Bappeda Kabupaten Landak Tahun 2012
Bab III Halaman 30
konsumsi rumah tangga mencapai Rp. 1.489,06 milyar dengan persentase 61,38 persen seperti terlihat pada tabel 1, tahun 2012 nilainya mencapai Rp. 2.332,20 milyar atau 62,69
persen dari total PDRB. Indikator ini menunjukkan bahwa pola konsumsi masyarakat di Kabupaten Landak masih belum banyak berubah dan cenderung masih untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi ketimbang untuk investasi atau yang lainnya. Dilihat lebih rinci, pengeluaran makanan menjadi pengeluaran utama
dibandingkan dengan pengeluaran bukan makanan. Tahun 2012 pengeluaran konsumsi makanan sudah mencapai Rp. 1.371,49 milyar, sedangkan pengeluaran konsumsi bukan
makanan Rp. 960,71 milyar. Ini berarti pengeluaran rumah tangga di Kabupaten Landak sekitar 58 persennya digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan, sedangkan sisanya
baru digunakan untuk memenuhi kebutuhan bukan makanan. Dibandingkan komponen lainnya dalam PDRB penggunaan, komponen konsumsi lembaga non-profit di Kabupaten
Landak masih sangat kecil peranannya. Hal ini terlihat dari sisi absolut maupun persentasenya paling rendah diantara komponen PDRB yang lain. Tahun 2012, nilai PDRB
komponen lembaga non profit hanya mencapai Rp. 17,01 milyar atau sekitar 0,46 persen dari total PDRB. Dari segi jumlah, lembaga non profit yang ada di Kabupaten Landak masih
sedikit sehingga pengeluaran yang dilakukan oleh lembaga-lembaga tersebut belum terlalu besar.
Grafik 2. Distribusi Persentase Komponen
PDRB Penggunaan Kabupaten Landak Tahun 2012
62.69
0.46 14.42
16.36 0.69
6.77 Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Pembentukan modal TetapDomestik Bruto
Perubahan Stok Ekspor - Impor Barang dan Jasa
Bappeda Kabupaten Landak Tahun 2012
Bab III Halaman 31
Peranan konsumsi pemerintah di Kabupaten Landak tahun 2012 tercatat mencapai 14,42 persen atau senilai Rp. 536,33 milyar. Angka tersebut lebih tinggi dari tahun
sebelumnya yang hanya tercatat Rp 483,52 milyar atau 14,47 persen dari total PDRB. Konsumsi pemerintah sebenarnya dapat menjadi pemicu meningkatnya komponen PDRB
penggunaan yang lain. Dari belanja pegawai misalnya tentu akan mendorong tingkat konsumsi rumah tangga, sementara dari belanja barang dapat mendorong pembentukan
modal di daerah. Komponen pembentukan modal tetapdomestik bruto PMTB juga memiliki peran
yang cukup besar dalam PDRB. Secara absolut nilai PMTB terus meningkat, demikian pula peranannya cenderung meningkat. PMTB tahun 2011 tercatat Rp. 537,44 milyar atau 16,09
persen dari total PDRB. Pada tahun 2012 peranannya meningkat menjadi 16,36 persen dengan nilai Rp. 608,51 milyar.
Dalam perekonomian suatu daerah, selain investasi, perdagangan luar negeri dan perdagangan antar daerah, dalam hal ini ekspor dan impor juga mempunyai peran penting
untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Selama kurun waktu 5 tahun dari tahun 2008 sampai 2012, terjadi peningkatan ekspor barang dan jasa. Namun jika dilihat dari kontribusinya,
maka kontribusi ekspor menurun terhadap total PDRB. Pada tahun 2012 peranannya sebesar 17,39 persen senilai Rp. 646,86 milyar. Sedangkan peranan komponen impor sebesar 10,62
persen dengan nilai Rp. 394,98 milyar. Sehingga peranan ekspor netto ekspor-impor di Kabupaten Landak mencapai 6,77 persen.
Dari uraian sebelumnya tampak bahwa peranan pengeluaran konsumsi rumah tangga di Kabupaten Landak masih lebih tinggi dibandingkan investasi yang tercermin dari
PMTB. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa di Kabupaten Landak merupakan daerah yang berpeluang untuk lebih maju dan dapat dikembangkan mengingat letak Kabupaten
Landak yang strategis karena dilalui jalan internasional yang tentunya akan berpengaruh dalam kelancaran transportasi dan perdagangan. Namun dilihat dari pola konsumsi
masyarakat, bisa dikatakan masih terbelakang. Hal ini terlihat, dari tingkat pendapatan yang diterima penduduk masih rendah dan pola pengeluarannya bersifat konsumtif, yaitu
pendapatan yang diterima lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian dan perumahan.
Selanjutnya berdasarkan realitas pergerakan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir, dapat diperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Landak tahun 2014
Bappeda Kabupaten Landak Tahun 2012
Bab III Halaman 32
masih dalam pengertian pertumbuhan sedang sebagaimana tahun sebelumnya yaitu dalam kisaran 5-6 persen.
Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi
Kabupaten Landak
No Indikator Makro Ekonomi
Realisasi Proyeksi
Tahun 2011 Tahun 2012
Angka Sementara
Tahun 2013 Data Proyeksi
Tahun 2014
1 2
3 4
5 6
1. PDRB Berlaku Jutaan Rupiah
3.340.536.95 3.720.288,43
4.154.106,92 4.552.000,00
2. PDRB Konstan Jutaan Rupiah
1.714.765,87 1.817.896,65
1.927.902,85 2.037.000,00
3. Pertumbuhan Ekonomi
6,90 6,01
6,05 5,86
4. Laju Inflasi
5,99
5,05 na
Na 5.
Angka Kemiskinan 13,13
12,41 11,23
10,21 6.
Tingkat Pengangguran 3,18
4,80 3,24
3,94 7.
Disparitas Pendapatan Regional yang dilihat dari perbedaan:
- PDRB Perkapita Tahun Rupiah
9.939.707,65 10.921.627,04
12.054.000,00 12.997.000,00
- Besaran IPM
68,16 69,05
69,60 70,17
3.2. Tantangan serta Arah Kebijakan dan Sasaran Ekonomi Makro Tahun 2015