dibiarkan utuh dan dimakan bersama-sama seluruh anggota keluarga. Keberadaan telo bajingan sangat jarang dibuat apalagi disajikan, karena
dilihat dari bentuknya yang kurang menarik.
Gambar 35. Telo Bajingan
2. Bahan Dasar Makanan Tradisional Kotagede
Bahan dasar makanan merupakan bahan yang penggunaannya mendominasi bahan lainnya. Umumnya makanan tradisional Kotagede
mengunakan bahan dasar yang berasal dari padi-padian. Sedangkan bahan dasar yang digunakan untuk kudapan berasal dari padi-padian, buah-buahan,
serta umbi-umbian misalnya, ketela pohon. Bahan dasar untuk sayuran adalah jenis daun-daunan dan buah-buahan yang digunakan untuk sayur, sedangkan
Bahan dasar yang digunakan untuk membuat minuman tradisional Kotagede umumnya menggunakan buah-buahan dan rempah-rempah. Adapun bahan
dasar makanan tradisional Kotagede adalah sebagai berikut.
Tabel 4. Klasifikasi Makanan Tradisional Berdasarkan Bahan Dasar No
Bahan dasar Nama makanan
Jumlah
1. Beras
Jenang Suran. Nasi Ruwahan
2
2. Tepung Beras
-Ledre intib -Gandos
-Jenang sungsum -Nogosari
-peyek kedelai -peyek kacang tanah
6
3. Beras Ketan
-legondho -Legomoro
-Wajik kletik -Jadah manten
-Gompo
5
4. Tepung beras ketan
-Kipo -Yangko
-Jenang ngangrang
3
5. Ketela pohon
-Kluwo -Telo bajingan
-Osak-asik -Bengawan solo
4
6. Tepung ketela pohon Kanji
-Jenang Lobe-lobe
1
7. Jagung
-Enthok-enthok
1
8. Kelapa
-Tho-tho
1
9. Sapi jerohan
-Asren
1
10. Daging sapi
-Sambel kerni
1
11. Tepung terigu
-Kembang waru -Ukel
-Banjar
3
12. Pace atau mengkudu
-Semelak
1
13. Jambu biji, mentimun, pepaya,
-Setup jambu -Rujak ceplos
2
15. Kacang, so, kulit melinjo, nangka
muda, kangkung, kacang kedelai,
terung.
-Sayur lodeh -Bence
-Padamara
3
16 Rempah-rempah dan secang
-Wedang Secang
1
Jumlah
35
Berdasarkan tabel 4 diperoleh klasifikasi makanan tradisional Kotagede berdasarkan bahan dasarnya diperoleh 2 macam makanan yang
berbahan dasar beras, 6 makanan dari tepung beras , 5 makanan dari beras ketan, 3 makanan dari tepung beras ketan, 4 makanan dari ketela pohon, 1
makanan dari tepung kanji, 1 makanan dari jagung, 1 makanan dari kelapa, 1 makanan sapi jerohan, 1 makanan dari daging sapi, 3 makanan dari tepung
terigu, 1 minuman dari pace atau semelak, 2 minuman dari buah, 3 makanan dari sayur dan 1 minuman dari rempah-rempah. Klasifikasi berdasarkan
bahan dasar paling banyak yaitu dari bahan dasar tepung beras dan yang paling sedikit dari tepung ketela pohon, jagung, kelapa, sapi jerohan, daging
sapi pace dan rempah-rempah.
a Beras Makanan tradisional Kotagede yang menggunakan bahan dasar
beras adalah nasi ruwahan dan jenang suran. penggunaan bahan dasar beras adalah sebanyak 2 macam
dari jumlah keseluruhan makanan tradisional. Pada nasi ruwahan, beras diwujudkan dalam bentuk nasi. Sedangkan, jenang
suran beras diwujudkan dalam bentuk bubur. Persentase penyajian nasi 75 dan 25 sebagai makanan pelengkapnya. Umumnya, semua jenis beras dapat
digunakan sebagai pembuatan nasi ruwahan dan jenang suran. Guna memperoleh hasil terbaik, pemilihan bahan perlu mendapat perhatian yaitu
beras yang dipilih memiliki butiran yang utuh, tidak apek, warna putih bersih dan tidak tercampur kotor ataupun batu.
b Tepung Beras Bahan dasar tepung beras merupakan bahan dasar makanan
tradisional Kotagede yang digunakan untuk membuat ledre intib, gandos, jenang sumsum dan nogosari. Pada pembuatan Ledre intib tepung beras
digunakan untuk membuat adonan kulit yang berbentuk bulat seperti, dadar telur. Adapun cara pembuatannya yaitu tepung beras dan kelapa muda yang
telah diparut dicampur kemudian diberi garam sehingga bentuk dari kulit ledre menjadi padat dan kenyal. Kelapa digunakan sebagai penguat tekstur
kulit ledre. Sedangkan, gandos dibuat dari tepung beras yang dicampur dengan parutan kelapa ½ tua dan ditambah dengan sedikit garam. Tepung
beras yang digunakan pada gandos pun menjadi bahan utamnya. Sedangkan kelapa digunakan sebagai penguat adonan, dan sebagai lemak untuk
menambah rasa gandos. Pencampuran antara tepung beras dan kelapa haruslah rata karena sebagai penguat adonan. Dengan demikian, diperoleh
gandos yang padat dan kenyal. Tepung beras yang digunakan sebagai bahan dasar Jenang sumsum
dan nogosari adalah tepung beras yang direbus dengan santan yang sudah diberi daun pandan dan garam. Santan digunakan sebagai cairan untuk
merebus tepung beras. Perbedaanya antara adonan nagasari dan jenang sumsum adalah jumlah penggunaan santan. Pembuatan jenang sumsum
membutuhkan santan yang lebih banyak dari pada adonan nagasari. Setelah tepung beras mengental dan tidak terasa tepung, proses pembuatan naga sari
dilanjutkan dengan tahap pembentukan dan pemberian isi yaitu pisang yang diiris memanjang. Santan yang digunakan adalah kepala santan kanil guna
memperoleh rasa yang terbaik dari jenang sumsum dan nagasari. Peyek kedelai dan peyek kacang merupakan makanan yang terbuat
dari tepung beras yang dicampur santan dan bumbu-bumbu. Tepung beras digunakan sebagai pengental santan sehingga akan terbentuk adonan yang
semi liquid yaitu adonan berbentuk cair dan mengandung endapan. Tepung
beras dibuat menjadi adonan semi liquid guna memperoleh tekstur peyek yang tipis dan renyah. Penambahan kacang kedelai atau tanah hanya sebagai
penambah rasa sekaligus sebagai garnish untuk menambah daya tarik dari
peyek. Penggunaan tepung beras untuk bahan dasar pada makanan tradisional Kotagede ada 3 macam makanan.
