Kualitas Air untuk Budidaya Ikan

Jenis kerapu macan dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut: Gambar 2.1. Kerapu Macan Epinephelus fuscoguttatus

2.3. Kualitas Air untuk Budidaya Ikan

Umumnya budidaya kerapu di Indonesia menggunakan karamba jaring apung yang dilakukan di laut, tetapi pada saat ini juga masih terdapat budidaya secara tradisional di tambak. Menurut Suprakto dan Fahlivi 2007 bahwa kualitas air yang cocok untuk pemeliharaan ikan kerapu yaitu suhu berkisar antara 24-31 o C, salinitas antara 22-32 ‰, pH antara 7-8, kandungan oksigen terlarut diatas 3 mgL, nitrit yang aman dan tidak berbahaya adalah 0,1 mgL dan ammonia 0,6 mgL. Kadar ammonia yang tinggi di dalam air menyebabkan ikan melakukan penyerapan osmosis dengan cara mengurangi konsentrasi ion internal. Ammonia juga meningkatkan konsumsi oksigen oleh jaringan, merusak insang dan mengurangi kemampuan darah untuk melakukan transportasi. Adanya kadar subletal ammonia dapat meningkatkan sensitifitas ikan terhadap penyakit. Di Universitas Sumatera Utara dalam kolam dengan kepadatan tinggi dimana ikan diberi makan makanan tambahan, kadar ammonia dapat meningkat pada tingkat yang lebih tinggi Boyd, 1990. Ammonia diproduksi dari penguraian protein untuk memperoleh energi dan dikeluarkan melalui insang sebagai pertukaran dengan sodium sebagai bagian dari sistem regulasi ion. Daya racun ammonia menurun sejalan dengan meningkatnya salinitas air diatas 30 ‰ Andrews et al., 2003. Boyd 1990 juga mengatakan bahwa di air, ammonia nitrogen mempunyai 2 dua bentuk yaitu ammonia tidak terionisasi NH 3 yang menyebabkan toksisitas pada ikan dan ammonia terionisasi NH 4 yang tidak menyebabkan toksisitas bagi ikan. Nitrit merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat nitrifikasi, reaksinya berlangsung dengan cepat dan dipengaruhi oleh jumlah konsentrasi ammonia yang dioksidasi sehingga memiliki orde reaksi 2 K 2 . Nitrit berbahaya karena nitrit bergabung dengan ion hidrogen membentuk asam nitrous HNO 2 -N yang berupa asam kuat dan karena tidak bermuatan listrik sehingga dengan bebas dapat berdifusi melintasi membran insang atau melalui transport aktif. Mekanisme efek toksik nitrit adalah ketika asam nitrous berdifusi ke dalam darah melalui insang lalu bereaksi dengan besi II Fe 2+ menghasilkan besi III Fe 3+ . Hal ini akan mengurangi kemampuan sel darah merah untuk mengikat oksigen, yang mengakibatkan penyakit darah coklat methemoglobin yang dapat mematikan ikan karena kekurangan oksigen hypoxia Boyd, 1990. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI