MANFAAT PENELITIAN KERANGKA PEMIKIRAN HIPOTESIS

commit to user 5. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara faktor motif dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook. 6. Untuk mengetahui kecenderungan perbedaan yang signifikan antara tingkat ketergantungan terhadap facebook berdasarkan faktor kategori sosial yang terdiri dari jenis kelamin, agama, dan jenis pekerjaan orang tua responden dan status ekonomi responden.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi wahana memperluas pengetahuan dan pengalaman mengenai ketergantungan terhadap media. 2. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai ketergantungan terhadap media. Penelitian ini juga akan memperkaya kajian Ilmu Komunikasi dalam tataran studi ketergantungan media. commit to user

E. LANDASAN TEORI 1. Ketergantungan Media

Dalam komunikasi, ketergantungan terhadap media bisa diukur berdasarkan teori ketergantungan media Dependency Theory. Teori ketergantungan media memperkirakan bahwa seseorang bergantung pada informasi media untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan mencapai tujuan tertentu Littlejohn, 1999:351. Marlatt, Baer, Doncan dan Kivlahan 1988, hal 224 mendefinisikan ketergantungan di bidang penelitian komunikasi sebagai, sebuah kebiasaan yang memiliki pola repetitif yang meningkatkan resiko penyakit dan atau pribadi dan masalah sosial ... sering mengalami kerugian secara subjektif seperti “kehilangan kontrol” yang terus berlanjut meskipun terdapat kehendak untuk tidak melakukan atau menggunakan”. Sedangkan LaRose, Lin dan Eastin dalam penelitiannya berjudul Unregulated Internet usage: Addiction, habit of deficient self-regulation? pada tahun 2003 menyatakan bahwa ketergantungan terhadap media adalah bahwa seseorang merasa seolah-olah mereka dipaksa untuk mengkonsumsi media, meskipun mungkin memiliki konsekuensi yang negatif. American Psychiatric Associations Manual 1994 dalam Diagnostic and statistical manual of mental disorders 4th ed..memberikan tujuh gejala untuk ketergantungan, yaitu: toleransi kebutuhan yang bertambah untuk mencapai efek yang diinginkan, commit to user penarikan diri, penggunaan untuk jumlah yang lebih besar selama jangka waktu yang lama, keinginan untuk mengurangi, menghabiskan waktu yang signifikan pada aktivitas, mengurangi waktu yang dihabiskan untuk sosial, pekerjaan atau rekreasi, dan pengguna terus menggunakan meskipun mengetahui bahwa hal tersebut menimbulkan masalah. Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur adalah yang pertama kali mengusulkan teori ketergantungan media. Awalnya teori ini digunakan untuk menjelaskan mengapa komunikasi massa terkadang mempunyai efek yang kuat dan langsung namun dan pada lain waktu mempunyai efek yang lemah dan tidak langsung. Untuk dapat melakukan hal tersebut, teori ini menarik lima paradigma khusus yaitu perhatian struktur fungsionalis pada stabilitas sosial, fokus terhadap adanya perubahan pada konflik, penekanan pada adaptasi sosial dari paradigma evolusi, konsentrasi pada konstruksi makna dalam perspektif intrekasi simbolik, dan yang terakhir penjelasan tentang faktor individu motivasi, sikap, nilai dan perilaku yang diambil dari paradigma kognitif DeFleur dan Ball-Rokeach, 1989: 302. Teori ketergantungan media mempunyai dua tingkatan yaitu makro dan mikro. Konseptual untuk analisis makro meliputi tiga paradigma yaitu studi sistem sosial berskala besar seperti kelompok formal atau birokrasi kompleks, seluruh masyarakat atau untuk penilaian proses sosial yang berskala umum seperti stabilitas, konflik dan perubahan DeFleur dan Ball-Rokeach, 1989: 299. commit to user Sedangkan untuk tingkatan mikro analisis berkaitan dengan unit yang sangat spesifik yang biasanya berarti individu. Teori-teori efek psikologis media dibentuk pada tingkatan ini dengan fokus pada variabel tertentu dan proses yang mempengaruhi individu DeFleur dan Ball- Rokeach, 1989: 299. Sebuah keuntungan dari teori ketergantungan media adalah bahwa konsep yang ada di dalamnya dapat berlaku untuk menjelaskan hubungan makro sistem sosial atau untuk memeriksa pada tingkat mikro yang lebih konkrit yaitu keterkaitan antara individu dengan media DeFleur dan Ball-Rokeach, 1989: 300. Setiap individu mengembangkan hubungan