Kondisi Ekonomi Makro Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun 2014

Bappeda Kabupaten Landak Tahun 2012 Bab III Halaman 28 z{ | }{ ~ { { | €  { € }{‚ ƒ {„ € … † ‡ ˆ

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA

KERANGKA PENDANAAN

3.1. Kondisi Ekonomi Makro Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun 2014

Pada tahun 2013 perekonomian Kabupaten Landak tumbuh sebesar 6,05 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 2012 yang tumbuh sebesar 6,01 persen. Pertumbuhan ekonomi sebesar 6,05 dimaksud adalah merupakan peningkatan PDRB Kabupaten Landak tahun 2013 berdasarkan harga konstan tahun 2000 mencapai Rp. 1.927.902,85, berbanding tahun 2012 sebesar Rp. 1.817.896,65. Sedangkan PDRB Kabupaten Landak atas dasar harga berlaku tahun 2013 naik sebesar Rp. 433.818, 49 yaitu dari Rp. 3.720.288,43 pada tahun 2012 menjadi Rp. 4.154.106,92 pada tahun 2013. Gambaran dari hasil akhir pertumbuhan ekonomi ini menunjukkan PDRB per kapita Kabupaten Landak berdasarkan harga berlaku tahun 2013 mencapai Rp. 12.054.000. Nilai tersebut meningkat dibandingkan PDRB per kapita tahun 2012 yang mencapai Rp. 10.921.627,04. Pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan sektor-sektor yang membentuk PDRB. Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan atau disebut juga pertumbuhan ekonomi, pada tahun 2012 mencapai 6,01 persen merupakan agregasi dari pertumbuhan sektor dan sub sektor pembentuk PDRB. Selama tahun 2012, seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Walaupun semua sektor mengalami pertumbuhan pada tahun 2012, namun jika dibandingkan 2011, ada sebagian sektor yang mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu: sektor pertanian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sector pengangkutan dan komunikasi, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sedangkan pada tahun 2011 jika dibandingkan pada tahun 2010, ada dua sektor yang mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu: sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa. Sementara sektor lainnya mengalami percepatan pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi pada tahun 2012 terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian yang mencapai 44,84 persen. Pertumbuhan sektor tersebut terutama didorong oleh penemuan intan yang cukup besar di Kabupaten Landak. Pada tahun 2012, sebagian besar sektor mengalami pertumbuhan cukup tinggi dengan pertumbuhan diatas lima persen, kecuali sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. Sektor yang dominan menggerakkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Landak pada tahun 2012 adalah sector pertanian. Hal ini dapat dilihat dari sumber pertumbuhan terbesar yang berasal dari sector Bappeda Kabupaten Landak Tahun 2012 Bab III Halaman 29 ‰Š ‹ ŒŠ  ŠŽ Š ‹   Š  ŒŠ‘ ’ Š“  ” • – — pertanian yaitu sebesar 2,13 persen. Sektor berikutnya yang memberikan sumbangan cukup besar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yang menyumbang pertumbuhan sebesar 1,50 persen. Walaupun dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup rendah pada tahun 2012, namun sektor pertanian tetap memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Landak. Kontribusi terbesar sumber pertumbuhan dari sektor pertanian adalah subsektor perkebunan. Dengan peningkatan produksi tanaman perkebunan terutama tanaman kelapa sawit dan karet, memicu pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Landak pada tahun 2012. Sejak Kabupaten Landak berdiri, kontribusi sektor pertanian memang cukup berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Landak. Selain itu sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor keuangan juga ikut berperan penting dalam meningkatkan perekonomian di Kabupaten Landak. Dari pertumbuhan ekonomi sektoral tersebut, kemudian membentuk struktur perekonomian Kabupaten Landak yang dicerminkan oleh kontribusi masing-masing sector terhadap PDRB. Sektor pertanian masih menjadi sektor yang dominan di Kabupaten Landak dengan peranannya sebesar 49,00 persen. Hal ini berarti bahwa naik turunnya pertumbuhan di sector pertanian akan sangat mempengaruhi naik turunnya pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan di Kabupaten Landak. Dengan demikian, sektor pertanian masih menjadi ˜ ‹ Š Œ ing sector atau dengan kata lain sebagai sektor pemimpin bagi sektor-sektor produksi lainnya dalam menyumbang perekonomian di Kabupaten Landak. Sektor perdagangan, hotel dan restoran masih tetap menjadi kontributor terbesar kedua setelah sektor pertanian dengan peranannya sebesar 21,43 persen. Sektor-sektor yang lainnya hanya memberikan kontribusi kurang dari 20 persen, yaitu sektor pertambangan dan penggalian memberikan peranan sebesar 2,30 persen; sector konstruksi 3,11 persen; sektor pengangkutan dan komunikasi 2,44 persen; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 4,73 persen; sektor jasa-jasa 6,67 persen. Sedangkan sektor listrik, gas dan air minum memberikan kontribusi terkecil. Rendahnya peranan sektor ini disebabkan karena masih terdapat daerah- daerah yang belum mendapatkan pelayanan listrik dan air bersih. Kemudian dilihat dari sisi PDRB penggunaan, peranan konsumsi rumah tangga masih mendominasi pembentukan PDRB Kabupaten Landak. Sebagai wilayah yang sebagian besar penduduknya masih tinggal dipedesaan, kondisi tersebut tidaklah mengherankan, karena umumnya pola konsumsi masyarakat di pedesaan cenderung untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dibandingkan dengan kebutuhan lainnya. Jika tahun 2008 nilai Bappeda Kabupaten Landak Tahun 2012 Bab III Halaman 30 konsumsi rumah tangga mencapai Rp. 1.489,06 milyar dengan persentase 61,38 persen seperti terlihat pada tabel 1, tahun 2012 nilainya mencapai Rp. 2.332,20 milyar atau 62,69 persen dari total PDRB. Indikator ini menunjukkan bahwa pola konsumsi masyarakat di Kabupaten Landak masih belum banyak berubah dan cenderung masih untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ketimbang untuk investasi atau yang lainnya. Dilihat lebih rinci, pengeluaran makanan menjadi pengeluaran utama dibandingkan dengan pengeluaran bukan makanan. Tahun 2012 pengeluaran konsumsi makanan sudah mencapai Rp. 1.371,49 milyar, sedangkan pengeluaran konsumsi bukan makanan Rp. 960,71 milyar. Ini berarti pengeluaran rumah tangga di Kabupaten Landak sekitar 58 persennya digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan, sedangkan sisanya baru digunakan untuk memenuhi kebutuhan bukan makanan. Dibandingkan komponen lainnya dalam PDRB penggunaan, komponen konsumsi lembaga non-profit di Kabupaten Landak masih sangat kecil peranannya. Hal ini terlihat dari sisi absolut maupun persentasenya paling rendah diantara komponen PDRB yang lain. Tahun 2012, nilai PDRB komponen lembaga non profit hanya mencapai Rp. 17,01 milyar atau sekitar 0,46 persen dari total PDRB. Dari segi jumlah, lembaga non profit yang ada di Kabupaten Landak masih sedikit sehingga pengeluaran yang dilakukan oleh lembaga-lembaga tersebut belum terlalu besar. Grafik 2. Distribusi Persentase Komponen PDRB Penggunaan Kabupaten Landak Tahun 2012 62.69

0.46 14.42

16.36 0.69