53
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Awal
Kondisi awal subjek penelitian diperoleh melalui wawancara dengan guru kimia dan pengamatan langsung pada saat proses pembelajaran di dalam kelas.
Hasil wawancara dengan guru kimia tentang kondisi pembelajaran diperoleh antara lain sebagian besar siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, aktivitas
pembelajaran di dalam kelas masih rendah, guru menjadi pusat dalam pembelajaran dan komunikasi hanya berjalan satu arah, hanya sebagian siswa yang aktif mengikuti
pembelajaran. S
ebagian besar dari mereka kurang tertarik belajar kimia karena dianggap sulit dan membahas hal-hal abstrak yang terkadang menurut anggapan
siswa kurang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pengamatan pada saat proses pembelajaran siswa malu bertanya meskipun mereka belum memahami
materi yang disampaikan, kadang-kadang ada yang bermain-main sendiri di dalam kelas karena tidak tertarik bahasan yang disampaikan. Kondisi yang seperti ini
tentunya tidak diharapkan dalam proses belajar mengajar yang akan berdampak pada penguasaan konsep dan ketuntasan belajar mereka.
Data pada observasi awal diperoleh informasi bahwa nilai ulangan tengah semester masih sangat rendah dan masih banyak siswa yang tidak mencapai
ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar baru mencapai 34,21 dengan rata-rata 54.
54
Rendahnya hasil belajar dan aktivitas siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik bersumber dari dalam diri siswa sendiri maupun lingkungan. Metode
yang diterapkan guru sudah cukup baik namun kurang bervariasi yaitu hanya dengan menggunakan metode ceramah dan tugas. Kegiatan pembelajaran yang
monoton menyebabkan siswa kurang tertarik dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pemanfaatan sarana dan prasarana pembelajaran yang ada juga
masih sangat minim. Salah satu sarana dan prasarana pembelajaran yang perlu diberdayakan yaitu laboratorium komputer yang juga dilengkapi dengan fasilitas
internet. Perpustakaan sekolah juga dilengkapi dengan fasilitas internet, namun pemanfaatannya masih terpaku pada pencarian informasi yang tidak mendukung
kegiatan pembelajaran di sekolah. Menyikapi hal ini maka peneliti bersama guru
kimia mendiskusikan kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi
siswa.
Tindakan yang disepakati, dengan menerapkan model pembelajaran CTL dengan memanfaatkan media internet website
karena tindakan ini dipandang cukup efektif dalam pembelajaran serta didukung fasilitas yang ada.
Melalui pendekatan CTL
siswa belajar kimia dengan mengaitkan materi dengan situasi nyata karena belajar akan lebih menarik dan berhasil apabila dihubungkan dengan pengalaman mereka.
Penggunaaan website selain menjadikan belajar menjadi mudah, siswa juga mendapatkan referensi baru tentang sumber belajar, pengetahuan dapat mereka
peroleh tanpa batas ruang dan waktu. Internet diharapkan mampu menarik minat dan antusiasme siswa dalam mempelajari teori pengetahuankognitif secara
mandiri serta meningkatkan keberanian siswa dalam bertanya, menjawab,
55
menyelesaikan masalah, dan mengemukakan pendapat sehingga belajar menjadi lebih bermakna. Selanjutnya dengan penerapan metode CTL berbasis web ini
diharapkan aktivitas pembelajaran di dalam kelas dapat meningkat dan guru tidak menjadi sumber satu-satunya informasi di dalam kelas sehingga penguasaan konsep
dan ketuntasan belajar juga dapat tercapai.
4.2 Hasil Penelitian