BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan desain case series.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di rekam medis Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan Medan dengan beberapa alas an yaitu ketersediaan data,
belum pernah dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita Hepatitis B di rumah sakit tersebut serta kesediaan pihak rumah sakit untuk memberikan izin
penelitian.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dimulai dari bulan Januari sampai Agustus 2014.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi adalah semua data penderita Hepatitis B yang tercatat di rekam
medis Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan Medan tahun 2010-2013 yang berjumlah108 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah semua data penderita Hepatitis B yang tercatat di rekam medis Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan Medan tahun 2010-2013 dan
Universitas Sumatera Utara
terdapat hasil pemeriksaan laboratorium dengan HbsAg positif. Besar sampel samadengan populasi yaitu sebanyak 108 orang.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pencatatan rekam medis penderita Hepatitis B Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam
IBukit Barisan Medan tahun 2010-2013.
3.5. Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan program komputer. Data univariat dianalisis secara deskriptif dan data bivariat dianalisis dengan Chi-
Square, t-test dan Anova. Hasil disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi, diagram batang dan diagram pie.
3.6. Definisi Operasional
3.6.1. Umur adalah lamanya waktu hidup sejak dilahirkan sampai umur penderita Hepatitis B dicatat di rekam medis Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau
Kesdam IBukit Barisan Medan tahun2010-2013 dan dikelompokkan menurut Depkes 2009:
31
1. 0-4 tahun balita
2. 5-11 tahun kanak- kanak 3. 12-16 tahun remaja awal
4. 17-25 tahun remaja akhir 5. 26-35 tahun dewasa awal
6. 36-45 tahun dewasa akhir 7. 46-55 tahun lansia awal
8. 56-65 tahun lansia akhir 9. 65
tahun manula Untuk analisa statistik, umur dikategorikan atas:
1. 0-11 tahun 2. 12-45 tahun
3. 45 tahun
Universitas Sumatera Utara
3.6.2. Jenis kelamin adalah ciri khas organ reproduksi penderita Hepatitis B dicatat di rekam medis Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan
Medan tahun 2010-2013 yang dikelompokkan menjadi: 1. Laki-laki
2. Perempuan
3.6.3. Agama adalah kepercayaan yang dianut penderita Hepatitis B dicatat di rekam medis Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan Medan
tahun 2010-2013 yang dikelompokkan menjadi: 1. Islam
2. Kristen 4. Hindu
5. Budha
3.6.4. Pekerjaan adalah aktivitas utama yang dilakukan sehari-hari oleh penderita Hepatitis B dicatat di rekam
medis Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan Medan tahun 2010-2013, yang dikategorikan menjadi:
1. PolisiTNI AD 2. Ibu Rumah TanggaIstriPolisi
3. PNS 4. Wiraswasta
5. PelajarMahasiswa 6. Tidak BekerjaPensiunan
3.6.5. Status pernikahan adalah identitas penderita Hepatitis B dicatat di rekam medis Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan Medan
tahun 2010-2013, yang dikategorikan menjadi: 1. Menikah
2. Belum menikah
Universitas Sumatera Utara
3.6.6. Tempat tinggal adalah tempat dimana penderita Hepatitis B berdomisili dicatat di rekam medis Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan
Medan tahun 2010-2013, yang dikategorikan menjadi: 1. Medan
2. Luar Medan
3.6.7. Kadar Bilirubin adalah kadar zat yang terbentuk dari proses pemecahan
haemoglobin dalam tubuh dan peningkatannya sebagai indikasi kerusakan hati dicatat di rekam medis Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit
Barisan Medan tahun 2010-2013 : 1. Kadar Bilirubin total 1 mgdl normal
2. Kadar Bilirubin total ≥1 mgdl tidak normal
3.6.8. Tipe Hepatitis B adalah jenis manifestasi klinik yang muncul pada penderita Hepatitis B dicatat di rekam medis Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau
Kesdam IBukit Barisan Medan tahun 2010-2013, dikelompokkan atas : 1. Akut :
Ditandai dengan HBsAg positif, IgM anti HBc positif,dan peningkatan SGOT, SGPT dan kadar Gamma GT Gamma
glutamyltransferase. Nilai normal SGPT:0-35 UL, SGOT:0- 40 UL dan GGT: 11-50 UL
2. Kronis: HBsAg tidak hilang dan persisten 6 bulan, anti HBc total
positif, dan peningkatan kadar SGOT, SGPT dan kadar Gamma GT Gamma glutamyltransferase secara berkalapersisten
Nilai normal SGPT:0-35 UL, SGOT:0-40 UL dan GGT: 11- 50 UL.
