FAKTOR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN TERHADAP FACEBOOK

(1)

commit to user

FAKTOR-FAKTOR IN

KETERG (Studi Korelasi Fa Ketergantungan terhada

Universi

Diajukan untuk Me Guna Me pa

JU FAKULT

UN

INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN T GANTUNGAN TERHADAP FACEBOOK si Faktor-Faktor Internal dan Eksternal dengan Ting

hadap Facebook di Kalangan Mahasiswa Ilmu Kom rsitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010)

Oleh : FARADYAN ERWANTO D0206053 Oleh : MIMIN SUKMAWATI D0206072 SKRIPSI

uk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-sy Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

pada Program Studi Ilmu Komunikasi

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

LTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARATA 2011 TINGKAT n Tingkat omunikasi t-syarat


(2)

commit to user

PERSETUJUAN

Disetujui Untuk Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pembimbing

Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D. NIP. 19710217 199802 1001


(3)

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari :

Tanggal :

Panitia Penguji :

1. Drs. A. Eko Setyanto, M.Si ( )

NIP. 19580617 198702 1 001 Ketua

2. Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si ( )

NIP. 19690207 199512 2 001 Sekretaris

3. Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D. ( )

NIP. 19710217 199802 1001 Penguji

Mengetahui,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Dekan

Drs. H. Supriyadi S.N, SU NIP. 19530128 198103 1 00


(4)

commit to user

MOTTO HIDUP


(5)

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Allah SWT, Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala limpahan rahmat serta karuniaNya,

Ibu dan Bapak, terima kasih atas segala kasih sayang, doa, nasehat dan dukungan yang tidak pernah berhenti mengalir kepadaku.


(6)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul KETERGANTUNGAN TERHADAP FACEBOOK (Studi Korelasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal dengan Tingkat Ketergantungan pada Facebook). Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah dan karuniaNya yang tiada terkira.

2. Drs. H. Supriyadi SN., SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dra. Prahastiwi Utari, M.si, Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Hamid Arifin, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, terima kasih atas segala bantuannya.

5. Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D. selaku dosen pembimbing, atas kesediannya untuk membimbing, telah menyediakan waktu untuk memberikan arahan serta bimbingan selama penyusunan skripsi ini. 6. Ibu dan bapak yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang,


(7)

commit to user

7. Sahabat-sahabat baikku Mayang, Fika, Sidiq, Mita, Naomi, Galuh, Eva atas semua bantuan, dukungan, semangat, dan persahabatan yang telah terjalin selama ini.

8. Teman-teman seluruh angkatan Ilmu Komunikasi 2006, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih atas semua dukungannya. 9. Untuk semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu-satu, terimakasih atas bantuan dan dukungannya.

Surakarta, 3 Januari 2011


(8)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL……….. PERSETUJUAN………... PENGESAHAN………... MOTTO HIDUP………... PERSEMBAHAN………... KATA PENGANTAR………... DAFTAR ISI………... DAFTAR TABEL………. DAFTAR GAMBAR……… ABSTRAK………... ABSTRACTS………...

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian... E. Landasan Teori... 1. Ketergantungan Media...

i ii iii iv v vi viii xi xvii xviii xix 1 7 8 9 10 16


(9)

commit to user

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Ketergantungan... 3. Karakteristik Situs Jejaring Sosial... F. Kerangka Pemikiran... G. Hipotesis... H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian... 2. Metode Penelitian... 3. Lokasi Penelitian... 4. Teknik Pengambilan Sampel... 5. Definisi Konsepsional... 6. Definisi Operasional... 7. Teknik Pengumpulan Data... 8. Teknik Analisis Data...

BAB II: DESKRIPSI LOKASI

A. Gambaran Umum Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret

Surakarta……… 1. Sejarah Perkembangan Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Sebelas Maret Surakarta………. 2. Visi dan Misi………. 3. Kurikulum……….. B. Gambaran Umum tentang Facebook………...

20 31 36 37 38 38 39 39 43 47 56 58 62 62 63 65 67


(10)

commit to user

1. Sejarah Facebook………... 2. Pendiri Facebook………... 3. Profil Perusahaan Facebook………..

BAB III: PENYAJIAN DATA

A. Kategori Sosial... B. Hubungan Sosial... C. Alternatif Media... D. Perhatian... E. Kebutuhan... F. Motif... G. Ketergantungan terhadap Facebook...

BAB IV: ANALISIS DATA

A. Uji Korelasi Hubungan Antar Variabel……….. B. Kecenderungan Tingkat Ketergantungan terhadap Facebook Berdasar pada Variabel Kategori Sosial……….

BAB IV: PENUTUP

A. Kesimpulan... B. Saran...

67 70 72

77 79 87 93 108 119 133

154

158

163 165


(11)

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 : Sepuluh Besar Negara dengan Account Facebook Terbanyak

di Tahun 2010……… Tabel 3.1 : Agama yang Dianut Responden………. Tabel 3.2 : Besarnya Pengeluaran Keluarga dalam 1 Bulan……… Tabel 3.4 : Pekerjaan Ayah……….. Tabel 3.5 : Pekerjaan Ibu……….. Tabel 3.6 : Keaktifan di Kampus………. Tabel 3.7 : Keaktifan dalam Mengikuti Kegiatan atau Organisasi Sekitar

Rumah……… Tabel 3.8 : Banyaknya Waktu yang Dimiliki untuk Bersosialisasi dengan

Teman-Teman Kampus……….. Tabel 3.9 : Banyaknya Waktu yang Dimiliki untuk Bersosialisasi dengan

Keluarga………. Tabel 3.10 : Banyaknya Waktu yang Dimiliki untuk Bersosialisasi dengan Orang-Orang di Sekitar Rumah……… Tabel 3.11 : Banyaknya Waktu yang Dimiliki untuk Bersosialisasi dengan Teman-Teman Sewaktu Sekolah……….. Tabel 3.12 : Pengaruh yang Diberikan Teman dalam Penggunaan

Facebook………... 4 77 78 78 79 80

81

82

83

84

85


(12)

commit to user

Tabel 3.13 : Total Nilai Variabel Hubungan Sosial……….. Tabel 3.14 : Media yang Memberikan Manfaat untukUpdateStatus……..

Tabel 3.15 : Media Chatting Selaian Facebook……… Tabel 3.16 : Media yang Menyediakan FasilitasNoteSelain Facebook…..

Tabel 3.17 : Media yang Memberikan Manfaat untuk Berkirim Pesan Selain Facebook……… Tabel 3.18 : Media yang Memberikan Manfaat untuk Update Status…….. Tabel 3.19 : Total Nilai Variabel Alternatif Media………... Tabel 3.20 : Frekuensi Mengakses Facebook dalam Satu Minggu………... Tabel 3.21 : Waktu yang Dihabiskan Tiap Kali Mengakses Facebook…… Tabel 3.22 : Aktivitas Lain Selama Mengakses Facebook………... Tabel 3.23 : Waktu yang Diluangkan untuk Mengakses Facebook……….. Tabel 3.24 : Penggunaan Fasilitas Chatting pada Facebook………. Tabel 3.25 : Penggunaan Fitur Games pada Facebook………. Tabel 3.26 : Penggunaan Message dalam Facebook………. Tabel 3.27 : Penulisan Status di Facebook……… Tabel 3.28 : Perhatian terhadap Status yang Ditulis oleh Teman-Teman…. Tabel 3.29 : Pemberian Komentar terhadap Status yang Ditulis oleh

Teman-Teman………... Tabel 3.30 : Perhatian terhadap Foto yang Ditandai oleh Teman-Teman… Tabel 3.31 : Perhatian terhadap Foto yang Di-Upload oleh Teman-Teman. Tabel 3.32 : Pemberian Komentar terhadap Foto yang Ditandai oleh

Teman………... 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 99 100 101 102 103 104 104


(13)

commit to user

Tabel 3.33 : Intensitas meng-upload Foto pada Facebook……… Tabel 3.34 : Intensitas Penggunaan Wall to Wall pada Facebook………… Tabel 3.35 : Intensitas Memperbincangkan Facebook Walaupun dalam

Keadaan Offline……… Tabel 3.36 : Total Nilai Variabel Perhatian terhadap Facebook…………... Tabel 3.37 : Dapat Mengetahui Informasi yang Berkaitan dengan Teman.. Tabel 3.38 : Dapat Mengetahui Informasi yang Berkaitan dengan Sanak

Keluarga……… Tabel 3.39 : Membantu Menyebarkan Informasi kepada Teman-Teman…. Tabel 3.40 : Mencari Bimbingan Menyangkut Berbagai Masalah………... Tabel 3.41 : Bersantai Mengisi Waktu Luang………... Tabel 3.42 : Mendapat Hiburan dan Kesenangan………. Tabel 3.43 : Kebutuhan Pengetahuan Berkaitan dengan Empati Sosial…... Tabel 3.44 : Menemukan Bahan Percakapan dan Interaksi Sosial………... Tabel 3.45 : Menjalankan Peran Sosial………. Tabel 3.46 : Sarana untuk Dekat dengan Orang Lain………... Tabel 3.47 : Tempat Pelampiasan Ketika sedang Menghadapi Masalah….. Tabel 3.48 : Tempat untuk Meluapkan Perasaan dan Ekspresi………. Tabel 3.49 : Total Nilai Variabel Kebutuhan……… Tabel 3.50 : Mencari Bimbingan Menyangkut Berbagai Pendapat……….. Tabel 3.51 : Memuaskan Rasa Ingin Tahu……… Tabel 3.52 : Memperoleh Rasa Damai Melalui Penambahan Pengetahuan Tabel 3.53 : Ingin Mengaktualisasi Diri………

105 106 106 107 109 110 111 112 112 113 114 115 115 116 117 118 119 120 121 122 123


