Peran Perempuan di Sektor Domestik dan Sektor Publik ( Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara III Medan)

(1)

 

Peran Perempuan di Sektor Domestik dan Sektor Publik

(Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara III Medan)

OLEH:

LITA SARAGIH

090905052

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

Peran Perempuan di Sektor Domestik dan Sektor Publik ( Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara III Medan)

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, Novemberr 2013


(3)

 

ABSTRAK

Lita Rasonia Saragih, 2013. Judul skripsi: Peran Perempuan di Sektor Domestik dan Sektor Publik (Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara III Medan). Skripsi terdiri dari 5 Bab, 130 halaman, 11 tabel, dan 2 gambar.

Tulisan ini mengkaji mengenai kehidupan wanita pekerja yang sudah menikah dan memiliki anak melakukan peran ganda di sector domestic dan public yaitu di PT.Perkebunan Nusantara III. Peneliti tertarik memilih judul ini karena ingin melihat bagaimana perempuan membagi waktu antara urusan di sector domestic dan public dan ingin mengetahui permasalahan yang mungkin akan terjadi jika salah satu peran tersebut terbengkalai. Peneliti ingin mengetahui bagaimana perempuan melakukan strategi terhadap peran ganda yang dijalankannya agar seluruh pekerjaan yang dilakukan dapat seimbang.

Penelitian ini dilakukan di Kandir PTPN III, yang berada di Jalan Sei Batang Hari No 2 Medan. PTPN III merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang perkebunan khusunya kelapa sawit dan karet. PTPN III merupakan perusahaan yang didominasi oleh pekerja pria sebanyak 8:2.

Metode penelitian yang dilakukan adalah kualitatif. Penelitian dilakukan secara holistic, berdasarkan informasi dan penjelasan. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah melalui wawancara dan observasi kepada wanita pekerja di kandir PTPN III bagian 3.12 dan juga berdasarkan studi pustaka sebagai referensi.

Permasalahan yang dibahas adalalah pembagian waktu dalam menjalankan peran ganda yang dilakukan wanita pekerja di sector domestic dan public dan tantangan yang dihadapi wanita dalam menjalankan peran ganda tersebut. Tantangan wanita pekerja berasal dari keluarga maupun terhadap pekerjaannya di kantor.

Sebagian ada juga yang juga memperkerjakan PRT namun tanggung jawab tetap di wanita jika urusan domestic tidak beres. Suami merupakan kepala keluarga di rumah sedangkan wanita merupakan kepala rumah tangga. Pengambilan keputusan di keluarga dilakukan oleh pria yang merupakan kepala keluarga, namun dalam pengambilan keputusan biasanya didiskusikan terlebih dahulu kepada istri maupun anak seperti contoh keputusan dalam menentukan dimana anak akan sekolah.

Kesimpulannya adalah motivasi dan tujuan yang mendorong wanita untuk bekerja adalah faktor ekonomi. Wanita pekerja di PTPN III umumnya sudah bekerja sebelum mereka menikah. Kemudian setelah mereka menikah ditambah dengan keadaan suami yang berpenghasilan rendah sehingga tidak mampu menanggulangi kehidupan keluarga. Bahkan ada sebagaian istri yang berpenghasilan lebih memadai dibanding suami. Ada juga sebagian suami yang berpenghasilan cukup namun terdapat motivasi- motivasi lain yang membuat wanita berkiprah di sektor public. Motivasi lainnya seperti pendidikan wanita yang cenderung sudah tinggi sehingga membuat mereka ingin mengaplikasikan pendidikan tersebut dalam hal bekerja.


(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat, kasih dan anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul Peran Perempuan di Sektor Domestik dan Sektor Publik ( Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara III Medan). Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai Sarjana S1 Antropologi Sosial di Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga saya yang senantiasa mengasihi, mendidik, dan memotivasi saya. Terutama kepada ke dua orang tua saya, yaitu: Leonard Saragih (Alm) dan Mariani Purba. Terimakasih Saya ucapkan kepada mama saya yang selalu mendukung dan memotivasi saya untuk dapat segera menyelesaikan skripsi ini. Dan kepada kakak saya Leny Tantri Veranita Saragih dan Ludi Bram Eko Saragih atas semangat yang diberikan saya ucapkan banyak terima kasih.

Saya juga juga menyampaikan rasa terima kasih dengan tulus dan sebesar-besarnya kepada Ibu Sabariah Bangun, M.Soc.Sc selaku dosen pembimbing skripsi saya yang telah banyak memberikan ilmu, waktu, dan perhatian serta bimbingannya kepada saya mulai dari awal penyusunan proposal sampai akhir penyelesaian skripsi ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Bapak Prof. Dr.


(5)

 

Badaruddin, M.Si. Kepada Ketua Departemen Antropologi yang dengan bijaksana memberikan arahan bagi saya, Bapak Dr. Fikarwin Zuska dan Bapak Agustrisno, MSP selaku Sekretaris Departemen Antropologi dan juga dosen pembimbing akademik saya yang selalu memberikan dukungan dan motivasi selama perkuliahan.

Tidak lupa juga saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Nurman Achmad, M.Soc.Sc dan Ibu Aida Fitria, M.Si selaku dosen penguji saya. Terimakasih karena telah memberi banyak masukan dan arahan sehingga skripsi ini dapat selesai dibuat. Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf pengajar Departemen Antropologi FISIP USU yang telah memberikan begitu banyak ilmu, wawasan serta pengetahuan baru bagi saya selama masa perkuliahan. Demikian juga kepada staf administrasi Departemen Antropologi Kak Nurhayati yang dengan baik hati membantu segala urusan yang ada di Departemen Antropologi.

Pada kesempatan ini, saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa/i Antropologi FISIP USU angkatan 2009 atas pengalaman-pengalaman tak terlupakan selama masa perkuliahan, terutama kepada Theresa , Yohana, Creyssant, Indah, Intan, Naya, Zulfa. Dan kepada seluruhnya teman-teman angkatan 2009 yang tidak saya sebutkan satu-persatu. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh senior dan junior di Departemen Antropologi Sosial yang telah memberikan warna selama saya menjalani pendidikan di Departemen Antropologi Sosial FISIP USU.


(6)

Saya juga tidak lupa berterimakasih kepada informan saya di kandir PTPN III : Ibu Yenty, Ibu Lili, Ibu Wita, Ibu Sudarta, Ibu Nova, Ibu Sudiarty, Ibu Nurmasita dan Ibu Yuni yang sudah banyak memberikan saya informasi mengenai PTPN III, kehidupan perempuan pekerja di PTPN III dan juga bagaimana dunia pekerjaan. Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa membalas seluruh kebaikan yang telah saya terima khususnya selama pembuatan skripsi ini.

Saya yakin bahwa masih banyak hal-hal yang kurang dalam penulisan skripsi ini. Kiranya saya berharap akan adanya saran, masukan, kritik bagi skripsi ini, sehingga tercapainya suatu tulisan yang baik dan berguna bagi pihak-pihak yang memerlukannya

Medan, November 2013 Penulis


(7)

 

Riwayat Hidup

Lita Rasonia Saragih, lahir pada tanggal 08 Desember 1991 di Aek Raso, Sumatera. Anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak Leonard Saragih (Alm) dan Ibu Mariani Purba. Menyelesaikan pendidikan dasar di SD ST.Thomas II Medan pada tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama di SMP ST.Thomas IV Medan pada tahun 2006 dan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri IV Medan tahun 2009. Kemudian pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Universitas Sumatera Utara dengan spesifikasi Ilmu Antropologi Sosial. Alamat Email : [email protected]

Berbagai kegiatan yang dilakukan selama masa studi, antara lain : 1. Mengikuti pelatihan Diklat OSIS SMA Negeri 4 T.A. 2006/2007 2. Berpartisipasi dalam Roadshow film dokumenter dan diskusi publik

crossing boundaries

3. Berpartisipasi pada Program Seeds For Green Coastal Corridor 4. Berpartisipasi dalam Training of Fasilitator Departemen Antropologi

Sosial Sumatera Utara

5. Mengikuti Sekolah Modelling D’Windows Production subject: Catwalk


(8)

KATA PENGANTAR

Judul skripsi ini adalah “Peran Perempuan di Sektor Domestik dan Sektor Publik (Studi Kasus di PTPN III Medan ). Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Departemen Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berisi kajian yang berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan karyawan perempuan di Kandir PT. Perkebunan Nusantara III bagian 3.12 serta studi pustaka yang membahas mengenai wanita. Pembahasan tersebut dikhususkan pada kehidupan perempuan yang melakukan peran ganda yaitu di sector domestic dan public.

Perempuan dahulu hanya bekerja pada sector domestic akan tetapi sudah banyak yang memasuki sector public pada saat ini. Meskipun perempuan bekerja di luar rumah namun segala urusan di rumah merupakan tanggung jawab perempuan seperti pengasuhan anak. Peran tersebut dikonstruksikan masyarakat dan dijadikan sebagai acuan dan dalam melakukan tugas dan tanggung jawab tersebut.

Faktor utama perempuan bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Penghasilan suami dirasa kurang mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan. Motivasi lain perempuan bekerja juga karena pendidikan perempuan yang cenderung sudah tinggi. Bekerja merupakan salah satu cara mengaplikasikan ilmu yang dimiliki.


(9)

 

Dalam menjalankan peran ganda tersebut perempuan mendapatkan tantangan baik dari keluarga maupun dari kantor. Perempuan menggunakan strategi-stategi sebagai upaya untuk menghindari konflik yang mungkin terjadi.

Pada tulisan ini, saya juga membuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran seperti pedoman wawancara, surat penelitian, serta foto-foto informan sebagai tanda bukti telah melakukan penelitian.

Saya yakin akan adanya kekurangan dari skripsi ini, sehingga saya akan dengan senang hati menerima saran, masukan, dan kritikan agar terciptanya suatu skripsi yang baik dan berguna bagi masyarakat. Demikian pengantar dari saya, semoga skripsi ini bermanfaat memberikan kontribusi demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, 21 November 2013

Penulis


(10)

DAFTAR ISI

Halaman persetujuan ... Halaman pengesahan ...