Universitas Sumatera Utara
3.6.9. Kadar SGOT adalah jumlah kadar enzim SGOT yang terdapat dalam darah penderita Hepatitis B melalui pemeriksaan laboratorium dicatat di rekam
medis Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan Medan tahun 2010-2013, dikelompokkan atas :
1. Peningkatan 2 kali dari normal 80 UL normal 2. Peningkatan 2-3 kali dari normal 80-120 UL sedang
3. Peningkatan 3 kali dari normal 120 UL tinggi
3.6.10. Kadar SGPT adalah jumlah kadar enzim SGPT yang terdapat dalam darah penderita Hepatitis B melalui pemeriksaan laboratorium dicatat di rekam
medis Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan Medan tahun 2010-2013, dikelompokkan atas :
1. Peningkatan 2 kali dari normal 70 UL normal 2. Peningkatan 2-3 kali dari normal 70-105 UL sedang
3. Peningkatan 3 kali dari normal 105 UL tinggi
3.6.11. Lama rawatan adalah jumlah rata-rata hari perawatan penderita Hepatitis B yang dihitung dari tanggal mulai hari pertama masuk rumah sakit sampai
hari terakhir mendapat perawatan penderita dicatat direkam medis Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan Medan tahun 2010-2013.
3.6.12. Keadaan sewaktu pulang adalah kondisi penderita Hepatitis B sewaktu keluar dari rumah sakit dicatatdi rekam medis Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau
Kesdam IBukit Barisan Medan tahun 2010-2013, dikelompokkan atas : 1. Pulang Berobat Jalan PBJ
2. Pulang Atas Permintaan Sendiri PAPS 3. Meninggal
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Setelah masa kemerdekaan Tahun 1945 banyak anggota tentara maupun keluarganya yang mengalami sakit dan berdomisili di Medan memanfaatkan
fasilitas kesehatan rumah sakit swasta yang ada disekitar Medan. Karena rumah sakit tentara satu-satunya yang ada di Sumatera Utara hanya ada di Pematang
Siantar merupakan peninggalan tentara Belanda sementara jumlah anggota yang memanfaatkan fasilitas kesehatan ini terus bertambah dari hari kehari,
untuk itu para pejuang kemerdekaan maupun dokter tentara yang ada di Medan berpikir perlu adanya fasilitas kesehatan Rumah sakit khusus tentara di Kota
Medan ini. Pada tahun 1950 atas prakarsa dokter militer yang diketuai Letkol dr. Moh Majoedin mendirikan sebuah Tempat Perawatan Asrama TPA yang
berlokasi di Jalan Banteng 2A Medan. TPA ini dipergunakan untuk merawat anggota Tentara maupun keluarga yang menderita penyakit ringan, sedangkan
untuk penyakit berat dirawat di RST Pematang Siantar. TPA ini memiliki fasilitas 10 tempat tidur, laboratorium kecil, kamar obat, kamar suntik, kamar
bedah kecil serta dapur. Pada tahun 1951 Letkol Dr. Moh Majoedin sekaligus selaku Kepala Dinas
Kesehatan Tk I menerima penyerahan 4 buah bangsal Rumah Sakit Verenigde Deli Maatschkapy VDM, yaitu RS PTPN II sekarang Dahulu RS PTP IX
Tembakau Deli yang sebelumnya dipergunakan oleh Belanda untuk merawat Tentara Belanda yang sakit dan berlokasi di Jalan Putri Hijau Medan. Dengan
Universitas Sumatera Utara