(14)

commit to user

Tabel 3.54 : Ingin Menyalurkan Ekspresi dan Inspirasi……… Tabel 3.55 : Ingin Meningkatkan Pemahaman tentang Diri Sendiri………. Tabel 3.56 : Ingin Memperoleh Pengetahuan tentang Keadaan Orang Lain Tabel 3.57 : Ingin Menemukan Bahan Percakapan………... Tabel 3.58 : Ingin Memperoleh Banyak Teman………... Tabel 3.59 : Ingin Bertemu Teman dengan Minat yang Sama……….. Tabel 3.60 : Ingin Menghubungi Sanak Saudara……….. Tabel 3.61 : Ingin Menghubungi Teman………... Tabel 3.62 : Ingin Melepaskan Diri dari Permasalahan……… Tabel 3.63 : Ingin Bersantai……….. Tabel 3.66 : Ingin Mengusir Rasa Bosan……….. Tabel 3.67 : Ingin Menyalurkan Emosi………. Tabel 3.68 : Ingin Mengisi Waktu……… Tabel 3.69 : Ingin Mendapatkan Hiburan dan Kesenangan……….. Tabel 3.70 : Total Nilai Variabel Motif Penggunaan Facebook…………... Tabel 3.71 : Intensitas Mengakses Facebook Lebih Lama dari Harapan….. Tabel 3.72 : Mengabaikan Pekerjaan Rumah demi Facebook……….. Tabel 3.73 : Merasa Lebih Senang Mengakses Facebook daripada

Bertemu Langsung dengan Teman-Teman………... Tabel 3.74 : Intensitas Membentuk Hubungan Baru dengan Pengguna

Facebook………... Tabel 3.75 : Intensitas Orang-Orang di Sekitar Responden Mengeluh

tentang Jumlah Waktu yang Dihabiskan di Facebook……….. 123 124 125 125 126 127 127 128 129 129 130 131 131 132 133 134 135 136 137 138


(15)

commit to user

Tabel 3.76 : Intensitas Tugas Kuliah Responden Dikorbankan karena Jumlah Waktu yang Dihabiskan di Facebook……….. Tabel 3.77 : Intensitas Responedn Mengecek e-mail Terlebih Dahulu

Sebelum Mengerjakan Hal yang Seharusnya Dilakukan……. Tabel 3.78 : Intensitas Produktivitas Responden Dikorbankan karena

Facebook………... Tabel 3.79 : Intensitas Responden Menjadi Tertutup ketika Ditanya

Mengenai Hal yang Dilakukan di Facebook……… Tabel 3.80 : Intensitas Responden Memblokir Pikiran yang Mengganggu

tentang Hidup dan Mengganti dengan Pikiran yang

Menenangkan tentang Facebook……….. Tabel 3.81 : Intensitas Responden Mengantisipasi Ketika akan

Mengunjungi Facebook Lagi……… Tabel 3.82 : Intensitas Responden Merasa Takut Hidup Tanpa Facebook

karena akan Membosankan, Kosong, dan Suram………. Tabel 3.83 : Intensitas Responden Merasa Kesal Jika Diganggu ketika

Sedang Mengakses Facebook………... Tabel 3.84 : Intensitas Responden Kehilangan Waktu Tidur Hanya karena Mengakses Facebook……… Tabel 3.85 : Intensitas Responden Merasa Asyik dengan Facebook ketika

Offline dan Membayangkan Apa yang Terjadi di Facebook... Tabel 3.86 : Intensitas Responden Mengatakan “hanya beberapa menit

saja” ketika Sedang Mengakses Facebook………... 139 140 141 142 143 144 144 145 146 147 148


(16)

commit to user

Tabel 3.87 : Intensitas Responden Berusaha Mengurangi Jumlah Waktu Mengakses Facebook dan Gagal……….. Tabel 3.88 : Intensitas Responden Mencoba Menyembunyikan Waktu

yang Dihabiskan untuk Mengakses Facebook……… Tabel 3.89 : Intensitas Responden Lebih Memilih untuk Menghabiskan

Lebih Banyak Waktu untuk Mengakses Facebook

Dibandingkan Pergi Bersama Teman-Teman………... Tabel 3.90 : Intensitas Responden Merasa Murung, Tertekan atau Gugup

ketika Sedang Offline dan Perasaan itu akan Hilang ketika Mengakses Facebook……… Tabel 3.91 : Tingkat Ketergantungan Responden terhadap Facebook…….. Tabel 4.1 : Tabel Silang Antara Jenis Kelamin dengan Ketergantungan

terhadap Facebook (FAT)……… Tabel 4.2 : Tabel Silang Antara Agama dengan Ketergantungan terhadap

Facebook (FAT)……….. Tabel 4.3: Tabel Silang Antara Status Ekonomi dengan Tingkat

Ketergantungan terhadap Facebook………... Tabel 4.4: Tabel Silang Antara Pekerjaan Ayah dengan Ketergantungan

terhadap Facebook (FAT)……….. Tabel 4.5: Tabel Silang Antara Pekerjaan Ibu dengan Ketergantungan

terhadap Facebook (FAT)……….. 149

150

151

152 153

159

160

161

162


(17)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(18)

commit to user

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT

KETERGANTUNGAN TERHADAP FACEBOOK (Studi Korelasi

Faktor-Faktor Internal dan Eksternal dengan Tingkat Ketergantungan terhadap Facebook di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret

Surakarta tahun 2010)

Skripsi, Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011.

Kehadiran situs jejaring sosial membuat Internet semakin menjadi favorit. Salah satu situs jejaring sosial yang paling banyak digunakan adalah facebook. Dapat menawarkan banyak keuntungan yang membuat pengguna tertarik. Tapi di samping facebook juga memiliki kelemahan. Banyak konsumen yang bersedia menghabiskan waktu yang lama untuk akses facebook. Tanpa menyadari bahwa mereka telah kecanduan atau ketergantungan di facebook.

Penelitian ini menggunakan teori ketergantungan media yang diusulkan oleh Ball-Rokeach dan De Fleur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat ketergantungan terhadap facebook dengan beberapa faktor yang telah disebutkan dalam teori ketergantungan media. Faktor-faktor yang akan diambil adalah faktor internal dan faktor eksternal.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Dari sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling. Para peneliti menggunakan 81 responden yang merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret. Analisis data yang digunakan adalah Korelasi Tata Jenjang Spearman yaitu untuk menemukan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dan uji chi square digunakan untuk mencari kecenderungan perbedaan antara variabel independen dan variabel dependen.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara faktor internal yang meliputi perhatian (rs = 0,491), kebutuhan (rs = 0,442) dan motif (rs = 0,341) dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook. Adapun faktor eksternal menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara faktor alternative media (rs = 0,430) dengan tingkat ketergantungan pada facebook, ada hubungan negative yang tidak signifikan antara faktor hubungan sosial (rs = -0,137) terhadap tingkat ketergantungan terhadap facebook dan tidak ada perbedaan dalam tingkat ketergantungan terhadap facebook berdasarkan faktor kategori sosial.


(19)

commit to user

ABSTRACT

INTERNAL AND EKSTERNAL FACTORS WITH LEVEL OF

DEPENDENCE IN FACEBOOK (Study Correlation of Internal and External

Factors with Level Dependence on Facebook among Students Science Coomunication in Sebelas Maret University 2010)

Thesis, Prodi Communication Studies, Faculty of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University, 2011.

The presence of social networking sites make the Internet increasingly becomes a favorite. One of the social networking site of the most widely used is facebook. Facebook offers many advantages that make users are interested. But in addition facebook also has weaknesses. Many of its consumer is willing to spend a long time to access facebook. Without realizing that they have addiction or dependence on facebook.

This study uses the media dependency theory proposed by Ball-Rokeach and De Fleur. The purpose of this research is to find the relationship between the level of dependence on facebook with several factors that have been mentioned in the theory of dependency on the media. Factors to be taken are internal factors and external factors.

This study uses quantitative research methods. From the sampling done by using random sampling techniques. Researchers using the 81 respondents who were students of Communication Sebelas Maret University. Data analysis used was Spearman Correlation Procedures to find the relationship between independent variables and dependent variables and chi square test used to find the trend differences between independent variables and the dependent variable.

Based on the results of data analysis that researchers do, it can be concluded that there was a significant positive relationship between internal factors which include attention (rs= 0,491), the needs (rs= 0,442) and motives (rs= 0,347)with the level of dependence on facebook. As for external factors indicate there is a significant positive relationship between media alternative factor (rs = 0,430) to the level of dependence on facebook, there are no significantly negative relationship between factors of social relations (rs = -0,137) to the level of dependence on facebook and there was no difference in the level of dependence on facebook based on factors of social categories.


(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Tidak dapat dipungkiri perkembangan teknologi komunikasi sekarang ini semakin pesat. Hal ini memudahkan manusia untuk melakukan komunikasi dengan sesamanya tanpa mengenal jarak dan waktu serta memudahkan kegiatan manusia.

Seperti contohnya kehadiran internet. Dengan adanya internet manusia dapat mencari informasi apapun yang dibutuhkan tanpa mengalami kesulitan. Sebuah informasi yang sedang terjadi dapat diakses dengan mudahnya hanya dengan hitungan detik. Dengan adanya internet membuat dunia yang sebenarnya luas menjadi tampak sempit karena terkesan tanpa jarak.

Tidak hanya menawarkan informasi, kehadiran internet juga semakin menjadi favorit bagi masyarakat dengan maraknya situs jejaring sosial yang banyak digemari masyarakat belakangan ini. Situs jejaring sosial menampakkan puncaknya pada tahun 2000-an. Maraknya situs jejaring sosial ini dimulai dengan munculnya friendster. Lalu kemudian disusul dengan beragam situs sejenis yang bertebaran di seluruh dunia (http://id.shvoong.com, 2010).

Berbicara tentang situs jejaring sosial memang tidak akan terlepas dari facebookinilah yang akan menjadi fokus pembicaraan lebih lanjutyang menjadi salah satu favorit bagi masyarakat di seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia. Dibanding dengan friendster kehadiran facebook dinilai lebih menarik.


(21)

Di dalamnya dilengkapi dengan games-games yang menarik yang membuat penggunanya semakin betah untuk menghabiskan banyak waktu demi situs ini.

Facebook diluncurkan pertama kali pada tanggal 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg. Awalnya facebook hanyalah sebuah media yang digunakan untuk mengenal dan bersosialisasi bagi para mahasiswa Harvard (Kurniali, Yoevestian, dan Whindy, 2009:1).

