xxx vi
C. Orientasi Eksperiensial, D. Orientasi Eksistensial,
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Coba bapakibu nilai hasil pekerjaan evaluasi yang bapakibu kerjakan dan berapa nilai yang diperoleh. Kalau bapakibu tidak mampu menjawab tiga pertanyaan
maka bapakibu harus mengulang mempelajari materi Konseling Perorangan dengan pendekatan Gestalt
xxx vii
BAB V KONSELING BEHAVIORISTIK
A. Indikator keberhasilan
Setelah mempelajari layanan konseling dengan pendekatan Behavioristik, peserta diklat mampu mempraktikan layanan konseling perorangan dengan pendekatan
konseling Behavioristik kepada para peserta didiknya yang menjadi tanggung jawab di sekolah tempat tugasnya masing-masing.
B. Uraian Materi 1. KONSEP DASAR
a. Manusia adalah mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor- faktor dari luar. Manusia memulai kehidupannya dengan memberikan reaksi
terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian. Tingkah laku seseorang ditentukan
oleh banyak dan macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya.
b. Tingkah laku dipelajari ketika individu berinteraksi dengan lingkungan melalui hukum-hukum belajar:
1 Pembiasaan Klasik 2 Pembiasaan Operan
3 Peniruan c. Tingkah laku tertentu pada individu dipengaruhi oleh kepuasan dan ketidak
puasan yang diperolehnya. d. Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar melainkan merupakan
hasil belajar, sehingga ia dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku.
e. Karakteristik konseling behavioral adalah : 1 berfokus pada tingkah laku yang tampak dan spesifik, 2 memerlukan kecermatan dalam perumusan
tujuan konseling, 3 mengembangkan prosedur perlakuan spesifik sesuai dengan masalah klien, dan 4 penilaian yang obyektif terhadap tujuan
konseling.
2. ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
a. Tingkah laku bermasalah adalah tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan negatif atau tingkah laku yang tidak tepat, yaitu tingkah laku yang tidak
sesuai dengan tuntutan lingkungan. b. Tingkah laku yang salah hakikatnya terbentuk dari cara belajar atau
lingkungan yang salah.