Kekuatan dan Keterbatasan Kekuatan dan Kontribusi

xxii i konselornya ingin mengetahui dan berusaha menerima komunikasi dan makna personal klien Barrett-Lenard,1998. Sikap empatik menciptakan iklim emosional yang kliennya dapat membantu konselor untuk lebih akurat dalam memahami dirinya. Dalam situasi terapi, empati adalah kemampuan konselor untuk menyatu dengan klien dan memantulkan pemahaman ini kembali kepada mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara tetapi empati secara esensial adalah salah satu upaya untuk berpikir dengan, alih-alih untuk atau mengenai, klien dan untuk menyerap komunikasi, maksud, dan pengertian klien tersebut Brammer dkk. 1993; Moon,2007.

5. Kekuatan dan Keterbatasan Kekuatan dan Kontribusi

a. Pendekatan ini merevolusi profesi konseling dengan cara menghubungkan konseling dengan psikoterapi dan memperjelasnya melalui pembuatan rekaman suara dari sesi aktual dan menerbitkan salinan aktual mengenai sesi konseling Goodyear,1987;Sommers-Flanagan,2007. b. Pendekatan ini dapat diterapkan untuk berbagai macam permasalahan manusia, termasuk perubahan institusional, hubungan manajemen-pekerja, perkembangan kepemimpinan, pembuatan keputusan karir, dan diplomasi internasional. Sebagai contohnya, Cornelius-White 2005 menemukan bahwa pendekatan ini efektif dalam meningkatkan konseling multikultural. Seperti halnya, Leimoire dan Chen 2005:146 berpendapat bahwa”pendekatan client-centered tampaknya berpotensi untuk menciptakan kondisi yang diperlukan dalam menangkal stigmasasi, memungkinkan remaja yang diasosiasikan dengan kelompok stigmasasi seksual minoritas, menangani identitas seksualnya dengan cara yang lebih konstruktif bagi dirinya”. c. Pendekatan ini telah menghasilkan penelitian yang ekstensif Tursi Cochran,2006. Pada awalnya pendekatan ini menetapkan standar untuk melakukan penelitian tentang variabel konseling, khususnya yang dianggap oleh Rogers 1957 sebagai “tepat dan penting” untuk mendatangkan perubahan dalam terapi. d. Pendekatan ini efektif untuk sejumlah keadaan. Konseling client-centered membantu memperbaiki penyesuaian psikologis,pembelajaran,toleransi frustasi,dan mengurangi sikap defensif. Pendekatan ini tepat untuk mengobati kecemasan ringan sampai menengah, gangguan penyesuaian, dan kondisi yang tidak berhubungan dengan kelainan mental, seperti kesedihan yang tidak rumit atau hubungan antarpribadi Seligman,1977. e. Pendekatan ini sangat membantu jika bekerja dengan klien yang mengalami tragedi, karena pen dekatan ini membuat klien “berperang melawan emosi dean benar-benar semakin kurang terpengaruh seiring berjalannya waktu dengan menyadari sepenuhnya, perasaan yang berhubungan dengan tragedi tersebut” Tursi Cochran,2006:395. f. Pendetakatan ini berfokus pada keterbukaan dan hubungan penerimaan yang dibangun konselor dan klien serta proses bantuan yang bersifat jangka pendek. g. Dasar pendekatan ini hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat untuk dipelajari. Dengan penekanannya pada penguasaan keahlian mendengarkan, pendekatan ini merupakan fondasi untuk melatih para calon pembantu profesional. Lebih jauh lagi, merupakan dasar untuk beberapa pendekatan perawatan yang baru xxi v dan sering kali dikombinasikan dengan orientasi teoritis lainnya dalam konseling seperti kognitif dan tingkah laku Prochaska Norcross;Seligman,2006. h. Pendekatan ini mempunyai pandangan positif perihal sifat manusia dan terus berevolusi. Keterbatasan a. Terlalu sederhana,optimistis, santai, dan tidak terfokus untuk klien yang dalam krisis atau klien yang membutuhkan struktur atau arah yang lebih jelas Seligman,2006; Tursi Cochran,2006. b. Terlalu bergantung pada klien yang suka bekerja keras,cerdas,dan berwawasan luas untuk mendapatkan hasil terbaik. Memiliki penerapan yang terbatas, dan jarang digunakan untuk anak-anak atau penderita cacat berat Thomson Henderson,2007. c. Mengabaikan diagnosis,ketidaksadaran, teori-teori perkembangan, dan dorongan agresif serta seksual yang alami. Pendekatan ini terlalu optimistis. d. Hanya menangani permasalahan yang ada dipermukaan,dan tidak menantang klien untuk mengeksplorasi area-area yang lebih dalam. Karena konseling client-centered hanya untuk jangka pendek, tidak mempunyai dampak yang permanen pada orang tersebut. e. Lebih berdasarkan pada sikap daripada teknik. Tidak mempunyai teknik khusus untuk mendatangkan perubahan bagi klien Moon,2007. B. Rangkuman Konseling Client-centered yang kemudian dikenal dengan person-centered merupakan elemen kunci “kekuatan ketiga” gerakan psikologi humanistik pada era 1950-an yang dikembangkan oleh Carl Rogers. Pandangan tertentu tentang sifat manusia terimplisit dalam konseling berpusat pada orang, manusia pada dasarnya baik. Manusia secara karakteristik “positif”, bergerak maju, konstruktif, realistik, dan dapat diandalkan. Setiap orang sadar,terarah, dan maju ke arah aktualisasi diri sejak masa kanak-kanak. Peran konselor sangatlah penting dalam membujat dan meningkatkan atmosfer dimana klien bebas dan didorong untuk mengeksplorasi semua aspek mengenai dirinya. Atmosfer ini difokuskan pada hubungan konselor-klien yang digambarkan oleh Rogers sebagai kualitas pribadi dengan “saya-anda” yang spesial. Konselor menaruh kepercayaan pada kliennya untuk mengembangkan agenda tentang apa yang ingin dia kerjakan. Tugas konselor lebih sebagai fasilitator daripada pengarah. Tujuan dalam konseling berpusat pada orang berkisar pada klien sebagai manusia, bukan permasalahan yang dihadapinya. Rogers menyatakan bahwa orang perlu bantuan untuk belajar bagaimana menghadapi berbagai situasi. Salah satu cara utama untuk mencapai hal ini adalah dengan membantu klien menjadi orang yang berfungsi penuh, yang tidak perlu menerapkan mekanisme pertahanan diri untuk men ghadapi pengalaman sehari-hari. Konselor yang menggunakan pendekatan berpusat pada orang,kualitas hubungan konseling jauh lebih penting daripada teknik yang digunakan. Ada tiga kondisi xxv yang penting dan perlu pada konseling, yaitu empati, perhatian positif tanpa pamrih, dan kecocokan. Pendekatan berpusat pada orang dalam konseling dapat diterapkan untuk berbagai macam permasalahan manusia,termasuk perubahan institusional, hubungan menajemen-pekerja, perkembangan kepemimpinan, membuat keputusan karir, dan diplomasi internasional. Pendekatan ini mempunyai pandangan positif tentang sifat menusia dan terus berevolusi. Keterbatasan pendekatan ini terlalu sederhana, optimistis, santai,dan tidak terfokus untuk klien yang dalam krisis atau klien yang membutuhkan struktur atau arah yang lebih jelas. Pendekatan ini lebih berdasarkan pada sikap ketimbang teknik. Pendekatan ini tidak mempunyai teknik khusus untuk mendatangkan perubahan bagi klien.

C. Latihan