Dalam waktu dua minggu setelah diluncurkan, setengah dari semua mahasiswa Harvard telah mendaftar dan memiliki account di facebook. Tak hanya itu, beberapa kampus lain di sekitar Harvard pun meminta untuk dimasukkan dalam jaringan facebook. Zuckerberg pun akhirnya meminta bantuan rekannya untuk mengembangkan facebook dan memenuhi permintaan kampus-kampus lain untuk bergabung dalam jaringannya. Dalam kurun waktu 4 bulan semenjak diluncurkan, facebook telah memiliki 30 kampus dalam jaringannya (Kurniali, Yoevestian, dan Whindy, 2009:2).

Pada September 2005, facebook tidak lagi membatasi jaringannya hanya untuk mahasiswa. Facebook pun membuka jaringannya untuk para siswa SMA. Beberapa waktu kemudian facebook juga membuka jaringannya untuk para pekerja kantoran. Dan akhirnya pada September 2006 facebook membuka pendaftran untuk siapa saja yang memiliki alamat e-mail (Kurniali, Yoevestian, dan Whindy, 2009:3).

Perkembangan facebook pun berlangsung dengan sangat cepat. Heather Hopkins, senior analyst Hitwise Pty. Ltd, mengatakan bahwa facebook menjadi news reader utama setelah Yahoo, Google dan MSN. Dan diperkirakan dalam


(22)

waktu yang tidak lama, facebook akan menduduki peringkat pertama sebagai website terbesar. Hal ini dikarenakan orang-orang menggunakan facebook untuk terkoneksi dengan keluarga, relasi dan teman-teman mereka. Dengan facebook jaringan relasi semakin luas karena temuan-temuan baru tercipta lagi dan lagi. Selain itu facebook juga membuka gerbang komunikasi sehingga kontak dapat dilakukan sesering mungkin. Modelnewsfeed-nya yang memudahkan orang-orang mengakses informasi dengan terorganisasi dan pengingatnya seperti pemberitahuan aktivitas teman-teman kita, pesan-pesan layaknya e-mail sangat disukai banyak orang (Juju, Dominikus dan Sualianta, 2010:10-11).

Perkembangan facebook yang pesat nyatanya tidak hanya terjadi di luar negeri saja tetapi juga di Indonesia. Seperti diberitakan oleh situs checkfacebook.com pada tahun 2009 bahwa perkembanganaccountfacebook per minggunya sebesar 6,84% atau sebanyak 752.640 account. Dengan angka tersebut Indonesia menempati urutan ke sembilan sebagai negara dengan pertumbuhan pengguna facebook terbanyak. Pada tahun tersebut pula account facebook di Indonesia menduduki peringkat ke tujuh dengan pengguna sebanyak 11.759.80 account (http://www.checkfacebook.com.2010).

Dan pada tahun 2010 pengguna facebook semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat pada data yang diambil dari http://www.checkfacebook.com pada tanggal 8 Agustus 2010 yang tersaji pada tabel di bawah ini.


(23)

Tabel 1.1

Sepuluh Besar Negara dengan Account Facebook Terbanyak di Tahun 2010

No Negara Jumlah Pengguna

1 Amerika Serikat 128,936,660

2 Inggris 27,020,020

3 Indonesia 26,277,000

4 Turki 22,924,780

5 Perancis 19,351,420

6 Italia 16,858,340

7 Kanada 15,756,400

8 Filipina 15,284,460

9 Meksiko 13,788,560

10 India 11,534,480

Sumber: http://www.checkfacebook.com

Angka yang disuguhkan cenderung mencengangkan. Banyak masyarakat Indonesia yang tertarik untuk menggunakan facebook. Hal ini dimungkinkan karena facebook menawarkan banyak manfaat. Sebagai situs jejaring sosial, facebook merupakan tempat yang bisa mempertemukan teman lama sehingga bisa menjalin silaturrahmi kembali. Selain itu, kita juga dapat berkenalan dengan teman-teman baru lewat dunia maya tersebut.

Facebook merupakan media yang dapat dijadikan tempat untuk bertukar informasi dengan teman-teman. Facebook dapat pula dijadikan tempat untuk


(24)

menyalurkan hobi seperti menulis. Dan akhir-akhir ini facebook juga berguna untuk mengembangkan bisnis seperti pengembanganshop online.

Dengan adanya situs jejaring sosial seperti facebook, dunia internet semakin tidak mengenal batasan bagi siapapun. Apapun status sosial, status pendidikan, status agama dapat berbaur menjadi satu dalam facebook.

Namun tidak selamanya suatu hal membawa kebaikan begitu pula dengan facebook. Di tengah berbagai kelebihan yang ditawarkan, facebook juga mempunyai kelemahan. Akhir-akhir ini nama facebook juga tercoreng oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab. Kabar penculikan akibat facebook pun menyebar luas. Hal ini terjadi pada seorang remaja asal desa Mojoduwur Kecamatan Mojowarno, Jombang dengan inisial RLA yang baru berusia 16 tahun. Remaja ini menghilang sejak Oktober 2009. Menghilangnnya remaja ini diduga setelah perkenalannya dengan seorang pria misterius melalui facebook dan diduga menjadi korbantrafficking(Juju, Dominikus dan Sualianta, 2010:93).

Selain itu, muncul pula anggapan bahwa facebook tidak mendidik dan menyebabkan kecanduan. Penampilan facebook yang menarik membuat penggunanya rela berlama-lama untuk mengakses situs ini sehingga tanpa sadar sudah menghabiskan waktu dengan percuma. Seringkali orang menjadi lupa waktu dan mengabaikan kehidupan sekitarnya. Parahnya banyak sekali pengguna yang tidak sadar bahwa dirinya sudah mengalami kecanduan terhadap facebook. Ketergantungan yang besar terhadap facebook juga akan menyebabkan penggunannya merasa tidak tenang jika tidak menggunakan facebook sehari saja.


(25)

Seperti dilansir dari CNN, Jumat (24/2/2009), Paula Pile, ahli terapi dari Greensboro, Carolina Utara, bersama timnya menganalisa tanda-tanda ketergantungan facebook. Riset yang dilakukan Pile pada akhirnya mengungkapkan lima tanda ketergantungan facebook yang patut diwaspadai. Seseorang dapat dikatakan ketergantungan facebook jika:

1. Tidur larut malam akibat asyik mengakses facebook. 2. Mengaksesnya lebih dari dua jam.

3. Terobsesi menemukan kawan lama melalui facebook.

4. Mengabaikan pekerjaan demi berlama-lama mengakses facebook 5. Merasa tidak bisa hidup tanpa facebook (http://edition.cnn.com, 2009).

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis berasumsi bahwa remaja, dalam hal ini adalah para mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai objek penelitian kemungkinan juga memiliki kecanduan terhadap facebook. Kelebihan-kelebihan yang ditawarkan oleh facebook bisa menyebabkan para mahasiswa tertarik dan tanpa sadar menjadi ketergantungan terhadap facebook.

Adanya ketergantungan terhadap facebook tentunya tidak sama bagi setiap orang. Terdapat faktor-faktor lain yang menjadi pendukung besarnya ketergantungan seseorang terhadap facebook. Seperti contohnya faktor ekonomi. Seseorang dengan kelas ekonomi yang mendukung sehingga mempunyai akses internet yang memadai mungkin akan menyebabkan ketergantungan terhadap facebook yang lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang harus mengakses internet di warung internet. Motif yang terdapat dalam diri masing-masing


(26)

individu yang berbeda-beda pun juga diduga menjadi salah satu faktor yang membedakan tingkat ketergantungan antara satu orang dan orang lainnya.

Dari sinilah penulis berasumsi bahwa mahasiswa kemungkinan memiliki ketergantungan yang berbeda-beda terhadap facebook. Ketergantungan itu tidak terlepas dari beberapa faktor yang terdapat di sekitar pengguna. Faktor-faktor inilah yang pada akhirnya juga berpengaruh terhadap besar kecilnya penggunaan terhadap facebook serta besar kecilnya tingkat ketergantungan dari pengguna.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara faktor hubungan sosial dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara faktor alternatif media dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara faktor perhatian dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook?

4. Apakah ada hubungan yang signifikan antara faktor kebutuhan dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook?


(27)

5. Apakah ada hubungan yang signifikan antara faktor motif dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook?

6. Apakah ada kecenderungan perbedaan yang signifikan antara tingkat ketergantungan terhadap facebook berdasarkan faktor kategori sosial yang terdiri dari jenis kelamin, agama, dan jenis pekerjaan orang tua responden dan status ekonomi responden?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan perumusan masalah di atas, beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara faktor hubungan sosial dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook.

2. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara faktor alternatif media dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook.

3. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara faktor perhatian dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook.

4. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara faktor kebutuhan dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook.


(28)

5. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara faktor motif dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook.

6. Untuk mengetahui kecenderungan perbedaan yang signifikan antara tingkat ketergantungan terhadap facebook berdasarkan faktor kategori sosial yang terdiri dari jenis kelamin, agama, dan jenis pekerjaan orang tua responden dan status ekonomi responden.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi wahana memperluas pengetahuan dan pengalaman mengenai ketergantungan terhadap media.

2. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai ketergantungan terhadap media. Penelitian ini juga akan memperkaya kajian Ilmu Komunikasi dalam tataran studi ketergantungan media.


(29)

E. LANDASAN TEORI 1. Ketergantungan Media

Dalam komunikasi, ketergantungan terhadap media bisa diukur berdasarkan teori ketergantungan media (Dependency Theory). Teori ketergantungan media memperkirakan bahwa seseorang bergantung pada informasi media untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan mencapai tujuan tertentu (Littlejohn, 1999:351).

Marlatt, Baer, Doncan dan Kivlahan (1988, hal 224) mendefinisikan ketergantungan di bidang penelitian komunikasi sebagai, "sebuah kebiasaan yang memiliki pola repetitif yang meningkatkan resiko penyakit dan atau pribadi dan masalah sosial ... sering mengalami kerugian secara subjektif seperti “kehilangan kontrol” yang terus berlanjut meskipun terdapat kehendak untuk tidakmelakukan atau menggunakan”.

