4.1.2 Peran wanita sebagai istri
Peran domestik yang biasa dilakukan oleh perempuan sebenarnya merupakan hal yang dikonstruksikan oleh masyarakat. Bahwa perempuan
biasanya bekerja untuk mengurus rumah dan mengasuh anak. Sebagai istri yang menjadi tugas wanita adalah melayani suami, sebagai pendamping suami, yang
senantiasa memahami keadaan suami, lebih bertanggung jawab sesuai kedudukan dan tugasnya.
Menurut Parson dalam Suadirman 2001 yang menetapkan tentang teori institusi keluarga. Dalam teori institusi keluarga diakui adanya segala
keragaman dalam kehidupan sosial budaya. Keragaman merupakan sumber utama dari struktur masyarakat. Perbedaan fungsi tidak untuk memenuhi
kepentingan individu melainkan untuk mencapai tujuan organisasi sebagai suatu kesatuan. Mengupas tentang perubahan secara evolusioner akan mencari
keseimbangan untuk mencapai keseimbangan dalam struktur tersebut. Keragaman ini adalah sesuatu yang penting dalam struktur masyarakat. Adanya
struktur ini bergantung pada peran dan fungsi Andaikata seorang suami tidak dapat memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarga, maka ia dianggap sebagai seorang suami yang tidak bertanggung jawab. Begitu juga dengan istri yang lalai mengurus keluarga atau urusan
domestik dianggap istri yang tidak bertanggung jawab. Hal yang diungkapkan Notopuro 1984 tentang tugas wanita sebagai
istri adalah memahami keadaan suami, menjadikan diri sebagai kekasih dalam suka maupun duka, menjadikan diri sebagai wanita yang didambakan suami dan
Universitas Sumatera Utara
penuh kasih sayang, dapat pengertian dan saling menghormati. Mereka bekerja untuk sama-sama memenuhi kebutuhan keluarga khusunya anak.
Seperti kasus Ibu Nova dan Ibu Yuni yang memiliki penghasilan lebih besar disbanding suami. Hal ini tidak menjadi masalah selama istri dapat
menerima keadaan tersebut. Permasalahan yang bisa terjadi jika wanita menuntur haknya agar suami dapat mencukupkan segala kebutuhannya.
Tantangan dan resiko yang harus diterima seorang pekerja adalah dapat bekerja maksimal dan professional. Ibu Nova dan Ibu Yuni yang merupakan
seorang karyawan pimpinan memiliki tugas dan tanggung jawab yang lebih besar yang membuat mereka sering pulang larut malam untuk menyelesaikan
pekerjaannya.Ibu Nova dan Ibu Yuni merupakan salah satu contoh wanita karier yang lebih mengutamakan segala urusan di kantor.
Tantangan yang dihadapi wanita pekerja salah satunya adalah pulang kerja larut malam. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemauan atasan akan
menimbulkan masalah. Tidak jarang juga mereka mendapat teguran dari atasan. Tantangan yang dihadapi dari keluarga adalah suami yang complain jika pulang
terlalu malam. Suami memiliki ketakutan-ketakutan sendiri jika istri pulang sampai larut malam, kecemburuan yang mungkin dirasakan suami jika istri
pulang terlalu malam ditambah dengan rekan kerja yang didominasi oleh laki- laki. Kiprah wanita di sektor publik memungkinkan wanita untuk bisa bergaul
luas dengan orang luar dibanding dengan wanita yang hanya di rumah saja. Jika dilihat dari peran wanita sebagai istri maka wanita harus senantiasi
melayani suami, mendampingi suami. Istri yang sudah bekerja sampai larut
Universitas Sumatera Utara
malam maka sampai di rumah sudah letih dan capek, maka waktu bersama suami dan anak sudah berkurang. Seperti kasus Ibu Nova yang mengatakan
bahwa anak lebih dekat dengan PRT daripada dengannya. Hal ini bisa menjadi masalah jika terus terjadi. Anak tidak memiliki hubungan yang dekat dengan
ibunya padahal Ibu merupakan seorang pendidik awal bagi pertumbuhan anak. Kasus lain yang dialami Ibu Lili yang dulu sempat berjauhan dengan
suami karena mengutamakan bekerja sebagai guru TK di Gunung Pamela.Ibu Lili sudah menomorduakan perannya sebagai istri. Meskipun pada akhirnya Ibu
Lili mau menerima saran suami untuk pindah bekerja di Medan. Jika hal tersebut lebih lama terjadi akan mungkin terjadinya konflik, suami bisa merasakan
fungsinya sebagai kepala keluarga yang mengatur keluarga tidak didengar. Terlebih sebagai suami yang harus senantiasa dilayani dan didampingi. Wanita
sebagai istri harus tunduk kepada suami dan suami harus senantiasa menyayangi istri. Hal tersebut yang juga sesuai dengan ajaran agama.
