Pola Perkampungan dan Letak Rumah Penduduk, Sistem Bahasa dan Mata Pencaharian

25 Peta 2. Wilayah Kecamatan Sipoholon

2.3 Pola Perkampungan dan Letak Rumah

Berdasarkan pengamatan penulis bahwa pola perkampungan di desa Lumban Baringin sama dengan pola perkampungan Batak Toba pada umumnya. Letak rumah selalu berhadapan menghadap jalan atau menghadap halaman umum membentuk sebuah perkampungan. Penduduk yang tinggal memiliki bentuk pola pemukiman yang berkelompok. Setiap rumah dibangun menghadap jalan dan sejajar mengikuti alur jalan desa yang berbeda dengan pemukiman yang ada di dusun-dusun. Biasanya jarak pusat desa dengan perkampungan lainnya sangat jauh, hal ini disebabkan banyak masyarakat yang mencari lahan pertanian yang bisa digarap. Mereka tinggal di dekat lahan tersebut dan kemudian membentuk komunitas sendiri yang menjadi cikal bakal sebuah perkampungan ataupun dusun. Karena kebanyakan dusun-dusun berada pada wilayah yang lebih rendah dari jalan desa atau berada di lembah, maka pola perkampungannya menjadi berbeda dengan yang ada di pusat desa. Universitas Sumatera Utara 26

2.4 Penduduk, Sistem Bahasa dan Mata Pencaharian

Penduduk yang mendiami wilayah Desa Hutauruk adalah suku Batak Toba. Sangat jarang ditemukan suku lain yang mendiami wilayah desa tersebut. Setiap dusun atau desa di daerah Kecamatan Sipoholon biasanya selalu dihuni oleh satu kelompok marga. Jumlah Penduduk yang terdapat di desa ini kurang lebih 3458 jiwa dengan jumlah rumah tangga sekitar 815 KK. 16 Dengan kondisi alam yang berada pada wilayah pegunungan, mayoritas penduduk bekerja sebagai petani. Sektor pertanian sampai saat ini masih merupakan tulang punggung perekonomian daerah pada umumnya sebagai penghasil nilai tambah dan devisa maupun sumber penghasilan atau penyedia lapangan pekerjaan sebagai besar penduduk. Pentingnya sektor pertanian Sejak berabad-abad yang lampau suku-suku bangsa yang tinggal di berbagai kepulauan di Nusantara memiliki bahasa masing-masing yang dipergunakan dalam pergaulan dan komunikasi antar sesama suku tersebut. Bahasa itu dinamakan sebagai “bahasa daerah” yang disebutkan sesuai dengan suku bangsa yang memiliki bahasa tersebut. Misalnya bahasa Batak Toba dipergunakan oleh Batak Toba . Bahasa yang umum digunakan yaitu Bahasa Indonesia dan Batak Toba. Dalam percakapan sehari-hari karena sudah terbiasa dan turun temurun bahasa yang digunakan adalah Bahasa Batak Toba. Sementara Bahasa Indonesia digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah dan di dalam kegiatan yang bersifat formal dalam urusan administrasi pemerintahan meskipun sebenarnya karena terbiasa pada saat percakapan berlangsung juga menggunakan Bahasa Batak Toba. 16 Sipoholon Dalam Angka 2012 Universitas Sumatera Utara 27 memberikan fasilitas dan dorongan yang lebih terarah bagi perkembangan pembangunan kerakyatan. Di desa ini luas lahan pertanian sekitar 131 Ha dengan rata-rata produksi 53,69 TonHa. Hasil pertanian yang dihasilkan diantaranya padi, palawija jagung, ubi kayu, kacang tanah, ketela, sayur-sayuran seperti cabe, bawang merah, buncis, kentang dan yang lainnya. Terdapat juga beberapa hasil dari perkebunan diantaranya kopi, kelapa, karet. 17 Ketiga konsep ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Ketiga hal ini mempunyai prestise dan tingkatan yang berbeda. Hula-hula berada pada status tertinggi baik secara sosial maupun dalam konteks spritual atau adat. Ketiga konsep ini juga terungkap dalam sebuah pepatah Batak Toba yang menyatakan somba marhula-hula, elek marboru, manat mardongan tubu. Artinya setiap orang Selain sebagai petani masyarakat yang tinggal di desa tersebut ada juga yang bekerja di bidang usaha atau profesi lainnya antara lain seperti di bidang pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, dan juga bidang akademis seperti PNS ataupun guru dan juga dalam usaha kecil menengah.

2.5 Sistem Kekerabatan