Sedangkan LaRose, Lin dan Eastin dalam penelitiannya berjudul

Unregulated Internet usage: Addiction, habit of deficient self-regulation?

pada tahun 2003 menyatakan bahwa ketergantungan terhadap media adalah bahwa seseorang merasa seolah-olah mereka dipaksa untuk mengkonsumsi media, meskipun mungkin memiliki konsekuensi yang negatif.

American Psychiatric Association's Manual (1994) dalam

Diagnostic and statistical manual of mental disorders (4th

ed.).memberikan tujuh gejala untuk ketergantungan, yaitu: toleransi (kebutuhan yang bertambah untuk mencapai efek yang diinginkan),


(30)

penarikan diri, penggunaan untuk jumlah yang lebih besar selama jangka waktu yang lama, keinginan untuk mengurangi, menghabiskan waktu yang signifikan pada aktivitas, mengurangi waktu yang dihabiskan untuk sosial, pekerjaan atau rekreasi, dan pengguna terus menggunakan meskipun mengetahui bahwa hal tersebut menimbulkan masalah.

Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur adalah yang pertama kali mengusulkan teori ketergantungan media. Awalnya teori ini digunakan untuk menjelaskan mengapa komunikasi massa terkadang mempunyai efek yang kuat dan langsung namun dan pada lain waktu mempunyai efek yang lemah dan tidak langsung. Untuk dapat melakukan hal tersebut, teori ini menarik lima paradigma khusus yaitu perhatian struktur fungsionalis pada stabilitas sosial, fokus terhadap adanya perubahan pada konflik, penekanan pada adaptasi sosial dari paradigma evolusi, konsentrasi pada konstruksi makna dalam perspektif intrekasi simbolik, dan yang terakhir penjelasan tentang faktor individu (motivasi, sikap, nilai dan perilaku) yang diambil dari paradigma kognitif (DeFleur dan Ball-Rokeach, 1989: 302).

Teori ketergantungan media mempunyai dua tingkatan yaitu makro dan mikro. Konseptual untuk analisis makro meliputi tiga paradigma yaitu studi sistem sosial berskala besar seperti kelompok formal atau birokrasi kompleks, seluruh masyarakat atau untuk penilaian proses sosial yang berskala umum seperti stabilitas, konflik dan perubahan (DeFleur dan Ball-Rokeach, 1989: 299).


(31)

Sedangkan untuk tingkatan mikro analisis berkaitan dengan unit yang sangat spesifik yang biasanya berarti individu. Teori-teori efek psikologis media dibentuk pada tingkatan ini dengan fokus pada variabel tertentu dan proses yang mempengaruhi individu (DeFleur dan Ball-Rokeach, 1989: 299).

Sebuah keuntungan dari teori ketergantungan media adalah bahwa konsep yang ada di dalamnya dapat berlaku untuk menjelaskan hubungan makro (sistem sosial) atau untuk memeriksa pada tingkat mikro yang lebih konkrit yaitu keterkaitan antara individu dengan media (DeFleur dan Ball-Rokeach, 1989: 300).

Setiap individu mengembangkan hubungan ketergantungan dengan media berdasarkan tujuan mereka masing-masing dan beberapa tujuan tersebut hanya dapat dipenuhi dengan menggunakan informasi yang ada pada media. Setiap individu tentunya berbeda dalam menentukan media yang mereka gunakan karena mereka memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda, tetapi pada saat yang sama isi, serta karakteristik teknologi media yang hampir sama membatasi pilihan individu dan pembatasan ini membuat kemiripan terhadap sistem media yang mereka gunakan (DeFleur dan Ball-Rokeach, 1989: 305).

Teori ketergantungan media hampir sama dengan teori uses and

gratification. Persamaannnya adalah, teori ini menganggap individu

sebagai seseorang yang aktif dalam menentukan pilihannya terhadap media yang akan digunakan (Mulyana, 2001: 101). Berdasarkan teori


(32)

ketergantungan media, individu digambarkan sebagai seseorang yang aktif yang memilih media apa yang ingin mereka pakai, tonton, dengar atau baca. Semakin banyak harapan seseorang terhadap informasi yang dapat membantu tujuan mereka, maka akan semakin kuat ketergantungan mereka terhadap media itu selama mereka tidak mengalami kekecewaan terhadap media tersebut.

Dalam kajian teori ketergantungan, sistem media memberikan sejumlah fungsi pelayanann informasi mulai dari hal sepele sampai yang sangat penting. Semakin besar fungsi layanan pemberian informasi ini dapat dipenuhi oleh media, maka semakin besar pula ketergantungan pada media yang terdapat dalam masyarakat tersebut. Semakin besar kebutuhan akan informasi semakin besar ketegantungan terhadap media.

Teori ketergantungan menyatakan bahwa semakin tergantung seseorang dalam memenuhi kebutuhannya, media akan menjadi sesuatu yang penting baginya dan bahkan juga akan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi dirinya. Teori ketergantungan media mengungkapkan bahwa setiap individu mempunyai derajat ketergantungan yang berbeda-beda. Dimana semakin tinggi ketergantungan terhadap media maka media tersebut akan memberikan pengaruh yang besar terhadap khalayak (Baran dan Dennis, 2003: 307).


(33)

Efek dari ketergantungan yang dimaksud adalah meliputi: a. Efek Kognitif.

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini membahas tentang bagaimana media dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya.

b. Efek Afektif.

Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, benci, kesal, kecewa, penasaran, sayang, cemas, sinis, kecut dan sebagainya.

c. Efek Behavior.

Efek behavior merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Behaviour bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha, yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan (Effendy, 1993: 318).

Lebih lanjut, Ball-rokeach mengajukan sebuah hipotesis bahwa semakin besar intensitas tingkat ketergantungan seseorang maka semakin besar pula gairah kognitif serta perhatian seseorang terhadap media tersebut dan juga gairah afektif atau gairah emosinya. Lebih lanjut seseorang yang telah terangsang secara kognitif dan afektif akan terlibat dalam pengolahan informasi secara cermat yang memungkinkannya untuk


(34)

mengingat informasi yang telah mereka terima dari media yang mereka pilih (DeFleur dan Ball-Rokeach, 1989: 313).

Secara umum, Besarnya ketergantungan seseorang pada media ditentukan dari dua hal.

a. Individu akan condong menggunakan media yang menyediakan kebutuhannya lebih banyak dibandingkan dengan media lain yang hanya sedikit.

b. Prosentase ketergantungan juga ditentukan oleh stabilitas sosial saat itu (Littlejohn, 1999: 352-353).


(35)

Teori ini secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 1.1

Proses ketergantungan media

Sumber: Littlejohn, 1999: 353 SISTEM SOSIAL Struktur Sosial Struktur Politik Struktur Ekonomi SISTEM MEDIA Konten Struktur Fungsi AUDIENS Faktor psikologis Kategori Sosial Hubungan Sosial Kebutuhan Perhatian Motif ALTERNATIF PENGGUNAAN FUNGSIONAL Saluran/konten Media/Non Media Konsumsi Proses Aktivitas Lain Ketegantungan Non Ketergantungan SISTEM MEDIA Konten media Konsumsi Proses Interpretasi Ketergantungan Non Ketergantungan EFEK Kognitif, Afektif, Behavior


(36)

Berdasarkan model yang digambarkan di atas menunjukkan bahwa institusi sosial dan sistem media berinteraksi dengan audiens untuk menciptakan kebutuhan, minat, dan motif. Hal ini akan mempengaruhi audiens untuk memilih beragam sumber media dan non-media yang selanjutnya dapat menghasilkan beragam ketergantungan. Manusia yang bergantung pada segmen media tertentu akan terpengaruh secara kognitif, afektif, dan behavioral oleh segmen tersebut. Akibatnya, manusia dipengaruhi oleh cara dan tingkatan yang berbeda oleh media (Littlejohn, 1999: 352-354).

Penelitian terhadap ketergantungan media sudah banyak dilakukan. Dahulu penelitian terhadap ketergantungan media banyak dilakukan pada media massa salah satunya televisi. Pada tahun 2004 Horvath melakukan penelitian untuk mengukur kecanduan terhadap televisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang termasuk dalam skor tinggi pada kecanduan televisi memiliki kecenderungan untuk menyalakan televisi saat pertama kali mereka bangun, merasa bersalah tentang jumlah waktu menonton televisi mereka, merasa mereka harus lebih mengurangi waktu melihat telvisi mereka melihat dan terganggu oleh kritik tentang menonton televisi terhadap mereka. Mereka yang lebih banyak menonton televisi juga sangat mungkin menarik diri ketika harus pergi tanpa televisi.

Sedangkan menurut McIlwraith dalam penelitiannya berjudul‘I’m addicted to television’: The personality, imagination, and TV watching


(37)

seorang pencandu televisi lebih tertutup, dan mudah bosan. Mereka menggunakan televisi untuk melarikan diri dari suasana hati yang tidak menyenangkan, mengatur suasana hati, mengisi waktu dan memerangi kebosanan.

Lebih lanjut Horvath menyatakan bahwa studi mengenai kecanduan televisi, mirip dengan studi untuk menyelidiki kecanduan terhadap obat-obatan. Seseorang yang sudah begitu jauh mengalami kecanduan televisi dapat bertindak kasar terhadap orang lain ketika mereka disela waktu mereka menonton televisi (Horvath, 2004).

Penelitian mengenai kecanduan atau ketergantungan terhadap media semakin berkembang. Tidak hanya berkisar mengenai televisi, akhir-akhir ini penelitian mengenai ketergantungan media banyak dikembangkan seputar internet. Seperti televisi, para peneliti semakin sadar mengenai ketergantungan masyarakat kepada internet (Hilts, 2008).