Pernyataan originalitas ... i

Abstrak ... ii

Ucapan terimakasih ... iii

Riwayat hidup ... iv

Kata pengantar ... v

Daftar isi ... vi

Daftar tabel ... vii

Daftar gambar ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian……….. 1

1.2 Tinjauan Pustaka……… 4

1.3 Perumusan Masalah……… 14

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian……….., 14

1.5 Metode Penelitian………... 15

1.5.1 Pengamatan (Observasi)……….... 15

1.5.2 Teknik Wawancara……… 16

1.5.3 Informan Penelitian………... 17

1.6 Pengalaman Lapangan……… 18

BAB II GAMBARAN UMUM PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III 2.1 Sekilas Mengenai PT.Perkebunan Nusantara III ... 21

2.1.1 Sejarah Singkat PT.Perkebunan Nusantara III ... 21

2.1.2 The Winning Formula ... 27

2.1.3 Implementasi Program Transformasi Bisnis PTPN III ... 34

2.1.4 Sarana dan Prasarana yang ada di PTPN III ... 35

2.2 Struktur Organisasi PT.Perkebunan Nusantara III ... 35

2.2.1 Susunan Keanggotan Komisaris dan Direktur ... 35

2.2.2 Uraian Tugas PT.Perkebunan Nusantara III ... 38

2.3 Makna Logo Perusahaan ... 49

2.4 Kinerja Usaha Terkini ... 51

2.4.1 Prestasi yang pernah diperolehPTPN III ... 51


(11)

  BAB III PROFIL KARYAWAN PEREMPUAN PT.PERKEBUNAN

NUSANTARA III

3.1 Kriteria Informan Peneliti ... 56

... 3.1.2 Kehidupan Wanita Pekerja di Kandir PTPN III Bagian 3.12 . 58

3.2 Kegiatan-Kegiatan Perempuan di PT.Perkebunan Nusantara III ... 101

3.3 Atribut-atribut yang digunakan di PTPN III ... 102

... 3.4 Jam Kerja Resmi ... 103

3.5 Ketentuan Pensiun ... 105

3.6 Hubungan antar sesama pekerja ... 106

BAB IV PERAN-PERAN WANITA PEKERJA 4.1 Peran- Peran Wanita Pekerja ... 107

4.1.1 Peranan Wanita Sebagai Pribadi ... 108

4.1.2 Peranan Wanita Sebagai Istri ... 111

4.1.3 Peranan Wanita Sebagai Ibu ... 117

4.1.4 Peranan Wanita Sebagai Pekerja ... 119

4.1.5 Peranan Wanita Sebagai Anggota Masyarakat ... 120

4.2 Strategi Perempuan dalam Menjalankan Peran Ganda ... 123

BAB V KESIMPULAN ... 126

DAFTAR PUSTAKA ... 129 LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

TABEL 1 : Luas lahan karet dan kelapa sawit PTPN III

TABEL 2 : Rekapitulasi kekuatan tenaga kerja dan penduduk keadaan Agustus 2013

TABEL 3 : Rangkuman Peran di sektor domestik dan public Ibu Tenty TABEL 4 : Rangkuman Peran di sektor domestik dan public Ibu Lily TABEL 5 : Rangkuman Peran di sektor domestik dan public Ibu Wita TABEL 6 : Rangkuman Peran di sektor domestik dan public Ibu Nova TABEL 7 : Rangkuman Peran di sektor domestik dan public Ibu Sudiarty TABEL 8 : Rangkuman Peran di sektor domestik dan public Ibu Yuni TABEL 9 : Rangkuman Peran di sektor domestik dan public Ibu Sudarta TABEL 10 : Rangkuman Peran di sektor domestik dan public Ibu Nurmasita TABEL 11 : Rekapitulasi kapim dan karpel PTPN III berdasarkan pendidikan


(13)

  DAFTAR GAMBAR

1. Gambar Struktur Organisasi PTPN III 2. Gambar Logo PTPN III


(14)

LAMPIRAN

Foto

Contoh Daftar interview guide Daftar Nama Informan

                                       


(15)

 

ABSTRAK

Lita Rasonia Saragih, 2013. Judul skripsi: Peran Perempuan di Sektor Domestik dan Sektor Publik (Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara III Medan). Skripsi terdiri dari 5 Bab, 130 halaman, 11 tabel, dan 2 gambar.

Tulisan ini mengkaji mengenai kehidupan wanita pekerja yang sudah menikah dan memiliki anak melakukan peran ganda di sector domestic dan public yaitu di PT.Perkebunan Nusantara III. Peneliti tertarik memilih judul ini karena ingin melihat bagaimana perempuan membagi waktu antara urusan di sector domestic dan public dan ingin mengetahui permasalahan yang mungkin akan terjadi jika salah satu peran tersebut terbengkalai. Peneliti ingin mengetahui bagaimana perempuan melakukan strategi terhadap peran ganda yang dijalankannya agar seluruh pekerjaan yang dilakukan dapat seimbang.

Penelitian ini dilakukan di Kandir PTPN III, yang berada di Jalan Sei Batang Hari No 2 Medan. PTPN III merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang perkebunan khusunya kelapa sawit dan karet. PTPN III merupakan perusahaan yang didominasi oleh pekerja pria sebanyak 8:2.

Metode penelitian yang dilakukan adalah kualitatif. Penelitian dilakukan secara holistic, berdasarkan informasi dan penjelasan. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah melalui wawancara dan observasi kepada wanita pekerja di kandir PTPN III bagian 3.12 dan juga berdasarkan studi pustaka sebagai referensi.

Permasalahan yang dibahas adalalah pembagian waktu dalam menjalankan peran ganda yang dilakukan wanita pekerja di sector domestic dan public dan tantangan yang dihadapi wanita dalam menjalankan peran ganda tersebut. Tantangan wanita pekerja berasal dari keluarga maupun terhadap pekerjaannya di kantor.

Sebagian ada juga yang juga memperkerjakan PRT namun tanggung jawab tetap di wanita jika urusan domestic tidak beres. Suami merupakan kepala keluarga di rumah sedangkan wanita merupakan kepala rumah tangga. Pengambilan keputusan di keluarga dilakukan oleh pria yang merupakan kepala keluarga, namun dalam pengambilan keputusan biasanya didiskusikan terlebih dahulu kepada istri maupun anak seperti contoh keputusan dalam menentukan dimana anak akan sekolah.

Kesimpulannya adalah motivasi dan tujuan yang mendorong wanita untuk bekerja adalah faktor ekonomi. Wanita pekerja di PTPN III umumnya sudah bekerja sebelum mereka menikah. Kemudian setelah mereka menikah ditambah dengan keadaan suami yang berpenghasilan rendah sehingga tidak mampu menanggulangi kehidupan keluarga. Bahkan ada sebagaian istri yang berpenghasilan lebih memadai dibanding suami. Ada juga sebagian suami yang berpenghasilan cukup namun terdapat motivasi- motivasi lain yang membuat wanita berkiprah di sektor public. Motivasi lainnya seperti pendidikan wanita yang cenderung sudah tinggi sehingga membuat mereka ingin mengaplikasikan pendidikan tersebut dalam hal bekerja.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

Peran Perempuan di Sektor Domestik dan Sektor Publik (Studi Kasus di Perusahaan Nusantara III Medan) 1.1. Latar Belakang

Penelitian tentang perempuan sebenarnya telah banyak dibahas akibat banyaknya jumlah perempuan yang bekerja pada sektor publik. Penelitian ini akan membahas mengenai kehidupan wanita pekerja yang sudah menikah dan memiliki anak melakukan peran ganda yaitu di sektor domestik dan sektor publik.

Kehidupan perempuan yang melakukan peran ganda sangat menarik untuk dibahas. Peneliti ingin melihat bagaimana perempuan membagi waktu antara urusan di sektor domestik dan publik dan ingin mengetahui permasalahan yang mungkin akan terjadi jika salah satu peran tersebut terbengkalai. Peneliti juga ingin mengetahui bagaimana perempuan melakukan strategi terhadap peran ganda yang dijalankannya agar seluruh pekerjaan yang dilakukan dapat seimbang.

Peneliti memilih PTPN III sebagai tempat melakukan penelitian. PT.Perkebunan Nusantara III atau biasa disingkat PTPN III merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang perkebunan khususnya kelapa sawit dan karet. PTPN III merupakan perusahaan yang didominasi pekerja laki-laki sebanyak 8:2. Ketentuan waktu bekerja di PTPN III adalah


(17)

 

pukul 07.30 WIB -17.00 WIB dan tidak jarang juga pekerja bekerja lembur1 untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Perempuan dahulu hanya bekerja pada sektor domestik. Akan tetapi sudah banyak kita temui memasuki sektor publik pada saat ini. Selain kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat, juga karena adanya permintaan penerimaan tenaga kerja perempuan dan semakin tingginya tingkat pendidikan perempuan. Faktor ini yang membuat peningkatan pada perempuan untuk bekerja.

Seiring dengan perkembangan jaman, tingkat modernisasi dan globalisasi informasi serta keberhasilan gerakan emansipasi wanita dan feminisme, wanita semakin terlibat dalam berbagai kegiatan. Muhammad Asfar (dalam Prisma 1996) menyatakan bahwa perempuan tidak lagi hanya berperan sebagai Ibu rumah tangga yang menjalankan fungsi reproduksi, mengurus anak dan suami atau pekerjaan domestik lainnya, tetapi sudah aktif berperan di berbagai bidang kehidupan baik sosial, ekonomi, maupun politik.

Perempuan mengatur waktu sedemikian rupa sehingga semua peran yang disandangnya dapat dilaksanakan dengan seimbang. Meski demikian pasti ada kendala yang akan dialami dalam melaksanakan peran ganda tersebut, salah satu masalah penting jika wanita memasuki sektor publik atau bekerja diluar rumah tangga adalah pembinaan keluarga cenderung akan terbengkalai dan terabaikan. Karena itu, meskipun wanita diperbolehkan untuk bekerja disektor

       1 

Lembur adalah pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan, atas dasar perintah atasan, yang melebihi jam kerja biasa pada hari-hari kerja, atau pekerjaan yang dilakukan pada hari istirahat mingguan karyawan atau hari libur resmi 


(18)

publik, dia tidak juga meninggalkan sektor domestik seperti pengasuhan anak-anaknya, sebab anak-anak ini adalah tanggung jawab suami dan istri.

Wanita yang bekerja pada sektor publik tidak memiliki waktu yang banyak untuk mengurus suami dan anak. Wanita biasanya mempunyai strategi tersendiri menanggulangi hal tersebut. Seperti contohnya wanita pekerja menggunakan jasa pembantu rumah tangga untuk membantu perannya di rumah. Selain itu ada juga yang melibatkan keluarga luas seperti nenek untuk mengurus anak.

Perempuan bekerja umumnya sudah memperoleh pendidikan yang cenderung tinggi. Perempuan ingin merealisasikan pendidikan yang diterimanya dalam hal bekerja. Dalam masa pendidikan perempuan memperoleh ilmu dari pendidikan yang dijalaninya. Perempuan mengaplikasikan ilmu tersebut dengan bekerja. Bekerja merupakan sebuah pencapaian untuk dapat meningkatkan taraf hidup manusia.

Menurut Coontz ( dalam Suadirman 2001 ) Perempuan yang bekerja juga didorong faktor tingkat kebosanan yang tinggi jika harus di rumah saja dan perempuan merasa mendapatkan kepuasan tersendiri saat bekerja di luar rumah.

Banyaknya perusahaan yang biasanya dipimpin oleh laki-laki, stereotip 2

yang ada mengatakan bahwa laki-laki adalah seorang pemimpin baik di rumah tangga maupun pekerjaan. Banyak yang beranggapan bahwa perempuan tidak bisa menjadi seorang pemimpin, stereotip yang berkembang menyebutkan

      

2


(19)

 

bahwa laki-laki agresif3 , aktif dan rational4 sedangkan perempuan lebih

submitif,5 pasif, dan emotional. Keadaan ini didukung oleh kemampuan perempuan untuk mengandung, melahirkan dan menyusui anak, sehingga berkembanglah anggapan bahwa kaum perempuan sepatutnya berada di rumah dan tergantung pada laki-laki dan tidak bisa untuk memimpin6

Berdasarkan latar belakang tersebut membuat peneliti ingin melihat bagaimana kehidupan perempuan yang melakukan peran ganda di hidupnya. Semua akan terangkum dalam peran perempuan di sektor domestik dan publik. 1.2. Tinjauan Pustaka

Peran menurut Suratman (dalam Al barry:2001) adalah fungsi atau tingkah laku yang diharapkan ada pada individu seksual sebagai status aktivitas yang mencakup peran domestik maupun publik atau dengan kata lain peran perempuan merupakan kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan dan dianggap menjadi tanggung jawab perempuan.

