2. Lili Asmayani 48 tahun
Informan peneliti yang kedua adalah Ibu Lili Asmayani yang merupakan karyawati yang sudah bekerja selama 26 tahun di PTPN III. Ibu Lili merupakan
karyawati lulusan dari SD di Medan, SMP Joshua Medan dan SPG Guru TK di Medan. Ibu Lili tamat Sekolah Pendidian Guru SPG pada tahun 1985. Setelah
tamat dari SPG Guru TK kemudian Ibu Lili aktif mengajar di TK Gunung Pamela PTPN III pada tahun 1987-1998.
Gunung Pamela merupakan salah satu kebun yang ada di PTPN III. TK Gunung Pamela merupakan TK yang disediakan khusus untuk anak-anak yang
orang tuanya bekerja dan ditempatkan di Kebun Gunung Pamella. TK ini tidak hanya menampung anak-anak yang orangtuanya bekerja di PTPN III, namun TK
ini juga diperbolehkan untuk umum dengan biayauang sekolah yang berbeda. Pada saat dulu Ibu Lili mengajar uang sekolah sebesar Rp.1000,- untuk orang
dalam yaitu anak yang orangtuanya bekerja di PTPN III, sedangkan untuk umum di luar anak pekerja PTPN III membayar biaya sebesar Rp.2.500,-
Selain menjadi Guru TK di Gunung Pamela, Ibu Lili juga pernah mengajar di Kebun Sei Karang PTPN III. Ibu Lili bertemu dengan suaminya pada saat
bekerja di Kebun Gunung Pamella. Suami Ibu Lili merupakan karyawan di Kebun Gunung Pamela PTPN III pada saat itu. Ibu Lili menikah dengan suami
pada saat usianya 23 tahun. Selama aktif mengajar Guru TK di Gunung Pamella Ibu Lili tinggal di asrama putri. Asrama Putri merupakan fasilitas yang diberikan
PTPN III bagi staff pengajar seperti Ibu Lili.
Universitas Sumatera Utara
Setelah menikah Ibu Lili tidak lagi tinggal di asrama putri namun Ibu Lili tetapi tinggal bersama suami di rumah dinas PTPN III Kebun Gunung Pamella.
Setelah beberapa tahun pernikahan kemudian suami Ibu Lili dipindahkan ke Kandir PTPN III Medan bagian pelelangan. Ibu Lili dan suami sempat hidup
berjauhan selama setahun. Selama berjauhan suami Ibu Lili biasanya seminggu sekali datang ke Kebun Gunung Pamella untuk menemui Ibu Lili dan anaknya.
Kemudian suami Ibu Lili menyarankan agar Ibu Lili pindah ke Medan untuk ditempatkan di Kandir juga. Awalnya Ibu Lili menolak untuk dipindahkan
ke Kandir karena Ibu Lili merasa tidak mampu harus bekerja sebagai staff administrasi. Suami Ibu Lili membujuk Ibu Lili agar mau dengan mengatakan
semua pekerjaan itu belajarnya setelah di dalam. Kemudian Ibu Lili pindah dan ditempatkan di bagian Transformasi bisnis bagian administrasi yang menangani
tentang penomoran surat sampai sekarang. “Awalnya dulu saya berat untuk pindah ke Medan ikut suami karena
kesukaan saya dari dulu itu mengajar TK, kalau menurut saya TK itu bukan sekolah. Karena tidak pernah orang mengatakan sekolah TK,
namun TK saja. TK itu taman kanak-kanak, tempatnya anak bermain, belajar. Seluruhnya adalah dunia anak-anak”.
“Saya senang semua tentang anak-anak. Sewaktu suami saya menyuruh pindah ke Medan untuk kerja di kantor awalnya saya menolak karena
merasa tidak mampu. Namun suami saya bilang semua itu belajar di dalam, pasti bisa, dan memang tidak enak kalau berjauhan gitu dengan
suami”
wawancara mendalam dengan Ibu Lili Selama pernikahan Ibu Lili dan suami telah dikarunia 2 orang anak masing-
masing perempuan dan laki-laki. Anak Ibu Lili yang pertama pada saat ini duduk di bangku perkuliahan Semester V FKIP Bahasa Inggris dan anak kedua tinggal
di Jakarta Homeschooling Bulutangkis karena memiliki hoi bermain bulu tangkis
Universitas Sumatera Utara
dan memiliki banyak prestasi di bidang olahraga Bulu Tangkis. Anak Ibu Lili sering mengikuti lomba bulu tangkis dan mendapatkan juara.