c Beras Ketan Beras ketan digunakan sebagai bahan dasar makanan tradisional
Kotagede misalnya legondho, legomoro, wajik kletik, jatah manten dan gompo. Beras ketan yang digunakan untuk keempat makanan tersebut dipih
yang butiran utuh, tidak apek, putih bersih dan tidak terdapat kotoran atau batu. Pada proses pengolahan untuk keempat makanan diatas adalah sama
yaitu direbus atau diaru dengan menggunakan santan kental sampai setengah matang yang disebut dengan jadah. Santan digunakan sebagai cairan
penetralisir lengket dan memberikan tekstur lebih lembut pada jadah. Pada proses pembuatan legomoro, jadah dipipihkan kemudian
diisi dengan ayam yang telah dihaluskan atau menggunakan abon. Sedangkan legondho, diisi dengan pisang raja yang telah dipotong
memanjang. Proses pembuatan legondho yaitu setelah adonan diisi kemudian adonan dibentuk memanjang dan dibungkus daun pisang, proses
terakhir adalah dikukus. Hal ini juga berlaku untuk gompo dan jadah manten perbedaanya adalah pada proses teknik olah. Misalnya, gompo sebelum
digoreng dibalut kuning telur yang sudah dikocok. Sedangkan pada jadah
manten, adonan jadah dibungkus dengan dadar yang terbuat dari kocokan tepung terigu dan telur kemudian dipanggang. Pada gompo dan jadah
manten sama-sama diisi dengan ayam atau abon. Pada pembuatan wajik kletik, beras ketan digunakan sebagai
bahan utama. wajik kletik sendiri menggunakan beras ketan yang dicampur dengan gula merah. Teksturnya padat dan lebih lengket apabila
dibandingkan dengan dengan beras ketan yang dibentuk menjadi jadah karena beras ketan hanya diaru dengan juruh yaitu gula yang direbus dengan
gula merah sampai kental dan tidak mengunakan santan atau lemak. Penggunaan beras ketan untuk bahan dasar pada makanan tradisional
Kotagede adalah sebanyak 5 macam makanan.
d Tepung Beras Ketan Tepung beras ketan digunakan sebagai bahan dasar makanan
tradisional Kotagede misalnya makanan Kipo, yangko, dan jenang ngarang, Ketiga makanan tersebut dibuat dari tepung beras ketan. Adapun proses
pembuatan kipo, tepung ketan ditambah air kemudian dibentuk. Sedangkan yangko, tepung beras ketan sebelumnya diberi air lalu dijenang kemudian
baru dapat dilakukan proses selanjutnya.. Perbandingan air yang digunakan dalam membuat yangko lebih sedikit agar diperoleh bentuk dan tekstur yang
padat serta kenyal. Lain halnya dengan jenang ngangrang, penggunaan
cairan akan lebih banyak daripada pembuatan yangko meskipun proses awalnya sama. Hal ini, bertujuan untuk mendapatkan tekstur dari
kerakteristik jenang yang baik. Penggunaan tepung beras untuk bahan dasar pada makanan tradisional Kotagede adalah sebanyak 4 macam makanan.
e Ketela Pohon Singkong Ketela pohon merupakan bahan pokok yang bisa dimanfaatkan
dalam bentuk apa pun. Bila dilihat dari karakteristik bahan maupun dari unsur karbohidrat yang memenuhi kreteria pemenuhan gizi tubuh, sudah
selayaknya ketela pohon mampu dijadikan sebagai bahan dasar makanan. Ketela pohon digunakan sebagai bahan dasar makanan seperti kluwo, telo
bajingan, osak-asik dan bengawan solo. Kluwo dan telo bajingan menggunakan jenis ketela pohon yang sama dan proses penangananya pun
sama. Perbedaanya hanya terletak pada proses pemotongan bahan. Kluwo sebelum memasuki pemanasan, ketela pohon harus dipotong kecil-kecil
sedangkan telo bajingan ketela pohon dibiarkan utuh. Bahan dasar yang menggunakan ketela pohon selain kluwo dan
telo bajingan adalah osak-asik dan bengawan solo. Pada pembuatan osak- asik, ketela pohon yang sudah dibersihkan dipotong tipis dan memanjang tau
disawut. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengolahan dan penyajian. Bila menghendaki sisi rasa dapat ditambahkan gula atau garam sesuai
dengan selera. Lain halnya dengan bengawan solo meskipun prosesnya sama namun potongannya jauh lebih halus dan lembut yaitu diparut. Hal tersebut
bertujuan untuk menghilangkan getah yang terdapat di dalam ketela pohon yaitu dengan cara diperas terlebih dahulu sebelum diambil patinya
kemudian ampas dan pati tersebut dibuat menjadi bengawan solo. Tidak semua jenis ketela pohon bagus dan aman dikonsumsi maka
diperlukan penanganan yang khusus guna menjamin keamanan pangan. Penggunaan
ketela pohon untuk bahan dasar pada makanan tradisional Kotagede untuk 4 macam makanan.