Keluarga yang memperbolehkan istri untuk bekerja adalah keluarga yang sudah menganut pola keluarga “neotradisional” yaitu keluarga yang berpendapat
bahwa istri dapat bekerja di luar rumah berdasarkan motivasi tertentu yang dapat memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarganya dalam Saparinah-Sadli, dalam
Kompas, 23 Mei 1991 dalam Hubies 2010 . Dalam menjalankan peran di sektor domestik dan publik ada wanita
pekerja yang memutuskan untuk menghadapi kedua tugas tersebut, ada sebagian yang mengutamakan sektor publik namun menggantikan perannya di rumah
menggunakan jasa PRT, Baby sitter, Guru Les, dll. Hal tersebut merupakan
Universitas Sumatera Utara
strategi yang dilakukan agar pengasuhan anak dan urusan rumah tidak terbengkalai
Wanita pekerja sebaiknya tidak dipandang suami sebagai seseorang yang hanya mengejar karier dan melalaikan tugas domestiknya. Peran perempuan
sebagai istri adalah manajer di rumah. Meskipun memiliki PRT Pembantu Rumah Tangga untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah namun
seluruh tanggung jawab tetap ada di istriperempuan. Jika urusan rumah terbengkalai tetap istri yang disalahkan oleh suami.
Menurut Tan 1996 menyatakan bahwa Perempuan berkeluarga yang berperan ganda harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan karena wanita
pekerja juga kerap kali menghadapi tekanan dari lingkungan. Ketika mendapatkan tekanan dari lingkungan, perempuan harus melakukan adaptasi
diri, yang berarti mengubah diri sesuai keadaan lingkungan dan juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan diri
Peran ganda perempuan membawa dampak pada pergeseran nilai dalam keluarga yaitu berupa perubahan struktur fungsional dalam kehidupan keluarga
seperti pola penggunaan waktu dan kegiatan untuk keluarga, urusan rumah tangga, pekerjaan, sosial ekonomi, pengembangan diri dan pemanfaatan waktu
luang. Pola pembagian tugas dalam keluarga didasarkan pada status individu yang ada dalam keluarga, peran ganda yang dijalani perempuan membuat beban
kerja dan kebutuhan alokasi waktu bagi perempuan bertambah akibat beban kerja yang bertambah
.
Universitas Sumatera Utara
Pola pengambilan keputusan yang menyangkut belanja pasar didominasi perempuan. Peran ganda yang dijalani perempuan membuat pola interaksi
dengan keluarga berlangsung timbal balik dan saling membutuhkan baik ketika berada di dalam maupun di luar rumah. Adapun pola pengelolaan pendapatan
dan pemanfaatan pendapatan keluarga didasarkan oleh tanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Peran ganda perempuan membawa konsekuensi pada terjadinya perubahan pranata ataupun struktur sosial di dalam keluarga. Pranata merupakan
suatu sistem norma khususnya yang menata suatu rangkaian tindakan mantap untuk memenuhi kebutuhan khusus dari manusia dalam kebutuhan
bermasyarakat. Pranata keluarga adalah pranata yang berfungsi memenuhi kebutuhan keluarga dan kekerabatan. Juga disebut satuan terkecil dari dalam
kehidupan masyarakat tetapi pertalian keluarga biasanya juga terdiri dari orang- orang yang berhubungan dengan kita
. Sikap individualismenya akan muncul
secara nyata ketika ia lupa akan jati dirinya dan keluarga yang dulu menaunginya. Industrialisasi merupakan sebuah ancaman bagi keberlangsungan
keluarga besar di Indonesia dan ini akan memicu terjadinya sikap individualism yang berlebihan oleh orang-orang. Industrialisasi yang akan menyibukkan
orang-orang itu dan pada akhirnya terjadi perubahan cara pandang mereka tentang keluarga karena waktunya disita oleh pekerjaan yang menuntut
segalanya serba cepat, tepat dan sebanyak-banyaknya dalam Sujarwa: 2001.
Universitas Sumatera Utara
Peran ganda perempuan merupakan perilaku dan tindakan sosial yang diharapkan dapat menciptakan stabilitas dan harmoni dalam keluarga.
Keterlibatan perempuan melakoni peran ganda tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti adanya motivasi, keinginan yang kuat untuk
mengaktualisasikan diri, adanya keyakinan dan penilaian positif terhadap diri sendiri akan kemampuan untuk melakukan hal-hal positif yang dapat membawa
pada keberhasilan di masa yang akan datang. Jika dilihat dari kehidupan di era modern saat ini, banyak juga perempuan yang tidak bekerja pada sektor publik
tetap menggunakan jasa pembantu rumah tangga atau pengasuh. Keluarga yang memiliki ekonomi yang kelas menengah atau atas akan menggunakan
PRTpembantu rumah tangga untuk mengurus segala pekerjaan rumah
Kehidupan Peran ganda yang dijalankan perempuan membuat perempuan melakukan beban ganda dalam hidupnya. Hal ini dapat memicu
terjadinya konflik. Definisi konflik peran ganda menurut Kahn dkk dalam Greenhaus Beutell,1985 konflik peran ganda adalah bentuk dari konflik antar
peran yang mana tekanan peran dari pekerjaan dan keluarga bertentangan. Paden dan Buchler dalam Simon, 2002 mendefinisikan konflik peran ganda
merupakan konflik peran yang muncul antara harapan dari dua peran yang berbeda yang dimiliki seseorang. Dalam pekerjaan, seorang wanita yang
professional diharapkan agresif, kompetitif, dan dapat menjalankan
Universitas Sumatera Utara
komitmennya dalam pekerjaan. Sedangkan di rumah, wanita sering kali diharapkan untuk merawat anak, menyayangi, dan menjaga suami dan anaknya
18
Peran sebagai istri yang dijalankan oleh wanita pekerja tidaklah sama. Kehidupan sebagai karyawan pelaksana maupun karyawan pimpinan.
4.1.3 Peran Wanita Sebagai Ibu