“Anak saya yang laki-laki homeschooling di Jakarta karena dari kecil udah hobi main badminton. Terus sekolahnya dibiayai sama clubnya itu.
Karena sekolahnya itu menyatu, gedung sekolah dibawah dan gedung bulu tangkisnya diatas. Selain belajar pendidikannya juga harus berlatih
bulu tangkis setiap hari” wawancara mendalam dengan Ibu tenty
Pertama ditawarkan homeschooling Bulu Tangkis Club Candra Wijaya suami Ibu Lili tidak member ijin kepada anaknya. Suami Ibu Tenty ingin
anaknya sekolah di tempat umum. Tetapi anak Ibu Lili sangat menyenangi bulu tangkis dan ingin sekolah disana. Kemudian anak Ibu Tenty meminta agar
memberi izin homeschooling di Jakarta dan agar membujuk suami untuk memberi izin.
“Awalnya dulu ayahnya ga setuju, maunya anaknya sekolah di tempat umum aja. Tapi saya bilang kalau uda itu keinginan anak ya turutin aja.
Nanti di sekolahkan di tempat umum malah main-main karena ga sesuai keinginannya”.
wawancara mendalam dengan Ibu Lili
Pengambilan keputusan di keluarga tetap ada di suami. Karena suami adalah kepala rumah tangga. Namun keputusan yang diambil sudah didiskusikan
terlebih dahulu kepada anak dan istri. Kemudian suami Ibu Lili memberi izin agar anaknya homeschooling di Jakarta
Ibu Lili memiliki anak lelaki yang berprestasi dalam bidang olahrga khusunya bulutangkis, ada banyak prestasi yang pernah diraih anak Ibu Lili
seperti juara 2 bulu tangkis di Malaysia dan mendapat hadiah 10 juta rupiah. Setiap kali akan bertanding anak Ibu Lili selalu menelpon untuk meminta
restu dan doa dari Ibu Lili. Anak Ibu Lili sangat menyayangi Ibu Lili. Seperti
Universitas Sumatera Utara
yang perlombaan yang terakhir anak Ibu Lili mendapat juara. Anaknya menelepon Ibu Lili dan berkata “Mama, masih ada duitnya? Ini danang juara 2
bulutangkis” Anak Ibu Lili yang bernama Danang tinggal di asrama Jakarta dan
bergabung dengan Club Candra Wijaya, club yang menangani tentang bulu tangkis.Asramanya berada 1 lokasi dengan gedung bulu tangkis. Club ini
mempersiapkan muridnya menjadi atlet. Danang sudah dari SD sering mengikuti turnamen bulu tangkis.
Danang sangat menyayangi Ibunya baginya surga ada ditelapak kaki Ibu, Ayah danang atau suami Ibu Lili selalu berpesan untuk tidak melawan mama,
doa mama semua terkabul, jangan pernah menyakiti hati mama. Maka dari itu setiap kali akan bertanding Danang selalu meminta restu Ibu Lili..
Aktifitas sehari-hari yang dilakukan Ibu Lili mulai dari bangun tidur pukul 05.00 WIB kemudian sholat subuh. Setelah sholat kemudian Ibu Lili memasak
sarapan dan membereskan rumah kemudian mandi lalu sarapan bersama keluarga. Ibu Lili biasanya pergi ke kantor pukul 07.00 WIB. Ibu Lili pergi kerja
bersama suami yang juga bekerja di Kandir PTPN III. Sesampainya di kantor sekitar pukul 08.00 WIB Ibu Lili menyalakan komputer dan mulai bekerja.