f Tepung Ketela Pohon Kanji Tepung ketela atau tepung kanji merupakan tepung yang dibuat
dari ketela pohon yang sudah mengalami beberapa proses sehingga sudah siap untuk dijadikan bahan dasar makanan. Pada
makanan tradisional Kotagede, tepung kanji digunakan sebagai bahan dasar jenang lobe-lobe.
Jenang lobe-lobe adalah jenang yang didalamnya terdapat ubi jalar yang dipotong kotak-kotak, degan, dan nangka yang berfungsi sebagai penambah
rasa. Karakteristik dari tepung kanji ini akan berwarna bening ketika mengalami pemanasan dengan air. Oleh karena itu, guna mempermudah
pengambilan maka ditambahkan bahan-bahan lain seperti ubi jalar, daging kelapa muda yang dipotong memanjang, dan nangka yang dipotong kecil-
kecil. Penggunaan tepung ketela pohon untuk bahan dasar pada makanan tradisional Kotagede untuk 1 macam makanan.
g Jagung Jagung merupakan sumber karbohidrat kedua setelah nasi karena
dilihat dari unsur gizinya yang sudah memenuhi standar kecukupan gizi bagi tubuh. Makanan
tradisional Kotagede yang menggunakan bahan dasar
jagung adalah enthok-enthok. Enthok-enthok dibuat dengan dicampur kelapa yaitu agar bentuk jagung tidak pecah ketika dipanaskan. Adapun latar
belakang pembuatan enthok-enthok oleh masyarakat Kotagede adalah
sebagai pemanfaatan bahan pangan saja. Selain itu, disebabkan karena memang dari banyak sisi terutama penampilan dan rasa kurang menarik
makanan enthok-enthok ini, namun dari unsur gizi bagus sebagai penunda lapar bahkan jika dikonsumsi cukup akan jadi penghilang lapar. Penggunaan
jagung untuk bahan dasar pada makanan tradisional Kotagede untuk 1 macam makanan.
h Kelapa Kelapa untuk makanan tradisional Kotagede sering dibuat
menjadi tho-tho. Tho-tho sendiri berfungsi sebagai lauk pauk. Kelapa yang dibuat menjadi tho-tho adalah dipilih buah yang umurnya sedang tidak
terlalu tua dan tidak terlalu muda. Kelapa sebelum di buat menjadi tho-tho harus dipotong kecil-kecil memanjang atau diparut lalu diberi bumbu dan
dibulatkan. Untuk tho-tho ini saat pembulatan tidak memerlukan
penambahan lain kecuali bumbu karena dari kelapa sendiri sudah mengandung lemak jadi saling menguatkan antara butir-butir hasil potongan
kelapa ketika dipanaskan. Penggunaan kelapa untuk bahan dasar pada makanan tradisional Kotagede untuk 1 macam makanan.
i Sapi jerohan Sapi jerohan merupakan daging hewan yaitu sapi yang diambil
pada bagian dalamnya untuk dijadikan bahan makanan. Maka daging tersebut dinamakan jerohan karena terletak didalam dari hewan tersebut.
Sapi jerohan dalam makanan tradisional Kotagede dibuat menjadi Asren. Jerohan sapi yang bisaanya dibuat menjadi asren adalah ususnya. Karena
untuk hewan yang sebesar sapi ususnya pasti sangat panjang maka sangat tepat sekali jika diberi bumbu khusus untuk mengolahnya. Asren bisaanya
dibumbu bacem yang rasanya manis, asren untuk makanan tradisional Kotagede berfungsi sebagai pendamping nasi atau untuk acara-acara khusus.
Penggunaan sapi jerohan untuk bahan dasar pada makanan tradisional Kotagede untuk 1 macam makanan.
j Daging sapi Daging merupakan bagian badan dari sapi yang terdiri dari
kumpulan jaringan-jaringan otot dan bisa dimanfaatkan menjadi bahan makanan . Dalam makanan tradisional Kotagede daging dijadikan sebagai
bahan dasar sambel kerni dan pada mara Sambel kerni merupakan makanan dari daging yang berbentuk bulat-bulat. Karena terdiri dari kumpulan
jaringan untuk membuat bentuk bulat daging harus dipotong dengan cara dihaluskan sehingga bisa dibuat menjadi bentuk bulat-bulat. Untuk
menghindari hasil bentuk daging pecah dari bulatanya ditambahkan telur setelah diberi bumbu yang berfungsi sebagai perekat sehingga ketika
dipanskan bentuk tetap bulat-bulat. Pada makanan padamara sapi hanya
digunakan sebagai penambah rasa yaitu diambil kaldunya Penggunaan daging sapi untuk bahan dasar pada makanan tradisional Kotagede untuk
1 macam makanan.
