24
2 Laporan Akhir, berisi realisasi kegiatan yang berhasil dilaksanakan hingga akhir tahun
anggaran, permasalahan yang dihadapi dan usulan tindak lanjut yang perlu dilakukan,
yang dibuat setelah program berakhir.
Laporan pelaksanaan kegiatan Dana Tugas Pembantuan
per bulan sebagaimana
diatur dalam Sistem SIMONEV tersebut di atas agar
dikirim setiap tanggal 10 bulan pelaporan
kepada Direktur
Jenderal Perkebunan
c.q. Sekretaris
Ditjen Perkebunan.
VII. PEMBIAYAAN
Kegiatan Penanganan Pascapnen Tanaman Kelapa Tahun 2013 ini dibiayai dari dana APBN
melalui DIPA
Ditjen Perkebunan
Tugas Pembantuan TP ProvinsiKabupaten.
VIII. PENUTUP
Penyusunan Pedoman Teknis Peningkatan Penanganan Pascapanen kelapa Tahun 2013
dimaksudkan sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam kegiatan Pengembangan
Penanganan Pascapanen kelapa.
25
Pedoman Umum ini akan ditindak lanjuti dengan Petunjuk Pelaksanaan di tingkat
Provinsi dan Petunjuk Teknis di tingkat Kabupaten.
Diharapkan dengan
adanya Pedoman Umum ini kegiatan Penanganan
Pascapanen kelapa Tahun Anggaran 2013 dapat terlaksana
dengan baik
sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN
DESEMBER 2012
PEDOMAN TEKNIS
PENANGANAN PASCAPANEN KARET
TAHUN 2013
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut undang-undang nomor 18 tahun 2004
tentang Perkebunan
bahwa perkebunan
mempunyai fungsi
1 ekonomi,
yakni untuk
peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, 2
ekologi, yakni peningkatan konservasi tanah dan air, penyerap karbon, penyedia
oksigen, penyangga kawasan lindung 3 dan sosial budaya, yakni sebagai perekat
dan pemersatu bangsa. Karet Hevea brasiliensis. Sp adalah salah
komoditi perkebunan yang peranan penting dalam
perekonomian Indonesia
yang pembinaanya ada di bawah Direktorat
Jenderal Pekebunan. Pada tahun 2010 luas areal karet di
Indonesia mencapai 3.445.121 Ha, jumlah produksi sebesar 2.591.935 ton dan
produktivitas sebesar 935 KgHaTh. Usaha perkebunan karet dapat menyerap tenaga
kerja sebanyak 2.077.450 orang. Statistik Perkebunan 2009-2011.
Dari total luas areal perkebunan karet di Indonesia, sebagian besar terdiri dari
perkebunan rakyat seluas 2.934.378 Ha
2 85,17, BUMN seluas 236.714 Ha 6,87
dan PBSN 274.029 Ha 7,96. Pada umumnya hasil dari perkebunan
rakyat adalah bahan olah karet bokar berupa lump, slab dan sit dengan mutu
yang relatif rendah belum sesuai dengan SNI. Hal ini merupakan salah satu
permasalahan
yang dihadapi
petani pekebun. Rendahnya kualitas karet yang
dihasilkan oleh petani akan mempengaruhi nilai tambah produk karet.
Direktorat Jenderal Perkebunan selaku instansi
yang membina
perkebunan, sebagai upaya untuk meningkatkan mutu
produk karet pada tahun 2013 memiliki kegiatan
Pengembangan Penanganan
Pascapanen Tanaman Perkebunan yang salah satunya adalah karet.
Dalam upaya mengawal kegiatan tersebut, perlu disusun pedoman teknis penanganan
pascapanen karet untuk menjadi acuan bagi
seluruh pemangku
kepentingan stakeholders
yang terkait
dengan pascapanen karet.