. berikut : Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Biaya Khusus Membeli Cream pemutih Wajah No Biaya Khusus Membeli Cream Pemutih Jumlah Frekuensi Persentase 1 Tidak mempunyai biaya khusus 54 71,1 2 Mempunyai biaya khusus 22 28,9 Jumlah 76 100 4.2.7. Variabel Independen

a. Variabel Pengetahuan

Variabel pengetahuan adalah hasil perolehan informasi dari keseluruhan pertanyaan dalam kuesioner yang berjumlah 10 soal berupa pertanyaan berbentuk pilihan berganda atau multiple choice dengan kategori penilaian benar dan salah. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 76 responden menunjukkan bahwa yang paling banyak dijawab benar adalah pertanyaan nomor 5 tentang cream pemutih wajah yang amanboleh di gunakan cream pemutih wajah yang mengandung bahan alami dan memperoleh izin dari BPOM yaitu sebanyak 66 orang 86,8 mahasiswa, sementara pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor 6 yaitu tentang sesuai penggunaanya cream pemutih wajah yang beredar dapat berupa Universitas Sumatera Utara skin ligtening dan skin bleaching yaitu sebanyak 42 orang 55,3 mahasiswa, ditunjukan pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pengetahuan No Pengetahuan Jumlah Benar Salah Jumlah n n n 1 Kosmetik bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri seseorang. 64 84,2 12 15,8 76 100 2 Manfaat kosmetik mempercantik dan meningkatkatkan rasa percaya diri 64 84,2 12 15,8 76 100 3 Penggolongan kosmetik menurut bahan yang digunakan dari bahan alamiah dan bahan buatankimiawi 55 72,4 21 27,6 76 100 4 Cream pemutih wajah mengandung bahan pemutih yaitu kosmetik yang mengandung bahan aktif pemutih dengan tujuan dapat memutihkan kulit 59 77,6 17 22,4 76 100 5 Cream pemutih wajah yang amanboleh digunakan adalah cream pemutih wajah yang mengandung bahan alami dan memperoleh izin dari BPOM 66 86,8 10 13,2 76 100 6 Sesuai penggunaannya cream pemuti wajah yang beredar dapat berupa ski lightening untuk mencerahkan dan ski bleaching untuk memudarkan noda 34 44,7 42 55,3 76 100 7 Banyak hal yang harus di perhatikan dalam memilih cream pemutih wajah 57 75,0 19 25,0 76 100 8 Iritasi dan reaksi alergi efek penggunaan kosmetik mengandung merkuri Hg untuk kulit wajah bila digunakan secara terus menerus adalah 42 55,3 34 44,7 76 100 9 Kanker kulit Akibat jangka panjang yang terjadi karena penggunaan cream pemutih wajah 55 72,4 21 27,5 76 100 10 Agar terhindar dari efek samping karena pemakaian kosmetik mengandung merkuri Hg adalah menghindari penggunaan kosmetik yang tidak mencantumkan bahan dasar. 59 77,6 17 22,4 76 100 Universitas Sumatera Utara Selanjutnya variabel pengetahuan dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu kategori baik jika skor ≥5 dan katagori kurang jika skor 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 55 orang 72,4 mahasiswi memiliki pengetahuan dengan kategori baik dan sebanyak 21 orang 27,6 mahasiswi memiliki pengetahuan dengan kategori kurang, ditunjukkan pada tabel 4.8. berikut : Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Pengetahuan No Vaiabel Pengetahuan Jumlah Frekuensi Persentase 1 Kategori Baik 55 72,4 2 Kategori Kurang 21 27,6 Jumlah 76 100

b. Variabel Sikap