Peranan dan Fungsi Pendapatan Perbedaan Tingkat Pendapatan Perbedaan tingkat pendapatan terjadi,

skor yang dicakup dalam UMSR harus jelas penamaannya sesuai dengan nomor kode KLUI Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia.

2.2. Peranan dan Fungsi Pendapatan

Dalam rangka meningkatkan kelancaran, efisiensi dan kelangsungan hidup perusahaan, pengusaha perlu menjamin pemberian imbalan yang layak secara kemanusiaan dan sesuai dengan sumbangan jasa yang dihasilkan oleh karyawannya. Oleh karenanya kebijaksanaan pendapatan disamping memperhatikan peningkatan produktifitas tenaga kerja dan pertumbuhan produksi, perlu diarahkan kepada peningkatan kesejahteraan dan peningkatan daya beli golongan penerima pendapatan yang rendah, sehubungan dengan itu, pihak perusahaan wajib memperhatikan peningkatan kesejahteraan buruh berdasarkan kemampuan dan sesuai dengan kemajuan yang telah dicapai perusahaan. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk melindungi buruh dan meningkatkan kesejahteraan dalam pemenuhan kebutuhan hidup adalah melalui pengaturan pendapatan minimum, terutama ditujukan kepada jenis pendapatan yang masih dibawah tingkat kelayakan. Gagasan ini sudah dikembangkan sejak awal 1970-an bertujuan untuk mengusahakan agar dalam jangka panjang besarnya pendapatan minimum paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan fisik minimum KFM. Usaha menyelaraskan pendapatan minimum dengan KFM ini diharapkan dapat menjamin karyawan untuk memenuhi kebutuhan hidup beserta keluarga sekaligus dapat mendorong peningkatan produktivitas kerja karyawan di perusahaan ia bekerja, karena disadari tujuan tersebut diatas sukar dicapai dalam waktu dekat, maka penerapan pendapatan minimum yang dilaksanakan Universitas Sumatera Utara dewasa ini baru bersifat pencegahan dan stimulasi. Pencegahan artinya supaya tidak terjadi pembayaran pendapatan yang lebih rendah dari pendapatan yang sudah diberikan perusahaan. Sedangkan stimulasi berarti menimbulkan pengertian dan alam pikiran pengusaha mengenai usaha-usaha perbaikan pendapatan.

2.3. Perbedaan Tingkat Pendapatan Perbedaan tingkat pendapatan terjadi,

Pertama karena pada dasarnya pasar tenaga kerja itu sendiri terdiri dari beberapa pasar tenaga kerja yang berbeda dan terpisah satu sama lain segmented labours market. Disatu pihak, pekerjaan yang berbeda memerlukan tingkat pendidikan dan keterampilan yang berbeda. Dipihak lain, masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan dan keterampilan yang berbeda. Sebagaimana diketahui bahwa produktifitas tiap orang berbeda menurut pendidikan dan latihan yang diperolehnya. Ini jelas terlihat dalam perbedaan penghasilan. Kedua, pengamatan menunjukan bahwa tingkat pendapatan disetiap perusahaan berbeda menurut persentase biaya pekerja terhadap seluruh biaya produksi. Semakin kecil proporsi biaya pekerja dibandingkan dengan biaya keseluruhan, pendapatan dan kenaikan pendapatan bukan merupakan persoalan biasa bagi pengusaha. Dengan kata lain, semakin kecil proporsi biaya karyawan terhadap biaya keseluruhan semakin tinggi tingkat pendapatan. Kenyataannya pendapatan yang relative tinggi dapat disaksikan dalam perusahaan yang padat modal seperti perusahaan minyak, pertambangan, industri berat dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara Ketiga, perbedaan tingkat pendapatan antara beberapa perusahaan dapat pula terjadi menurut perbedan proporsi keuntungan perusahaan terhadap penjualannya. Pengusaha cenderung untuk membagi keuntungannya kepada para karyawannya. Semakin besar proporsi keuntungan terhadap penjualan semakin besar jumlah absolute keuntungan, semakin tinggi tingkat pendapatan. Keempat, perbedaan tingkat pendapatan antara perusahaan dapat juga berbeda karena perbedaan peranan pengusaha yang bersangkutan dalam menentukan harga. Perusahaan- perusahaan monopoli dapat menaikkan harga tanpa takut akan kompetisi. Demikian juga pengusaha-pengusaha oligopoly lebih mudah untuk bersama-sama berunding menentukan harga, sehingga tidak perlu berkompetisi satu sama lain. Dalam perusahaan seperti ini lebih mudah menimpakan kenaikan pendapatan kepada harga jual barang. Sebab itu, tingkat pendapatan dalam perusahaan monopoli dan oligopoli cenderung untuk lebih tinggi daripada tingkat pendapatan diperusahaan yang sifatnya kompetisi bebas. Kelima, tingkat pendapatan dapat berbeda menurut besar kecilnya perusahaan. Perusahaan yang besar dapat memperoleh kemaanfaatan “ economic of scale “ dan oleh sebab itu dapat menurunkan harga, sehingga mendominisi pasar. Dengan demikian perusahaan cenderung lebih mampu memberikan tingkat pendapatan yang dapat dibayarkan kepada para pekerja. Keenam, tingkat pendapatan dapat berbeda menurut tingkat efisiensi dan manajemen usaha. Semakin efektif manajemen usaha, semakin efisiensi cara penggunaan faktor produksi, dan semakin besar pendapatan yang dapat dibayarkan kepada para karyawan. Universitas Sumatera Utara Ketujuh, perbedaan kemampuan atau kekuatan serikat pekerja juga dapat mengakibatkan perbedaan tingkat pendapatan. Serikat pekerja yang kuat dalam arti mengemukakan alasan-alasan yang wajar biasanya cukup berhasil dalam mengusahakan kenaikan tingkat pendapatan. Dengan kata lain, tingkat pendapatan diperusahaan-perusahaan yang serikat pekerjanya kuat, biasanya lebih tinggi daripada diperusahaan-perusahaan yang serikat pekerjanya lemah. Kedelapan, tingkat pendapatan dapat pula berbeda karena faktor kelangkaan, semakin langka tenaga kerja dengan keterampilan tertentu, semakin tinggi pendapatan yang ditawarkan pengusaha. Kesembilan, tingkat pendapatan dapat berbeda sehubungan dengan besar kecilnya resiko atau kemungkinan mendapat kecelakaan dilingkungan pekerjaan. Semakin tinggi kemungkinan mendapat resiko, semakin tinggi tingkat pendapatan. Perbedaan tingkat pendapatan terdapat juga dari sektor satu dengan sektor lainnya. Perbedaan ini pada dasarnya disebabkan oleh satu atau lebih dari sembilan alasan tersebut diatas. Demikian juga satu atau lebih alasan-alasan diatas menimbulkan perbedaan tingkat pendapatan dalam daerah yang berbeda. Akhirnya perbedaan tingkat pendapatan ini dapat terjadi karena pemerintah campur tangan dalam menentukan pendapatan yang berbeda Payaman J. Simanjuntak ; 1991 : 128. Universitas Sumatera Utara

2.4. Sistem Pendapatan