commit to user
2. Peralatan Komunikasi
Peralatan komunikasi yang digunakan dalam novel Negeri Lima Menara adalah surat. Surat merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk
berkomunikasi dalam jarang yang sangat jauh. Alif berhubungan dengan pamannya yang ada di Mesir dengan saling berkirim surat. Hal ini dilakukan
beberapa bulan sekali. Begitu juga Alif ketika berada di Pondok Madani. Supaya dapat berkomunikasi dengan keluarga di Minangkabau dan berkomunikasi dengan
temannya, Alif mengguankan alat komunikasi surat. Hal tersebut dilakukan karena pada zaman tersebut telephon masih sangat jarang. Hal tersebut sesuai
dengan kutipan dalam novel sebagai berikut: Aku baca surat Pak Etek Gindo dengan penerangan sinar matahari yang
menyelinap dari sela-sela dinding kayu. Dia mendoakan aku lulus dengan baik dan memberi usul. AHMAD FUADI, 2011 : 12
3. Peralatan Konsumsi dalam Bentuk Wadah
Peralatan konsumsi yang diguanakan di Pondok Madani adalah piring dan gelas. Setiap anak membawa piring dan gelas sendiri-sendiri untuk makan. Dapur
tempat untuk menyediakan makanan tidak menyediakan peralatan makan. Petugas dapur hanya melayani murid yang membawa piring dan gelas sendiri serta
kupon.kupon tersebut digunakan untuk mendapatkan lauk. Hal ini dapat terlihat pada kutipan dalam novel sebagai berikut:
Di PM, dapur tidak menyediakan alat makan, kami harus membawa piring dan gelas sendiri-sendiri. Untuk mendapatkan lauk kami harus membawa
potongan kupon makan. Setiap bulan kami mendapat selembar kertas besar seperti kalender yang memuat angka dari satu sampai tiga puluh satu.
commit to user
Setiap kali makan kami membawa sobekan angka yang sesuai dengan tanggal hari ini.
“Intadzir. Tunggu. Saya lupa dimana menaruh kupon makan,” balasku sambil mengaduk-aduk lemari.
“Cepat, kita akan kalah dengan asrama sebelah” “Iya, tapi saya tidak punya kupon.”
“Ma fisy. Tidak ada. Ya nasib hari ini kurang baik”, gumanku berlalu tanpa kupon penting ini. Aku pasrah, tidak ada kupon, tidak ada rendang.
Sambil menenteng piring dan gelas masing-masing, kami berlari-lari kecil ke dapur umum. Kalau kami terlambat sedikit saja, antrian bisa mengular
sampai ke halaman dapur. AHMAD FUADI, 2011 : 120-121
4. Pakaian