Kimberly S.Young, seseorang yang pertama kali mengenalkan tentang kecanduan pada internet, pernah melakukan penelitian berjudul

Internet addiction: The emergence of a new clinical disorder pada tahun

1996. Young meneliti motivasi pengggunaan internet untuk kesenangan atau ketertarikan pribadi dibandingkan dengan motivasi berdasarkan tujuan akademik atau pekerjaan terkait kepada 596 orang. Young membedakan antara pengguna yang tergantung dan pengguna biasa berdasarkan delapan pertanyaan yang sebelumnya digunakan untuk meneliti seseorang yang kecanduan terhadap judi. Hasil penelitian


(38)

menunjukkan bahwa pengguna yang tergantung pada internet menghabiskan rata-rata 38,5 jam seminggu online, hampir delapan kali dibandingkan pengguna biasa. Seseorang yang tergantung pada internet juga akan meningkatkan penggunaan internet mereka secara bertahap, serupa dengan pecandu alkohol yang meningkatkan konsumsi dalam rangka mencapai tingkat efek yang diinginkan.

Setelah penelitian yang dilakukan Young, penelitian tentang kecanduan terhadap internet semakin lama semakin berkembang. Salah satunya adalah tesis yang dilakukan oleh Megan L. Hilts berjudulInternet Dependency, Motivations for Internet Use and Their Effect on Work

Productivity: The 21st Century Addiction pada tahun 2008. Hilts

melakukan penelitian terhadap 85 pelajar dan juga 26 pekerja penuh waktu. Untuk membedakan antara pengguna internet yang tergantung dan tidak, Hilts menggunakan 8 pertanyaan yang sebelumnya digunakan oleh Young. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Young, Hilts juga menemukan bahwa pengguna internet yang sudah kecanduan, penggunaannya akan meningkat dibanding penggunaan saat pertama kali. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan oleh Hilts melaporkan bahwa pengguna internet yang tergantung mempunyai efek negatif terhadap produktivitas kerja dan juga mempunyai motivasi untuk menggunakan internet lebih tinggi dibandingkan pengguna biasa.


(39)

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Ketergantungan

Berdasarkan gambar 1.1 terdapat beberapa hal yang mempengaruhi tingkat ketergantungan individu terhadap media. Beberapa di antaranya adalah:

a. Kebutuhan

Kebutuhan dalam arti sempit dapat didefinisikan sebagai suatu zat sel yang harus dimiliki oleh setiap sel organisme agar tetap sehat. Akan tetapi pada umumnya kebutuhan dalam arti luas merupakan setiap kekurangan yang dirasakan seseorang yang berlawanan dengan kesejahteraannya (Komarudin, 1990:34).

Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dan secara sadar melalui kelakuan mereka berusaha memenuhinya agar mereka dapat menjalankan kehidupan yang mereka inginkan.

Dalam bentuk paling sederhana, studi tentang kebutuhan individu pada media dikemukakan dalam teori uses and gratifications. Dalam bentuk paling sederhana, teori ini mengemukakan bahwa khalayak memiliki kebutuhan dan dorongan tertentu yang dipuaskan oleh sumber media dan non media. Sejumlah peneliti mengklasifikasikan berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan dengan menggunakan sumber daya media ke dalam empat kategori sistem yaitu:


(40)

1) Cognitive(pengetahuan)

Kognisi mendasari tindakan seseorang untuk melalukan sesuatu. Seseorang menggunakan media untuk memperoleh informasi tentang sesuatu.

2) Diversion(hiburan)

Hiburan dapat diperoleh melalui beberapa bentuk yang dikemukakan para peneliti sebagai berikut yaitu (a) stimulation

atau pencaraian untuk mengurangi rasa bosan atau melepaskan diri dari kegiatan rutin, (b) relaxation (santai) atau pelarian dari tekanan dan masalah, dan (c)emotional release (pelepasan emosi) dari perasaan atau energi yang terpendam.

3) Social utility(kepentingan sosial)

Mencakup kebutuhan untuk memperkuat hubungan dengan keluarga, teman, dan yang lainnya dalam masyarakat.

4) Withdrawl(pelarian)

Individu menggunakan media untuk mengatasi rintangan antara mereka dan orang lain, atau untuk menghindari aktivitas lain (Ardiyanto dan Erdiyana, 2005: 26-27).

Teori ketergantungan menyatakan bahwa semakin tergantung seseorang dalam memenuhi kebutuhannya, media akan menjadi sesuatu yang penting baginya dan bahkan juga akan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi dirinya (Baran dan Dennis, 2003: 307).


(41)

b. Perhatian

Perhatian merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahanya aktivitas, daya, konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu objek. Perhatian sangat dipengaruhi oleh perasaan dan suasana hati serta ditentukan oleh kemauan (Kartono, 1990:111).

Berdasarkan prinsip selective attention dijelaskan bahwa individu akan memberikan perhatian terhadap pesan yang menarik perhatiannya. Perhatian juga berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan (Ahmadi, 1992:145).

Berdasarkan prinsip tersebut, seorang individu melakukan saringan untuk mengambil yang terbaik dari pesan yang berasal dari media-media yang dirasa sesuai dengan sikap, nilai, dan kepercayaannya (Liliweri, 1991: 147).

Selain itu, keanggotaan seseorang pada berbagai kelompok sosialpun ikut berpengaruh pada pilihan pesan. Misalnya pada afiliasi agama, partai, suku bangsa, sehingga dapat dilihat mereka yang mempunyai agama yang sama cenderung memilih untuk memperhatikan pesan yang sama pula. Seorang individu akan lebih berminat terhadap informasi yang dapat membangun citra hubungannya dengan orang lain. Jika informasi tersebut menarik untuk seseorang, keluarganya, tetangganya, kenalannya, maka


(42)

informasi itu akan disukainya karena adanya hubungan sosial yang terjadi di antara mereka (Liliweri, 1991: 147).

Secara garis besar, prinsip selective attention adalah suatu pengaruh kuat dari struktur kognitif seseorang, kategori keanggotaan sosialnya, serta hubungan sosialnya sangat menentukan bagaimana seseorang memilih pesan-pesan media (Liliweri, 1991: 147).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Young yang berjudulInternet addiction: The emergence of a new clinical disorder

pada tahun 1996, Young menyimpulkan bahwa pengguna yang tergantung mempunyai perhatian yang lebih banyak dibandingkan dengan pengguna biasa. Intensitas penggunaan media internet pada pengguna tergantung dalam penelitiannya menunjukkan delapan kali lebih sering dibandingkan dengan pengguna biasa.

c. Motif

Menurut Gerungan (1996:18) motif adalah dorongan keinginan, hasrat dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu. Motif ini memberikan tujuan arah tingkah laku kita, juga kegiatan-kegiatan yang biasanya kita lakukan sehari-hari.

Menurut penelitian yang dilakukan maka faktor-faktor terpenting yang mempengaruhi motivasi adalah sebagai berikut: 1) Kebutuhan-kebutuhan pribadi


(43)

2) Tujuan dan persepsi-persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan.

3) Cara dengan apa kebutuhan-kebutuhan serta tujuan-tujuan tersebut akan terealisasi (Santosa, 1999: 312).

Khalayak dengan didorong oleh tujuan kognitifnya akan mencari informasi yang beragam dari media agar keinginanya terpenuhi. Kebutuhan akan informasi bila dihubungkan dengan fungsi media massa mengandung tiga hal, yaitu media berusaha memberi informasi (tujuan), orang mengetahui sesuatu dari media (konsekuensi), dan media diharapkan dapat memberikan informasi (keharusan atau harapan) (McQuail, 1996: 68).

Sementara itu, khalayak yang didasari oleh tujuan diversinya akan bersifat pasif tingkat partisipasinya, karena hanya bertumpu pada perasaan senang atau tidak senang. Motivasi penggunaan media yang dimiliki oleh khalayak tidak terlepas dari beberapa fungsi yang terdapat dalam media itu sendiri. Terdapat sebuah asumsi yang menyatakan bahwa beberapa fungi penting dalam masyarakat dipegang oleh media (yang keberadaannya tergantung pada penerimaan sukarela para individu) pada akhirnya menuntut adanya pola pemakaian kompleks yang ditentukan oleh individu. Sehingga tidak mungkin ada fungsi yang diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat, tanpa adanya penyelenggaraan fungsi yang diarahkan untuk kepentingan individu (McQuail, 1996: 70).


(44)

Lasswell memberikan ringkasan kesimpulan mengenai fungsi media untuk masyarakat yaitu sebagai pengawasan lingkungan, pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respons terhadap lingkungannya, transmisi warisan budaya. Semua itu berurutan bertalian dengan: pemberian informsi, pemberian komentar atau interpretasi yang membantu pemahaman makna penggalan informasi, dan pembentukan kesepakatan (konsesnsus), ekspresi nilai-nilai dan simbol budaya yang diperlukan untuk melestarikan identitas dan kesinambungan masyarakat (McQuail, 1996: 70).

McQuail menguraikan beberapa motif seorang individu dalam menggunakan media berdasarkan fungsinya:

1) Informasi

a) Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.

b) Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan. c) Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.

d) Belajar, pendidikan diri sendiri.

e) Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. 2) Identitas pribadi

a) Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. b) Menemukan model perilaku.


(45)

d) Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. 3) Integrasi dan interaksi sosial

a) Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial.

b) Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.

c) Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. d) Memperoleh teman selain dari manusia.

e) Membantu menjalankan peran sosial.

f) Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat.

4) Hiburan

a) Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan. b) Bersantai.

c) Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis. d) Mengisi waktu.

e) penyaluran emosi.

f) Membangkitkan gairah seks (McQuail, 1996: 72).

Berdasarkan tesis yang dilakukan oleh Hilts yang berjudul

Internet Dependency, Motivations for Internet Use and Their Effect on

Work Productivity: The 21st Century Addictionpada tahun 2008, Hilts


(46)

ketergantungan mempunyai motif yang lebih tinggi untuk mengakses internet dibandingkan pengguna biasa.

d. Sifat Psikologis

Psikologi yang berasal dari bahasa Yunani “psyche” mengandung arti jiwa dan “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya Ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya (Ahmadi, 1999:1).