Tugas Ibu Lili di kantor adalah mengerjakan bagian surat-menyurat, memberi penomoran pada surat dan juga mengagendakan surat. Ruangan Ibu Lili bekerja
adalah ruangan 3.12 TITB CMR bagian administrasi. PTPN III tidak memiliki waktu untuk istirahat, namun kita bisa mengatur
kapan kita akan istirahat. Kebanyakan karyawan mengambil waktu istirahat pada
Universitas Sumatera Utara
pukul 12.30 WIB waktu untuk ISHOMA Istirahat Sholat Makan . Setiap karyawan mengatur waktunya masing-masing, jika pekerjaan sudah selesai
karyawan bisa santai untuk istirahat namun tidak boleh untuk pulang ke rumah. Ketentuan waktu kerja di Kandir PTPN III yaitu dari pukul 08.00 WIB -
17.00 WIB. Karyawan pulang setelah bel berbunyi. Bel tersebut menandakan jam kerja telah berakhir. Berbeda lagi bagi karyawan yang lembur biasanya akan
mendapatkan upah sesuai dengan golongan dan lamanya waktu lembur. Istilah lembur dikhususkan untuk karyawan pelaksana. Untuk karyawan pimpinan tidak
ada istilah lembur. PTPN III memiliki pekerja yang didominasi oleh pria. Untuk di bagian 3.12
TITBCMR pekerja perempuan berjumlah 12 orang dan pekerja laki-laki sebanyak 88 orang, jumlahnya adalah 100 orang. Ibu Lili mengatakan bahwa
hubungan antar pekerja di PTPN III sangat baik. Terlihat juga selama penelitian di kantor 3.12 Kandir PTPN III suasananya menyenagkan. Pekerja saling
bertegur sapa dan bersenda gurau pada saat santai. “Insya Allah kalau hubungan saya dan pekerja yang lain baik-baik saja,
saling menghormati satu sama lain. Ya beginilah kalau lagi santai, ada yang bercanda-canda, nyanyi-nyanyi hehehee”
wawancara mendalam dengan Ibu Lili
Setelah selesai bekerja Ibu Lili biasanya pulang ke rumah bersama suami,
Ibu Lili pergi dan pulang bersama suami. Sebelum di bagian pelelangan, suami Ibu Lili ditempatkan di bagian Secretary Coorporate SC . Sewaktu dulu di
bagian SC jam bekerja suami lebih lama daripada sekarang. Ibu Lili senantiasa menunggu suaminya untuk pulang bersama.
Universitas Sumatera Utara
“Saya kalau pulang sama suami, pulangnya kan sama waktunya. Tapi waktu dulu masih di bagian SC lebih lama jadi saya nunggu lah mau
sampe jam 6 gitu biasanya pulang” wawancara mendalam dengan Ibu Lili
Sesampainya di rumah pukul 18.00 WIB yang dilakukan Ibu Lili adalah
istirahat, golek-golek istirahat sambil tiduran sambil menyalakan televisi, kemudian Ibu Lili mandi dan sholat. Rumah Ibu Lili sering dijadikan basecamp
tempat mengumpul untuk saudara-saudaranya. Adik kandung ataupun Adik Ipar adik dari suami Ibu Lili sering datang ke rumah membawa anak-anaknya.
Ibu Lili biasanya akan membeli makanan jika saudara datang. Kebetulan jarak rumah Ibu Lili dan saudaranya tidak berjauhan.
Saudara Ibu Lili sering datang ke rumah Ibu Lili dan Ibu Lili tidak pernah merasa keberatan. Ibu Lili senang jika banyak anak-anak di rumahnya, Ibu Lili
adalah wanita yang sangat menyenangi dunia anak-anak. Saudara-saudara bisa datang 3 kali seminggu. Saudara yang datang ke rumah bisa sampai pukul 22.00
WIB atau 23.00 WIB. “Saudara saya senang datang ke ruamh saya dan saya juga senang kalau
banyak anak-anak kecil di rumah saya. Biasanya pulang sampai jam 10 atau 11 sampai mereka sendiri yang mau pulang. Biasanya bilang yuk
yuk pulang, kakak udah ngantuk itu mau istirahat, besok kita datang lagi” wawancara mendalam dengan Ibu Lili
Ibu Lili memiliki hubungan yang baik dengan saudara iparnya. Suami Ibu Lili tidak pernah memaksakan Ibu Lili untuk bekerja, suami pernah mengatakan
“Mama gausah kerja aja’, namun Ibu Lili tetap memilih untuk bekerja. Tujuan dan motivasi Ibu Lili bekerja adalah untuk membantu suami dan keluarganya.
Ibu Lili mengatakan bahwa tidak semua keluarga adalah orang senang dalam
Universitas Sumatera Utara
artian tidak semua keluarga memiliki perekonomian yang mencukupkan, ada juga keluarganya yang susah.
“Saya bekerja ini juga untuk membantu keluarga saya. Saya itu 7 bersaudara. 5 laki-laki dan 2 perempuan. Kalau bagi saya laki-laki
merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam hidup , saya bekerja ini untuk adik saya jika adik saya yang laki-laki memerlukan
bantuannya saya bisa menolong. Jadi saya bisa membantu dengan gaji yang saya punya tanpa meminta kepada suami”
wawancara mendalam dengan Ibu Lili
Bantuan yang diberikan Ibu Lili tidak hanya kepada keluarganya saja,
seperti contoh tahun 2012 Ibu Lili mebantu adik iparnya yang harus operasi melahirkan dan tidak memiliki cukup uang. Sebelum Ibu Lili membantu
keluarganya atauoun keluarga suaminya Ibu Lili akan permisi kepada suami. Ibu Lili mengatakan bahwa uang yang dimiliki dari hasil kerja adalah uang
bersama, istri menerima gaji suami setiap bulannya. Untuk uang kuliah dan uang sekolah Ibu Lili serahkan kepada suaminya, Ibu Lili hanya memegang untuk
uang belanja dan keperluan sehari-sehari. Dari dahulunya sudah seperti itu dan sudah berdiskusi dengan suami, dan suami tidak mempermasalahkan. Ibu Lili
mengatur keuangan bersama dengan suami. Ibu Lili mengakui bahwa dirinya adalah orang yang tidak terlalu mandiri.