ketergantungan dengan media berdasarkan tujuan mereka masing-masing dan beberapa tujuan tersebut hanya dapat dipenuhi dengan menggunakan informasi yang ada pada media. Setiap individu tentunya berbeda dalam menentukan media yang mereka gunakan karena mereka memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda, tetapi pada saat yang sama isi, serta karakteristik teknologi media yang hampir sama membatasi pilihan individu dan pembatasan ini membuat kemiripan terhadap sistem media yang mereka gunakan DeFleur dan Ball-Rokeach, 1989: 305. Teori ketergantungan media hampir sama dengan teori uses and gratification. Persamaannnya adalah, teori ini menganggap individu sebagai seseorang yang aktif dalam menentukan pilihannya terhadap media yang akan digunakan Mulyana, 2001: 101. Berdasarkan teori commit to user ketergantungan media, individu digambarkan sebagai seseorang yang aktif yang memilih media apa yang ingin mereka pakai, tonton, dengar atau baca. Semakin banyak harapan seseorang terhadap informasi yang dapat membantu tujuan mereka, maka akan semakin kuat ketergantungan mereka terhadap media itu selama mereka tidak mengalami kekecewaan terhadap media tersebut. Dalam kajian teori ketergantungan, sistem media memberikan sejumlah fungsi pelayanann informasi mulai dari hal sepele sampai yang sangat penting. Semakin besar fungsi layanan pemberian informasi ini dapat dipenuhi oleh media, maka semakin besar pula ketergantungan pada media yang terdapat dalam masyarakat tersebut. Semakin besar kebutuhan akan informasi semakin besar ketegantungan terhadap media. Teori ketergantungan menyatakan bahwa semakin tergantung seseorang dalam memenuhi kebutuhannya, media akan menjadi sesuatu yang penting baginya dan bahkan juga akan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi dirinya. Teori ketergantungan media mengungkapkan bahwa setiap individu mempunyai derajat ketergantungan yang berbeda-beda. Dimana semakin tinggi ketergantungan terhadap media maka media tersebut akan memberikan pengaruh yang besar terhadap khalayak Baran dan Dennis, 2003: 307. commit to user Efek dari ketergantungan yang dimaksud adalah meliputi: a. Efek Kognitif. Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini membahas tentang bagaimana media dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. b. Efek Afektif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, benci, kesal, kecewa, penasaran, sayang, cemas, sinis, kecut dan sebagainya. c. Efek Behavior. Efek behavior merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Behaviour bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha, yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan Effendy, 1993: 318. Lebih lanjut, Ball-rokeach mengajukan sebuah hipotesis bahwa semakin besar intensitas tingkat ketergantungan seseorang maka semakin besar pula gairah kognitif serta perhatian seseorang terhadap media tersebut dan juga gairah afektif atau gairah emosinya. Lebih lanjut seseorang yang telah terangsang secara kognitif dan afektif akan terlibat dalam pengolahan informasi secara cermat yang memungkinkannya untuk commit to user mengingat informasi yang telah mereka terima dari media yang mereka pilih DeFleur dan Ball-Rokeach, 1989: 313. Secara umum, Besarnya ketergantungan seseorang pada media ditentukan dari dua hal. a. Individu akan condong menggunakan media yang menyediakan kebutuhannya lebih banyak dibandingkan dengan media lain yang hanya sedikit. b. Prosentase ketergantungan juga ditentukan oleh stabilitas sosial saat itu Littlejohn, 1999: 352-353. commit to user Teori ini secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 1.1 Proses ketergantungan media Sumber: Littlejohn, 1999: 353 SISTEM SOSIAL Struktur Sosial Struktur Politik Struktur Ekonomi SISTEM MEDIA Konten Struktur Fungsi AUDIENS Faktor psikologis Kategori Sosial Hubungan Sosial Kebutuhan Perhatian Motif ALTERNATIF PENGGUNAAN FUNGSIONAL Salurankonten MediaNon Media Konsumsi Proses Aktivitas Lain Ketegantungan Non Ketergantungan SISTEM MEDIA Konten media Konsumsi Proses Interpretasi Ketergantungan Non Ketergantungan EFEK Kognitif, Afektif, Behavior commit to user Berdasarkan model yang digambarkan di atas menunjukkan bahwa institusi sosial dan sistem media berinteraksi dengan audiens