k Tepung terigu Tepung terigu merupakan hasil dari gandum yang sudah
mengalami proses sehingga menjadi tepung. Makanan tradisional Kotagede yang menggunakan tepung trigu sebagai bahan dasarnya adalah ukel, banjar
dan kembang waru. Dalam pembuatan ukel dan banjar adalah sama perbedaanya terdapat pada proses akhir yaitu masalah rasa untuk banjar
rasanya gurih dan ukel rasanya manis. Tepung terigu disini sebagai bahan padat yang berfungsi pemadat
dari telur yang sebelumnya sudah dikocok kaku yang sekaligus memperkuat tekstur pada hasil akhirnya. untuk pembuatan kembang waru sebenarnya
prosesnya sama dengan ukel dan banjar hanya penggunaan jumlah tepung dan teknik olah yang sama. Untuk kembang waru tepung yang digunakan
lebih banyak daripada tepung yang digunakan untuk membuat ukel dan banjar hal ini juga berpengaruh pada hasil akhir juga. Karena kembang waru
berbentuk padat dan empuk sedangkan untuk banjar dan ukel berongga dan renyah. Hal ini selain penggunaan tepung juga karena teknik olah yang
berbeda. Untuk ukel dan banjar lemak digunakan untuk menggoreng dan untuk kembang waru lemak dimasukan kedalam adonan dan proses akhir
adalah masuk
kedalam pemanasan
yang menggunakan
proses
pemanggangan atau dioven. Penggunaan tepung terigu untuk bahan dasar pada makanan tradisional Kotagede untuk 3 macam makanan.
l Buah mengkudu atau pace Merupakan buah yang sering digunakan sebagai buh. Masyarakat
pada umumnya mengkonsumsi pace atau mengkudu digunakan sebagai obat. Mereka melihat dari sisi khasiatnya yang mengandung unsur yang
bermanfaat untuk kesehatan, menurut keyakinan dan penelitian ahli pengobatan. Dalam makanan tradisional terutama dari jenis minuman
mengkudu atau pace dibuat menjadi semelak. Semelak merupakan minuman hasil dari perasan buah mengkudu. buah pace yang dibuat sebagai bahan
dasar minuman semelak pada saat penyajianya harus ditambah air dan gula untuk menghindari bau anyir yang ditimbulkan dari buah pace tersebut.
Selain itu untuk mengugah selera dari yang mau mengkonsumsi supaya tertarik untuk mengkonsumsinya. Maanfaat dari buah pace ini adalah mampu
menurunkan tensi darah tinggi dan kadar kolesterol tubuh yang tinggi. Penggunaan buah mengkudu
atau pace untuk bahan dasar pada makanan tradisional untuk sebanyak 1 macam makanan.
m Pepaya, mentimun, jambu biji. Merupakan buah-buah yang bisa langsung dikonsumsi sebagai
pencuci mulut maupun sebagai obat. Untuk mentimun bisa juga sebagai lalapan pada saat makan. Dalam makanan tradisional terutama jenis
minuman pepaya dan mentimun digunakan sebagai bahan dasar rujak ceplus. Rujak ceplus merupakan minuman yang rasanya manis pedas dan isinya
adalah pepaya dan mentimun yang diiris kotak-kotak kecil. rujak ceplus ini digunakan sebagai minuman penyegar yang nikmat ketika diminum pada
saat dingin atau siang hari, hal ini juga sebagai obat panas karena rasanya yang pedas manis ketika diminum akan mengeluarkan keringat bagai
penderita sehingga penyakit akan sembuh. Jambu biji merupakan buah yang punya isi keras namun
dagingnya empuk sekali jambu ini banyak khasiatnya selain bisa untuk buah yang langsung dikonsumsi bisa juga dibuat menjadi minuman. Istilah Setup
jambu merupakan munuman tradisional Kotagedesejenis juice namun terbuat dari jambu. Bahan dasar dari setub jambu adalah jambu klutuk atau jambu isi
merah dihaluskan dan ditambahkan air. Setub jambu ini dimanfaatkan sebagai munuman penyegar penghilang dahaga yang cocok diminum pada
saat siang hari. Selain itu setub jambu diyakini dapat menjadi obat yaitu bagi para penderita demam berdarah yang kadar hemoglobinya dibawah standart
normal. Karena setub jambu ini mampu menaikan kadar hemoglobin darah apabila dikonsumsi secara teratur. Penggunaan buah mentimun pepaya dan
jambu biji untuk bahan dasar pada makanan tradisional Kotagede untuk 2 macam makanan.
n Kacang panjang, daun melinjo, kulit melinjo, nangka muda, kangkung, kacang kedelai, terung.
Sayur lodeh atau lodehan merupakan sayur yang terbuat dari
bermacam-macam bahan dengan kuah santan. Pada umumnya semua sayuran yang tidak berkarakteristik cepat lunak bisa dibuat menjadi lodeh.
Untuk lodeh yang terdapat dalam makanan tradisional Kotagede biasanya mengunakan sayur kacang panjang yang telah dipotong 5cm, daun, kulit
melinjonya dan nangka muda. Semua bahan ini dipotong-dipotong dan direbus dalam cairan santan yang sudah diberi bumbu sampai empuk.
