2.4.3. Sistem Pendapatan Kemufakatan.
Pada dasarnya sistem ini merupakan sistem pendapatan potongan, yaitu pendapatan untuk hasil pekerjaan tertentu, misalnya pada pembuatan jalan, pekerjaan
bongkar muat dan sebagainya. Tetapi pendapatan tersebut tidak diberikan kepada masing-masing karyawan melainkan kepada sekumpulan karyawan yang bersama-sama
melakukan pekerjaan itu.
2.4.4. Sistem Skala Pendapatan Berubah.
Sistem skala pendapatan berubah ini terdapat kaitan antara pendapatan dengan harga penjualan produk perusahaan. Cara pengupahan ini dapat dijalankan oleh
perusahaan yang hanya produknya tergantung dari harga pasaran diluar negeri. Pendapatan naik dan turun menurut naik turunnya harga penjualan produk perusahaan.
Sistem ini dianut perusahaan pertambangan pada pabrik bagian inggris. Kelemahannya adalah bilamana harga produk turun, dengan sendirinya akan mengakibatkan penerimaan
pendapatan yang kecil, karena buruh sudah biasa menerima pendapatan yang lebih tinggi maka penurunan pendapatan ini akan menimbulkan masalah.
2.4.5. Sistem Pendapatan Indeks.
Sistem pendapatan indeks adalah sistem pendapatan yang naik turunnya menurut naik turunnya angka indeks biaya penghidupan. Namun pendapatan ini tidak
mempengaruhi nilai rill rupiah.
Universitas Sumatera Utara
2.4.6. Sistem Pembagian Keuntungan.
Disamping pendapatan yang diterima karyawan pada waktu-waktu tertentu, pada penutupan tahun buku bila ternyata perusahaan mendapat keuntungan yang cukup besar
kepada karyawan diberikan sebahagian daripada keuntungan itu, sistem pembagian keuntungan ini pada umumnya tidak disukai oleh pihak perusahaan dengan alasan bahwa
keuntungan itu adalah pembayaran bagi resiko yang menjadi tanggungan perusahaan. Karyawan tidak ikut menanggung bila perusahaan mengalami kerugian.
Sistem pendapatan di Indonesia pada umumnya menggunakan sistem jangka waktu, yang didasarkan pada kepangkatan dan masa kerja. Pangkat seseorang umumnya
didasarkan pada pendidikan dan pengalaman kerja. Dengan kata lain, penentuan pendapatan pada umumnya didasarkan pada prinsip-prinsip dari teori human capital,
yaitu bahwa pendapatan seseorang diberikan sebanding dengan tingkat pendidikan dan latihan yang dicapainya. Disamping pendapatan tersebut biasanya karyawan menerima
juga berbagai macam tunjangan atau insentif, masing-masing sebagai persentase dari pendapatan atau dalam jumlah tertentu, misalnya insentif kerajinan, tunjangan keluarga
yang diberikan untuk seorang istri atau suami dan anak dalam jumlah dan sampai umur tertentu. Jumlah pendapatan beserta tunjangan-tunjangan tersebut dinamakan gaji kotor.
Dari gaji kotor tersebut, pekerja dikenakan berbagai macam potongan, misalnya potongan untuk asuransi kesehatan, tabungan hari tua atau dana pensiun, dan lain sebagainya.
pendapatan yang diterima adalah gaji kotor dikurangi potongan-potongan tersebut. Selain itu dikenal pula “ Fringe Benefits “ yaitu berbagai jenis benefit diluar
pendapatan yang diperoleh seseorang sehubungan dengan jabatan dan pekerjaanya.
Universitas Sumatera Utara
Fringe Benefits ini dapat berbentuk dana yang disisikan oleh pengusaha untuk pendapatan yang dibayarkan pada hari libur, cuti, sakit, kendaraan dinas, perumahan
dinas, telepon rumah atas tanggungan perusahaan, makan siang, bensin, fasilitas olahraga, rekreasi, dan sebagainya.
Penyediaan Fringe Benefits, tunjangan, fasilitas-fasilitas kerja, dan insentif merupakan penambahan biaya bagi perusahaan terhadap unit barang yang diproduksinya
yang dikenal dengan istilah penambahan labor cost per unit barang.
2.5. Jaminan Sosial Tenaga Kerja. 2.5.1. Definisi Jaminan Sosial Tenaga Kerja