Makna Gramatikal
Makna Gramatikal adalah makna yang “muncul” sebagai hasil suatu proses gramatikal. Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya beberapa proses
gramatikal. Yang utama adalah proses afiksasi, proses reduplikasi, proses komposisi, proses pemfrasean dan proses pengalimatan. Chaer:2003 Hal:54.
1. Makna Gramatikal Afiksasi.
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia afiksasi merupakan salah satu proses penting dalam
pembentukan kata dan penyampaian makna. Jenis afiks dan makna gramatikal
yang dihasilkan cukup banyak dan beragam. Satu hal yang jelas makna afiks yang dihasilkan mempunyai kaitan dengan fitur semantik bentuk dasarnya.
Umpamanya dalam prefiksasi dengan prefiks ber- pada bentuk dasar nomina yang berfitur makna [+pakaian] atau [+perhiasan] akan melahirkan makna gramatikal
‘mengenakan’ atau ‘memakai’. Misalnya pada kata berdasi, bersepatu, berbedak dan berpita. Pada bentuk
dasar yang berfitur semantik [+kendaraan] akan melahirkan makna ‘mengendarai’, ‘naik’ atau ‘ menumpang’. Misalnya pada kata bersepeda,
berkereta, berkuda dan berbemo. Chaer:2003 Hal:48. Kalau sebuah bentuk dasar memiliki fitur makna yang menonjol lebih dari
satu. Umpamanya kata patung memiliki fitur makna yang menonjol a [+hasil pekerjaan] dan b [+sifat diam tak berbicara, tak bergerak], maka bila
dibubuhi prefiks me- menjadi kata mematung akan memunculkan makna gramatikal a ‘membuat patung’ dan b ‘diam seperti patung’. Contoh bahasa
Arab
ﺮﺒﺻ
‘sabar’ menjadi
ﺮﺒﺼﻳ
menimbulkan ‘bersabar’ artinya memunculkan makna seorang yang sedang bersabar.
Padahal kata menyambal hanya bermakna gramatikal ‘membuat sambal’ dan kata membatu hanya bermakna gramatikal ‘keras seperti batu’. Mengapa?
Universitas Sumatera Utara
Karna kata sambal hanya memiliki satu fitur makna yang menonjol yaitu [+hasil pekerjaan], dan kata batu hanya memiki satu fitur makna yang menonjol yaitu
[+’keras seperti batu’]. Unuk mengetahui makna gramatikal makna yang diacu pada kata
mematung tampaknya tidak cukup hanya pada tingkat morfologi, melainkan kita harus melihat pada tingkat gramatikal yang lebih tinggi. Yaitu tingkatan sintaksis
seperti kalimat berikut:
1. Usaha mematung banyak dilakukan penduduk desa itu. 2. Dia duduk saja mematung dalam seminar itu.
Kalimat pertama memberikan makna gramatikal ‘membuat patung’ dan kalimat kedua memberikan makna gramatikal ‘diam seperti patung’
Contoh dalam bahasa Arab sebagai berikut :
.1
ﺮﺼﺑ ﺓﻼﺼﻟﺍ ﺍﻮﻤﻴﻘﺗ ﻮﻫ
‘dia mengerjakan sholat dengan sabar’ .2
ﺒﺼﻓ ﻼﻤﺟ ﺍﺮﺒﺻ ﺮ
‘Mak bersabarlah kamu dengan sabar yang baik’
Kalimat pertama memberikan makna gramatikal sabar menjadi ‘khusyu’ dan
kalimat kedua memberikan makna gramatikal sabar itu ‘baik’.
Contoh makna gramatikal kata
ﻟا ﺮﺒﺼ Aṣ-ṣabru dalam Alquran dan
Terjemahnya Departemen Agama RI yang sementara ini peneliti temukan diantaranya:
Allażīna `iżā żukira allahu wa jilat qulūbuhum wa a
ṣ -ṣābirīna ‘alā `aṣābahum wa almuqīmī aṣ -ṣalāti wa mimmā razaqnāhum yunfiqūna. “yaitu orang-orang
yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang ‘sabar’
terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan
Universitas Sumatera Utara
sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka”. Qs. 22:35
2. Makna Gramatikal Reduplikasi