Peran perempuan menurut tujuannya dapat dibedakan menjadi dua: 1. Peran publik, yaitu segala aktivitas manusia yang biasanya dilakukan diluar rumah dan bertujuan untuk mendatangkan penghasilan; 2. Peran domestik, yaitu aktivitas yang dilakukan di dalam rumah dan biasanya tidak dimaksudkan untuk

      

3 Agresif : berarti cenderung (ingin) menyerang kepada sesuatu yang dipandang sebagai hal yang mengecewakan, menghalangi atau menghambat (KBBI: 1995: 12)

4 Rational: Sesuatu yang masuk akal dan sesuai dengan hokum alam

(http://id.wikipedia.org/wiki/Akal)

5

Submitif merupakan perilaku yang menghindari konflik, mengalahkan kebutuhan diri dan juga dikuasai oleh rasa takut.

6 Terdapat dalam Suadirman, Siti Partini, 2001, Perempuan Kepala Rumah Tangga,


(20)

mendatangkan penghasilan, melainkan untuk melakukan kegiatan kerumahtanggaan. Peran yang dilakukan para perempuan atau Ibu rumah tangga karena ingin kondisi kesejahteraan yaitu sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, persiapan materi berbagai jaminan masa depan kehidupannya, ketentraman dan keamanan.

Menurut Astuti (1998), peran dan kebutuhan gender wanita terdiri dari: 1. Peran Produktif

Peran tambahan wanita sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya. Peran ini menghasilkan uang atau jasa yang berkaitan dengan kebutuhan ekonomi.

2. Peran Reproduktif

Peran yang menitikberatkan pada kodrat wanita secara biologis yang tidak dapat dihargai nilai uang atau barang. Seperti peran ibu saat mengandung, melahirkan, menyusui. Peran ini diikuti dengan mengerjakan kewajiban mengerjakan pekerjaan rumah.

3. Peran Sosial

Peran ini merupakan kebutuhan wanita untuk mengaktualisasikan dirinya dalam masyarakat. Tingkat peranan berbeda-beda sesuai dengan budaya/kondisi alam dan dengan mengetahui kemampuannya.

Pada umumnya perempuan berada pada posisi subordinat marginal7 yang tidak jauh berbeda hal ini tidak berbeda jauh dengan kontruksi budaya

       7 


(21)

 

yang terdapat dimasyarakat. Geertz ( 1981 ) melihat di dalam penelitiannya bahwa perempuan memiliki ketergantungan yang besar terhadap orang lain yaitu laki-laki atau suami. Terkhusus dalam penelitiannya terhadap anak-anak Jawa, biasanya anak-anak Jawa tergantung pada orang tuanya sampai mereka menikah. Masa remaja anak Perempuan Jawa biasanya berjalan lebih pendek daripada anak laki-laki, karena anak perempuan lebih cepat menikah dan kemudian melahirkan. Kondisi ini menyebabkan anak perempuan lebih banyak bergantung kepada orang lain dan kurang mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemandiriannya.

Budaya Jawa seperti ini memiliki peranan penting bagi pembentukan kemandirian seseorang. Disadari atau tidak, anggapan yang berkembang dalam masyarakat ini turut mewarnai pandangan dan sikap perempuan tentang dirinya sendiri maupun sikap kaum laki-laki tentang diri perempuan. Peran-peran yang dilakukan oleh suami dan istri telah dikonstruksikan oleh masyarakat. Peran-peran yang dikonstruksikan tersebut seperti dijadikan kewajiban dan menjadi acuan dalam melakukan peran tersebut.

Pergeseran dalam peran (pembagian kerja) antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga dan rumah tangga, terjadi ketika seorang Ibu mempunyai peran yang sangat penting di dalam masyarakat dan Negara. Peran perempuan tidak hanya untuk dipimpin tetapi juga untuk memimpin. Hal itu harus diperjuangkan untuk mendapatkan pengakuan yang positif dan pasti.


(22)

Menurut Notopuro (1984), Peranan wanita dikenal dengan Panca Dharma wanita, yaitu:

a. Wanita sebagai pribadi

Sesuai fungsi fitrahnya, wanita adalah sebagai penerus keturunan yang diharapkan dapat melahirkan anak-anak yang sehat jasmani dan rokhaninya, cerdas pikirannya dan yang memiliki tanggung jawab, luhur budi dan terpuji perilakunya.

b. Wanita sebagai istri

Berperan tidak hanya sebagai Ibu, akan tetapi harus tetap bersikap sebagai kekasih suami seperti sebelum kawin, sehingga dalam rumah tangga tetap terjalin ketentraman yang dilandasi kasih sejati.sebagai istri dituntut untuk setia kepada suami dan harus terampil sebagai pendamping suami agar dapat menjadi motivasi kegiatan suami. Sebagai istri wanita juga harus senantiasa melayani suami.

c. Wanita sebagai Ibu

Sebagai Ibu yang bertanggung jawab berkewajiban secara terus menerus memperhatikan kesehatan rumah, lingkungan dan tata laksana rumah tangga, mengatur segala sesuatu dalam rumah tangga untuk meningkatkan mutu hidup. Keadaan rumah tangga harus mencerminkan suasana aman, tenteram dan damai bagi seluruh anggota keluarga. Sebagai Ibu seorang perempuan juga harus dapat mendidik anaknya, menanamkan rasa hormat, cinta kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa


(23)

 

serta kepada orangtua, masyarakat dan bangsa yang kelak tumbuh menjadi warga negara yang tangguh.

d. Wanita sebagai pekerja

Sebagai pekerja wanita harus memiliki profesionalisme yang tinggi terhadap pekerjaan yang dijalankannya. Namun perempuan tidak boleh hanya mementingkan kariernya saja dan tidak mementingkan keadaan rumah khusunya mengurus suami dan anak.

e. Wanita sebagai anggota masyarakat

Layaknya kaum laki-laki, maka kaum wanita tidak lepas dari kehidupan bermasyarakat. Wanita memiliki hak penghargaan dan sebaliknya. Wanita memiliki hak yang sama dalam lapangan pekerjaan, hukum, sosial dan pendidikan.

Meskipun demikian, beban wanita (istri) tetaplah yang paling berat. Menurut Abdullah (2006) wanita pada umumnya mempunyai lima macam golongan kegiatan yaitu:

a. kegiatan sehari-hari berkaitan dengan rumah tangga; b. kegiatan mencari nafkah

c. kegiatan mencari nafkah pada kesempatan lain d. kegiatan sosial dan masyarakat


(24)

Dengan begitu banyaknya peran yang harus dilakukan perempuan tersebut menandakan bahwa perempuan telah mengalami beban ganda(double burden)8 dalam hidupnya. Abdullah juga mengatakan bahwa perempuan secara alamiah memiliki sifat memelihara, merawat, mengasuh dan rajin, mengakibatkan semua pekerjaan domestik rumah tangga menjadi tanggung jawab kaum perempuan. Karena itu, bagi perempuan yang bekerja di luar rumah, selain bekerja di wilayah publik, mereka juga masih harus mengerjakan pekerjaan domestik.

Peran ganda wanita mengandung beberapa kelemahan. Pertama, di dalamnya terkandung pengertian bahwa sifat dan jenis pekerjaan wanita adalah tertentu dan sesuai dengan kodrat wanita tersebut. Kedua, wanita tidak sepenuhnya bisa ikut dalam proses-proses produksi. Ketiga, terkandung pengakuan bahwa sistem pembagian kerja seksual seperti yang dikenal sekarang bersifat biologis semata. Keempat, merupakan suatu penerimaan tuntas terhadap berlangsungnya mode of production yang ada. Kelima, bila dikaitkan unsur keselarasan dan pengertian yang terkandung di dalamnya adalah bersifat etnosentris 9dan mengacu pada kelas sosial tertentu dan secara kultural bukan sesuatu yang universal dimiliki oleh setiap suku bangsa di Indonesia10

       8 

Beban ganda (double burden) adalah adanya perlakuan terhadap salah satu jenis kelamin dimana yang bersangkutan bekerja jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya

9 Etnosentris: persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya

adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain (http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/06/pengertian-etnosentris.html)

10


(25)

 

Perempuan dan laki-laki yang sudah menikah merupakan satu-kesatuan yang telah membentuk rumah tangga. Istilah rumah tangga sering digunakan secara bergantian dengan keluarga, meskipun keduanya memiliki beberapa perbedaan. Rumah tangga merupakan kesatuan sosial ekonomi dan anggotanya berdiam dalam satu rumah atau bagian dari rumah. Ini merupakan kelompok sosial (spatial group) atau kelompok lokal. Anggota rumah tangga pada umumnya mempunyai ikatan kekeluargaan, namun juga dapat terlepas sama sekali dari ikatan kekeluargaan sebagai contoh yaitu pembantu rumah tangga yang tidak memiliki hubungan kekeluargaan11

Menurut Teori Fungsional Parson (dalam Suadirman 2001) menyatakan bahwa masyarakat merupakan satu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling tergantung dan terkoordinasi. Teori tersebut sejalan dengan Durkheim dan Brown ( dalam Coser, 1983) yang mengandaikan manusia sebagai sistem yang terdiri dari bagian-bagian organ yang saling tergantung. Masyarakat modern merupakan masyarakat organis dan menunjukkan terjadinya pembagian kerja yang saling melengkapi. Terganggunya atau tidak berfungsinya salah satu bagian akan mengganggu fungsi sistem dan keadaan ini mendorong lebih berfungsinya bagian yang lain .

Apabila rumah tangga dipandang sebagai sistem maka bagian-bagian ini terdiri atas suami, istri, dan anak yang saling tergantung dan terkoordinasi. Ketidakhadiran atau tidak berfungsinya salah satu bagian, misalnya Ibu yang juga ikut membantu perekonomian keluarga dan bekerja pada sektor publik

      

11“Teknik Wawancara” dalam Singarimbun,Masri dan Sofian(Editor), Metode


(26)

membuat fungsi tersebut terganggu. Sebagai contoh terdapat anak yang lebih memilih bersama pengasuhnya dibanding Ibunya. Karena kesibukan yang dilakukan membuat waktu yang dihabiskan bersama anak hanya pada malam hari dan lebih banyak dengan pengasuhnya, membuat anak memiliki jarak dengan Ibunya.

Setiap orang yang bekerja diharapkan memiliki profesionalisme terhadap pekerjaan yang dijalankannya. Tidak terkecuali perempuan, sebagai perempuan juga diharapkan dapat mematuhi segala peraturan yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Di dalam sebuah perusahaan terdapat budaya organisasi12yang merupakan kekuatan sosial yang tidak tampak. Di dalam perusahaan terdapat dimensi budaya yang menggambarkan bagaimana individu-individu dalam organisasi memandang kekuasaan, dan konsekuensinya dalam memandang perannya dalam mengambil keputusan, serta mempertanyakan keputusan atau perintah yang tidak melibatkan masukan dari mereka, karyawan ataupun bawahan tidak mencari peran dalam pengambilan keputusan. Mereka menerima keputusan bosnya sebab bos yang sudah seharusnya memberi perintah Seperti contoh perempuan yang bekerja di PTPN III jika mendapat tugas dari atasan untuk dinas keluar kota selama beberapa waktu harus menerimanya, dan harus rela meninggalkan suami dan anak di rumah. Ini merupakan tipe budaya rentang kekuasaan rendah, karyawan akan menerima lebih banyak tanggung jawab. Budaya rentang kekuasaan rendah cenderung lebih bersifat

       12 

Budaya organisasi: perangkat system-sistem, keyakinan-keyakinan, norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi (Prof.Rd.Edy.Sutrisno, M.Si dalam Budaya Organisasi.2010:2 ) 


(27)

 

individualistis. Sedangkan pada budaya kekuasaan tinggi pimpinan mengharapkan inisiatif dari karyawannya untuk membuat inovasi besar, loyalitas dan produktivitas.13

Budaya organisasi dapat mensosialisasikan14 dan menginternalisasikan15 para anggota organisasi. Budaya organisasi yang benar-benar dikelola akan berpengaruh dan menjadi pendorong bagi karyawan untuk berperilaku positif, dedikatif dan produktif. Nilai budaya itu tidak tampak, tetapi haruslah dipatuhi karena merupakan kekuatan yang mendorong perilaku untuk menghasilkan efektivitas kerja.