Dalam mengatur segala sesuatunya harus didukung oleh suami. Seperti contoh untuk urusan uang sekolah anak dan untuk pengeluaran biaya yang besar Ibu Lili
serahkan kepada suami. Hal ini sesuai dengan Teori Geertz yang mengatakan bahwa kemandirian merupakan hal yang begitu akrab dengan laki-laki dan
perempuan biasanya bergantung kepada laki-lakisuami.
Universitas Sumatera Utara
Suami Ibu Lili juga mengambil peran dalam mengatur urusan domestik terkhusus biaya pengeluaran sekolah anak, uang bulanan anak, dll. Jika
mendapatkan bonus yang diterima dari kantor biasanya akan ditabung dan tidak untuk dihambur-hamburkan. Ibu Lili memikirkan jangka panjang dan juga
peduli terhadap anak dan keluarganya. Ibu Lili merupakan seorang perempuan yang memiliki hobi menari dan
menyanyi. Selain bekerja hal yang sering dilakukan Ibu Lili adalah menyanyi dan menari. Ibu Lili menyukai tarian melayu dan lagu keroncong. Ibu Lili
memiliki band sewaktu di Gunung Pamella dulun dan Ibu Lili sebagai vocalist. Sedangkan selama di Kandir Ibu Lili menjadi salah satu anggota Band N3.
Band N3merupakan band dibawah naungan PTPN III. Anggota band N3 adalah pegawai-pegawai yang ada kandir PTPN III yang memiliki hobi bernyanyi dan
memainkan alat musik. Band ini biasa nampil pada saat acara-acara di Kandir PTPN III seperti maulid nabi, isra miraj, temu pisah, halal bihalal dan pesta
lainnya. Band N3 juga sering dipakai pada saat safari ramadhan keliling kebun, dan ini memiliki SPJ surat perjalanan dinas . Band N3 latihan di mess PTPN
III Jalan Kapten muslim setiap hari kamis dan jum’at, latihan rutin dilakukan seminggu dua kali. Anggota band N3 dikhususkan untuk pegawai yang ada di
kandir PTPN III. Untuk menjadi anggotamya dahulunya SDM menyediakan alat music kemudian dicoba memainkan alat music bagi yang memiliki hobby
bernyanyi atau bermain alat music. Prestasi yang dimiliki Ibu Lili yaitu beberapa kali menjuarai lomba
menyanyi lagu keroncong. Ibu Lili juga merupakan salah satu anggota sanggar
Universitas Sumatera Utara
tari, Ibu Lili menguasai tarian melayu. Ibu Lili juga pernah menjuarai lomba tarian melayu bersama teman-temannya di sanggar. Namun saat ini Ibu Lili lebih
sering untuk latihan bernyanyi bersama Band N3. Untuk latihan menari di sanggar Ibu Lili sudah jarang.
Ibu Lili menceritakan pengalamannya dahulu bahwa dulunya Ibu Lili takut untuk berumah tangga.
“Saya dulu takut untuk Berumah tangga, sewaktu lajang dulu saya berpikir apa bisa atau ga menjadi seorang istri, bagaimana kalau terjadi
konflik, dan banyaklah ketakutan-ketakutan lainnya dulu” wawancara mendalam dengan Ibu Lili
Table 4: Rangkuman Peran di Sektor Domestik dan Publik Ibu Lili
Sektor domestik
SUAMI ISTRI ANAK
DLL,sebutkan 1
Sholat Terkadang
memasak 2
Masak sarapan
Membersihkan rumah
3 Membersihkan
rumah 4
Masak makan
malam 5
Melayani suami
Sektor publik
8 Bekerja di
kandir bagian
pelelangan Bekerja
9 Mengikuti
sanggar tari 10
Latihan band
N3
Sumber:wawancara mendalam dengan Ibu Lili
Universitas Sumatera Utara
3. Wita 30 Tahun