Penggunaan kepala santan dituangkan paling akhir untuk memperoleh hasil rasa selain itu. Pengunaan warna bahan dasar yang berwarna-warni bertujuan
untuk menarik penampilan dari sayur lodeh itu sendiri. Bence dan padamara bahan yang digunakan untuk membuat
bence dan pada mara adalah sayur kangkung yang dipotong-potong 5 cm, kacang kedelai yang sudah direndam semalam, terung dipotong melingkar
sebagai kuahnya adalah santan kental yang sudah direbus dengan daging sapi untuk padamara dan santan ½ encer untuk bence. Penggunaan sayur–sayuran
untuk bahan dasar pada makanan tradisional Kotagede untuk 3 macam makanan.
o Rempah-rempah. Secang merupakan rempah-rempah yang dimanfaatkan dari kulit
pohon secang. Dalam minuman tradisional Kotagede secang dijadikan bahan
dasar minuman hangat wedang secang. Wedang secang ini merupakan hasil rebusan dari kulit secang yang dipadu dengan rempah-rempah lainya seperti
buah pala, seray, jahe, cengkeh sehingga rasanya pedas dan hangat. Hasil dari Wedang secang ini berwarna merah jambu sehingga cocok ketika
disajikan hangat dan diminum ketika malam hari atau pada saat cuaca dingin. Penggunaan rempah-rempah untuk bahan dasar pada makanan
tradisional Kotagede untuk 1 macam makanan.
3 . Teknik Olah Makanan Tradisional Kotagede.
Mengolah makanan berarti memanaskan makanan sesuai dengan permintaan dan dengan tujuan untuk membuat perubahan tertentu pada bahan
makanan. Teknik olah merupakan cara pengolahan makanan dengan menggunakan pemanasan baik langsung maupun tidak langsung. Untuk
masing-masing teknik olah pada pengolahan makanan tradisional kotagede dapat dilihat pada tabel sebegai berikut :
Tabel 5. Klasifikasi Makanan Tradisional Berdasarkan Teknik Olah. No
Jenis Teknik Olah Nama makanan
Jumlah
1. Direbus
-Kluwo -Wedang Secang
-Telo bajingan -Bence
-Sayur lodeh -Padamara
6
2. Dipanggang
-Gandos -Kembang waru
-Kipo -Wajik Kletik
-Ledre intib -Jadah Manten
6
3. Dijenang
-Jenang nggangrang -Yangko -Jenang Lobe-lobe
- Nagasari -Jenang sungsum
-Jenang Suran
6
4. Dikukus
-Nasi ruwahan -Legondho
-Bengawan solo -Legomoro
-Osak-asik -Enthok-enthok
6
5. Diremas atau diperas
-Semelak 1
6. Digoreng atau sauté
-Ukel - Tho-tho
-Banjar -Gompo
-Sambel kerni -Peyek Kacang
-Asren -Peyek Kedelai
8
7.
Dihaluskan atau dipotong
-Setup jambu - Rujak Ceplus
2 Jumlah
35
Berdasarkan tabel 5 diperoleh klasifikasi makanan tradisional Kotagede berdasarkan teknik olah diperoleh 6 macam makanan dengan
teknik olah direbus, 6 makanan dengan di panggang, 6 makanan dengan dijenang, 6
makanan dengan dikukus, 4 makanan dari ketela pohon, 1 makanan dari tepung kanji, 1 makanan dengan diremas atau diperas, 8
makanan dengan digoreng atau disaute dan 2 minuman dengan dihaluskan atau dipotong. Klasifikasi berdasarkan teknik olah paling banyak yaitu
dengan teknik olah digoreng atau disaute dan yang paling sedikit dengan diperas atau diremas.
a. Direbus Direbus adalah mengolah bahan makanan menjadi masak dengan
menggunakan air mendidih. Sehingga media perantaranya adalah cairan yang bersentuhan langsung dengan bahan makanan dan dalam waktu tertentu bahan
makanan akan masak. Untuk kluwo dan telo bajingan air yang digunakan untuk merebus adalah air santan. Santan digunakan sebagai media pemanasan.
Sebelumnya bahan dicuci terlebih dahulu lalu dipotong-potong untuk kluwo dan telo bajingan ketela dibiarkan utuh dan direbus sampai matang. Air santan
sudah dicampur dengan gula, garam dan vanili. Untuk sayur lodeh, padamara dan bence Semua bahan ini dipotong-dipotong dan direbus dalam cairan
santan yang sudah diberi bumbu sampai empuk. Penggunaan kepala santan dituangkan paling akhir untuk memperoleh hasil rasa yang enak.
Pada saat perebusan hendaknya direbus sampai bahan lunak dan sebaiknya nangka muda direbus terlebih dahulu karena harus melalui proses
perebusan yang lama untuk memperoleh nangka yang empuk selain itu perebusan nangka bertujuan untuk menon aktifkan enzim yang melekat pada
nangka muda setelah empuk bahan lain dimasukan, diberi bumbu dan rebus sampai masak. Sedangkan untuk perebusan wedang secang semua bahan
wedang secang seperti seray, jahe, cengkeh, pala dimasukan dahulu direbus sampai mendidih setelah mendidih secang dimasukan dan ditambah dengan
gula sesuai selera. Waktu perebusan untuk wedang secang tidak terlalu lama karena aroma dari rempah-rempah akan berkurang jika melalui waktu
pemanasan yang lama.
b. Dipanggang Memanggang adalah membuat bahan makanan atau adonan masak
dengan cara dimasukan kedalam alat pembakaranyang panas. Bahan atau adonan dimasukan terlebih dahulu dalam pinggan tahan panas atau loyang
tahan panas lalu dimasukan kedalam alat pembakaran seperti Oven. Untuk gandos tepung beras yang dicampur dengan kelapa muda dicetak dalam
loyang yang sebelumnya sudah dioles terlebih dahulu kemudian dimasukan dalam pemanggangan. Pastikan alat pemanggangan sudah benar-benar panas.
Panggang sampai mantang rata pada semua bagian adonan. Dalam pengolahan ledre intib tepung beras dicampur dengan
kelapa dan dicetak menggunakan cobek yang terbuat dari tanah liat. Adonan yang sudah tercampur tadi ditipiskan diatas cobek yang sudah dipanaskan
dengan dilapisi daun pisang setelah setengah matang diberi isi pisang raja lalu dilipat panggang sampai matang.