Dalam konsepsi yang baru perempuan lebih memiliki kekuasaan untuk mengekspresikan dirinya, sehingga lebih bisa mengembangkan kepribadiannya dan minat pribadi. Perubahan yang memungkinkan perempuan lebih aktif dengan kegiatan di luar rumah ini ditandai dengan semakin banyaknya perempuan yang telah menikah memasuki dunia kerja.

      

13

Indonesian Journal of Sosial an Culture Anthropology ; Tipe dasar budaya(1991:175)

14

mensosialisasikan: sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi)

15 Menginternalisasikan: keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yg


(28)

Teori ini merupakan gambaran akan digunakan peneliti dalam mendeskripsikan peran ganda perempuan di sektor domestik dan publik yaitu:

a. Teori Nature ( dalam Budiman 1981) menjelaskan tentang adanya perbedaan perempuan dan laki-laki adalah kodrat sehingga tidak dapatberubah dan bersifat universal. Perbedaan biologis ini memberikan indikasi dan implikasi bahwa diantara kedua jenis tersebut memiliki peran dan tugas yang berbeda. Manusia, baik perempuan maupun laki-laki, memiliki perbedaan kodrat sesuai dengan fungsinya masing-masing. b. Teori Peran oleh Antropolog Robert Linton ( dalam Budiman 1981)

menjelaskan tentang interaksi sosial dalam terminologi aktor-aktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang menuntun kita untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Menurut teori ini, seseorang yang mempunyai peran tertentu misalnya peran sebagai orangtua, peran sebagai wanita, peran sebagai pekerja, dll. c. Teori Hull (dalam Prisma dalam Asfar 1996) menyatakan bahwa suami

menyerahkan tugas domestik kepada istri. Suami merupakan kepala keluarga sedangkan istri merupakan kepala rumah tangga yang memiliki kekuatan.

d. Freiden (dalam L.Moore 1988) menyatakan bahwa wanita usahanya keras untuk menyerupai pria. Namun wanita tidak perlu mengorbankan perkawinannya dan peran mereka sebagai ibu hanya untuk karier. Betapapun tinggi karier yang sudah diraih dan


(29)

 

dicapai oleh seorang wanita. Freiden mengajak wanita berperan dalam dunia publik tanpa mengajak lelaki ikut berperan dalam dunia rumah tangga.

b. Hariet Taylor (dalam Darwin : 2001) mengatakan bahwa wanita diberi kesempatan dalam hal ekonomi, sipil yang sudah sama namun dalam hal-hal domestik masih berbeda. Urusan domestik tetap merupakan urusan seorang istri.

1.3. Rumusan Masalah

Keluarnya perempuan dari sektor domestik dan memilih untuk bekerja karena kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat sedangkan pendapatan yang diperoleh dari suami terbatas sehingga membuat perempuan harus mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Perempuan diharapkan mampu bersaing dan memiliki kualitas terhadap pekerjaanya . Sehubungan dengan hal tersebut dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana kehidupan perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak melakukan peran ganda pada sektor domestik dan publik ?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah ingin melihat kehidupan perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak melakukan peran ganda pada sektor domestik dan publik. Penelitian ini akan dilakukan dengan cara etnografi dalam kurun


(30)

waktu dari bulan Agustus 2013 sampai pada selesai di PT. Perkebunana Nusantara III.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah secara akademis penelitian ini akan menambah wawasan keilmuan dalam bidang Antropologi. Penelitian ini juga bermanfaat untuk membuka cakrawala bagi perempuan terhadap peran dan fungsi mereka pada dunia kerja dan kehidupan berkeluarga mereka dan juga untuk memperkaya literatur mengenai kehidupan perempuan di dalam dunia pekerjaan.

1.5. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang diteliti secara rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistic (menyeluruh). Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistic dan kuantitatif lainnya. Penelitian ini akan mengumpulkan data kualitatif untuk menjawab persoalan dari permasalahan peneliti.

Untuk memperoleh data-data yang dIbutuhkan, peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1.5.1. Teknik Observasi

Observasi adalah suatu tindakan untuk mengamati suatu gejala (tindakan atau peristiwa atau peninjauan secara cermat dan langsung di


(31)

 

lapangan ataupun lokasi penelitian) dalam hal ini dilakukan di Kandir PTPN III Medan. Teknik observasi ini dilakukan peneliti untuk memperoleh gambaran penuh mengenai aktivitas, tindakan, percakapan, tingkah laku dan semua hal yang dapat ditangkap panca indra oleh pekerja-pekerja di perusahaan. Observasi yang dilakukan yaitu observasi partisipasi yaitu dengan melakukan kegiatan pengamatan langsung di lapangan, dan peneliti juga berusaha sedekat mungkin membangun

rapport16 dengan orang-orang yang bekerja di perusahaan PTPN III. Peneliti akan menggunakan kacamata informan yang akan diteliti atau

emic view17

1.5.2. Teknik Wawancara

Di samping observasi masih ada teknik lain, yaitu wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara dilakukan dengan informan peneliti yaitu wanita pekerja di Kandir PTPN III khususnya bagian 3.12 (TI/TB/CMR). Wawancara ini dilakukan dengan teknik wawancara mendalam (indepth interview)

Wawancara sambil lalu dilakukan peneliti juga dengan pekerja lain di PTPN III untuk memperkuat data yang telah didapat dari hasil observasi

       16 

Rapport: menjalin hubungan yang baik dengan informan

17


(32)

dan wawancara mendalam. Wawancara ini dilakukan melalui percakapan biasa dan sederhana. Namun peneliti tetap akan menyinggung pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Wawancara mendalam merupakan wawancara yang berstruktur dan mendalam. Wawancara mendalam proses menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas dengan fokus yang diarahkan ke pusat penelitian. Dalam hal ini metode wawancara mendalam yang dilakukan dengan adanya daftar pertanyaan yang telah peneliti siapkan yaitu

interview guide, peneliti juga akan menggunakan data kepustakaan seperti buku, koran, dan majalah yang berkaitan dengan informasi penelitian untuk melengkapi data. Selanjutnya peneliti juga menggunakan tape recorder pada saat wawancara, alat ini digunakan untuk mencegah kealpaan pada saat berlangsungnya wawancara.

1.5.3. Informan penelitian

Sebelum melakukan wawancara mendalam peneliti akan mencari terlebih dahulu beberapa informan untuk mendapatkan informasi mengenai kehidupan perempuan yang bekerja di Perusahaan Nusantara III . Informan peneliti adalah wanita pekerja di Kandir PTPN III bagian 3.12(TI/TB/CMR) yang sudah menikah dan memiliki anak. Peneliti mengkhusukan di bagian 3.12 untuk mempermudah dalam mencari data yang terkait juga dengan informan yang pertama kali peneliti kenal dan temui berada di bagian 3.12 (TI/TB/CMR).


(33)

 

Untuk memperkuat data yang diinginkan dalam penelitian ini informan juga tidak dibatasi kepada orang tertentu saja tetapi ditambah juga dengan mewawancarai beberapa orang informan biasa yang berada di lingkungan PTPN III.

1.6. Pengalaman Lapangan

Pertama kali peneliti datang ke Kandir PT.Perkebunan Nusantara III pada bulan Juni 2013 untuk melakukan pengamatan dan melakukan wawancara singkat. Wawancara pertama dilakukan kepada Ibu Nova yang menjadi informan peneliti. Kemudian dari Ibu Nova peneliti ditunjukkan kepada wanita pekerja lainnya sesuai dengan ketentuan dan karateristik informan.

Ruangan Ibu Nova berada di ruang 3.12 yang berada tepat di belakang Mesjid Nuru Hikmah di kawasan Kandir PTPN III. Sebelum memasuki ruangan 3.12 ada satpam yang menjaga di depan ruangan dan bertanya kepada peneliti tujuan kedatangan, dan ingin mencari siapa.

Setelah menjelaskan tujuan kedatangan maka peneliti diijinkan untuk masuk. Pertama memasuki ruangan peneliti merasa segan dan takut karena suasana di dalam sangat hening, semua karyawan sedang bekerja. Ada juga beberapa karyawan yang berlalu lalang sambil membawa tumpukan kertas, dan beberapa karyawan yang keluar masuk ruangan

Peneliti datang ke Kantor sekitar pukul 10.00 WIB, dan menemui informan yang sudah janjian terlebih dahulu. Peneliti diperkenalkan dengan Ibu Nova dari saudara peneliti yang bekerja di Kebun PTPN III.


(34)

Di bagian 3.12 terdiri dari 100 orang karyawan. 12 orang pekerja perempuan dan 88 orang pekerja laki-laki. Peneliti bertanya kepada salah seorang karyawan yang mana namanya Ibu Nova. Setelah menemui meja Ibu Nova, peneliti dipersilahkan duduk. Peneliti memperkenalkan diri dan tujuan kedatangan. Peneliti banyak bertanya mengenai kantor dan apa-apa saja yang dikerjakan di PTPN III ini.

Peneliti merasa disambut baik oleh Ibu Nova dan ketika wawancara berlangsung, Ibu Nova memanggil office boy untuk membuatkan minuman kepada peneliti. Setelah selesai mewawancarai Ibu Nova peneliti permisi pulang dan janjian untuk datang lagi keesokan harinya.

Keesokan harinya peneliti ditunjukkan untuk mewawancari Ibu Sudarta yang banyak mengetahui tentang PTPN III, Ibu Sudarta menjelaskan banyak hal seputaran dunia pekerjaan. Ibu Sudarta juga menjelaskan tentang kelapa sawit kepada peneliti. Informan menyuruh office boy untuk mengambil beberapa buah sawit yang jatuh. Ada beberapa pohon sawit yang berada di kawasan Kandir PTPN III. Setelah diambil 3 buah buah sawit yang jatuh dan sudah matang Ibu Sudarta menjelaskan yang mana inti sawit, cangkang dan minyak sawit.

Peneliti sering datang ke PTPN III sekitar pukul 12.00 WIB. PTPN III tidak memiliki waktu istirahat, namun biasanya pekerja mengambil waktu santai sekitar jam tersebut. Pekerja biasanya mengambil waktu untuk ISHOMA ( Istirahat, Sholat, Makan).

Peneliti mewawancarai 8 orang wanita pekerja di bagian 3.12 Kandir PTPN III. Informan peneliti terdiri dari Ibu Nova, Ibu Sudarta, Ibu Tenty, Ibu


(35)

 

Nurmasita, Ibu Lili, Ibu Wita dan Ibu Yuni dan Ibu Sudiarty. Peneliti juga mewawancarai Ibu S.Silalahi bagian SDM (Sumber Daya Manusia) untuk meminta Rekapitulasi Kekuatan Renaga Kerja dan Penduduk Kandir PTPN III.