Psikologi juga merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan kehidupan psikis (jiwani) manusia (Kartono, 1990:1). Tingkah laku atau perbuatan mempunyai pengertian yang sangat luas. Tidak hanya mencakup kegiatan motoris saja tetapi juga membahas bermacam-macam fungsi seperti melihat, mendengar, berpikir, dan sebagainya (Kartono, 1990:3).

Sedangkan kegiatan psikis pada umumnya digolongkan ke dalam emapat kategori, yaitu pengenalan atau kognisi, perasaan atau emosi, kemauan atau konasi, dan gejala campuran (Kartono, 1990:4).

Sifat psikologis pada setiap orang yang berbeda-beda membuat setiap orang berbeda dalam menanggapi media. Hal ini sejalan dengan ungkapan De Fleur bahwa setiap individu memilki kepribadian masing-masing yang akan mempengaruhi juga perilaku mereka dalam menanggapi sesuatu. Perbedaan individu disebabkan


(47)

karena perbedaan lingkungan yang menghasilkan pula perbedaan pandangan dalam menghadapi sesuatu. Dari lingkungannya akan terbentuk sikap, nilai-nilai, serta kepercayaan yang mendasari kepribadian mereka (Liliweri, 1991:105).

Berdasarkan teori psikologi umum maka dapat dirumuskan konsep persepsi selektif yang didasarkan pada perbedaan kepribadian individu. Setiap orang akan menganggapi isi media berdasarkan kepentingan mereka, disesuaikan dengan kepercayaannya serta nilai-nilai sosial mereka (Liliweri, 1991:106).

e. Kategori Sosial

Perspektif ini berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sosial berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, pendidikan, tempat tinggal, dan keyakinan beragama menampilkan kategori respons. Anggota-anggota kategori tertentu akan cenderung memilih isi komunikasi yang sama dan akan memberi respons yang hampir sama pula terhadap isi media tersebut (Rakhmat, 1994:204).

Penggolongan sosial didasarkan pada pengelompokkan individu yang mempunyai golongan yang sejenis misalnya dalam hal pendapatan, jenis pekerjaan, status sosial, dan agama. Masing-masing kelompok (golongan sosial) tersbut mempunyai perbedaan sehingga


(48)

seringkali teori ini disebut dengan teori perbedaan sosial (Liliweri, 1991: 121).

Menurut McQuail khalayak (audience) dapat dikelompokkan dalam kategori sebagai berikut:

(1) Kelompok atau publik sejalan dengan pengelompokkan minoritas politis, religius, atau etnis dan dengan karakteristik sosial bersama dari tempat, kelas sosial, politik, budaya, dan sebagainya.

(2) Kelompok kepusaan yang terbentuk atas dasar tujuan atau kebutuhan tertentu yang ada dari media, tetapi berkaitan misalnya dengan isu politik atau sosial, jadi suatu kebutuhan akan informasi atau akan kepuasan emosional dan afeksi tertentu. (3) Kelompok penggemar atau budaya cita rasa yang terbentuk atas dasar minat pada jenis isi (atau gaya) atau daya tarik tertentu akan kepribadian tertentu atau cita-cita rasa budaya atau intelektual tertentu.

(4) Audiens atau medium yang berasal dari dan dipertahankan oleh kebiasaan atau loyalitas kepada sumber media tertentu.

Dengan asumsi tersebut maka orang-orang yang berada dalam satu golongan sosial, kelompok sosial yang sama cenderung menanggapi atau memilih jenis pesan media yang sama. Cara menanggapi pesan media yang berbeda tersebut juga akan


(49)

menimbulkan tingkat ketergantungan yang berbeda terhadap media. (Liliweri, 1991: 122).

f. Hubungan Sosial

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia hubungan sosial dapat diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan khalayak, masyarakat dan umum (Zul dan Aprilia, 1990:512).

Perspektif hubungan sosial menekankan pentingnya peranan hubungan sosial yang informal yang mempengaruhi reaksi seseorang trehadap media (Rakhmat, 1994: 204).

Seseorang yang mempunyai hubungan sosial informal dengan lingkungan sekitar yang bagus tidak akan terlalu tergantung dengan media. Hal ini dikarenakan orang tersebut mempunyai sumber informasi selain media (Littlejohn, 1999:354).

g. Alternatif Fungsional Media

Alternatif bisa juga diartikan sebagai pilihan lain. Pilihan lain yang dimaksudkan disini adalah pilihan media lain yang dapat digunakan. Adanya beragam media lain di luar media yang sudah dipilih oleh seseorang akan mempengaruhi ketergantungan seseorang terhadap salah satu media. Semakin banyak alternatif yang dimiliki oleh individu untuk memuaskan kebutuhannya, individu tersebut tidak akan bergantung pada media apa pun (Littlejohn, 1999:354).


(50)

3. Karakteristik Situs Jejaring Sosial

Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat di dunia. Situs jejaring sosial dapat diartikan sebagai struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukkan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954 (Ridwan, Nawawi dan Dino, 2008).

Lebih lanjut, situs jejaring sosial (Social network sites) merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Pengisian profil dan data pribadi ini merupakan langkah awal seseorang berkomunikasi dengan orang lain melalui situs jejaring sosial, karena umumnya seseorang akan memulai komunikasi setelah mengetahui profil orang tersebut. Selain untuk menambah jaringan dan komunikasi, situs jejaring sosial ini juga bermanfaat untuk menyalurkan self-disclosure

seseorang.

Keberadaan situs jejaring sosial memudahkan kita untuk berinteraksi dengan orang-orang dari seluruh belahan dunia dengan biaya yang lebih murah dibandingkan menggunakan telepon. Selain itu, dengan


(51)

adanya situs jejaring sosial, penyebaran informasi dapat berlangsung dengan cepat.

Situs jejaring sosial pertama, yaitu Classmates.com pada tahun 1995 yang berfokus pada hubungan antar mantan teman sekolah. Kemudian Sixdegrees.com mulai muncul pada tahun 1997. Situs ini memiliki aplikasi untuk membuat profil, menambah teman, dan mengirim pesan. Tahun 1999 dan 2000, muncul situs sosiallunarstorm,live journal,

Cywordyang berfungsi memperluas informasi secara searah. Tahun 2001,

muncul Ryze.com yang berperan untuk memperbesar jejaring bisnis. Tahun 2002, muncul friendster sebagai situs anak muda pertama yang semula disediakan untuk tempat pencarian jodoh. Dalam keanjutannya,

friendster ini lebih diminati anak muda untuk saling berkenalan dengan

pengguna lain. Tahun 2003, muncul situs sosial interaktif lain menyusul kemunculan friendster, Flick R, You Tube, Myspace. Hingga akhir tahun 2005,friendster danMyspacemerupakan situs jejaring sosial yang paling diminati (Ridwan, Nawawi dan Dino, 2008).

Pengembangan-pengembangan karakteristik yang dilakukan oleh situsMy Spaceialah, melalui situs ini pengguna tidak hanya dapat melihat profil atau foto-foto pengguna lainnya. Pengguna My Space juga tidak hanya dapat berkomunikasi melalui pesan-pesan (messages). Situs My

Space memungkinkan para penggunanya untuk dapat berkomunikasi

secara langsung melalui chat, tidak lagi sekedar melihat-lihat profil atau foto dan berkirim pesan dengan pengguna lain. Hal yang istimewa dariMy


(52)

Space ialah, situs ini sering dijadikan sarana bagi remaja atau groupies

untuk berkomunikasi dengan band-band favoritnya (Michael Ray, 2009). Memasuki tahun 2006, penggunaanfriendster dan Myspace mulai tergeser dengan adanya facebook. Facebook dengan tampilan yang lebih modern memungkinkan orang untuk berkenalan dan mengakses informasi seluas-luasnya.

Facebook memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan situs jejaring sosial lainnya(Kurniali, Sartika dan Windy, 2009) :

a. Clean Layout

Layout yang sangat baik walaupun ada beberapa menu yang posisinya tidak gampang ditemukan.

b. No Advertising

Tidak ada banner atau iklan gambar yang mencolok.

c. Network

Pada awal pembuatan account, pengguna diminta untuk memilih jaringan utama berdasarkan negara. Dengan fitur ini, pengguna bisa dengan mudah menemukan teman yang ada di Indonesia.

d. Photo Album

Pengguna bisa membuat foto album sehingga bisa dikelompokkan menjadi kategori.


(53)

e. Grup

Facebook memberikan sarana kepada pengguna untuk membuat grup dimana grup ini memiliki fitur yang sangat baik untuk membentuk komunitas online.

f. Selling

Facebook memiliki fitur yang memungkinkan pengguna untuk menawarkan barang atau jasa kepada pengguna lainnya.

g. Event

Pengguna bisa mengisi event atau kegiatan yang pengguna ingin

pengguna lainnya untuk diketahui.

h. Status Update

Pengguna bisa membagi apa yang sedang ada di pikirannya melalui status dan bisa dilihat oleh seluruh pengguna yang sudah menjadi temannya.

i. Mobile Acces

Pengguna bisa melakukan kegiatan yang ada di facebook dengan mengirim SMS. Hampir sama dengan SMS Banking.

j. Mobile Browsing

Pengguna bisa mengakses website facebook langsung dari telepon seluler (ponsel).

k. Anti Fake Akun atau Spam


(54)

l. Develop Your Facebook Widget

Pengguna bisa membangun aplikasi (game, feed reader, dan aplikasi

lainnya) kemudian dipasang di profilnya,

m. Bandwidth yang dipakai tidak terlalu besar, sehingga waktu yang

digunakan untuk mengakses facebook lebih cepat daripada lainnya.

n. Tag Photo

Dengan fitur ini pengguna dapat tagging atau menandai orang lain

yang ada dalam foto tersebut dan akan terkirim ke facebook orang lain yang di-tag.


(55)

F. KERANGKA PEMIKIRAN

Adapun konsepsi kerangka pemikiran penulis rangkum dalam skema berikut ini:

Untuk memperjelas alur kerangka pemikiran dan teori dari penelitian ini dapat dilihat dari keterkaitan variabel penelitian. Variabel yang pertama adalah variabel pengaruh (independent variabel) yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketergantungan responden terhadap facebook, meliputi faktor kategori sosial, faktor hubungan sosial, faktor alternatif media, faktor perhatian, faktor kebutuhan, dan faktor motif.