Untuk pembuatan kembang waru telur, telur gula garam dikocok sampai kaku kemudian tepung terigu dan minyak dimasukan dan diaduk rata.
Siapkan cetakan kembang waru yang sudah dioles dengan minyak tuangkan adonan kedalam cetakan lalu penggang sampai matang. Untuk wajik kletik
setelah ketan direbus dengan air gula lalu cetak dalam cetakan berbentuk bulat yan sebelumnya dilapisi daun pisang panggang diatas lempengan besi yang
panas. Perapian menggunakan aran untuk menghasilkan aroma khas wajik kletik gula jawa, sebagai sebutan familiar makanan ini.
Untuk jadah manten setelah beras ketan direbus setengah matang dibentuk bulat dan diberi isi kemudian dibungkus dengan adonan dadar lalu
dilipat sei empat untuk penyajian disapit dengan 2 bambu yang yang disemat dengan glonggong atau batang daun pepaya.
c. Dijenang adalah proses perebusan dengan perbandingan air 50 direbus dan
50 digunakan untuk memmberi air pada bahan sebelum dimasukan pada air yang mendidih. Setelah dimasukan aduk-aduk sampai tanak dan kalis. Dalam
pembuatan makanan tradisional Kotagede bahan makanan yang di olah dengan cara dijenang adalah pembuatan jenang suran, sumsum, ngangrang,
lobe-lobe, nagasari dan yangko. Keempat prinsip pengolahanya sama yaitu sebelumnya bahan
diberi air sebelum dimasukan kedalam air yang didihkan lalu diaduk. Hal ini bertujuan untuk menghindari kematangan tidak merata dan menggumpal
ketika dipanaskan. Untuk pembuatan jenang suran bahan sebelum dimasukan tidak direndam dengan air karena masih berupa butiran beras. Namun proses
pengadukan sama yaitu sampai tanak. Dalam pembuatan jenang sebaiknya menggunakan api sedang
untuk menghindari kegosongan pada dasar alat pengolahan karena akan berdapak pada rasa makanan. untuk penanganan akhir setelah jenang
matangnya merata untuk yangko dituangkan dalam cetakan dan dibiarkan dingin kemudian baru dipotong-potong. Kalau untuk jenang lain langsung
bisa dikonsumsi. Untuk perbandingan penggunaan cairan pada kelima jenag selain yangko lebih banyak dengan tujuan memperoleh karekteristik yang
lembek. Sedangkan untuk yangko penggunaan cairan hanya sampai mengetal karena diharabkan ketika adonan dingin akan kenyal.
d. Dikukus Mengukus merupakan teknik mengolah makanan dengan cara
memasak bahan makanan menggunakan uap air yang mendidih. Alat untuk mengukus biasanya menggunakan dandang dan kukusan bisa juga sublukan
atau kelakat. Dalam pembuatan nasi ruwahan beras direbus dan dikukus untuk
mendapatkan hasil nasi yang baik hal ini perlu diperhatikan dalam Penggunaan air harus sesuai dengan perbandingan beras yang akan dimasak
untuk memperoleh nasi yang pas. Proses pengolahanya seperti pada pembuatan nasi pada umumnya. Untuk pembuatan bengawan solo dan osak-
asik meskipun bahan dasarnya sama-sama menggunakan ketela pohon proses pengolahanya sama-sama dikukus.
Untuk bengawan solo proses pengolahanya Ketela pohon dipotong halus dan lembut yaitu diparut hal ini bertujuan untuk menghilangkan getah
yang terdapat didalam ketela pohon setelah dengan diperas dulu diambil patinya baru ampas dan pati dibuat menjadi bengawan solo. Untuk osak-asik
ketelapohon yang disawut kasar diberi bumbu dan langsung dikukus sampai matang. Hal ini juga berlaku pada pengolahan enthok-enthok setelah jagung
dikukus dan ditumbuk dicampur kelapa dibentuk bulat-bulat dikukus lagi sampai bentuk bulat-bulatan itu wutuh tidak pecah.Untuk legondho,
legomoro, beras ketan setelah direbus sampai setengah matang dibulatkan dan diberi isi kemudian dibungkus sesuai dengan namanya masing-masing
untuk legondho diisi pisang raja dan legomoro diisi dengan abon atau ayam. Untuk legondho dan legomoro dibungkus daun pisang dan dikukus dampai
menyatu.
e. Diremas atau diperas Merupakan teknik olah yang dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan sari-sari bahan yang diremas. Dalam pengolahan makanan tradisional Kotagede terutama jenis minuman ada bahan makanan yang
mengunakan teknik olah diremas yaitu pada pengolahan minuman semelak.. Untuk semelak pace atau mengkudu yang sudah masak dipohon diperas
diambil sarinya lalu ditambahkan dengan air yang sudah diberi dengan garam, gula dan asam terlebih dahulu. Kemudian dihidangkan dalam gelas.
f. Digoreng atau disaute Menggoreng merupakan metode mengolah makanan dengan
menggunakan minyak yang panas sebagai media perantara panas. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal semua bahan harus terendap dalam
minyak. Untuk saute yaitu mengolah bahan makanan dengan menggunakan minyak yang sedikit dan dipanasi sampai bahan makanan layu. Untuk
pengolahan ukel dan banjar sebelumnya putih telur dikocok sampai kaku tepung terigu dimasukan dan diaduk sampai benar-benar tercampur rata
kemudian dibentuk seperti angka delapan dan digoreng dengan minyak banyak sampai berwarna kuning kecoklatan.