Peneliti juga mewawancari pekerja pria di Kandir PTPN III untuk mengetahui hubungan antara pekerja di kandir PTPN III, bagaimana hubungan antara sesama karyawan, hubungan karyawan dan atasan, dan juga bertanya mengenai pandangan beberapa pekerja pria tentang kinerja seorang wanita pekerja.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada karyawan di bagian kesehatan di Balai PTPN III yang berada di depan kantor. Selain itu juga mewawancari seorang karyawan yang berada di bagian IKBI.

Demikianlah sedikit pengalaman yang dapat diceritakan oleh peneliti selama melakukan penelitian.


(36)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Sekilas Mengenai PT.Perkebunan Nusantara III 2.1.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama perseroan adalah minyak sawit/CPO ( Crude Palm Oil) dan inti sawit PKO (Palm Kernel Oil ) dan produk hilir karet.

          Inti Sawit/ PKO (Palm Kernel Oil ) 

      Cangkang 

  Minyak sawit ( Crude Palm Oil )    (sumber : Internet diakses tanggal 16 september 2013 ) 


(37)

 

CPO (Crude Palm Oil) adalah komoditas minyak nabati utama sektor perkebunan sawit di Indonesia yang merupakan produsen kedua terbesar setelah Malaysia. Areal pengembangan tananam kelapa sawit rakyat mengalami pertumbuhan yang cukup singnifikan dari tahun ke tahun. Pengembangan agribisnis kelapa sawit di Indonesia telah memberikan dampak yang sangat positif dalam pembangunan nasional, karena kelapa sawit adalah merupkan salah satu penghasil devisa dari sektor non migas yang cukup penting. Konsumsi minyak nabati dunia selalu melebihi produksinya sehingga kecenderungan harga minyak nabati dunia akan selalu naik. Sumber Oil world : produksi dan konsumsi minyak nabati dunia pada periode 2008-2012 diperkirakan 132 juta ton, sedangkan produksinya hanya 108 juta ton sehingga perlu pasokan baru sebesar 24 juta ton.

1. Minyak kelapa sawit mempunyai prospek yang lebih baik dari minyak nabati lain pada masa mendatang karena beberapa faktor antara lain : Produktivitas minyak sawit cukup tinggi dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.

2. Sebagai tanaman tahunan, kelapa sawit lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannya dibandingkan dengan tanaman semusim seperti kedelai dan bunga matahari.

3. Ditinjau dari kesehatan, minyak kelapa sawit mempunyai keunggulan jika dibandingkan dengan minyak nabati lainnya karena mengandung beta karoten sebagai pro-vitamin A dan vitamin E


(38)

4. Selain itu minyak kelapa sawit dapat dijadikan sebagai bahan baku industri oleokimia yang mempunyai keunggulan dibandingkan dengan produk berbahan baku minyak industri. Minyak sawit merupakan sumber bahan baku yang dapat diperbaiki (renewable). Sedangkan minyak bumi diperkirakan akan habis dalam kurun waktu beberapa tahun mendatang. 5. Produk oleokimia yang berbahan baku minyak sawit lebih aman, karena sifat dasarnya yang dapat dimakan dan ramah terhadap lingkungan dan mudah diuraikan (bio-degradable)

Minyak/lemak nabati yang dikonsumsi oleh masyarakat dunia adalah minyak kedelai, minyak biji lobak, minyak biji kapas, minyak biji bunga matahari, minyak kelapa, minyak jagung, minyak wijen, minyak zaitun dan minyak kelapa sawit. Meningkatnya permintaan terhadap minyak nabati sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu tanaman dengan produktivitas minyak yang lebih tinggi menjadi harapan untuk memenuhi permintaan pasar di masa mendatang. Produktivitas Kelapa Sawit yang mencapai 4 ton/ha/tahun jauh melebihi produktivitas kedelai yang hanya 0,4 ton/ha/tahun dan minyak lobak 0,57 ton/ha/tahun.

Konsumsi dalam negeri juga cukup berkembang pesat dengan produk-produk yang berbahan baku kelapa sawit seperti ; deterjen, sabun, kosmetik, obat-obatan dan margarine. Hal tersebut secara makro mengindikasikan bahwa prospek pengembangan agrobisnis kelapa sawit serta pemasaran CPO dan turunannya dimasa mendatang sangat baik dan potensial.


(39)

 

Buah kelapa sawit terdiri dari daging dan biji. Daging kelapa sawit pada proses pengolahannya akan diolah menjadi minyak kelapa sawit mentah atau CPO (Crude Palm Oil), sedangkan bijinya akan diolah menjadi minyak inti sawit atau PKO (Palm Kernel Oil). Pengolahan dilakukan di dua pabrik yang berbeda, untuk CPO diolah di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) dan untuk PKO diolah di Pabrik Pengolahan Inti Sawit (PPIS).

Pengolahan kelapa sawit diawali dengan penanganan bahan baku TBS meliputi penimbangan, sortasi, pengumpulan buah di Loading ramp dan pemasukan buah ke dalam lori. Proses selanjutnya adalah perebusan (sterilisasi), penebahan di threser, pelumatan di digester, penempaan di screw press, pengutipan minyak, pemurnian minyak (klarifikasi), dan penyimpanan minyak mentah (CPO atau di tangki timbun. Biji selanjutnya diolah di Pabrik. Pengolahan Inti Sawit (PPIS) untuk men dapatkan minyak inti sawit (PKO atau Palm Kernel Oil). Pengolahan inti sawit tidak serumit pengolahan PKS, secara sederhana inti diolah langsung dengan menghancurkan inti sawit di screw press dan mengnyaringnya sebelum diambil minyaknya.

Pengolahan Inti sawit tidak banyak menghasilkan minyak inti sawit (PKO), karena kandungan minyak y minyak inti sawit (PKO) lebih mahal dibandingkan dengan minyak sawit mentah (CPO). Agar keuntungan minyak sawit yang diperoleh maksimal, maka harus mengalami proses produksi yang menghasilkan minyak inti sawit dalam jumlah maksimal pula, untuk itu diperlukan adanya sistem pengolahan yang baik. Minyak inti sawit yang baik harus didapat dari inti sawit yang mengandung jumlah minyak yang tinggi dan


(40)

proses pengolahan yang baik agar kandungan minyak inti sawit tidak banyak terbuang pada sisa hasil pengolahan (PKM).  

Luas lahan kelapa sawit dan karet PTPN III adalah sebagai berikut:

Table luas lahan kelapa sawit dan karet PTPN III

Sumber: wawancara Informan Peneliti (09 Agustus 2013)

Sejarah perseroan diawali dengan proses pengambilalihan perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 yang dikenal dengan proses Nasionalisasi Perusahaan Perkebunan Asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Pada tahun 1968 PPN direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT.Perkebunan (Persero).

Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan BUMN, Pemerintah merestrukturisasi BUMN sub sektor perkebunan dengan melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT.Perkebunan III (Persero), PT.Perkebunan IV (Persero), PT.Perkebunan V

KELAPA SAWIT KARET


(41)

 

(Persero) disatukan pengelolaannya kedalam manajemen PT.Perkebunan Nusantara III (Persero). Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah (PP) No.8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberinama PT.Perkebunan Nusantara III Persero yang bekedudukan di Medan, Sumatera Utara.

PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH, No.36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-8331.HT.01.01.th.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat didalam Berita Negara Republik Indonesia No.81 tahun 1996 Tambahan Berita Negara No. 8674 Tahun 1996.

Sebagai perusahaan agri bisnis pengelolaan usaha dengan prioritas hulu tentulah menjadi andalan dengan semaksimal mungkin mencapai apa yang dapat dihasilkan oleh lahan dan tanaman di atasnya. Di PTPN III dengan komoditi andalannya sawit dan karet dengan segala kemampuan yang ada telah mendekati keberhasilan puncak, dimana produktivitas rata-rata sawit sudah mendekati produksi ( rata-rata 25 ton TBS/ha ) dengan tingkat rendemen rata-rata 23-25 %. Untuk karet 1700 ton karet kering/ha.

Langkah selanjutnya PTPN III menuju industri hilir yaitu menjadikan hasil hulu yang menyediakan bahan baku industri itu untuk diolah menjadi bahan siap pakai. Perubahan dari model bisnis agraris menjadi industri hilir, member konsekuensi perubahan dalam Program Transformasi Bisnis yang sudah dicanangkan sejak tahun 2003.


(42)

Menuju hilir tentulah suatu keharusan, didesak oleh dinamika pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, tuntutan green company dalam global main issue yang pro lingkungan hidup, persaingan produk yang sama di pasar bebas, tuntutan profit yang angkanya bertambah dari pemegang saham, tuntutan internal akan standart kesejahteraan yang semakin tinggi dari tenaga kerja, kelanjutan pertumbuhan perusahaan ini sendiri menuju the world class company ( WCC ) dan terutama lagi bahwa keuntungan terbesar lebih banyak dinikmati oleh value chain di sektor hilir.

2.1.2 The Winning Formula

Paradigma bisnis PTPN III yang baru terdiri dari The winning formula ( gambar 4 sebelah kiri ) yang terdiri dari 5 strategy intent yang terdiri dari : Visi, Misi, Tata nilai strategi dan kebijakan. The winning formula ini harus dilakukan terlebih dahulu, sebelum mengimplementasikan pada kehidupan perusahaan sehari-hari melalui The Bussiness Success Model (Gambar 4 sebelah kanan ).

Tampak pada gambar 4 sebelah kanan bahwa manusia atau karyawan berperan sangat dominan. Karyawan didukung oleh unsure kesejahteraan akan menentukan faktor-faktor internal, seperti produktifitas, kualitas, harga pokok, komposisi tanaman, dan kondisi perusahaan secara keseluruhan. Karyawan yang merespon dan mempengaruhi aspek-aspek eksternal seperti kepuasan pelanggan, keamanan, kontrIbusi pajak.


(43)

 

Inovasi ini sebagai landasan bagi karyawan, agar memiliki karyawan yang kreatif dan inovatif akan internal pada gilirannya akan menghasilkan financial perusahaan yang baik.

The new business paradigm ini dIbuat oleh seluruh dewan direksi dalam sebuah forum besar. Adapun yang menjadi winning formula yang dicanangkan oleh Perusahaan PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah :

a. Visi

Visi adalah cita-cita yang menjadi penarik dari jalannya roda perusahaan. Oleh sebab itu, penentuan haruslah memperhatikan aspek-aspek yang dapat memacu semangat karyawan dengan memperhatikan tata nilai yang harus kita junjung tinggi. Visi yang dicanangkan oleh PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah:

“Menjadi perusahaan agri-bisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata-kelola bisnis terbaik”

Maksud dari kinerja prima yaitu setiap karyawan mempunyai target akan segala pekerjaannya. Setiap pekerjaan yang dilakukan sudah tersistem dan memiliki aturannya masing-masing. Setiap karyawan yang bekerja telah memiliki metode yang harus diikuti, bekerja sesuai dengan acuan yang ada.

Untuk produk Perusahaan PT.Perkebunan Nusantara III menggunakan sistem ISO 9000 V.2008 yaitu produk tata kelola terbaik. Sehingga dapat menghasilkan produk yang ramah lingkungan yang tercover dalam ISO 14.000


(44)

Kinerja prima juga dimaksudkan untuk melindungi karyawan dalam sistem manajemen K3 yaitu Keselamatan Kesehatan Kerja. Setiap pekerjaan yang telah dilaksanakan akan di evaluasi untuk melihat sejauh apa kinerja perusahaan.

b. Misi

Dalam perjalanan untuk mencapai misi, seluruh karyawan mengemban misi yang mulia, selain dalam internal perusahaan berupa kesejahteraan karyawan dan lingkungan kerja yang kondusif, juga keluar perusahaan, baik kepuasan pelanggan maupun pembinaan masyarakat sekitar dan pelestarian lingkungan, yang pada akhirnya akan memuaskan para pemangku kepentingan dan pemegang saham, sehingga dapat tercipta kelanggengan berbisnis.