untuk menciptakan kebutuhan, minat, dan motif. Hal ini akan mempengaruhi audiens untuk memilih beragam sumber media dan non-media yang selanjutnya dapat menghasilkan beragam ketergantungan. Manusia yang bergantung pada segmen media tertentu akan terpengaruh secara kognitif, afektif, dan behavioral oleh segmen tersebut. Akibatnya, manusia dipengaruhi oleh cara dan tingkatan yang berbeda oleh media Littlejohn, 1999: 352-354. Penelitian terhadap ketergantungan media sudah banyak dilakukan. Dahulu penelitian terhadap ketergantungan media banyak dilakukan pada media massa salah satunya televisi. Pada tahun 2004 Horvath melakukan penelitian untuk mengukur kecanduan terhadap televisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang termasuk dalam skor tinggi pada kecanduan televisi memiliki kecenderungan untuk menyalakan televisi saat pertama kali mereka bangun, merasa bersalah tentang jumlah waktu menonton televisi mereka, merasa mereka harus lebih mengurangi waktu melihat telvisi mereka melihat dan terganggu oleh kritik tentang menonton televisi terhadap mereka. Mereka yang lebih banyak menonton televisi juga sangat mungkin menarik diri ketika harus pergi tanpa televisi. Sedangkan menurut McIlwraith dalam penelitiannya berjudul ‘I’m addicted to television’: The personality, imagination, and TV watching patterns of self-identifies TV addicts pada tahun 1998 menyatakan bahwa commit to user seorang pencandu televisi lebih tertutup, dan mudah bosan. Mereka menggunakan televisi untuk melarikan diri dari suasana hati yang tidak menyenangkan, mengatur suasana hati, mengisi waktu dan memerangi kebosanan. Lebih lanjut Horvath menyatakan bahwa studi mengenai kecanduan televisi, mirip dengan studi untuk menyelidiki kecanduan terhadap obat-obatan. Seseorang yang sudah begitu jauh mengalami kecanduan televisi dapat bertindak kasar terhadap orang lain ketika mereka disela waktu mereka menonton televisi Horvath, 2004. Penelitian mengenai kecanduan atau ketergantungan terhadap media semakin berkembang. Tidak hanya berkisar mengenai televisi, akhir-akhir ini penelitian mengenai ketergantungan media banyak dikembangkan seputar internet. Seperti televisi, para peneliti semakin sadar mengenai ketergantungan masyarakat kepada internet Hilts, 2008. Kimberly S.Young, seseorang yang pertama kali mengenalkan tentang kecanduan pada internet, pernah melakukan penelitian berjudul Internet addiction: The emergence of a new clinical disorder pada tahun 1996. Young meneliti motivasi pengggunaan internet untuk kesenangan atau ketertarikan pribadi dibandingkan dengan motivasi berdasarkan tujuan akademik atau pekerjaan terkait kepada 596 orang. Young membedakan antara pengguna yang tergantung dan pengguna biasa berdasarkan delapan pertanyaan yang sebelumnya digunakan untuk meneliti seseorang yang kecanduan terhadap judi. Hasil penelitian commit to user menunjukkan bahwa pengguna yang tergantung pada internet menghabiskan rata-rata 38,5 jam seminggu online, hampir delapan kali dibandingkan pengguna biasa. Seseorang yang tergantung pada internet juga akan meningkatkan penggunaan internet mereka secara bertahap, serupa dengan pecandu alkohol yang meningkatkan konsumsi dalam rangka mencapai tingkat efek yang diinginkan. Setelah penelitian yang dilakukan Young, penelitian tentang kecanduan terhadap internet semakin lama semakin berkembang. Salah satunya adalah tesis yang dilakukan oleh Megan L. Hilts berjudul Internet Dependency, Motivations for Internet Use and Their Effect on Work Productivity: The 21st Century Addiction pada tahun 2008. Hilts melakukan penelitian terhadap 85 pelajar dan juga 26 pekerja penuh waktu. Untuk membedakan antara pengguna internet yang tergantung dan tidak, Hilts menggunakan 8 pertanyaan yang sebelumnya digunakan oleh Young. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Young, Hilts juga menemukan bahwa pengguna internet yang sudah kecanduan, penggunaannya akan meningkat dibanding penggunaan saat pertama kali. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan oleh Hilts melaporkan bahwa pengguna internet yang tergantung mempunyai efek negatif terhadap produktivitas kerja dan juga mempunyai motivasi untuk menggunakan internet lebih tinggi dibandingkan pengguna biasa. commit to user