Faktor Kategori Sosial 1. Agama

2. Jenis Kelamin 3. Status Ekonomi 4. Jenis pekerjaan

orang Tua

Faktor Hubungan Sosial

Tingkat

Ketergantungan terhadap Facebook Faktor Alternatif Media

Faktor Perhatian

Faktor Kebutuhan


(56)

Variabel yang kedua adalah variabel terpengaruh (dependent variabel) yaitu tingkat ketergantungan responden dalam hal ini mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook.

Dalam penelitian ini, tingkat ketergantungan responden terhadap facebook berhubungan dengan beberapa faktor independen seperti yang telah digambarkan sebelumnya yaitu faktor kategori sosial, faktor hubungan sosial, faktor alternatif media, faktor perhatian, faktor kebutuhan, dan faktor motif.

G. HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang kebenarannya harus diuji melalui penelitian. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang dikemukakan adalah:

1. Terdapat hubungan yang signifkan antara faktor hubungan sosial mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor alternatif media yang digunakan oleh mahasiswa Imu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor perhatian mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor kebutuhan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook.


(57)

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor motif mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook.

6. Terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat ketergantungan responden terhadap facebook berdasarkan faktor kategori sosial yang meliputi jenis kelamin, agama, status ekonomi, dan jenis pekerjaan orang tua mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook.

H. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

explanatory researchkarena studi ini berusaha menyoroti hubungan antara

beberapa variabel dan menguji hipotesa yang dirumuskan sebelumnya. (Singarimbun, 1995: 5).

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey dimana penelitian ini mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan data primer berupa kuesioner yang di sebar kepada mahasiswa yang akan di teliti. Pada umumnya yang merupakan unit analisis dalam penelitian ini adalah individu itu sendiri.


(58)

3. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Universitas Sebelas Maret Surakarta yang merupakan salah satu universitas terbesar di Surakarta. Responden adalah orang yang berprofesi sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dipilihnya mahasiswa karena mahasiswa merupakan kalangan yang sering menggunakan situs jejaring sosial seperti facebook sebagai tempat koneksi dan interaksi sosial. Selain itu, kalangan mahasiswa tidak terlepas dari kebutuhan interaksi sosial yang aktual dan terpercaya. Penulis memandang bahwa adanya suatu kaitan atau hubungan permasalahan yang akan diteliti.

4. Teknik Pengambilan Sampel a. Populasi

Populasi merupakan individu-individu atau objek secara keseluruhan yang akan menjadi sasaran penelitian yang tidak saja berupa alat-alat, keadaan, atau tempat dan sebagainya. Sugiono (2002:55) menyebut populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan. Populasi (kumpulan objek riset) bisa berupa orang, organisasi, kata-kata dan kalimat, simbol-simbol non verbal, surat kabar, radio, televisi, dan lainnya. Objek riset ini juga disebut satuan


(59)

analisis atau unsur-unsur populasi. Jadi, unit analisis ini merupakan unit yang akan diteliti (Krisyantoro, 2007:149).

Dalam penelitian ini, populasinya adalah seluruh mahasiswa di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta dari angkatan 2007-2010 yang mempunyai account facebook. Setelah melakukan pra survey, maka diperoleh jumlah populasi sebagai berikut:

Tabel 1.2

Jumlah Pengguna Facebook Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret

Angkatan Jumlah Mahasiswa (%)

Laki-Laki (%)

Perempuan (%) 2007 101 mahasiswa

(24,5%)

31 mahasiswa (5,1%)

70 mahasiswi (16,9%) 2008 110 mahasiswa

(26,6%)

35 mahasiwa (8,5%)

75 mahasiswi (18,8%) 2009 81 mahasiswa

(19,6%)

37 mahasiswa (8,9%)

44 mahasiswi (10,6%) 2010 121 mahasiswa

(29,3%)

41 mahasiswa (9,9%)

80 mahasiswi (19,4%) Jumlah 413 mahasiswa

(100%)

144 mahasiswa (34,9%)

269 mahasiswi (65,1%) Sumber: Data Pra Survey

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi atau contoh yang dapat mewakili populasi. Dengan demikian hanya sebagian saja dari jumlah populasi penelitian ini ditentukan menjadi sampel. Dalam menentukan besarnya sampel, digunakan cara metodologis melalui cara penarikan sampel yang dapat dipertanggungjawabkan.


(60)

Penelitian ini menggunakan Sampling Random Sederhana yaitu sistem sampling yang digunakan apabila jumlah populasi terhitung kecil. Sehingga representasi kelompok dengan mudah dicapai dan kemungkinan kesalahan pengklasifikasian dapat dieliminasi.

Untuk menentukan besarnya sampel, penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Dipilihnya rumus Slovin disebabkan karenan ukuran populasi telah diketahui. Adapun rumusnya adalah sebagi berikut:

Dimana:

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, misalnya 100% kemudian e ini dikuadratkan (Silalahi,2009).

c. Cara Penarikan Sampel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara atau metode penarikan sampel yang disebut Simple Random Sampling atau Sampel Random Sederhana. Yaitu sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel


(61)

Jelasnya, sistem random sederhana merupakan pengambilan sample dimana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel, terlepas dari persamaan atau perbedaan di antara mereka sepanjang menjadi anggota sampel sehingga hasilnya dapat dievaluasi secara objektif.

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, responden yang berprofesi sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta diasumsikan homogen dalam memanfaatkan situs facebook sebagai tempat koneksi dan interaksi sosial yang digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Dengan demikian syarat utama penggunaan teknik Simple Random Sampling ini memenuhi syarat. Diketahui:

= 80,5068226121

Dibulatkan menjadi 81 responden

Adanya perbedaan jumlah antara mahasiswa dan mahasiswi juga akan mempengaruhi pengambilan sample. Berdasarkan data data tersebut


(62)

1) Mahasiswa = x 81 = 28,24213068

Dibulatkan menjadi 28 mahasiswa.

2) Mahasiswi = x 81 = 52,75786923

Dibulatkan menjadi 53 mahasiswi.

5. Definisi Konsepsional

Definisi konsepsional dapat diartikan sebagai definisi yang menggambarkan konsep dengan penggunaan konsep-konsep lain atau mendefinisikan suatu konstruk dengan menggunakan konstruk-konstruk lain (Ulber, 2009:118).

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Ketergantungan Berdasarkan gambar 1.1 tentang proses ketergantungan media maka terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ketergantungan seseorang terhadap media, yaitu:

1) Faktor Eksternal a) Kategori Sosial

Perspektif ini berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sosial berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, pendidikan, tempat tinggal, dan keyakinan beragama menampilkan kategori respons. Anggota-anggota kategori tertentu akan cenderung memilih isi komunikasi yang sama dan akan memberi respons yang


(63)

hampir sama pula terhadap isi media tersebut (Rakhmat, 1994:204).

b) Hubungan Sosial

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia hubungan sosial dapat diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan khalayak, masyarakat dan umum (Zul dan Aprilia, 1990:512). c) Alternatif Fungsional Media

Alternatif fungsional media adalah media lain yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Banyaknya alternatif media yang dapat digunakan selain facebook akan mengurangi besarnya ketergantungan terhadap facebook (Littlejohn, 1999:354).

2) Faktor Internal a) Kebutuhan

Kebutuhan dalam arti sempit dapat didefinisikan sebagai suatu zat sel yang harus dimiliki oleh setiap sel organisme agar tetap sehat. Akan tetapi pada umumnya kebutuhan dalam arti luas merupakan setiap kekurangan yang dirasakan seseorang yang berlawanan dengan kesejahteraannya (Komarudin, 1990:34).

Khalayak akan memilih media yang dapat memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan sumber


(64)

daya media dikategorikan ke dalam empat jenis yaitu kebutuhan akan pengetahuan (cognitive), hiburan (diversion), kepentingan sosial (social utility), pelarian (withdrawl) (Ardiyanto dan Erdiyana, 2005: 26-27).

b) Perhatian

Perhatian merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahanya aktivitas, daya, konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu objek. Perhatian sangat dipengaruhi oleh perasaan dan suasana hati serta ditentukan oleh kemauan (Kartono, 1990:111).

Khalayak akan memberikan perhatian lebih terhadap pesan yang menarik perhatiannya. Seorang individu akan melakukan saringan untuk mengambil yang terbaik dari pesan yang berasal dari media-media yang dirasa sesuai dengan sikap, nilai, dan kepercayaannya (Liliweri, 1991: 147).

c) Motif

Menurut Gerungan (1996:18) motif adalah dorongan keinginan, hasrat dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu. Dalam penelitian kali ini akan digunakan motif penggunaan media menurut McQuail dibedakan menjadi empat jenis, yaitu informasi, identitas pribadi, hiburan serta integrasi dan interaksi sosial.


(65)

b. Ketergantungan terhadap Facebook

Marlatt, Baer, Doncan dan Kivlahan (1988, hal 224) mendefinisikan ketergantungan di bidang penelitian komunikasi sebagai, "sebuah kebiasaan yang memiliki pola repetitif yang meningkatkan resiko penyakit dan atau pribadi dan masalah sosial ... sering mengalami kerugian secara subjektif seperti “kehilangan kontrol” yang terus berlanjutmeskipun terdapat kehendak untuk tidak melakukan atau menggunakan”.

Teori ketergantungan media memperkirakan bahwa seseorang bergantung pada informasi media untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan mencapai tujuan tertentu. Setiap individu mengembangkan hubungan ketergantungan dengan media berdasarkan tujuan mereka masing-masing dan beberapa tujuan tersebut hanya dapat dipenuhi dengan menggunakan informasi yang ada pada media (Littlejohn, 1999:351).