Misi perusahaan dapat dinyatakan sebagai berikut:

1) Mengembangkan Industri Hilir berbasis Perkebunan secara berkesinambungan. Artinya perusahaan harus dapat mengikuti perubahan dan perbaikan yang ada. Agar Industri dapat berkembang secara maksmimal.

2) Menghasilkan produk yang berkualitas untuk pelanggan. Ketika perusahaan mengirimkan produk kepada pelanggan diharapkan pelanggan tidak akan kecewa.

3) Memperlakukan karyawan sebagai aset strategik dan mengembangkannya secara optimal.

4) Berupaya menjadi perusahaan terpilih yang memberikan ‘imbal balik’ terbaik bagi para investor.


(45)

 

5) Menjadi perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.

6) Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas.

7) Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.

c. Tata Nilai

Tata nilai ( values) adalah hal-hal yang harus dijunjung atau dipedomani oleh seluruh karyawan dalam melaksanakan kegiatan berbisnis. Tata nilai ini mencakup hal-hal yang menggugah karyawan untuk memberikan kontrIbusi positif kepada perusahaan.. Hubungan antar karyawan, hubungan dengan pihak shareholders, dan hubungan dengan stakeholders.

d. Strategi

Strategi yang tepat dapat merespon dengan baik atas perubahan tuntutan konsumen atau pasar, dan ancaman baik dari industri sejenis, industri produk substitusi, ataupun dari organisasi-organisasi non pemerintah dalam rangka mendongkrak keuntungan dan melanggengkan bisnis PT Perkebunan Nusantara III ( Persero ). Strategi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menjalin dan mengembangkan hubungan sinergik yang efektif dengan mitra strategis untuk mewujudkan peluang bisnis

2. Melaksanakan manajemen berorientasi pasar, sensitive terhadap kecenderungan industri dan pergerakan pasar, dan mencermati pesaing


(46)

3. Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dengan kemampulsbssn

4. Mematuhi aturan-aturan SHE-Safety, Health, and Environment-Keselamatan, kesehatan dan lingkungan.

5. Melaksanakan keunggulan operasional agar perusahaan menjadi cost effective

6. Membangun budaya kerja yang kondusif dengan melaksanakan tata nilai dan paradigm baru

7. Membangun dan mengimplementasikan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi dan kinerja.

e. KEBIJAKAN

Kebijakan yang dbuat adalah dengan menerapkan bahwa seluruh strategi yang dilakukan memiliki penanggung jawab. Dengan membuat model atau template, menentukan tahapan program, mendefenisikan kebutuhan sumber daya manusia. Sehingga memudahkan implementasinya.

Paradigma baru dIbuat karena sistem yang dahulunya tidak beraturan, selain itu juga untuk pengembangan komunitas seperti yang dilakukan pada Kebun Sei Mangkei dengan membuka kawasan industri untuk dapat mengembangkan produk. Paradigma baru juga dIbuat untuk dapat mengembangkan inovasi.


(47)

 

Sadar bahwa tanggung jawab pembangunan masa depan PTPN III ada pada seluruh karyawan, untuk itu PTPN III mewujudkan Paradigma Bisnis Baru. Rumusan Paradigma Bisnis Baru PTPN III adalah sebagai berikut

a. Perubahan, perbaikan dan peningkatan metoda dan kinerja adalah suatu keharusan.

b. Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama untuk memenangkan persaingan. Untuk melihat kepuasan pelanggan, PT.Perkebunan Nusantara III membuat Survey Kepuasan Pelanggan yang dilakukan sekali dalam setahun mengenai produk dan lingkungan.

c. Setiap kegiatan bisnis baru menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. Artinya kegiatan yang dilakukan harus dapat mengembangkan metode baru apakah memiliki nilai tambah atau berguna bagi perusahaan.

d. Pengembangan hubungan industrial yang egaliter berdasarkan keterbukaan, kesetaraan dan kebhinekaan. PT.Perkebunan Nusantara III membuat forum terbuka untuk setiap orang yang ingin melihat. Forum dilakukan secara online dan tidak tertutup.

e. Pengembangan SDM yang terintegrasi untuk membangun kapital insani (Human) dan intelektual yang dIbutuhkan perusahaan. Perusahaan akan memberikan kompensasi bagi karyawan yang berkompeten dan dapat memajukan perusahaan.

f. Kepemimpinan yang efektif membangun pengaruh melalui kemampuan mengajar dan membagi ilmu, membagi hubungan baik,


(48)

dan menjadi panutan. PTPN III membuat pelatihan-pelatihan dan juga saharing-sharing untuk meningkatkan pengetahuan bagi seluruh karyawan.

g. Penghargaan diberikan kepada karyawan berdasarkan kompetensi dan kinerjanya. Setiap tahunnya diadakan perlombaan bagi kebun terbaik yang berprestasi untuk melihat kinerja-kinerja yang telah dilakukan. Perhitungan dilakukan oleh masing-masing SDM dan timnya secara intern, penghargaan dIbuat untuk penderes terbaik, pemanen terbaik, dan juga untuk penghargaan masa kerja.

h. Efektivitas operasional harus didukung oleh struktur organisasi yang sederhana dan dinamis. Segala urusan yang ada diharapkan dapat terpenuhi sesuai bidang.

i. Pemanfaatan teknologi sebagai perangkat untuk peningkatkan produktivitas kerrja dan keunggulan kompetitif. Dahulunya semua sistem belum menggunakan teknologi, namun sekarang semua berbasis teknologi. Dalam pengupahan/premi juga telah dilakukan inovasi baru yaitu dengan komputerisasi atau online.

j. Keputusan bisnis diambil berdasarkan fakta dan data akurat yaitu berdasarkan data yang kuat dan memiliki aturan masing-masing. k. Setiap tugas dan operasional perusahaan dilaksanakan dengan cepat

tanggap, cepat tindak lanjut, tuntas, berkualitas dan penuh tanggung jawab, setiap tugas memiliki target. Apa yang akan dicapai, siapa


(49)

 

yang akan bertanggung jawab dan berapa lama waktu yang digunakan.

l. Seluruh aktifitas perusahaan harus berorientasi pada peningkatan mutu, mutu diharapkan dapat ditingkatkan lebih baik lagi. Paling tidak harus dipertahankan.

2.1.3 IMPLEMENTASI PROGRAM TRANSFORMASI BISNIS DI PTPN III

Program transformasi bisnis telah diimplementasikan di PTPN III sejak bulan Agustus 2003. Implementasi ini diawali dengan pelatihan-pelatihan yang bertujuan untuk memahami seluk-beluk Program Transformasi Bisnis. Beberapa hasil dari pelaksanaan pelatihan tersebut telah dirumuskan untuk dijadikan pedoman bagi operasional perusahaan. Produk dari pelatihan antara lain, Paradigma Bisnis, The Winning Formula yang terdiri dari Visi, Misi, Tata Nilai, dan Strategi, Indikator Kinerja atau Key Performance Indicator (KPI), dan upaya strategis atau Strategic Initiatives.

Implementasi dilakukan oleh karyawan. Karyawan akan dinilai kinerjanya melalui pengukuran Competence Level Index dan Employee Satisfaction Index, akan menetukan kondisi ekstrenal dan internal. Kondisi internal yang dijadikan sebagai indikator keberhasilan penerapan the winning formula. Sedangkan CSI adalah indicator untuk menilai penerapan the winning formula.


(50)

Dalam rangka implementasi dan pengawalan Program Transformasi Bisnis PTPN III dilakukan melalui beberapa proses yang kegiatannya dimulai dari penyusunan key program bersama dengan the champion team yang selanjutnya diserahkan kepada bagian-bagian untuk diimplementasikan. Penanggung jawab dari implementasi key program adalah bagian-bagian yang terkait. Bagian terkait bersama dengan Distrik Manajer dan manajer kebun/unit ikut serta dalam implementasi key program tersebut.

2.1.4. Sarana dan prasarana yang ada di Kantor Direksi PT.Perkebunan Nusantara III:

1. Mesjid

2. Lapangan tenis 3. Lapangan bola 4. Lapangan volley

5. Balai pengobatan PT.Perkebunan Nusantara III

2.2 STRUKTUR ORGANISASI

2.2.1 Susunan Keanggotaan Komisaris dan Direktur PTPN III

Struktur Organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan yang menyatakan seluruh kegiatan untuk mencapai suatu sasaran. Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk gambaran grafik (bagan) yang memperlihatkan hubungan antara unit-unit organisasi dan garis-garis wewenang yang ada. Penggambaran organisasi dalam


(51)

 

suatu bagan merupakan suatu hasil keputusan yang telah tercapai struktur organisasi yang bersangkutan.

Struktur organisasi perusahaan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dIbuat sesuai dengan surat keputusan Menteri Badan Usaha milik Negara. Susunan keanggotaan Komisaris Perusahaan Perseroan adalah :

Komisaris Umum : Achmad Manggabarani Anggota Dewan Komisaris : Budi Santoso

Anggota Dewan Komisaris : Chairuddin. P. Lubis DTM & H Anggota Dewan Komisaris : Aries Mufti

Anggota Dewan Komisaris : Heri Sebayang

Untuk keanggotaan Direksi, sesuai dengan surat keputusan Mentri

Badan Usaha Milik Negara, PT. Perkebunan Nusantara III dengan susunan Direksi sebagai berikut :

Direktur Utama : Bagas Angkasa Direktur Produksi : Balaman Tarigan

Direktur SDM/UMUM : H. M Rachmat Prawirakusumah Direktur Perencanan : Nur Hidayat


(52)

(53)

  2.2.2 Uraian Tugas PT. Perkebunan Nusantara III

Didalam Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sumber wewenang berasal dari RUPS dan kemudian didelegasikan kepada Dewan Komisaris, dan Dewan Komisaris mendelegasikan kepada Direktur terkait yaitu : Direktur Produksi, Direktur Keuangan, Direktur Pemasaran dan Direktur SDM. Berikut ini adalah uraian tugas direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang dapat dilihat sebagai berikut :

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS adalah pimpinan tertinggi yang membawahi Dewan Komisaris, Direktur, serta setingkat dibawahnya. Tugas dan wewenang RUPS adalah :

a. Mengangkat dan menghentikan Dewan Komisaris.

b. Bertanggung jawab atas pelaksanan dan penggunaan modal / asset perusahaan sesuai dalam mencapai tujuan.

c. Mengawasi Dewan Komisaris dalam melakukan tugas yang telah dibebankan kepadanya oleh pemegang saham.

2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris terdiri dari 1 Komisaris Utama dan 4 Komisaris anggota yang bertugas untuk mengawasi pekerjaan Direktur Utama. Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :

a. Memberikan nasehat kepada pimpinan.

b. Membantu pimpinan didalam menginvestasikan dana perusahaan. c. Mengawasi jalannya perusahaan.


(54)

3. Direktur Utama

Berfungsi untuk mengambil keputusan dan penanggung jawab utama atas jalannya Pelaksanaan Operasional Perusahaan Secara teratur, terarah dan terpadu. Tugas dan Wewenang Direktur Utama :

a. Melaksanakan kebiasaan perusahaan, sesuai dengan yang diatur didalam anggaran perusahaan, serta ketentuan yang digariskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, Mentri Pertanian selaku kuasa Pemegang Saham dan Dewan Komisaris.