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Ketergantungan

Berdasarkan gambar 1.1 terdapat beberapa hal yang mempengaruhi tingkat ketergantungan individu terhadap media. Beberapa di antaranya adalah:

a. Kebutuhan

Kebutuhan dalam arti sempit dapat didefinisikan sebagai suatu zat sel yang harus dimiliki oleh setiap sel organisme agar tetap sehat. Akan tetapi pada umumnya kebutuhan dalam arti luas merupakan setiap kekurangan yang dirasakan seseorang yang berlawanan dengan kesejahteraannya Komarudin, 1990:34. Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dan secara sadar melalui kelakuan mereka berusaha memenuhinya agar mereka dapat menjalankan kehidupan yang mereka inginkan. Dalam bentuk paling sederhana, studi tentang kebutuhan individu pada media dikemukakan dalam teori uses and gratifications. Dalam bentuk paling sederhana, teori ini mengemukakan bahwa khalayak memiliki kebutuhan dan dorongan tertentu yang dipuaskan oleh sumber media dan non media. Sejumlah peneliti mengklasifikasikan berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan dengan menggunakan sumber daya media ke dalam empat kategori sistem yaitu: commit to user 1 Cognitive pengetahuan Kognisi mendasari tindakan seseorang untuk melalukan sesuatu. Seseorang menggunakan media untuk memperoleh informasi tentang sesuatu. 2 Diversion hiburan Hiburan dapat diperoleh melalui beberapa bentuk yang dikemukakan para peneliti sebagai berikut yaitu a stimulation atau pencaraian untuk mengurangi rasa bosan atau melepaskan diri dari kegiatan rutin, b relaxation santai atau pelarian dari tekanan dan masalah, dan c emotional release pelepasan emosi dari perasaan atau energi yang terpendam. 3 Social utility kepentingan sosial Mencakup kebutuhan untuk memperkuat hubungan dengan keluarga, teman, dan yang lainnya dalam masyarakat. 4 Withdrawl pelarian Individu menggunakan media untuk mengatasi rintangan antara mereka dan orang lain, atau untuk menghindari aktivitas lain Ardiyanto dan Erdiyana, 2005: 26-27. Teori ketergantungan menyatakan bahwa semakin tergantung seseorang dalam memenuhi kebutuhannya, media akan menjadi sesuatu yang penting baginya dan bahkan juga akan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi dirinya Baran dan Dennis, 2003: 307. commit to user

