Tabel 3.1. Alat yang digunakan dalam penelitian No Alat
Satuan Spesifikasi Kegunaan
Keterangan 1 Hand
Refractometer ‰
Merek Atago Hand- Held Refractometer
Made in Japan, range salinity 0-100‰
Mengukur salinitas
Insitu
2 pH-meter
- Merek Eco Testr pH,
ketelitian 0,1 Mengukur
derajat keasaman
pH Insitu
3 DO-meter mgL Merek YSI 550A,
ketelitian 0,01 mgL Mengukur
oksigen terlarut
Insitu
4 Termometer
o
C Air raksa
H
g
Mengukur suhu
Insitu 5
Botol sampel ml
Volume 200 ml Wadah
sampel air Insitu
6 Timbangan g Merek
Tanita, Kapasitas 2000 g
Menimbang berat ikan
Insitu 7
Penggaris cm
Merek Joyko, kapasitas 30 cm
Mengukur panjang
ikan Insitu
8 DR890 Colorimeter
mgL Merek HACH
Analisis ammonia
dan nitrit Eksitu
3.3.1 Rancangan Percobaan
Dalam penelitian ini digunakan Rancangan Acak Lengkap RAL non faktorial karena memakai 1 faktor perlakuan dan nilainya berubah-ubah yaitu:
perlakuan dalam penelitian ini ialah penggunaan dosis probiotik 1 mgL, 2 mgL, 3 mgL pada air media pemeliharaan gelondongan ikan kerapu macan. Maka
dalam penelitian ini menggunakan tiga perlakuan dan satu kontrol. Sedangkan untuk ulangan masing-masing perlakuan akan mendapatkan ulangan sebanyak 3
kali. Sehingga diperlukan petak percobaan sebanyak 12 petak, yang penempatannya dilakukan secara acak terhadap semua petak pengamatan
Lampiran 3.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah taraf pada faktor perlakuan dosis probiotik adalah sebagai berikut: Taraf perlakuan: - A = Dosis probiotik 1 mgL
- B = Dosis probiotik 2 mgL
- C = Dosis probiotik 3 mgL
- Kontrol
3.3.2 Prosedur Penelitian
Tahapan dari kegiatan penelitian ini meliputi: persiapan tambak, penebaran ikan, pemberian pakan, pemberian probiotik, monitoring kualitas air
suhu, derajat keasaman pH, salinitas, oksigen terlarut DO, ammonia dan nitrit, uji TPC Total Plate Count untuk mengetahui jumlah bakteri secara umum
dan panen. a.
Persiapan Tambak Persiapan tambak sangat diperlukan untuk menjaga kestabilan dari
perubahan kualitas air yang akan mengakibatkan ikan akan mudah terserang penyakit yang pada akhirnya akan menimbulkan kematian ikan kerapu macan
yang dibudidayakan. Adapun langkah-langkah persiapan tambak adalah sebagai berikut: 1 Dasar tambak dikeringkan, dijemur satu hari, dicangkul dan diratakan;
2 Tanah dasar di kapur untuk menstabilkan pH tanah. Untuk itu dapat digunakan kapur dolomite sebanyak 50-100 gm
2
; 3 Setelah itu, pupuk kandang ditabur dan diaduk dengan tanah dasar tambak sebanyak 100-200 gm
2
; 4 Setelah semuanya siap, tambak diari. Mula-mula ketinggian air 5-10 cm dan dibiarkan satu hari agar
terjadi mineralisasi tanah dasar tambak. Lalu tambahkan air lagi sampai ketinggian 100 cm.
Universitas Sumatera Utara
b. Penebaran Ikan
Padat tebar yang dilakukan dalam penggelondongan kerapu macan di lokasi penelitian adalah 8.000 ekortambak dengan ukuran ikan tebar 3-4 inci ±
7,5-10 cm. Hal ini didasarkan dengan diketahuinya jumlah dan ukuran benih yang telah dikembangkan oleh Bapak Effendi.
c. Pemberian Pakan
Dalam frekuensi pemberian pakan di lokasi penelitian untuk pemeliharaan gelondongan ini dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari sebanyak
10 dari bobot ikan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sunaryat 2004 yang menyatakan bahwa pakan diberikan 2 kali sehari untuk ukuran
penggelondongan. Adapun jenis pakan yang diberikan pada benih yaitu pakan ikan rucah ikan peperek, ikan mata besar, ikan merah, ikan bijinangka, ikan
gendang dan ikan tembang. Hal ini dikarenakan ikan rucah memiliki harga yang relatif murah, namun memiliki gizi yang masih mencukupi untuk benih ikan
kerapu macan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Tinggal et al. 2003, yang menyatakan bahwa secara umum untuk jenis pakan yang diberikan
pada ikan kerapu berupa ikan rucah segar karena memiliki harga yang relatif lebih murah dan mempunyai nilai gizi yang cukup.
Sebelum pemberian pakan dilakukan, pakan dibilas dengan air terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan pencincangan. Ukuran dalam pencincangan pakan
ini disesuaikan dengan bukaan mulut benih, penyiapan pakan untuk diberikan pada benih dilakukan secara bersamaan untuk diberikan pada pagi dan sore hari.
Setelah pakan siap, maka pakan yang akan diberikan pada sore hari dimasukkan
Universitas Sumatera Utara
pada box yang telah diberi es, agar pakan tersebut tetap segar sampai pada saat sore hari yang akan diberikan pada benih ikan kerapu macan. Sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Puja et al. 2003, menyatakan bahwa dosis pemberian pakan yang baik untuk kegiatan penggelondongan adalah 7,5-10 dari berat total benih
yang dipelihara. d.