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas para anggota Direksi dan mengawasi secara umum.

c. Bersama-sama dengan anggota Direksi lainnya mewakili prusahaan didalam dan diluar pengadilan.

d. Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

e. Menetapkan langkah-langkah pokok dalam melaksanakan kebijakan pemerintah.

4. Direktur Produksi

Berfungsi dalam mengelola bidang tanaman, Produksi, teknik, Pengolahan dan lainnya yang berkaitan dengan fungsi tersebut diatas. Tugas dan wewenang Direktur Produksi :

a. Menyusun perencanaan dibidang pekerjaan yang tercantum dalam kebijaksanaan Direksi.


(55)

 

b. Melaksanakan peraturan-peraturan dan pengendalian dari unit-unit usaha dansarana pendukungnya mencakup tanaman.

c. Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang tercantum pada kebijaksanaan Direksi.

d. Melaksanakan rencana rehabilitasi dan investasi dibidang tanaman maupun sarana pendukung produksi lainnya dari unit-unit usaha yang telah ada. Direktur Produksi bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

5. Direktur Keuangan

Direktur Keuangan khusus mengelola bagian keuangan perusahaan. Tugas dan wewenang Direktur Keuangan :

a. Menyusun perencanaan dibidang keuangan.

b. Menetapkan Administrasi ketentuan-ketentuan dibidang keuangan. c. Mengelola Administrasi keuangan secara umum pada bidang

keuangan dan perkantoran serta segala sesuatunya yang berkaitan dengan itu.

d. Melaksanakan pengendalian pengawasan terhadap bidang-bidangnya. Direktur keuangan brtanggung jawab kepada Direktur Utama dan Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.


(56)

6. Direktur Sumber Daya Manusia

Berfungsi dalam mengelola bidang ketenaga kerjaandan umum serta pembinaan usaha kecil dan Koperasi. Tugas dan wewenang Direktur SDM

a. Menyusun perencanaan dibidang ketenaga kerjaan dan masalah umum serta kesejahteraan karyawan.

b. Menetapkan ketentuan-ketentuan pelaksanaan dibidang yang dikelolanya.

c. Mengelola sumber daya manusia yang ada secara umum.

d. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang-bidang yang dikelolanya. Direktur SDM bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

7. Direktur Pemasaran

Berfungsi dalam mengelola bidang pemasaran perusahaan yang mencakup pengadaan dan penjualan barang Tugas dan wewenang Direktur Pemasaran :

a. Menyusun perencanaan dibidang Pemasaran.

b. Menetapkan ketentuan-ketentuan dibidang pemasaran.

c. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang tersebut diatas. Direktur Pemasaran bertanggung jawab terhadap Direktur Utama dan Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.


(57)

  8. Biro Direksi

Tugas dan wewenang Biro Direksi :

a. Melaksanakan / menyelenggarakan pelaksanaan Direksi dalam tata usaha surat menyurat (administrasi) sirkulasi / pengiriman atau penyimpanan surat-surat dan dokumentasi perusahaan.

b. Melaksanakan urusan kerumahtanggaan kantor Direksi yang meliputi pemeliharaan bangunan perusahaan.

c. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas dan kehumasan baik dengan instansi sipil maupun ABRI.

d. Mengkoordinir pelaksanaan tugas perwakilan (LO) dan menyelenggarakan acara-acara protokoler yang dIbutuhkan. Biro Direksi betanggung jawab kepada Direktur Utama dan Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris. Selain itu, bagian-bagian yang mendukung berjalannya perusahaan antara lain :

9. Bagian Tanaman

Tugas dan wewenang bagian Tanaman adalah :

a. Menyusun rencana jangka pendek (anggaran belanja) dalam bidang tanaman dan produksi.

b. Menyelenggarakan pengadaan bahan-bahan tanaman. Bagian Tanaman bertanggung jawab kepada Direktur Utama.


(58)

10.Bagian Keuangan

Tugas dan wewenang bagian Keuangan adalah :

a. Membuat laporan kepada Direksi mengenai realisasi keuangan serta menyelenggarakan administrasi keuangan dan barang-barang kebutuhan masyarakat.

b. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan asuransi perusahaan.

c. Bekerja sama dengan bagian pemasaran hasil dan pemasukan uang dan pengendalian / pengeluaran untuk kebutuhan perusahaan. Bagian Keuangan bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan.

11.Bagian Akuntansi

Tugas dan wewenang Bagian Akuntansi adalah :

a. Menyelenggarakan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya serta membuat laporan keuangan.

b. Menyelenggarakan pembuatan informasi manajemen, penyusunan laporan keuangan, analisa laporan keuangan dan analisa biaya. Bagian Akuntansi bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan.

12.Bagian Teknik

Tugas dan wewenang bagian Teknik adalah :

a. Membantu Direksi melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan mesin-mesi, sipi / bangunan baik dari kebun sendiri (inti) maupun dikebun pelasura (pir) dan daerah pengembangan.


(59)

 

b. Membuat rencana perawatan / pemeliharaan mesin-mesin, traksi dan bangunan sipil.

13.Bagian Pengadaan

Tugas dan wewenang bagian Pengadaan adalah :

a. Rumusan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan yang pengadaannya harus melalui kantor Direksi serta merumusakan kebijakan prosedur pengadaan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

b. Mengadakan konsultasi dan bimbingan kepada unit-unit produksi mengenai pelaksanaan kebijakan-kebijakan dibidang pengadaan barang dan jasa. Bagian Pengadaan bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan.

14.Bagian Sekretariat Perusahaan

Tugas dan wewenang bagian sekretariat perusahaan adalah :

a. Mengurus dan menyelenggarakan rapat-rapat Direksi serta menerbitkan notulen rapat baik untuk kepentingan operasional maupun kepentingan dokumentasi.

b. Mengatur tata tertib perusahaan sebagai bagian dari budaya kerja dan budaya perusahaan dan juga mengatur perusahaan, pemakaian fasilitas mess, kantor Direksi, Transformasi kantor Direksi.

15.Bagian Urusan Humas (Publik Relation). Tugas kepala Urusan adalah :


(60)

a. Menyusun dan mengevaluasi RKAP / RKO Urusan Humas (PublikRelation).

b. Menyusun RKAP / RKO Urusan Humas (Publik Relation). c. Melaksanakan SMK3 dan ISO 9000/14000.

d. Melaksanakan prinsip-prinsip kerja komunikasi perusahaan berdasakan prinsip Good Corporate Governance (GCG).

e. Mengidentifikasi pemasaran perusahaan dan memberi masukkan kepada manajemen.

f. Melakukan koordinasi dengan agent of communication dalam melaksanakan program komunikasi Internal dan eksternal ataskebijakan, kegiatan dan citra perusahaan.

g. Mewakili perusahaan dan membangun Networking dalam pertemuan-pertemuan asosiasi, baik asosiasi profesi maupunasosiasi industri.

h. Mengelola, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan komunikasi perusahaan serta memberi pengarahan kepada setiap fungsi yang dibawahi dalam menjalankan programkerja sehinggah tercapai sasaran.

i. Menciptakan sistem koordinasi kerja antar fungsi dan membantujadwal kegiatan harian.

j. Mengkoordinasi dan mengevaluasi kegiatan pameran dan kegiatan yang diadakan oleh perusahaan maupun anak perusahaan atau mitra binaan baik tingkat lokal, nasional maupun Internasional.


(61)

  k. Menyusun, mengkoordinir dan mengevaluasi pembuatan leaflet, brosur,

agenda, kalender, dan majalah media Nusatiga.

l. Mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan protokoler, ticketing, upacara bendera, senam kesegaran jasmani.

m. Menyusun dan mengkoordinir pelayanan kepada DPR dan DPRD serta tamu-tamu perusahaan.

n. dan Mengkoordinir laporan manajemen tiap bulan.

16.. Bagian Umum

Tugas dan Wewenang Bagian Umum adalah :

a. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kesejahteraan karyawan staf dan non staf.

b. Menyelesaikan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga kerja, mengelola administrasi pendokumentasian.

c. Melaksanakan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga kerja. d. Merumuskan kerja sam dan kebijakan pengamanan dijajaran perusahaan

dan mengadakan hubungan kerja sama dengan aparat keamanan / pemerintah. Bagian Umum bertanggung jawab kepada Direktur Sumber Daya Manusia.

17. Bagian Sumber Daya Manusia

Tugas dan Wewenang bagian Sumber Daya Manusia adalah :

a. Menyusun rencana Jangka panjang dan jangka pendek pendidikan keselamatan dan kesejahteraan kerja dan pelayanan keselamatan.


(62)

b. Merumuskan kebijakan program pengembangan Sumber Daya Manusia (pendidikan dan pelatihan). Bagian Sumber Daya Manusia bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

18. Bagian Pemasaran

Tugas dan wewenang Bagian Pemasaran adalah :

a. Menyusun rencana penjualan, melakukan proses penjualan serta menyiapkan administrasi penjualan sebagaimana ketentuan dan peraturan yang berlaku.

b. Menentukan Monitoring persediaan komoditi dan produk baik digudang / kebun, pabrik industri hilir atau tangki penyimpanan kebun atau instansi perantara serta membuat laporan penjualan secara periodik sesuai kebutuhan.

19. Bagian Teknologi Informasi (TI)

Tugas dan wewenang bagian Teknologi Informasi adalah :

a. Merumuskan rencana induk pengolahan data dan sistem informasi perusahaan.

b. Menyusun laporan manajemen bersama bagian-bagian terkait dalam terbentuk basis Internet sesuai tugas pokok manajemen produk, Operasi, keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.

c. Memberi masukan kepada Direksi dalam bentuk kerangka sistem informasi Eksekutif dan sistem pendukung keputusan.

d. Memberi masukan kepada perangkat manajemen dan manajemen mikro ditingkat kebun / unit dan Rumah Sakit dalam rangka membangun


(63)

 

jaringan komunikasi data berbasis komputer. Bagian Teknologi Informasi bertanggung jawab kepada Direktur Produksi.

20. Bagian Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK)

Tugas dan wewenang bagian Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) adalah :

a. Melaksanakan Pembinaan untuk meningkatkan kemampuan manajerial pengusaha kecil dan koperasi yang berada di sekitar lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

b. Mengidentifikasi usaha-usaha kecil dan koperasi yang mempunyai potensi yang dibina dan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Bagian Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

21. Bagian Sistem Pengendalian Intren

Tugas dan wewenang bagian Sistem Pengendalian Intren adalah :

a. Mengelola bagian pengawasan Intren dan membantu Direktur Utama dalam pengawasan Intren serta memberikan saran dan tidak lanjut mencapai sasaran perusahaan secara efisien, efektif dan ekonomis.

b. Mengelola dan bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan pemeriksaan.

c. Dalam melaksanakan tugasnya kepada BPI memperhatikan pedoman BPI BUMN dan ketentuan lainnya serta di bantu oleh kepala seksi bawahan. Bagian Sistem Pengendalian Intren Bertanggung jawab kepada Direktur Utama.


(64)

2.3. MAKNA LOGO PERUSAHAAN NUSANTARA III Gambar 2

 

Sumber gambar : Internet ( diakses pada tanggal 16 september 2013 )

Logo perusahaan merupakan identitas diri bagi suatu perusahaan yang akan memperkenal produk kepada masyarakat. Gambar logo suatu perusahaan biasanya terdiri dari potongan-potongan gambar atau kata-kata yang menandakan karakteristik utama yang ingin dibentuk dalam suatu perusahaan. Makna logo dIbuat sebagai penyemangat kerja.