b. Perhatian

Perhatian merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahanya aktivitas, daya, konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu objek. Perhatian sangat dipengaruhi oleh perasaan dan suasana hati serta ditentukan oleh kemauan Kartono, 1990:111. Berdasarkan prinsip selective attention dijelaskan bahwa individu akan memberikan perhatian terhadap pesan yang menarik perhatiannya. Perhatian juga berhubungan dengan kebutuhan- kebutuhan Ahmadi, 1992:145. Berdasarkan prinsip tersebut, seorang individu melakukan saringan untuk mengambil yang terbaik dari pesan yang berasal dari media-media yang dirasa sesuai dengan sikap, nilai, dan kepercayaannya Liliweri, 1991: 147. Selain itu, keanggotaan seseorang pada berbagai kelompok sosialpun ikut berpengaruh pada pilihan pesan. Misalnya pada afiliasi agama, partai, suku bangsa, sehingga dapat dilihat mereka yang mempunyai agama yang sama cenderung memilih untuk memperhatikan pesan yang sama pula. Seorang individu akan lebih berminat terhadap informasi yang dapat membangun citra hubungannya dengan orang lain. Jika informasi tersebut menarik untuk seseorang, keluarganya, tetangganya, kenalannya, maka commit to user informasi itu akan disukainya karena adanya hubungan sosial yang terjadi di antara mereka Liliweri, 1991: 147. Secara garis besar, prinsip selective attention adalah suatu pengaruh kuat dari struktur kognitif seseorang, kategori keanggotaan sosialnya, serta hubungan sosialnya sangat menentukan bagaimana seseorang memilih pesan-pesan media Liliweri, 1991: 147. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Young yang berjudul Internet addiction: The emergence of a new clinical disorder pada tahun 1996, Young menyimpulkan bahwa pengguna yang tergantung mempunyai perhatian yang lebih banyak dibandingkan dengan pengguna biasa. Intensitas penggunaan media internet pada pengguna tergantung dalam penelitiannya menunjukkan delapan kali lebih sering dibandingkan dengan pengguna biasa.

c. Motif

Menurut Gerungan 1996:18 motif adalah dorongan keinginan, hasrat dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu. Motif ini memberikan tujuan arah tingkah laku kita, juga kegiatan-kegiatan yang biasanya kita lakukan sehari-hari. Menurut penelitian yang dilakukan maka faktor-faktor terpenting yang mempengaruhi motivasi adalah sebagai berikut: 1 Kebutuhan-kebutuhan pribadi commit to user 2 Tujuan dan persepsi-persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan. 3 Cara dengan apa kebutuhan-kebutuhan serta tujuan-tujuan tersebut akan terealisasi Santosa, 1999: 312. Khalayak dengan didorong oleh tujuan kognitifnya akan mencari informasi yang beragam dari media agar keinginanya terpenuhi. Kebutuhan akan informasi bila dihubungkan dengan fungsi media massa mengandung tiga hal, yaitu media berusaha memberi informasi tujuan, orang mengetahui sesuatu dari media konsekuensi, dan media diharapkan dapat memberikan informasi keharusan atau harapan McQuail, 1996: 68. Sementara itu, khalayak yang didasari oleh tujuan diversinya akan bersifat pasif tingkat partisipasinya, karena hanya bertumpu pada perasaan senang atau tidak senang. Motivasi penggunaan media yang dimiliki oleh khalayak tidak terlepas dari beberapa fungsi yang terdapat dalam media itu sendiri. Terdapat sebuah asumsi yang menyatakan bahwa beberapa fungi penting dalam masyarakat dipegang oleh media yang keberadaannya tergantung pada penerimaan sukarela para individu pada akhirnya menuntut adanya pola pemakaian kompleks yang ditentukan oleh individu. Sehingga tidak mungkin ada fungsi yang diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat, tanpa adanya penyelenggaraan fungsi yang diarahkan untuk kepentingan individu McQuail, 1996: 70. commit to user Lasswell memberikan ringkasan kesimpulan mengenai fungsi media untuk masyarakat yaitu sebagai pengawasan lingkungan, pertalian korelasi bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respons terhadap lingkungannya, transmisi warisan budaya. Semua itu berurutan bertalian dengan: pemberian informsi, pemberian komentar atau interpretasi yang membantu pemahaman makna penggalan informasi, dan pembentukan kesepakatan konsesnsus, ekspresi nilai- nilai dan simbol budaya yang diperlukan untuk melestarikan identitas dan kesinambungan masyarakat McQuail, 1996: 70. McQuail menguraikan beberapa motif seorang individu dalam menggunakan media berdasarkan fungsinya: 1 Informasi a Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia. b Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan. c Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d Belajar, pendidikan diri sendiri. e Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. 2 Identitas pribadi a Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. b Menemukan model perilaku. c Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media. commit to user d Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. 3 Integrasi dan interaksi sosial a Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial. b Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki. c Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. d Memperoleh teman selain dari manusia. e Membantu menjalankan peran sosial. f Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat. 4 Hiburan a Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan. b Bersantai. c Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis. d Mengisi waktu. e penyaluran emosi. f Membangkitkan gairah seks McQuail, 1996: 72. Berdasarkan tesis yang dilakukan oleh Hilts yang berjudul Internet Dependency, Motivations for Internet Use and Their Effect on Work Productivity: The 21st Century Addiction pada tahun 2008, Hilts menyimpulkan bahwa pengguna internet yang mengalamai commit to user ketergantungan mempunyai motif yang lebih tinggi untuk mengakses internet dibandingkan pengguna biasa.