Untuk ukel setelah digoreng dibesta dahulu dengan gula yang didihkan dengan air sampai kering kemudian dikemas. Dalam pembuatan
gompo setelah beras ketan direbus sampai setengah matang kemudian dibulatkan dan diberi isi abon proses akhirnya adalah ketan yang dibulatkan
dibalut dengan telur lalu digoreng dalam minyak banyak sampai kecoklatan. Untuk pembuatan sambel kerni dan tho-tho adalah prinsipnya
sama yaitu setelah bumbu bahan dibulat-bulatkan kemudian digoreng. Untuk sambel kerni setelah melalui pembulatan disaute bumbu dan dibiarkan
sampai matang. Untuk asren setelah bumbu disaute sapi jerohan yang sudah dipotong-potong dimasukan dan ditambah gula jawa sampai matang.
Kemudian digoreng sampai kering. Untuk peyek setelah tepung terigu yang ditambah bumbu dan santan tercampur rata digoreng. Saat menggoreng
tempatkan pada sisi wajan untuk mendapatkan hasil yang tipis dan renyah, goreng sampai berwarna coklat muda dan renyah.
g. Dipotong Adalah mengolah bahan makanan dengan cara dipotong-potong
menjadi bagian yang lebih kecil namun tidak hancur. Untuk makanan tradisional yang menggunakan teknik olah dengan cara
dipotong adalah
pembuatan setub jambu dan rujak ceplus. Dalam proses pembuatan setub jambu, jambu biji atau klutuk yang sudah masak dikupas dihancurkan dengan
sendok untuk buah yang sangat masak dan untuk buah yang tingkat kematangan sedang cukup dipotong-potong menjadi bagian lebih kecil saja,
karena teknologi, hal ini didukung dengan tekstur buah jambu yang lunak jadi memudahkan untuk mengolahnya. Karena setub jambu ini minuman jadi pada
saat penghalusan buah ditambah dengan air lelu disajikan dingin. Untuk pengolahan proses rujak ceplus adalah semua bahan yang
terdiri dari pepaya dan mentimun dipotong-potong kotak-kotak kecil lalu dimasukan kedalam air yang sudah diberi bumbu. Bisa juga selain dipotong
kotak-kotak semua buah disawut atau dipotong memanjang. Setelah kuah danbuah tercampur baru dihidangkan sebagai minuman.
4 . Rasa makanan Tradisional Kotagede
Rasa merupakan hasil rangsangan yang diterima oleh rangsangan elektris yang diteruskan dari sel perasa. Rasa pada umumnya dikatakan bahwa
rasa manis berasal dari bahan makanan yang mengandung senyawa-senyawa gula seperti sukrosa terdapat pada gula dan karbohidrat makanan,
rasa pahit oleh quinine, asin oleh garam dapur dan rasa asam oleh asam tartiat dan asam lainnya.
Tabel . 6 Klasifikasi Makanan Tradisional Berdasarkan Rasa
No Rasa
makanan Nama makanan
Jumlah
1. Gurih
-Jenang Suran -Legondho
-Nasi ruwahan -Legomoro
-.Sayur lodeh -Gompo
-Padamara -Ledre intib
-Bence -Banjar
-Sambel kerni -Osak Asik
-Tho-tho -Enthok-enthok
-Peyek kedelai -Jadah manten
-Peyek Kacang -Jenang Sumsum
-Asren
19
2 Manis
-Rujak ceplos -Wajik Kletik
-Gandos -Jenang Ngangrang
-Setup jambu -Jenang Lobe-lobe
-Wedang secang -Kluwo
-Kipo -Telo Bajingan
-Yangko -Bengawan Solo
-Ukel -Nogosari
-Kembang waru
15
3. Getir atau pahit
-Semelak 1
Jumlah 35
Berdasarkan tabel 6 diperoleh klasifikasi makanan tradisional Kotagede berdasarkan rasa diperoleh 19 macam makanan dengan rasa gurih
yang terdiri dari 2 jenis makanan besar rasa gurih diperoleh dari rasa nasi dan makanan pelengkapnya, 3 jenis sayur rasa gurih diperoleh dari garam dan
santan juga bumbu dari rempah-rempahan, 5 jenis lauk rasa gurih diperoleh dari garam dan rempah-rempah, 1 jenis jenang dan 8 jenis kudapan atau
jajanan yang diperoleh dari garam dan santan. Untuk rasa manis sebanyak sebanyak 15 macam yang terdiri dari 3 jenis dari minuman diperoleh dari
gula pasir dan gula jawa, 2 jenis jenang-jenangan dari gula jawa, 10 dari jenis kudapan yang diperoleh dari gula pasir dan gula jawa. Rasa lainya adalah
pahit agak getir sebanyak 1 jenis makanan yaitu dari jenis minuman. Rasa yang paling banyak pada makanan tradisional kotagede adalah gurih yang
diperoleh dari santan, garam, rempah-rempah dan bahan pangan itu sendiri. Untuk rasa yang paling sedikit adalah rasa pahit sedikit getir yang diperoleh
dari pace atau mengkudu.
19 15
1
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
J u
m la
h
gurih manis
getirpait
Rasa Makanan Tradisional Kotagede
Makanan Tradisional Kotagede
Gambar 36. Diagram Rasa Makanan Tradisional Kotagede a. Gurih
adalah kombinasi antara reaksi bahan makanan dicampur dengan garam, bisa juga rasa gurih diperoleh dari kombinasi rasa asin dan rasa manis
yang diperoleh dari gula dan garam. Pada makanan tradisional Kotagede makanan yang berasa gurih adalah sebanyak 19 macam makanan.