Setiap potongan gambar yang menyusun gambar logo secara keseluruhan ini masing-masing memiliki kekuatan yang mampu meningkatkan kinerja karyawannya. Gambar logo dIbuat dengan baik yang mempunyai wibawa yang tinggi, mampu mengantarkan perusahaan untuk bersaing di pasaran serta membantunya dalam meraih prestasi puncak.

Gambar logo perusahaan PT.Perkebunan Nusantara III dIbuat oleh dewan direksi, secretariat perusahaan dan seluruh kabag perusahaan dalam suatu forum besar yang diadakan setiap tahunnya. Dalam forum ini biasanya


(65)

 

membahas mengenai inovasi-inovasi yang akan dilakukan. Perusahaan pernah mengadakan lomba untuk umum dalam pembuatan design logo PTPN III.

Hal yang paling menonjol dari logo PTPN III yaitu gambar bola dunia yang berwarna hijau. Bola dunia bermakna grand business, sedangkan warna hijau mengandung makna bahwa PTPN III merupakan perusahaan yang ramah lingkungan.

Makna yang terkandung dalam logo terdapat pada setiap warna yang membentuk logo tersebut :

1) Dua belas helai daun kelapa sawit di sebelah kiri dunia dan tujuh urat pada daun karet yang berwarna hijau disebelah kanan bola dunia melambangkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara III memiliki paradigma baru dan tujuh strategi bisnis, yang saling mendukung tecapainya tujuan PT. Perkebunan Nusantara III, yaitu selalu menjadi perusahaan perkebunan terbaik dalam tim work yang solid dan inovatif, serta ditunjang dengan Green Bussines dan Ramah Lingkungan.

2) Lima garis lintang horizontal dan vertikal berwarna biru melingkari bola dunia. Melambangkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara III memiliki lima tata nilai dan harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi yang berkembang, agar selalu menjadi yang terdepan dalam peningkatan usaha.

3) Gambar meteor yang mengelilingi sehingga membentuk angka tiga melambangkan PT. Perkebunan Nusantara III bergerak dinamis dengan semangat yang tinggi untuk menguasai pasar modal. Meteor yang


(66)

berwarna putih bermakna produksi lateks dan turunnya sedangkan yang berwarna orange adalah produksi CPO ( Crude Palm Oil ) berserta turunannya yang memancar tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia.

Secara keseluruhan makna logo ini adalah lambang dari niat dan motivasi tinggi seluruh personil PT. Perkebunan Nusantara III yang telah direncanakan bersama, dan tunjangan dengan 5 tata nilai, 12 paradigma baru dan 7 strategi bisnis yang dimiliki PT. Perkebunan Nusantara III

2.4 Kinerja Usaha Terkini

2.4.1. Prestasi yang pernah diperoleh PTPN III

PT Perkebunan Nusantara III dalam anugerah BUMN Perkebunan Award Tahun 2011 memperoleh 11 (sebelas) award,

 Terbaik I kategori Pabrik Crumb Rubber diraih Pabrik Karet Gunung Para

 Terbaik I untuk Pabrik Kelapa Sawit diraih PKS Rambutan

 Terbaik I untuk kategori Pabrik Karet Ribbed Smoked Sheet diraih Kebun Rantau Prapat

 Terbaik II kategori Inovasi Kebun Kelapa Sawit diraih Kebun Hapesong  Terbaik II kategori PKS diraih PKS Rambutan,

 Terbaik II kategori Pabrik Crumb Rubber diraih pabrik karet Membang Muda,


(67)

   Terbaik II kategori Pabrik Karet Ribbed Smoked Sheet diraih kebun

Sarang Giting,

 Terbaik III kategori Inovasi Karet diraih Kebun Rambutan dan

 Terbaik III kategori Peningkatan Produktivitas Kebun Kelapa Sawit Terbaik diraih Kebun Bandar Selamat dan

 Terbaik III kategori PKS diraih PKS Sei Silau

2.5DISTRIK

PTPN III memiliki 8 distrik yang masing-masing membawahi beberapa kebun unit, PKS dan RS diantaranya:

1. DLAB I ( Distrik Labuhan Batu I) membawahi 7 kebun: a. Kebun Sei Meranti

b. Kebun Sei Daun c. Kebun Torgamba d. Kebun Bukit Tujuh e. Kebun Sei Meranti f. Kebun Sei Daun g. Kebun Torgamba

2. DLAB II ( Distrik Labuhan Batu II) membawahi : a. Kebun Sei Baruhur

b. Kebun Sei Kebara c. Kebun Aek Torop d. Kebun PIR Aek Raso


(68)

e. Kebun Sei Baruhur f. Kebun Aek Raso g. Kebun Sei Torgamba

3. DLAB III ( Distrik Labuhan Batu III ) a. Kebun Sisumut

b. Kebun Aek Nabara Utara c. Kebun Aek Nabara Selatan d. Kebun Rantau Perapat e. Kebun Membang Muda f. Kebun Labuhan Haji g. Kebun Merbau Selatan h. PKS Sisumut

i. PKS Aek Nabara Selatan j. RS. Membang Muda 4. DASAH ( Distrik Asahan )

a. Kebun Sei Dadap b. Kebun Pulau Mandi c. Kebun Ambalutu d. Kebun Sei Silau e. Kebun Bandar Selatan f. Kebun Huta Padang g. PKS Sei Silau h. PKS Sei Dadap


(69)

 

i. RS. Sei Dadap

5. DSIMA ( Distrik Simalungun ) a. Kebun Dusun Hulu b. Kebun Bangun c. Kebun Bandar Betsy d. PKS Sei Mangkei 6. DSER I

a. Kebun Gunung Pamella b. Kebun Gunung Monaco c. Kebun Silau Dunia d. RS. Gunung Para e. RS. Gunung Pamella

7. DTAPS ( Distrik Tapanuli Selatan ) a. Kebun Hapesong

b. Kebun Batang Toru 8. DATIM ( Distrik Aceh Timur )

a. Kebun Karang Inong

b. Kebun Julok Rayeuk Selatan

9. Pusat Pelatihan dan Wisata Agro Sei Karang 10.Kawasan Industri Sei Mangkei

11.Anak perusahaan PTPN III, yaitu : a. PT.Industri Karet Nusantara b. PT.Tiga Mutiara Nusantara


(1)

   

   

4. wawancara peneliti dengan Ibu Sudiarty

   


(2)

   

5. Peneliti bersama Informan  

 

                     


(3)

   Perkenalan diri

1. Selamat siang bu, boleh saya minta waktunya sebentar? Nama saya Lita Saragih, saya merupakan mahasiswi Antropologi Fisip USU bertujuan untuk mewawancari ibu sebagai informan saya dalam pembuatan skripsi

2. Kalau boleh tahu, nama ibu siapa ? atau biasa dipanggil apa ? 3. Umur ibu berapa ?

4. Ibu tinggal dimana ? Sudah menikah ? punya anak berapa ? 5. Pekerjaan suami apa?

6. Sudah berapa lama Bu bekerja di PTPN III ?  Gambaran Umum PTPN III

1. Ibu kan sudah lama bekerja di PTPN III, kalau boleh tahu bagaimana sejarah singkat terbentuknya PTPN III ini Bu ? 2. Bagaimana perkembangan PTPN III sebagai BUMN sampai saat

ini Bu?

3. Prestasi-prestasi apa saja yang pernah diraih PTPN III ?

4. Berapakah luas kebun kelapa sawit dan karet milik PTPN III Bu? 5. Apakah bedanya kandir PTPN III ini dengan kebun PTPN III Bu? 6. Kalau saya boleh tau yang menjadi visi dan misi perusahaan ini

apa ya Bu?

7. Apa sajakah sarana dan prasarana yang dimiliki PTPN III? 8. Kalau di PTPN III ini siapa saja yang menjadi pemimpin Bu? 9. Apakah saya boleh tau struktur organisasi di PTPN III? 10.Apa saja tugas dari masing-masing jabatan ini Bu?

 Kehidupan perempuan yang bekerja di kandir PTPN III bagian 3.12 1. Apakah Ibu sudah berkeluarga?

2. Sudah berapa lama Bu menikah? 3. Apakah sudah memiliki anak Bu? 4. Anaknya umur berapa saja Bu? 5. Dimana sekolah anak-anak Bu? 6. Kalau suami Ibu bekerja dimana?

7. Siapa yang mengantar dan menjemput anak dari sekolah Bu? 8. Kalau Ibu bekerja bagaimana dengan makan siang anak Bu? 9. Apa saja yang Ibu kerjakan sepulang bekerja?

10.Apakah ada urusan di rumah terbengkalai karena Ibu bekerja? 11.Apakah suami pernah membantu Ibu mengurus urusan rumah? 12.Apakah suami pernah complai Ibu bekerja?

13.Atau adakah Ibu complai karena Ibu sebagai istri bekerja? 14.Bagaimana Ibu membangi pekerjaan rumah dan kantor?


(4)

  15.Kalau Ibu mendapat tugas dinas luar siapa yang menjaga

anak-anak?

16.Bagaimana dengan makan suami dan anak-anak?

17.Bagaimana dengan yang mencuci dan membersihkan rumah Bu? 18.Berapa lama biasanya kalau dinas keluar Bu?

19.Berapakah penghasilan yang Ibu terima setiap bulannya? 20.Kalau gaji Ibu digunakan buat apa saja?

21.Sewaktu anak kecil siapa yang menjaga anak di rumah? 22.Kalau bude nya pergi bagaimana Bu?

23.Apakah perusahaan member ijin Ibu cuti ? 24.Adakah anak melarang Ibu bekerja? 25.Bagaimana prestasi anak di sekolah Bu?

26.Kalau saya boleh tau apa saja yang Ibu kerjakan dari mulai pagi-malam?

27.Sesampainya di kantor pukul 08.00 apa yang pertama Ibu lakukan?

28. Jam berpakah Ibu pulang kantor?

29.Bagaimana hubungan antar karyawan di PTPN III ?

30.Bagaimana perasaan ibu bekerja dengan rekan yang didominasi oleh laki-laki?

31.Apakah suami pernah marah jika Ibu lembur? 32.Sampai jam berapa biasanya lemburnya Bu?

 Penutup


(5)

  1. Nama : Ibu Tenty Wahyuni

Umur : 44 Tahun

Pekerjaan : Karyawan Pelaksana 3.12 (TI/TB/CMR) PTPN III

2. Nama : Ibu Lily Asmayani Umur : 48 Tahun

Pekerjaan : Karyawan Pelaksana 3.12 (TI/TB/CMR) PTPN III

3. Nama : Ibu Wita Umur : 30 Tahun

Pekerjaan : Karyawan Pelaksana 3.12 (TI/TB/CMR) PTPN III

4. Nama : Ibu Nova Umur : 40 Tahun

Pekerjaan : Karyawan Pimpinan 3.12 (TI/TB/CMR) PTPN III

5. Nama : Ibu Sudiarty Umur : 51 Tahun

Pekerjaan : Karyawan Pelaksana 3.12 (TI/TB/CMR) PTPN III

6. Nama : Ibu Yuni Umur : 31 Tahun


(6)

  7. Nama : Ibu Sudarta

Umur : 50 Tahun

Pekerjaan : Karyawan Pelaksana 3.12 (TI/TB/CMR) PTPN III

8. Nama : Ibu Nurmasita Umur : 50 Tahun

Pekerjaan : Karyawan Pelaksana 3.12 (TI/TB/CMR) PTPN III