d. Sifat Psikologis

Psikologi yang berasal dari bahasa Yunani “psyche” mengandung arti jiwa dan “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi menurut arti kata psikologi artinya Ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya Ahmadi, 1999:1. Psikologi juga merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan kehidupan psikis jiwani manusia Kartono, 1990:1. Tingkah laku atau perbuatan mempunyai pengertian yang sangat luas. Tidak hanya mencakup kegiatan motoris saja tetapi juga membahas bermacam-macam fungsi seperti melihat, mendengar, berpikir, dan sebagainya Kartono, 1990:3. Sedangkan kegiatan psikis pada umumnya digolongkan ke dalam emapat kategori, yaitu pengenalan atau kognisi, perasaan atau emosi, kemauan atau konasi, dan gejala campuran Kartono, 1990:4. Sifat psikologis pada setiap orang yang berbeda-beda membuat setiap orang berbeda dalam menanggapi media. Hal ini sejalan dengan ungkapan De Fleur bahwa setiap individu memilki kepribadian masing-masing yang akan mempengaruhi juga perilaku mereka dalam menanggapi sesuatu. Perbedaan individu disebabkan commit to user karena perbedaan lingkungan yang menghasilkan pula perbedaan pandangan dalam menghadapi sesuatu. Dari lingkungannya akan terbentuk sikap, nilai-nilai, serta kepercayaan yang mendasari kepribadian mereka Liliweri, 1991:105. Berdasarkan teori psikologi umum maka dapat dirumuskan konsep persepsi selektif yang didasarkan pada perbedaan kepribadian individu. Setiap orang akan menganggapi isi media berdasarkan kepentingan mereka, disesuaikan dengan kepercayaannya serta nilai- nilai sosial mereka Liliweri, 1991:106.

e. Kategori Sosial

Perspektif ini berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sosial berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, pendidikan, tempat tinggal, dan keyakinan beragama menampilkan kategori respons. Anggota-anggota kategori tertentu akan cenderung memilih isi komunikasi yang sama dan akan memberi respons yang hampir sama pula terhadap isi media tersebut Rakhmat, 1994:204. Penggolongan sosial didasarkan pada pengelompokkan individu yang mempunyai golongan yang sejenis misalnya dalam hal pendapatan, jenis pekerjaan, status sosial, dan agama. Masing-masing kelompok golongan sosial tersbut mempunyai perbedaan sehingga commit to user seringkali teori ini disebut dengan teori perbedaan sosial Liliweri, 1991: 121. Menurut McQuail khalayak audience dapat dikelompokkan dalam kategori sebagai berikut: 1 Kelompok atau publik sejalan dengan pengelompokkan minoritas politis, religius, atau etnis dan dengan karakteristik sosial bersama dari tempat, kelas sosial, politik, budaya, dan sebagainya. 2 Kelompok kepusaan yang terbentuk atas dasar tujuan atau kebutuhan tertentu yang ada dari media, tetapi berkaitan misalnya dengan isu politik atau sosial, jadi suatu kebutuhan akan informasi atau akan kepuasan emosional dan afeksi tertentu. 3 Kelompok penggemar atau budaya cita rasa yang terbentuk atas dasar minat pada jenis isi atau gaya atau daya tarik tertentu akan kepribadian tertentu atau cita-cita rasa budaya atau intelektual tertentu. 4 Audiens atau medium yang berasal dari dan dipertahankan oleh kebiasaan atau loyalitas kepada sumber media tertentu. Dengan asumsi tersebut maka orang-orang yang berada dalam satu golongan sosial, kelompok sosial yang sama cenderung menanggapi atau memilih jenis pesan media yang sama. Cara menanggapi pesan media yang berbeda tersebut juga akan commit to user menimbulkan tingkat ketergantungan yang berbeda terhadap media. Liliweri, 1991: 122.