Pada umumnya rasa gurih diperoleh dari penggunaan garam dan juga rasa dari santan yang memberikan rasa gurih ketika dipadukan dengan karbohidrat.
Jenang suran, sebagian besar jenang suran rasanya gurih yang diperoleh dari garam dan santan yang dicampur pada saat proses pengolahan beras yang
dijenang dibubur . Selain itu rasa gurih ini diperoleh dari pelengkapnya yaitu buncis yang dimasak kare, kedelai hitam goreng dan lauk pauk. Rasa manis
diperoleh dari tempe yang dibacem.
Untuk nasi ruwahan pada umumya adalah rasanya hambar dan agak sedikit manis karena mengandung karbohidrat. Rasa nasi ini diperoleh
dari bahan dasar dari nasi tersebut yaitu beras. Karena beras mengandung karbohidrat maka ketika dimulut bereaksi dengan enzim yang terdapat
didalam air ludah maka semakinlama akan terasa agak manis. Namun karena penyajian nasi ruwahan tidak berdiri sendiri rasa sudah tercampur dengan
pelengkapnya yaitu tho-tho, asren. Tempe goreng, serundeng. Tho-tho umumnya rasanya gurih karena penggunaan bumbu ketumbar dan garam yang
menghasilkan rasa gurih. Untuk sayur lodeh, padamara dan bence karena menggunakan
santan dan bumbu seperti bawang merah, bawang putih, lengkuas, daun salam dan garam maka rasa yang dihasilkan adalah gurih. Rasa gurih diperoleh dari
santan juga perpaduan bumbu yang proporsional dan garam. Sambel kerni rasanya gurih, manis, pedas namun rasa yang mendominasi adalah gurih
karena penggunaan bawang putih, bawang merah, miri, garam dan cabe merah yang memberikan kontribusi gurih lebih besar dari pada rasa-rasa
lainya. Peyek kedelai dan peyek kacang merupakan kudapan yang sekaligus bisa difungsikan sebagai lauk. Karena bisa difungsikan sebagai lauk rasa dari
peyek itu sendiri adalah gurih rasa gurih diperoleh dari miri, ketumbar, bawang putih dan garam. Semua bumbu dihaluskan dan ditambahkan pada
adonan peyek sebelum digoreng maka rasa yang dihasilkan akan gurih. Legondho, legomoro, gompo,dan jadah manten karena proses
pengolahanya adalah sama yaitu sebelumnya direbus dengan santan yang
ditambah daun pandan dan garam maka secara langsung dapat dianalisa rasa yang dihasilkan pasti gurih. Penggunaan santan dan garam untuk merebus
sangat besar memberikan kontribusi pada ketan. Selain itu untuk makanan yang berupa tepung beras direbus dengan santan dan garam efeknya juga
sama seperti legondho dan jadah manten akan memberikan rasa gurih.hal ini berlaku pada jenang sungsum yang rasanya sangat gurih.
Meskipun tidak direbus seperti jenang sumsum rasa yang dihasilkan dari tepung beras yang dicampur dengan kelapa adalah gurih. Hal
ini terjadi pada makanan ledre intib kareana kelapa muda yan ditambah dengan garam akan memberikan rasa gurih pada ledre intib. Untuk rasa yang
lain berasal dari isi dari ledre intib itu sendiri. Pada makanan osak-asik yang berbahan dasar ketela pohon ini pada
umumnya berasa gurih. Hal ini berasal dari garam yang dicampurkan pada saat sebelum pengukusan ketela pohon yang sudah dipotong memanjang dan
untuk hasil akhir ketika sudah matang osak-asik disajikan dengan parutan kelapa yang sudah dibumbui dengan garam terlebih dahulu.
Demikian halnya juga terjadi pada makanan enthok-enthok juga gurih. Rasa gurih diperoleh dari kelapa dan garam yang sudah dicampurkan
pada saat sebelum pengukusan dan pembentukan. Jadi rasa yang lebih banyak muncul adalah gurih. Untuk banjar rasa gurih diperoleh dari putih telur yang
diberi garam. Karena garam tidak disaingi dengan bumbu yang lain maka garam akan mendominasi rasa yang dihasilkan oleh adonan yaitu gurih.
b. Manis Pada umumnya rasa manis diperoleh dari senyawa-senyawa
sukrosa yang bisa diperoleh dari gula. Penggunaan gula pada makanan akan membuat makanan akan terasa manis. Hal ni juga berlaku pada rasa manis
pada makanan tradisional yang berjumlah 15 dari seluruh makanan tradisional. Rasa manis diperoleh dari gula pasir untuk makanan gandos, setub
jambu, wedang secang, yangko, ukel, kembang waru bengawan solo dan nagasari. Untuk rasa manis yan diperoleh dari gula merah adalah kipo yang
diberikan pada isian kelapa yang diparut, wajik kletik yang diberikan pada saat perebusan , jenang lobe-lobe, jenang ngangrang, kluwo dan telo bajingan.
Untuk rujak ceplus gula digunakan untuk menetralisir rasa pedas karena rasa dari rujak ceplus adalah pedas manis.
c. Getir atau pahit Rasa pahit diperoleh karena guanine yang bereaksi dengan air
ludah manusia jadi menghasilkan rasa pahit. Untuk minuman tradisional Kotagede ini semelak rasanya getir agak sedikit pahit untuk sedikit
menetralisir diberi penambahan gula, garam dan asam supaya rasa getir dan pahit tidak begitu muncul. Jumlah makanan yang berasa getir sedikit pahit
dalam makanan tradisional di Kotagede ada 1 macam makanan dari jenis minuman.
5. Penyajian atau pengemasan