commit to user
Supremasi orang Minang soal makanan sangat tampak dalam perjalanan ini. Hampir semua tempat makan di pinggir jalan lintas Sumatera dan
Padang memakai tanduk dan bertuliskan “RM Padang”. Di dalam ruangannya yang lapang tersusun meja dan kursi yang jumlahnya ratusan.
Speaker yang berbentuk kotak-kotak kayu ada di setiap sudut ruangan dan tidak henti-henti memperdengarkan lagi pop minang. AHMAD FUADI,
2011 : 23
Orang Minang yang membuka lestoran makanan selalu menggunakan atap tanduk dan bertuliskan “RM Padang”. Atap tanduk merupakan salah satu ciri
rumah gadang. Rumah gadang merupakan rumah adat daerah Minangkabau. Bagi sebagian besar orang menggunakan atap tanduk menonjolkan salah satu ciri khas
kebudayaan daerah. Hal itulah yang menjadi ciri khas orang Padang. Selain itu juga menggunakan tulisan RM Padang. Itu merupakan satu
kesatuan dengan atap bertanduk. Kedua ciri khas tersebut tidak bisa dipisahkan. Ibarat langit dengan bumi. Keduanya merupakan budaya dari orang Minang.
Selain itu, kebudaayaan lain dari Minang adalah tingkat derajat pedas pada makanan rendang. Semakin jauh dari Padang derajat pedasnya semakin
berkurang. Hal inilah yang menjadi kebudayaan yang sudah dianut oleh masayarakat Padang secar turun temurun.
B. Pembahasan
1. Pandangan Pengarang Terhadap Pondok Madani dalam Novel Negeri
Lima Menara
Langkah yang dilakukan pengarang dalam menciptakan karyanya terispirasi dari kisah pribadinya. Awalnya pengarang terpaksa masuk di
commit to user
pendidikan Pondok Madani. Pengarang ingin mewujudkan cita-cita menjadi seperti Habibie. Akan tetapi, keinginannya di tentang oleh orang tua pengarang.
Keinginan untuk masuk Pondok Madani timbul karena surat dari Etek Gindo. Keputusan pengarang untuk melanjutkan ke pondok merupakan keputusan
setengah hati. Selanjutnya keputusannya itu sirna seiring berjalannya waktu dan terlaksananya pembelajaran di Pondok Madani.
Ahmad fuadi sebagai pengarang novel Negeri Lima Menara memandang Pondok Madani adalah tempat membangun karakter anak bangsa. Dimana lulusan
Pondok Madani mampu bersaing di dunia kerja dan mampu bersaing di kancah luar negeri. Selain itu Pondok Madani merupakan tempat mengajarkan ilmu
pengetahuan dan wawasan yang luas. Hal ini sesuai dengan pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah
dalam UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 UU Sisdiknas. Karakter bangsa merupakan Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang
yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan virtues yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi
seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan
melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter
individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya
commit to user
yang berangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta
didik dari lingkungan sosial,budaya masyarakat, dan budaya bangsa. Pedoman Sekolah, 2010
Selanjutnya pengarang memiliki pandangan bahwa pengarang merupakan orang yang paling beruntung bisa menjadi murid Pondok Madani. Beruntung
Pondok Madani telah memberi bekal ilmu pembangun karakter. Pengarang juga merasa menjadi seorang anak muda yang dibentuk dengan totalitas pendidikan
yang iklas. Pondok Madani telah memberikan bekal untuk mengarungi kehidupan ini. Baik kehidupan yang senang maupun kehidupan yang susah. Bekal tersebut
melekat di dalam otak dan hati. Namun, semua itu tidak bisa lepas dari motivasi para kiai yang ada di Pondok Madani.
2. Aspek Sosial Budaya yang Terdapat dalam Novel Negeri Lima Menara