f. Hubungan Sosial

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia hubungan sosial dapat diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan khalayak, masyarakat dan umum Zul dan Aprilia, 1990:512. Perspektif hubungan sosial menekankan pentingnya peranan hubungan sosial yang informal yang mempengaruhi reaksi seseorang trehadap media Rakhmat, 1994: 204. Seseorang yang mempunyai hubungan sosial informal dengan lingkungan sekitar yang bagus tidak akan terlalu tergantung dengan media. Hal ini dikarenakan orang tersebut mempunyai sumber informasi selain media Littlejohn, 1999:354.

g. Alternatif Fungsional Media

Alternatif bisa juga diartikan sebagai pilihan lain. Pilihan lain yang dimaksudkan disini adalah pilihan media lain yang dapat digunakan. Adanya beragam media lain di luar media yang sudah dipilih oleh seseorang akan mempengaruhi ketergantungan seseorang terhadap salah satu media. Semakin banyak alternatif yang dimiliki oleh individu untuk memuaskan kebutuhannya, individu tersebut tidak akan bergantung pada media apa pun Littlejohn, 1999:354. commit to user

3. Karakteristik Situs Jejaring Sosial

Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat di dunia. Situs jejaring sosial dapat diartikan sebagai struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukkan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954 Ridwan, Nawawi dan Dino, 2008. Lebih lanjut, situs jejaring sosial Social network sites merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Pengisian profil dan data pribadi ini merupakan langkah awal seseorang berkomunikasi dengan orang lain melalui situs jejaring sosial, karena umumnya seseorang akan memulai komunikasi setelah mengetahui profil orang tersebut. Selain untuk menambah jaringan dan komunikasi, situs jejaring sosial ini juga bermanfaat untuk menyalurkan self-disclosure seseorang. Keberadaan situs jejaring sosial memudahkan kita untuk berinteraksi dengan orang-orang dari seluruh belahan dunia dengan biaya yang lebih murah dibandingkan menggunakan telepon. Selain itu, dengan commit to user adanya situs jejaring sosial, penyebaran informasi dapat berlangsung dengan cepat. Situs jejaring sosial pertama, yaitu Classmates.com pada tahun 1995 yang berfokus pada hubungan antar mantan teman sekolah. Kemudian Sixdegrees.com mulai muncul pada tahun 1997. Situs ini memiliki aplikasi untuk membuat profil, menambah teman, dan mengirim pesan. Tahun 1999 dan 2000, muncul situs sosial lunarstorm, live journal, Cyword yang berfungsi memperluas informasi secara searah. Tahun 2001, muncul Ryze.com yang berperan untuk memperbesar jejaring bisnis. Tahun 2002, muncul friendster sebagai situs anak muda pertama yang semula disediakan untuk tempat pencarian jodoh. Dalam keanjutannya, friendster ini lebih diminati anak muda untuk saling berkenalan dengan pengguna lain. Tahun 2003, muncul situs sosial interaktif lain menyusul kemunculan friendster, Flick R, You Tube, Myspace. Hingga akhir tahun 2005, friendster dan Myspace merupakan situs jejaring sosial yang paling diminati Ridwan, Nawawi dan Dino, 2008. Pengembangan-pengembangan karakteristik yang dilakukan oleh situs My Space ialah, melalui situs ini pengguna tidak hanya dapat melihat profil atau foto-foto pengguna lainnya. Pengguna My Space juga tidak hanya dapat berkomunikasi melalui pesan-pesan messages. Situs My Space memungkinkan para penggunanya untuk dapat berkomunikasi secara langsung melalui chat, tidak lagi sekedar melihat-lihat profil atau foto dan berkirim pesan dengan pengguna lain. Hal yang istimewa dari My commit to user Space ialah, situs ini sering dijadikan sarana bagi remaja atau groupies untuk berkomunikasi dengan band-band favoritnya Michael Ray, 2009. Memasuki tahun 2006, penggunaan friendster dan Myspace mulai tergeser dengan adanya facebook. Facebook dengan tampilan yang lebih modern memungkinkan orang untuk berkenalan dan mengakses informasi seluas-luasnya. Facebook memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan situs jejaring sosial lainnya Kurniali, Sartika dan Windy, 2009 : a. Clean Layout Layout yang sangat baik walaupun ada beberapa menu yang posisinya tidak gampang ditemukan. b. No Advertising Tidak ada banner atau iklan gambar yang mencolok. c. Network Pada awal pembuatan account, pengguna diminta untuk memilih jaringan utama berdasarkan negara. Dengan fitur ini, pengguna bisa dengan mudah menemukan teman yang ada di Indonesia. d. Photo Album Pengguna bisa membuat foto album sehingga bisa dikelompokkan menjadi kategori. commit to user e. Grup Facebook memberikan sarana kepada pengguna untuk membuat grup dimana grup ini memiliki fitur yang sangat baik untuk membentuk komunitas online. f. Selling Facebook memiliki fitur yang memungkinkan pengguna untuk menawarkan barang atau jasa kepada pengguna lainnya. g. Event Pengguna bisa mengisi event atau kegiatan yang pengguna ingin pengguna lainnya untuk diketahui. h. Status Update Pengguna bisa membagi apa yang sedang ada di pikirannya melalui status dan bisa dilihat oleh seluruh pengguna yang sudah menjadi temannya. i. Mobile Acces Pengguna bisa melakukan kegiatan yang ada di facebook dengan mengirim SMS. Hampir sama dengan SMS Banking. j. Mobile Browsing Pengguna bisa mengakses website facebook langsung dari telepon seluler ponsel. k. Anti Fake Akun atau Spam Facebook memiliki fitur yang bisa mencegah akun palsu dan spam. commit to user l. Develop Your Facebook Widget Pengguna bisa membangun aplikasi game, feed reader, dan aplikasi lainnya kemudian dipasang di profilnya, m. Bandwidth yang dipakai tidak terlalu besar, sehingga waktu yang digunakan untuk mengakses facebook lebih cepat daripada lainnya. n. Tag Photo Dengan fitur ini pengguna dapat tagging atau menandai orang lain yang ada dalam foto tersebut dan akan terkirim ke facebook orang lain yang di-tag. o. Banyak game menarik yang bisa langsung dimainkan di facebook. commit to user