Facebook memberikan beberapa kelebihan yang dapat digunakan untuk memenuhi beberapa kebutuhan sehingga menimbulkan motif serta menarik perhatian khalayak untuk menggunakan facebook. Semakin besar kebutuhan khalayak yang dapat dipenuhi dengan penggunaan facebook maka diyakini akan meningkatkan ketergantungan khalayak terhadap facebook. Seseorang yang sudah tergantung dengan facebook memiliki motivasi yang lebih


(66)

tinggi untuk terus menggunakan facebook dibandingkan pengguna biasa.

6. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang menyatakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris (Ulber, 2009:120).

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Ketergantungan 1) Faktor Eksternal

a) Kategori Sosial (1) Jenis Kelamin

Dilihat dari jenis kelamin responden.

(2) Keyakinan yang dianut oleh responden Dilihat dari agama yang dianut responden. (3) Status ekonomi

Status ekonomi dari responden dapat diketahui dari banyaknya pengeluaran bulanan dari orang tua responden. (4) Pekerjaan orang tua responden


(67)

b) Hubungan Sosial

Untuk dapat mengetahuinya digunakan indikator sebagai berikut:

(1) Aktif dalam kegiatan atau organisasi kampus.

(2) Aktif dalam kegiatan atau organisasi di sekitar rumah. (3) Memiliki banyak waktu untuk bersosialisasi dengan

keluarga.

(4) Memiliki banyak waktu untuk bersosialisasi dengan teman-teman kuliah.

(5) Memiliki banyak waktu untuk bersosialisasi dengan teman-teman pada waktu sekolah dahulu.

(6) Memiliki banyak waktu untuk bersosialisasi dengan orang-orang sekitar seperti tetangga.

c) Alternatif Penggunaan Media

Untuk dapat mengetahuinya digunakan indikator sebegai berikut:

(1) Penggunaan media lainnya yang memberikan manfaat untukupdatestatus selain facebook.

(2) Penggunaan fasilitas chatting lainnya selain yang disediakan oleh facebook.

(3)Penggunaan situs yang memberikan fasilitas seperti “note


(68)

(4) Penggunaan situs yang memberikan manfaat untuk mengirim pesan.

(5) Penggunaan game online di luar games yang sudah disediakan oleh facebook.

2) Faktor Internal

a) Kebutuhan yang dapat Dipenuhi dengan Mengakses Facebook

Kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan penggunaan facebook dibagi menjadi:

(1) Kebutuhan Kognitif atau informasi

(a) Dapat mengetahui informasi yang berkaitan dengan teman.

(b) Dapat mengetahui informasi yang berkaitan dengan sanak saudara.

(c) Dapat membantu menyebarkan berbagai informasi kepada teman-teman.

(d) Dapat mencari bimbingan menyangkut berbagai pendapat.

(2) Kebutuhan hiburan

(a) Dapat bersantai mengisi waktu luang. (b) Mendapat hiburan dan kesenangan.


(69)

(3) Kebutuhan yang berkaitan dengan kepentingan sosial (a) Memperoleh pengetahuan yang berkaitan dengan

empati sosial.

(b) Dapat menemukan bahan percakapan dengan orang lain di sekitarnya.

(c) Dapat menjalankan peran sosial.

(d) Menjadi sarana untuk dekat dengan orang lain. (4) Kebutuhan pelarian

(a) Dapat dijadikan pelampiasan ketika sedang menghadapi masalah.

(b) Dapat dijadikan tempat untuk meluapkan perasaan dan ekspresi.

b) Tingkat Perhatian terhadap Facebook

Untuk dapat mengukur tingkat perhatian responden terhadap facebook maka dapat diketahui dari beberapa indicator sebagai berikut:

(1) Cara responden meluangkan waktu untuk mengakses situs facebook.

(2) Ada tidaknya aktivitas lain yang dilakukan responden pada saat mengakses situs facebook.

(3) Sering tidaknya responden di dalam menggunakan fitur-fitur yang ada pada situs facebook. Dalam hal ini dipilih


(1)

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti di antara kedua variabel tersebut.

4. Perbedaan antara Jenis Pekerjaan Ayah dengan Tingkat

Ketergantungan terhadap Facebook Tabel 4.4

Tabel Silang Antara Pekerjaan Ayah dengan Tingkat Ketergantungan terhadap Facebook (FAT)

Skor FAT Total (%) 20-49 (%) 50-79 (%)

pekerjaanAyah PNS 16

(19,7%) 4 (4,9%) 20 (24,7%) Karyawan 8 (9,9%) 2 (2,5%) 10 (12,3%) Wiraswasta 21 (25,9%) 5 (6,2%) 26 (32,1%) Pensiunan 3 (3,7%) 3 (3,7%) 6 (7,4%) Lainnya 13 (16,1%) 6 (7,4%) 19 (23,4%) Total 61 (75,3%) 20 (24,7%) 81 (100%) Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan penghitungan melalui SPSS dengan menggunakan chi

square, diperoleh x2 = 3,324 dan df = 4. Selanjutnya, nilai x2 hitung

dikonsultasikan dengan nilai batas kritis x2 untuk df yang bersangkutan.

Dalam tabel, nilai x2 untuk df = 4 dan taraf signifikansi 0,05 adalah


(2)

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti di antara kedua variabel tersebut.

5. Perbedaan antara Jenis Pekerjaan Ibu dengan Tingkat

Ketergantungan terhadap Facebook Tabel 4.5

Tabel Silang Antara Pekerjaan Ibu dengan Tingkat Ketergantungan terhadap Facebook (FAT)

Skor FAT Total (%) 20-49 (%) 50-79 (%)

PekerjaanIbu PNS 16

(19,7%) 5 (6,2%) 21 (25,9%) Karyawan 2 (2,5%) 1 (1,2%) 3 (3,7%) Wiraswasta 14 (17,2%) 9 (11,1%) 23 (28,4%) Lainnya 29 (35,8%) 5 (6,2%) 34 (41,9%) Total 61 (75,3%) 20 (24,7%) 81 (100%) Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan penghitungan melalui SPSS dengan menggunakan chi

square, diperoleh x2 = 4,531 dan df = 3. Selanjutnya, nilai x2 hitung

dikonsultasikan dengan nilai batas kritis x2 untuk df yang bersangkutan.

Dalam tabel, nilai x2 untuk df = 3 dan taraf signifikansi 0,05 adalah

7,815. Oleh karena nilai x2 hitung daripada x2 tabel, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti di antara kedua variabel tersebut.


(3)

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data yang telah diperoleh dan analisa yang telah dilakukan, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor hubungan sosial mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook. Hipotesis tidak terbukti.

Hubungan antara variabel hubungan sosial dengan ketergantungan

terhadap facebook menunjukkan angka korelasi sebesar rs = -0,137.

Selanjutnya, nilai rs hitung dikonsultasikan dengan nilai batas kritis rs

untuk n yang bersangkutan. Dalam tabel, nilai rs untuk n = 81 dan taraf

signifikansi 0,05 adalah 0,219. Oleh karena nilai rs hitung daripada rs

tabel, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor hubungan sosial dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor alternatif media yang digunakan oleh mahasiswa Imu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook. Hipotesis terbukti.

Hubungan antara variabel alternatif media dan variabel ketergantungan

terhadap facebook menunjukkan angka korelasi sebesar (rs) = 0,430.


(4)

untuk n yang bersangkutan. Dalam tabel, nilai rs untuk n = 81 dan taraf

signifikansi 0,05 adalah 0,219. Oleh karena nilai rs hitung daripada rs

tabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor alternatif media dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor perhatian mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook. Hipotesis terbukti.

Hubungan antara variabel perhatian dan variabel ketergantungan terhadap

facebook diperoleh angka korelasi yang positif sebesar (rs) = 0,491.

Selanjutnya, nilai rs hitung dikonsultasikan dengan nilai batas kritis rs

untuk n yang bersangkutan. Dalam tabel, nilai rs untuk n = 81 dan taraf

signifikansi 0,05 adalah 0,219. Oleh karena nilai rs hitung daripada rs

tabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor perhatian terhadap facebook dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook.

4. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara faktor kebutuhan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook. Hipotesis terbukti.

Hubungan antara variabel kebutuhan dan variabel ketergantungan terhadap

facebook menunjukkan angka korelasi yang positif sebesar (rs) = 0,442.

Selanjutnya, nilai rs hitung dikonsultasikan dengan nilai batas kritis rs


(5)

signifikansi 0,05 adalah 0,219. Oleh karena nilai rs hitung daripada rs tabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor kebutuhan dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook. 5. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara faktor motif mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook. Hipotesis terbukti.

Hubungan antara variabel motif dengan variabel ketergantungan terhadap

facebook menghasilkan angka korelasi yang positif yaitu sebesar (rs) =

0,347. Selanjutnya, nilairshitung dikonsultasikan dengan nilai batas kritis

rs untuk n yang bersangkutan. Dalam tabel, nilairsuntuk n = 81 dan taraf

signifikansi 0,05 adalah 0,219. Oleh karena nilai rs hitung daripada rs

tabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor motif terhadap facebook dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook.

6. Terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat ketergantungan

responden terhadap facebook berdasarkan faktor kategori sosial yang meliputi jenis kelamin, agama, status ekonomi, dan jenis pekerjaan orang

tua mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat

ketergantungan terhadap facebook. Hipotesis tidak terbukti.

B. SARAN

Tidak ada hal yang sempurna di dunia ini termasuk juga penelitian kali ini. Oleh karena itu peneliti menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan


(6)

dalam penelitian, baik dalam proses analisis maupun interpretasi yang dilakukan peneliti, serta dimungkinkan ada temuan-temuan lainnya yang ternyata belum lengkap. Oleh karena itu, peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Penelitian kali ini hanya menggunakan sampel yang homogen

sebanyak 81 responden. Untuk hasil yang lebih baik, cakupan penelitian perlu diperluas dan melibatkan sampel dalam jumlah besar.

2. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif maka hasil yang

didapatkan terbatas dan tidak mendalam. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif untuk meneliti tema penelitian ini kemungkinan akan menambah banyak informasi yang menarik untuk diketahui lebih

lanjut. Apalagi dengan menggunakan metode in depth interview

kemungkinan informasi yang didapatkan akan lebih luas dan mendalam.