Pemberian Probiotik Larutan probiotik ditebar ke dalam tambak sesudah selesai pemberian
pakan, sekitar jam 08.00 – 11.00 pagi. Dosis probiotik disesuaikan dengan perlakuan 1 mgL, 2 mgL, 3 mgL. Larutan probiotik ditebar seminggu sekali
ke dalam tambak, sekali seminggu air tambak diganti sebanyak sepertiga dari volume air tambak ± 5 cm. Dosis probiotik 1 mgL membutuhkan probiotik
komersial sebanyak 5 Lvolume air tambak 5.000 m
3
, dosis probiotik 2 mgL membutuhkan probiotik komersial sebanyak 10 Lvolume air tambak 5.000 m
3
dan dosis probiotik 3 mgL membutuhkan probiotik komersial sebanyak 15 Lvolume air tambak 5.000 m
3
Lampiran 4. Adapun langkah-langkah pemberian probiotik adalah sebagai berikut: 1 Probiotik komersial sebanyak 5 L
dimasukkan ke dalam ember yang berisi 5 L air tambak dan diaduk merata; 2 Setelah itu, larutan probiotik ditebar merata ke dalam tambak yang bervolume
5.000 m
3
air dengan menggunakan gayung. Hal yang serupa juga dilakukan pada pemberian dosis probiotik 2 mgL dan 3 mgL, tetapi yang berbeda pada
banyaknya probiotik komersial yang dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
e. Monitoring Kualitas Air
Selama pemeliharaan gelondongan kerapu macan berkisar 1 bulan, maka pengukuran kualitas air suhu, derajat keasaman pH, salinitas dan oksigen
terlarut DO diukur setiap hari. Ammonia dan nitrit diukur seminggu sekali. Sedangkan uji TPC dilakukan sebelum pemberian probiotik dan sesudah
pemberian probiotik. Pengukuran faktor fisika dan kimia yaitu: 1.
Suhu Pengukuran suhu dilakukan secara insitu dengan metode pemuaian yaitu
dilakukan dengan mencelupkan termometer H
g
dipermukaan air tambak selama beberapa menit hingga menunjukkan angka yang konstan.
2. Derajat keasaman pH
Derajat keasaman pH diukur dengan menggunakan pH meter. Sensor pH meter terlebih dahulu dicelupkan ke dalam larutan buffer serta atur knop
kalibrasi pH hingga angka 7,0 , kemudian dibilas dengan aquadest dan kertas tissu yang bersih. Setelah itu, sensor pH meter dicelupkan ke dalam air tambak
dan dibiarkan hingga angka yang ditunjukkan oleh layar pH meter menunjukkan konstan. Kemudian catat angka yang ditunjukkan pH meter
sebagai nilai pH air tambak. 3.
Salinitas Salinitas diukur dengan menggunakan hand refractometer. Terlebih dahulu
hand refractometer dinetralisasi dengan menggunakan aquadest. Angkat penutup kaca prisma, letakkan 1-2 tetes air tambak, kemudian tutup kembali
dengan hati-hati agar jangan sampai terjadi gelembung udara di permukaan kaca prisma. Lihatlah melalui kaca pengintai, dan akan terlihat pada lensa
Universitas Sumatera Utara
nilaisalinitas dari air yang sedang diukur. Bersihkan permukaan prisma setelah selesai digunakan.
4. Oksigen terlarut
Pengukuran oksigen terlarut dilakukan secara insitu dengan menggunakan DO meter. Sensor DO meter dicelupkan ke dalam air tambak selanjutnya baca
angka yang konstan ditunjukkan pada DO meter dan dicatat berapa besar oksigen terlarutnya.
5. Ammonia
Sampel air tambak diambil dengan menggunakan botol sampel, dimana air diambil pada keempat bagian sudut dan bagian tengah tambak. Kemudian
sampel air dibawa ke Laboratorium Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Sumatera Utara untuk dianalisis.
6. Nitrit
Sampel air tambak diambil dengan menggunakan botol sampel, dimana air diambil pada keempat bagian sudut dan bagian tengah tambak. Kemudian
sampel air dibawa ke Laboratorium Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Sumatera Utara untuk dianalisis.
Untuk mengetahui jumlah bakteri secara umum, dilakukan uji TPC sebelum pemberian probiotik dan sesudah pemberian probiotik. Sampel air
tambak diambil dengan menggunakan botol sampel, dimana air diambil pada keempat sudut dan bagian tengah tambak. Kemudian sampel air dibawa ke
Laboratorium Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Sumatera Utara untuk dilakukan uji TPC.
Universitas Sumatera Utara
f. Panen
Menghitung gelondongan kerapu macan yang masih hidup selama 1 bulan pemeliharaan dapat dilakukan setelah panen. Kelulusan hidup survival rate
gelondongan kerapu macan dapat dihitung dengan memakai rumus menurut Darmono 2003 adalah sebagai berikut:
100 x
No Nt
SR
dimana : SR = Survival Rate No = Populasi awal ekor
Nt = Populasi akhir ekor Sedangkan pertumbuhan panjang mutlak dan pertumbuhan berat mutlak
gelondongan kerapu macan dapat dihitung dengan memakai rumus menurut Effendi 1979 adalah sebagai berikut:
L
m
= L
t
- L
o
dimana: L
m
= Panjang mutlak ikan cm L
t
= Panjang individu rata-rata pada akhir penelitian cm L
o
= Panjang individu rata-rata pada awal penelitian cm W
m
= W
t
- W
o
dimana: W
m
= Berat mutlak ikan g W
t
= Berat akhir rata-rata individu g W
o
= Berat awal rata-rata individu g
3.3.3 Pengumpulan Data