F. KERANGKA PEMIKIRAN

Adapun konsepsi kerangka pemikiran penulis rangkum dalam skema berikut ini: Untuk memperjelas alur kerangka pemikiran dan teori dari penelitian ini dapat dilihat dari keterkaitan variabel penelitian. Variabel yang pertama adalah variabel pengaruh independent variabel yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketergantungan responden terhadap facebook, meliputi faktor kategori sosial, faktor hubungan sosial, faktor alternatif media, faktor perhatian, faktor kebutuhan, dan faktor motif. Faktor Kategori Sosial 1. Agama 2. Jenis Kelamin 3. Status Ekonomi 4. Jenis pekerjaan orang Tua Faktor Hubungan Sosial Tingkat Ketergantungan terhadap Facebook Faktor Alternatif Media Faktor Perhatian Faktor Kebutuhan Faktor Motif commit to user Variabel yang kedua adalah variabel terpengaruh dependent variabel yaitu tingkat ketergantungan responden dalam hal ini mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook. Dalam penelitian ini, tingkat ketergantungan responden terhadap facebook berhubungan dengan beberapa faktor independen seperti yang telah digambarkan sebelumnya yaitu faktor kategori sosial, faktor hubungan sosial, faktor alternatif media, faktor perhatian, faktor kebutuhan, dan faktor motif.

G. HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang kebenarannya harus diuji melalui penelitian. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang dikemukakan adalah: 1. Terdapat hubungan yang signifkan antara faktor hubungan sosial mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook. 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor alternatif media yang digunakan oleh mahasiswa Imu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor perhatian mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook. 4. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor kebutuhan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook. commit to user 5. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor motif mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook. 6. Terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat ketergantungan responden terhadap facebook berdasarkan faktor kategori sosial yang meliputi jenis kelamin, agama, status ekonomi, dan jenis pekerjaan orang tua mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook.

H. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian