Ammonia Kualitas Air Tambak

masuk ke dalam tambak kadar oksigen dapat lebih meningkat karena turbulensiarus air. Aleem, Hock dan Varner 1965 menyatakan bahwa perputaran oksigen terlarut dalam mengoksidasi nitrit adalah sebagai penerima elektron. Rees dan Nason 1966 menambahkan bahwa dalam mengoksidasi ammonia menjadi nitrit oleh Nitrosomonas, molekul oksigen menjadi pusat penerima elektron dan tidak dapat berhubungan secara langsung terhadap nutrien. Painter dan Prosser 1986 menyatakan bahwa proses nitrifikasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan yang optimal seperti suhu 20-30 o C dan batas oksigen terlarut 5-10 mgL. Hasil pengukuran DO selama penelitian masih berada dalam kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan kerapu yaitu 3 mgL Suprakto dan Fahlivi, 2007.

4.1.5. Ammonia

Ammonia dalam air tambak merupakan hasil perombakan dari senyawa- senyawa nitrogen organik oleh bakteri dari penambahan pupuk yang berlebihan, biota akuatik yang telah mati dan sisa pakan. Di dalam air ammonia terdapat dalam dua bentuk, yaitu ammonia terionisasi NH 4 + yang tidak menyebabkan toksisitas bagi ikan. Ammonia tidak terionisasi NH 3 yang menyebabkan toksisitas pada ikan. Kedua bentuk ammonia tersebut berada dalam air dalam keseimbangan seperti terlihat dari persamaan reaksi berikut: NH 4 + + H 2 O NH 3 + H 2 O. Senyawa ammonia sangat beracun bagi ikan karena dengan meningkatnya ammonia dalam air, ekskresi ammonia ikan menurun dan kadar ammonia dalam Universitas Sumatera Utara darah ikan budidaya meningkat. Dengan meningkatnya kadar ammonia mengakibatkan kebutuhan oksigen semakin meningkat, jika kebutuhan oksigen tidak terpenuhi akan merusak insang ikan yang mengakibatkan kemampuan darah membawa oksigen berkurang Boyd, 1990. Hasil pengukuran ammonia pada air tambak selama penelitian disajikan pada Tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2. Rata-rata kadar ammonia pada air tambak selama penelitian Perlakuan A 1 mgL B 2 mgL C 3 mgL Kontrol 0 mgL Kadar ammonia awal mgL 0,79 0,79 0,79 0,78 Kadar ammonia akhir mgL 0,64 0,59 0,47 0,81 Penurunan kadar ammonia mgL 0,15 0,20 0,32 0,03 Keterangan: Berbeda sangat nyata Pada Tabel 4.2 dan Lampiran 9 jelas terlihat bahwa perlakuan terbaik dalam menurunkan kadar ammonia adalah perlakuan C yaitu 0,32 mgL dibandingkan dengan kontrol yaitu 0,03 mgL F h 433 F t 0,01 7,59. Rata-rata kadar ammonia akhir pada perlakuan C sebesar 0,47 mgL masih mendukung untuk pemeliharaan ikan kerapu yaitu 0,6 mgL dibandingkan dengan kontrol yaitu 0,81 mgL. Hal ini disebabkan adanya peningkatan dosis probiotik dengan meningkatnya penggunaan dosis probiotik yang mendorong kadar ammonia semakin turun. Balcazar et al. 2006 menyatakan bahwa aplikasi probiotik di air pemeliharaan ikan mampu memperbaiki kualitas air. Moriarty et al. 2005 menyatakan bahwa probiotik komersial yang mengandung bakteri Bacillus sp. menghasilkan eksoenzim yang sangat efektif memecah rantai molekul protein Universitas Sumatera Utara menjadi mineral kembali. Proses regenerasi nutrien tersebut dapat berlangsung cepat apabila Bacillus sp. yang ditambahkan ke air tambak frekuensinya lebih sering dan kepadatannya tinggi. Bacillus sp. salah satu contoh bakteri probiotik yang efisien digunakan dalam budidaya perairan karena mampu mengkonversi bahan organik sisa pakan menjadi CO 2 yang digunakan dalam metabolisme sel. Jamilah 2011 melaporkan bahwa B. cereus memiliki isoenzim yang mampu mendegradasi dan mendetoksifikasi sisa pakan yang terdapat di tambak budidaya. Moriarty 1999 dan Suprapto 2005 menggunakan probiotik yang mengandung Bacillus , Lactobacillus, Nitrobacter sp. dan Nitrosomonas sp. untuk tambak udang dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas air melalui dekomposisi materi organik, menyeimbangkan komunitas mikroba serta menekan pertumbuhan patogen sehingga menyediakan lingkungan yang lebih baik bagi kehidupan udang. Bacillus mampu merubah senyawa nitrat menjadi nitrogen bebas dan menguraikan senyawa organik karbohidrat, lemak dan protein menjadi senyawa yang sederhana dan larut dalam air. Lactobacillus mampu merubah senyawa nitrat menjadi nitrogen bebas dan menguraikan senyawa organik karbohidrat, lemak dan protein menjadi senyawa yang sederhana dan larut di dalam air. Nitrobacter sp. mampu merubah senyawa nitrit menjadi nitrat. Nitrosomonas sp. mampu merubah senyawa ammonia menjadi nitrit. Pseudomonas sp. mampu merubah senyawa nitrat menjadi nitrogen bebas dan menguraikan senyawa organik karbohidrat, lemak dan protein menjadi senyawa yang sederhana dan larut dalam air. Aerobacter sp. mampu merubah karbohidrat menjadi asam lemak dan etanol. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suwoyo dan Mangampa 2010 melaporkan Universitas Sumatera Utara bahwa konsentrasi probiotik 4 mgL adalah perlakuan terbaik dalam menurunkan kadar ammonia selama 60 hari pemeliharaan udang vaname, kadar ammonia pada awal penelitian yaitu 2,0013 mgL kemudian menurun menjadi 0,3027 mgL. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aquarista et al. 2012 melaporkan bahwa konsentrasi probiotik 5 mgL adalah perlakuan terbaik dalam menurunkan kadar ammonia selama pembesaran ikan lele dumbo, kadar ammonia pada awal penelitian yaitu 0,22 mgL kemudian menurun menjadi 0,17 mgL.

4.1.6. Nitrit